Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat Kabar Nasional Media Indonesia Dan Republika

ANALISIS FRAMING ISU TENTANG KONDISI PARTAI
ISLAM PADA SURAT KABAR NASIONAL
MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:
ARFIAN FAHRI
NIM: 109051000051

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2013 M

1

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


ANALISIS FRAMING ISU TENTANG KONDISI PARTAI
ISLAM PADA SURAT KABAR NASIONAL
MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Arfian Fahri
NIM 109051000051

Pembimbing

Bintan Humeira, M.Si
NIP 19771105 200112 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2013 M

i

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya diajukan untuk memenuhi salah
pernyataan memperoleh gelar sarjana 1 (S1) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil plagiat atau hasil jiplakan
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Oktober 2013

Arfian Fahri


ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat
Kabar Nasional Media Indonesia dan Republika telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pada tanggal 14 Oktober 2013 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 14 Oktober 2013

Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota

Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Jumroni, M.Si
NIP: 19630515 199203 1 006


Umi Musyarrofah, MA
NIP: 19710816 199703 2 002

Penguji I

Penguji II

Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP: 19700903 199603 1 001

Siti Nurbaya, M.Si
NIP: 19790823 200912 2 002

Dosen Pembimbing

Bintan Humeira, M.Si
NIP: 19771105 200112 2 002

iii


ABSTRAK
Arfian Fahri
109051000051
Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat Kabar Nasional
Media Indonesia dan Republika
Partai Islam sekarang ini mendapat sorotan tajam dari media. Hasil survey
LSI yang mengatakan suara partai Islam lebih rendah dari partai nasionalis menjadi
penyebabnya. Dari peristiwa tersebut media massa berusaha menciptakan opini
publik dari berita yang dibuat, seperti yang dilakukan oleh Media Indonesia dan
Republika. Media massa memiliki peran sentral dalam pembentukan opini publik
tentang peristiwa yang terjadi. Dengan kontruksi yang dibuat oleh media, terkadang
dapat membuat pembaca tidak sadar akan peristiwa yang benar-benar terjadi.
Dari penjabaran diatas, maka peneliti memunculkan pertanyaan penelitian
sebagai berikut yaitu Bagaimana Harian Umum Media Indonesia dan Republika
membingkai tentang kondisi partai Islam? Bagaimana bingkai tersebut diproduksi
oleh Media Indonesia dan Republika?
Dalam pemberitaan tentang kondisi partai Islam menghadapi Pemilu 2014
Media Indonesia dan Republika memberitakan dengan strategi pengemasan pesan
yang berbeda. Media Indonesia melihat peristiwa ini dari hasil survey yang

dilakukan oleh Lingkaran Survey Indonesia (LSI). Hasil survey tersebut mengatakan
bahwa suara partai Islam lebih rendah dibanding partai nasionalis. Media Indonesia
dalam menuliskan berita tersebut lebih menekankan pada tiga masalah yang ada
dalam tubuh partai Islam. Berbeda dengan Media Indonesia, Republika melihat
peristiwa ini dari hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Survey Nasional (LSN).
Dalam hasil tersebut tertulis partai Islam lebih bersih terjerat kasus korupsi dari
partai nasionalis.
Penelitian ini menggunakan metodologi paradigma konstruktivis dengan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menganalisis data temuan dengan
wawancara, dan dokumentasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisa
berita dengan model analisis data framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Model framing ini memiliki empat struktur dalam menganalisis teks yaitu sintaksis,
skrip, tematik, dan retoris.
Media Indonesia melihat pemberitaan tentang kondisi partai Islam dari tiga
permasalahan yang terjadi dalam tubuh partai Islam. Media Indonesia berpendapat
bahwa turunnya suara partai Islam pada survey Lingkaran Survey Indonesia (LSI)
disebabkan tiga permasalahan tersebut. Tidak memiliki program yang konkret,
intregritas tokoh yang lemah, dan semakin banyak partai nasionalis yang
mengakomodasi kepentingan Islam, itulah tiga masalah yang dialami oleh partai
Islam. Berbeda dengan Media Indonesia, Republika lebih melihat pemberitaan

tentang kondisi partai Islam dari keberhasilan mendapatkan predikat bersih dari
kasus korupsi. Predikat brsih tersebut didapatkan berdasarkan hasil survey yang
dilakukan oleh Lembaga Survey Nasional (LSN). Republika berpendapat predikat
yang didapatkan partai Islam itu akan menolong dalam mendapatkan perolehan suara
pada pemilu selanjutnya.
Kata Kunci: Partai Islam, Media Indonesia, Republika, Lingkaran Survey
Indonesia, Lembaga Survey Nasional.

iv

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Alhamdullilah was syukurulillah, segala puji peneliti panjatkan kepada Allah
SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan juga nikmat begitu
banyak sehingga dengan ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan juga salam peneliti panjatkan kepada baginda besar Nabi Muhammad
SAW, para sahabat, keluarga dan pengikutnya.
Peneliti menyadari, dalam penulisan skripsi ini tidak jauh dari kesalahan dan
kekeliruan. Kesempurnaan dan keberhasilan peneliti untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini tidak lain atas usaha dan upaya yang telah peneliti lakukan serta bantuan

yang sangat berharga dari beberapa pihak. Di tengah kesibukannya, mereka semua
menyempatkan memberi waktu luang untuk berbagi informasi dan motivasi bagi
peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dengan niat yang suci dan
ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang-orang
atas segala bantuannya teutama kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suparto, M.Ed selaku Wakil
Dekan I Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II
Administrasi Umum, Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Ketua Konsentrasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.Si
serta Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Umi Musyarrofah, M.A.
3. Dosen pembimbing skripsi, Bintan Humeira, M.Si yang telah banyak
memberikan pengarahan serta motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini
hingga dapat selesai dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada beliau, semoga Allah SWT senantiasa memberikan
keberkahan dan kebaikan setiap saat kepada beliau beserta keluarga.

v


4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya untuk
Drs. Masran, M.A selaku dosen pembimbing akademik KPI B angkatan 2009,
yang sangat berjasa dalam skripsi ini. Serta semua dosen yang telah mengajarkan
dan memberikan ilmu pengetahuan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
5. Segenap staf perpustakaan utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
6. Harian Umum Media Indonesia khususnya kepada Ade Alawi selaku Asisten
Kepala Divisi Pemberitaan, dan Harian Umum Republika khususnya kepada
Syaruhddin El-Fikri selaku Wakil Redaktur Pelaksana. Disela kesibukkannya
mereka telah meluangkan waktu untuk menjadi narasumber dalam penelitian ini.
7. Keluarga peneliti kedua orang tua tercinta (alm) Drs. H. Mustofa dan Hj.
Chotimah yang telah memberikan doa dan kasih sayang sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dan empat kakak kandung peneliti M. Irfan Hanif dan
mbak Faizah, Mizan Abidi dan mbak Ifa, Hadiyan Hamidi dan mbak Risvy,
Fadil Skripsiadi dan mbak Ria yang selalu memberikan dukungan kepada peneliti
dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Teman-teman jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2009, anggota
komunitas Gooners UIN, anggota KKN Beta 2012, teman-teman satu bimbingan
skripsi peneliti, dan seluruh kalangan yang sudah membantu peneliti dalam
pembuatan skripsi ini sehingga dapat selesai dengan baik.


Peneliti

Arfian Fahri

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................
ABSTRAK ......................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I

BAB II


BAB III

BAB IV

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................
C. Tujuan dan ManfaatPenelitian. ................................................
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................
E. Metodologi Penelitian................................................................
F. Sistematika Penulisan ...............................................................

1
3
4
5
6
11

KERANGKA TEORI
A. Teori Konstruksi Sosial ............................................................
B. Konstruksi Realitas Politik pada Media Massa ........................
C. Analisis Framing ......................................................................

13
20
30

GAMBARAN UMUM
A. Profil Media Indonesia .............................................................
1. Sejarah Singkat Media Indonesia .........................................
2. Visi dan Misi Media Indonesia .............................................
3. Struktur Organisasi Media Indonesia ...................................
B. Profil Media Republika ............................................................
1. Sejarah Singkat Republika....................................................
2. Visi dan MisiRepublika ........................................................
3. Struktur RedaksionalRepublika ............................................

43
43
45
47
48
48
53
55

TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Hasil Temuan Penelitian tentang Perbedaan Bingkai antara
Media Indonesia dan Republika ...............................................
1. Sintaksis ..............................................................................
a. Headline. .......................................................................
b. Lead. .............................................................................
c. Latar. .............................................................................
d. Kutipan Narasumber. ....................................................
e. Pernyataan. ...................................................................
f. Penutup. ........................................................................
2. Skrip ....................................................................................
a. 5W+1H .........................................................................

57
58
58
59
61
62
65
68
69
69

vii

3. Tematik ...............................................................................
a. Detail ............................................................................
b. Koherensi. .....................................................................
c. Bentuk Kalimat. ............................................................
d. Kata Ganti. ....................................................................
4. Retoris.................................................................................
a. Leksikon. ......................................................................
b. Grafis dan Metafora. .....................................................
B. Interpretasi ................................................................................

71
71
74
76
78
79
79
80
82

PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN

99
100
102

BAB V

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13

Proses Konstruksi Sosial Media Massa ......................................
Definisi Framing Menurut Para Ahli .….............................. ......
Model Framing Zhongdang Pan & Gerald M. Kosicki........ ......
Struktur Organisasi Media Indonesia .........................................
Struktur Organisasi Republika ....................................................
Headline Media Indonesia & Republika…………………… .....
Lead Media Indonesia & Republika………………………. ......
Latar Media Indonesia & Republik................ ............................
Kutipan Narasumber Media Indonesia & Republika………. .....
Pernyataan Media Indonesia & Republika…………………. ....
Penutup Media Indonesia & Republika …………………….. ...
5W+1H Media Indonesia & Republika…………………….. ....
Detail Media Indonesia & Republika……………………….. ...
Koherensi Media Indonesia & Republika…………………… ...
Bentuk Kalimat Media Indonesia & Republika ……………. ....
Kata Ganti Media Indonesia & Republika …………………. ....
Leksikon Media Indonesia & Republika …................………. ..
Grafis & Metafora Media Indonesia & Republika …..........… ..

ix

17
30
34
47
55
58
59
61
62
65
68
69
71
74
76
78
79
80

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

Surat Keterangan Penelitian Media Indonesia
Surat Keterangan Penelitian Republika
Teks Berita Media Indonesia
Teks Berita Republika
Hasil Wawancara Penelitian Media Indonesia
Hasil Wawancara Penelitian Republika

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Partai Islam sekarang ini mendapat sorotan tajam dari media. Hasil
survey yang datang dari berbagai sumber dalam waktu dekat ini membuat
partai Islam menjadi pembicaraan banyak pihak. Pembicaraan tersebut
mengarah pada kondisi partai Islam dalam hasil survey yang dilakukan oleh
Lingkaran Survey Indonesia (LSI). Pada hasil survey tersebut tercantum
bahwa suara partai Islam dibawah dari partai nasionalis. Partai Islam
mendapatkan suara yang rendah disebabkan belum memiliki pemimpin yang
cukup kuat untuk dicalonkan pada Pilpres 2014.
Faktor lain yang menyebabkan suara partai rendah adalah banyak
kader penting dari partai Islam yang terjerat kasus korupsi. Peristiwa tersebut
akan memunculkan sebuah opini publik yang mengartikan kejadian tersebut
secara general. Permasalahan yang terjadi pada partai Islam akan menciptakan
sebuah opini publik tentang kondisi partai Islam yang semakin menurun
menjelang pemilu 2014. Opini publik disini memiliki makna suatu opini yang
menyangkut isu atau kejadian yang mengandung keprihatinan (concern)
publik. Dengan demikian opini publik bukan banyaknya jumlah orang
melainkan karena sifatnya yang menyangkut isu publik tersebut.1

1

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah), h. 89.

1

2

Sangat tragis memang jika kita melihat partai Islam pada saat ini.
Dengan berlandaskan ideologi agama Islam, parpol Islam justru kian meredup
perolehan suaranya dalam ranah politik yang warga negaranya mayoritas
muslim. Perkembangan beberapa isu pada masyarakat luas yang membawa
agama Islam seperti kasus terorisme, dan anarkisme ormas Islam juga
berdampak pada nama baik parpol Islam di Indonesia.
Disini media sangat berperan dalam kejadian tersebut. Media massa
menjadi sarana penting untuk menyediakan pemenuhan hak untuk mencari,
menerima, dan menyampaikan ide-ide melalui media apa saja dan tanpa
mengenal batasan-batasan. Media berperan bukan hanya melaporkan kegiatan
politik seperti kampanye, tapi juga memberi panduan bagi masyarakat untuk
menentukan pilihan. Media diharapkan menyampaikan kepentingan publik
secara obyektif, tidak hanya mengizinkan, memiliki akses ke media.2
Media massa memiliki peran sental dalam pembentukan opini publik
tentang peristiwa yang terjadi. Dengan kontruksi yang dibuat oleh media,
terkadang dapat membuat pembaca tidak sadar akan peristiwa yang benarbenar terjadi. Menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki seperti yang
dikutip Eriyanto, framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan
lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga
khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Ada dua konsep dari framing yang
saling berkaitan yaitu psikologi dan sosiologi.3

2

Ahmad Faisol.dkk., Media, Pemilu, dan Politik, (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi,
2010), h. 10-11.
3
Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKIS,
2007), h.252-253.

3

Media Indonesia dan Republika merupakan surat kabar berskala
nasional dan cukup menonjol di Indonesia. Surat kabar ini memiliki potensi
untuk dibaca oleh masyarakat luas, sehingga pemberitaan yang dikeluarkan
sedikit banyak mempengaruhi pola pikir masyarakat. Pandangan masyarakat
luas tentang isi berita media massa ini berbeda. Opini masyarakat
menganggap berita yang disajikan Republika lebih mendukung agama Islam,
sedangkan Media Indonesia bersifat netral atau tidak memihak kalangan
tertentu. Oleh sebab itu peneliti memilih media massa ini dalam penelitian.
Peneliti menyadari tulisan pada surat kabar menjadi sebuah komunikasi yang
sangat efektif pada masyarakat luas untuk membangun kerangka ide-ide,
opini, pemikiran tentang masalah yang akan terjadi pada masyarakat luas.
Dengan media massa, pembaca dapat menciptakan kerangka pemikiran
tentang peristiwa yang sebenarnya. Penggunaan tulisan dan bahasa, para
pekerja media dapat menciptakan serta meruntuhkan sebuah realitas peristiwa.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin melihat bagaimana
Media Indonesia dan Republika dalam berita perkembangan isu kondisi partai
Islam dalam menghadapi pemilu 2014. Oleh sebab itu, peneliti bermaksud
mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi yang
berjudul: “Analisis Framing Isu Tentang Kondisi Partai Islam Pada Surat
Kabar Nasional Media Indonesia dan Republika”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah yang sudah
dipaparkan di atas, untuk membatasi masalah penulis memilih berita

4

mengenai kondisi partai Islam edisi tanggal 21 Oktober 2012 pada surat
kabar Media Indonesia dan edisi tanggal 17 Oktober 2012 pada surat kabar
Republika.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini
terangkum dalam pertanyaaan, yaitu:
a. Bagaimana

Harian

Umum

Media

Indonesia

dan

Republika

membingkai pemberitaan tentang kondisi partai Islam?
b. Bagaimana bingkai tersebut diproduksi oleh Media Indonesia dan
Republika?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita tentang kondisi
partai Islam di harian umum Media Indonesia dan Republika.
b. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan bingkai berita tentang kondisi
partai Islam terkait dengan ideologi yang dimiliki media di harian
umum Media Indonesia dan Republika.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua aspek yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis.

5

Manfaat Teoritis:
Dalam

segi

akademis

penelitian

ini

dilakukan

untuk

mengaplikasikan teori komunikasi terutama penelitian yang bersifat
kualitatif dengan menggunakan metode analisis framing. Diharapkan
penelitian ini dapat dijadikan sebuah bahan ilmu pengetahuan dan data
khususnya mengenai analisis framing tentang konsep pengemasan berita
media massa terhadap peristiwa atau kejadian pada masyarakat luas.
Manfaat Praktis:
Dapat dijadikan referensi untuk masyarakat luas agar mengetahui
bagaimana cara media mengkonstruk sebuah peristiwa. Peneliti juga
berharap dengan adanya penelitian ini masyarakat lebih kritis terhadap
pemberitaan yang dihadirkan oleh media, karena tidak semua pemberitaan
yang dihadirkan oleh media sesuai dengan peristiwa sebenarnya.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum menentukan judul skripsi ini, peneliti melakukan tinjauan
pustaka pada beberapa perpustakaan, yaitu perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Pada tinjauan tersebut peneliti menemukan beberapa judul skripsi yang
berkaitan dengan skripsi yang diteliti, yaitu:
M. Zaim Nugroho menulis tentang Analisis Framing Agresi Militer
Israel Di Jalur Gaza Pada Harian Kompas dan Republika, tahun 2009.
Persamaan skripsi ini menganalisis berita dengan membandingkan dua subyek
penelitian dan metodologi penelitian yang sama yaitu analisis framing

6

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicky. Perbedaan terletak pada pembahasan
jenis berita yang dianalisis. M. Zaim Nugroho membahas tentang persoalan
Hak Asasi Manusia (HAM).
Lia Kholisha menulis tentang Analisis Framing Berita Haji dan Idul
Adha Pada Surat Kabar Sindo dan Republika. Persamaan skripsi ini keduanya
menggunakan teori analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Perbedaannya terletak pada jenis berita yang dianalisis. Lia Kholisha
membahas persoalan sosial sedangkan peneliti membahas persoalan politik.
Ade Irfan Abdurahman menulis tentang Kekerasan Aparat Terhadap
Masyarakat (Analisis Framing Pemberitaan Konflik Mesuji Pada Surat Kabar
Republika dan Tempo), tahun 2012. Persamaan skripsi ini dalam proses
penelitiannya membandingkan berita dari dua surat kabar yang berbeda.
Perbedaannya terletak pada metodologi penelitiannya, Ade Irfan Abdurahman
menggunakan analisis framing Robert N. Entman.

E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Penelitian

ini

menggunakan

pendekatan

konstruksivisme.

Paradigma konstruksivis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah
realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Paradigma
konstruksivis menolak pandangan positivis yang memisahkan subyek dan
obyek komunikasi. Dalam pandangan konstruksivis, bahasa tidak lagi
hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas obyektif belaka
dipisahkan dari subyek penyampai pesan. Konstruksivisme justru

7

menganggap subyek (komunikator/decorder) sebagai faktor sentral dalam
kegiatan komunikasi serta hubungan sosial.4
Penelitian

yang

berlandaskan

paradigma

konstruktivisme

menggunakan pendekatan kualitatif. Istilah penelitian kualitatif merupakan
jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya. Bagi peneliti yang berlatar belakang
pada bidang pengetahuan seperti antropologi, atau yang terkait dengan
orientasi filsafat seperti fenomenologi, biasanya dianjurkan untuk
menggunakan metode kualitatif guna mengumpulkandan menganalisis
data.5
Berdasarkan jenis penelitian yang bersifat kualitatif, maka analisis
data berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses analisis
mengalir dari tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan hasil studi.6
Proses-proses analisis kualitatif tersebut dapat dijelaskan ke dalam tiga
langkah:
a. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, abstraksi, dan tranformasi data kasar yang diperoleh
di lapangan.7Pada proses reduksi data ini peneliti akan menyeleksi data
dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi, dengan cara
Terinspirasi komunikasi blog, ”Penjelasan Singkat Mengenai Paradigma Kualitatif dan
Kuantitatif., diakses pada 7 Juli 2013 pukul 14.33 dari
http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2012/12/paradigma-positivisme-konstruktivisme.html
5
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 2009), h. 5.
6
Agus Salim, Teori dan Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h. 22.
7
Agus Salim, Teori dan Penelitian Sosial, h. 22.
4

8

memfokuskan data yang lebih menarik, penting, berguna dan baru.
Data yang rasa tidak penting disingkirkan.8
b. Penyajian data (data display)
Alur terpenting yang kedua adalah penyajian data. Display data
merupakan proses mendeskripsikan kumpulan informasi secara
sistematis dalam bentuk susunan yang jelas untuk membantu penulis
menganalisa hasil penelitian.9
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclution drawing and
verification)
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi. Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan
interpretasi, dengan maksud untuk menemukan makna dari data yang
telah disajikan, misalnya dengan menghubungkan antara data satu
dengan yang lain.
Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur
peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran
orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan
bermanfaat. Dan lagi, data kualitatif lebih condong dapat membimbing
kita untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tak diduga sebelumnya
dan untuk membentuk kerangka teoritis baru; data tersebut membantu para
peneliti untuk melangkah lebih jauh dan praduga dan kerangka kerja
awal.10

8

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 338.
Agus Salim, Metode Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h. 23.
10
http://iskandarlbs.files.worldpress.com/ diakses pada 14 September 2013 pukul 13:51

9

9

Pada prosesnya nanti penelitian skripsi ini akan menjelaskan
tentang bagaimana surat kabar Media Indonesia dan Republika
mengkontruksi atau menuliskan realitas suatu kejadian yang diangkat
menjadi berita. Pemberitaan yang akan diteliti tentang berita kondisi partai
Islam melalui hasil survey LSI. Berita ini menjadi layak dan pantas
disediakan untuk dikonsumsi masyarakat luas dikarenakan Indonesia
menjadi negara muslim terbesar di dunia.
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah redaksi surat kabar Republikadan
Media Indonesia, sedangkan yang menjadi obyek penelitian ini adalah
berita tentang kondisi parpol Islam Media Indonesia edisi tanggal 21
Oktober 2012 dan Republika pada edisi tanggal 17 Oktober 2012.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara, dan
dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu seorang
tim redaksi yaitu Redaktur Pelaksana surat kabar Media Indonesia dan
Republika dalam upaya menghimpun dan mencari data yang akurat untuk
keperluan pelaksanaan proses pemecahan tertentu, yang sesuai dengan
data. Selain itu peneliti menghimpun data-data kepustakaan berupa buku
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Dokumentasi dengan cara pengumpulan data yang diperoleh
menggunakan catatan tertulis pada lokasi penelitian serta sumber-sumber
lain yang menyangkut masalah dan berhubungan dengan pembahasan
peneliti.

10

4. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
framing (pembingkaian) adalah suatu metode untuk melihat cara bercerita
(story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada
“cara melihat” media terhadap realitas yang dijadikan berita.11 “Cara
melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis
framing adalah metode analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana
media mengonstruksikan realitas. Analisis framing digunakan untuk
melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Analisis
framingini kemudian digunakan sebagai teknik analisis data untuk
menganalisis pemberitaan.
Model analisis penelitian yang digunakan ialah model Zhondang
Pan dan Gerald M. Kosicki. Perangkat framing ini menganalisis media
melalui struktur bahasadalam mengkonstruksi realitas. Analisis framing
model Zhongdong Pan dan M. Kosicki ini, membagiempat unsur besar
dalam menganalisis data. Keempat unsur tersebut dibagi kedalam
perangkat framing sebagai berikut.12
a. Struktur Sintaksis, wartawan menyusun berita. Struktur sintaksis
memiliki perangkat berupa headline, lead, latar informasi, kutipan
sumber, pernyataan, dan penutup.
b. Struktur Skrip, perangkat framingnya adalah kelengkapan berita, unit
kelengkapan berita berupa 5W+1H.
11

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (Yogyakarta; LkiS,
2002), h.4.
12
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 256.

11

c. Struktur Tematik, perangkat framingnya adalah detail, koheresi,
bentuk kalimat, kata ganti.

Sedangkan unit yang diamati adalah

paragraf atau proposisi.
d. Retoris adalah cara wartawan menuliskan fakta. Struktur retoris
mempunyai prangkat framing berupa leksikon/ pilihan kata, grafis,
metafor, dan pengandaian. Sedangkan unit yang diamati adalah kata,
idiom, gambar/ foto, dan grafis.
5. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di kantor berita Media Indoensia dan
Republika. Alamat kantor Media Indonesia Jl. Pilar Mas Raya Kav. A-D,
Kedoya Selatan, Komplek Delta Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta 115220 –
Indonesia. Email: mediaindonesia.com. Telp: +6221 581 2088, Fax: +6221
581 2102 (Redaksi), +6221 581 2110 (Iklan). Alamat kantor RepublikaJl.
Warung BuncitRaya No. 37 Jakarta Selatan 12510 – Indonesia.
Email:Sekretariat@republika.co.id.

F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembatasan skripsi ini, secara sistematis
penulisannya dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
BAB I: Pendahuluan, berupa latar belakang masalah, batasan, dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: Kerangka teori yaitu berupa teori konstruksi realitas sosial, konstruksi
realitas politik pada media massa, dan analisis framing.

12

BAB III: Gambaran umum surat kabar Media Indonesia dan Republika yaitu
berupa sejarah singkat,visi dan misi, profil pembaca, dan struktur redaksional.
BAB IV: Analisis temuan dan hasil penelitian yaitu berupa analisis temuan
teks berita Media Indonesia dan Republika dari empat struktur analisis
framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (sintaksis, skrip, tematik,
retoris) dan interpretasi.
BAB V: Penutup yaitu berupa kesimpulan dan saran dari penelitian yang
dilakukan dan menjadi penutup dari pembahasan penelitian ini.

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Teori Konstruksi Realitas Sosial
Teori konstruksi sosial merupakan salah satu teori yang digunakan
dalam metode analisis framing. Teori ini membahas tentang proses
pembentukkan sebuah realitas sosial sehingga memiliki sebuah makna.
Konstruksi sosial berasal dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari
pemikiran konstruksi kognitif. Konstruktivisme dijadikan sebagai sebuah kerja
kognitif individu untuk mengartikan yang terjadi di dunia realitas tentang
interaksi antara individu dengan individu lain. Hal ini menyebabkan individu
tersebut membangun tentang pengetahuan atas realitas yang dirasakan dari
interaksi tersebut, yang biasa disebut dengan skema/skemata. Konstruksivisme
seperti inilah yang dikatakan sebagai konstruksi sosial. Gagasan-gagasan
pokok konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh Giambatissta Vico,
seorang epistimolog dari Italia, ia adalah cikal bakal konstruktivisme.1
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann mengatakan bahwa sebuah
realitas sosial tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa kehadiran individu yang
berada di dalam ataupun di luar realitas tersebut. Pemikiran ini ditulis oleh
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul The
Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge
(1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya,

1

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 189.

13

14

dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang
dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.2 Suf kasman mengutip dari
Berger dan Luckmann mengatakan bahwa realitas memiliki makna ketika
realitas sosial tersebut dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh
orang lain, sehingga memantapkan realitas tersebut secara objektif.3
Sebagai makhluk yang memiliki pola pemikiran yang tidak terbatas,
manusia dapat mengartikan kenyataan yang terjadi dalam kehidupannya.
Manusia dapat memaknai potensi dirinya dan objek disekitarnya berdasarkan
pengamatan ketika sedang berinteraksi. Proses pemaknaan tersebut terjadi dari
tindakan yang berlangsung secara berulang-ulang. Dari proses ini timbul
kesadaran untuk mempersepsikan makna yang terkadung pada objek tersebut.
Pendekatan Berger dan Luckmann mengatakan terjadi dialektika antara
individu yang membentuk masyarakat atau masyarakat yang membentuk
individu. Proses dialektika ini berlangsung dalam tiga momen yaitu
eksternalisasi (penyesuaian diri), objektivikasi, dan internalisasi.
Pertama,

pada

proses

eksternalisasi

dikatakan

bawa

dunia

sosiokultural merupakan produk manusia.4 Dalam eksternalisasi, manusia
melakukan tindakan secara berulang-ulang karena mereka beranggapan hal
tersebut dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Eksternalisasi
merupakan tahap yang sangat mendasar yang terjadi dari proses interaksi
2

Burhan Bungin, Kostruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa,
Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger dan Thomas
Luckmann (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2008), h. 12-13.
3
Suf Kasman, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia (Badan Litbang dan Diklat
Kementrian Agama RI, 2010), h. 118.
4
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 193.

15

antara individu dengan masyarakat. Dengan demikian, tahap eksternalisasi ini
berlangsung ketika produk sosial tercipta di dalam masyarakat, kemudian
individu menyesuaikan dirinya ke dalam dunia sosio-kultural sebagai bagian
dari produk manusia.5
Kedua, tahap objektivasi merupakan hasil dari proses eksternalisasi.
Pada tahap ini individu melakukan objektivasi terhadap kondisi produk sosial.
Hal ini berlangsung tanpa harus saling berinteraksi artinya, objektivasi dapat
terjadi melalui penyebaran opini yang berkembang pada masyarakat tanpa
harus terjadi tatap muka antar individu.
Ketiga, tahap internalisasi lebih merupakan penyerapan kembali dunia
obyektif ke dalam kesadaran sehingga subyektif individu dipengaruhi oleh
struktur dunia sosial. Disini individu mengindentifikasi dirinya dengan
lembaga-lembaga sosial yang telah menjadi tempat terjadinya proses interaksi
individu tersebut.
Menurut Berger dalam buku Eriyanto, realitas itu tidak dibentuk secara
ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya,
realitas tersebut dibentuk dan dikontruksi.6 Setiap orang bisa mempunyai
konstruksi yang berbeda atas sebuah realitas. Hal ini juga terjadi pada para
pekerja media yang memiliki pemikiran tersendiri dalam mengkonstruksi
peristiwa yang terjadi dalam pemberitaannya. Seperti pada isi berita sebuah
media merupakan hasil pengamatan peristiwa yang dilakukan oleh para

5

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 194.
6
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: PT
LkiS Pelangi Aksara, 2008), h. 15.

16

pekerja media. Pada bagian ini konstruksi realitas itu terjadi. Dalam
mengkonstruksi peristiwa para pekerja media menggunakan bahasa dengan
sedemikian rupa untuk membentuk kontruksi pemberitaannya. Bahasa bukan
saja sebagai alat merepresentasikan suatu realitas, tetapi dapat digunakan
sebagai alat untuk menentukan gambaran seperti apa yang diciptakan oleh
bahasa tentang realitas tersebut. Oleh sebab itu, media massa mempunyai
peluang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang
dihasilkan dari realitas untuk dikonstruksi. Setiap upaya menceritakan sebuah
peristiwa, keadaan, benda atau apa pun, pada hakikatnya adalah usaha
mengkonstruksi realitas.7
Substansi teori konstruksi sosial media adalah pada sirkulasi informasi
yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat
cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk
opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis. 8Posisi
konstruksi sosial media massa adalah mengkoreksi substansi kelemahan dan
melengkapi kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan atas
konstruksi sosial dan realitas. Dari konten konstruksi sosial media massa,
proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai
berikut: (a) tahap menyiapkan materi konstruksi, (b) tahap sebaran konstruksi
(c) tahap pembentukan konstruksi, dan (d) tahap konsfirmasi.9

7

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 88.
8
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 203.
9
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 203-212.

17

Tabel 2.1
Proses Konstruksi Sosial Media Massa10

Berikut penjelasan mengenai tahapan-tahapan proses konstruksi sosial
pada media massa:
1. Tahapan Menyiapkan Materi Konstruksi
Menyiapkan materi konstruksi sosial pada media massa adalah
tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang
ada di setiap media massa. Masing-masing media memiliki desk yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Ada tiga hal
penting dalam mempersiapkan materi konstruksi sosialyaitu keberpihakan
media massa kepada kapitalisme, keberpihakan semu kepada masyarakat,
dan keberpihakan kepada kepentingan umum.11Pertama, keberpihakan
media massa kepada kapitalisme, seperti yang diketahui saat ini media
massa digunakan oleh kekuatan kapitalis untuk dijadikan sebagai mesin
penciptaan uang dan melipat ganda modal. Kedua, keberpihakan semu
10

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h.204
11
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 205

18

kepada masyarakat. Bentuk keberpihakan tersebut bisa secara empati,
simpati dan berpartisipasi pada program untuk masyarakat, tapi biasanya
hal tersebut kembali untuk menjual berita dan menaikkan rating acara
untuk kepentingan kapitalis. Ketiga, keberpihakan kepada kepentingan
umum. Dalam hal ini pada pemberitaan media murni memihak pada
kepentingan umum untuk menjalankan visi dan misi yang telah dibuat
sebelumnya. Hal ini dilakukan agar visi dan misi media tersebut tetap
terdengar oleh masyarakat.
2. Tahap Sebaran Konstruksi
Tahap ini memiliki prinsip bahwa semua informasi harus sampai
kepada khalayak secara tepat waktu berdasarkan agenda media. Disini
peristiwa yang dianggap penting oleh media, menjadi suatu yang penting
juga bagi para pembaca. Pada media cetak konstruksi sosial ini dilakukan
satu arah, dimana media menyodorkan informasi sementara konsumen
media tidak memiliki pilihan lain kecuali mengonsumsi informasi itu.12
3. Pembentukan Kontruksi Realitas
Pada tahap ini terdapat dua bagian dalam proses pembentukannya.
Pada bagian pertama, memiliki tiga tahap yaitu tahap pembentukan
konstruksi realitas melalui realitas pembenaran sebagai bentuk konstruksi
media massa yang terbangun di masyarakat cenderung membenarkan apa
saja yang disajikan oleh media massa sebagai sebuah realitas pembenaran.
tahap kesediaan dikonstruksi oleh media massa, yaitu pilihan seseorang
12

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 207.

19

untuk menjadi penikmat media massa bersedia pemikirannya dikonstruksi
oleh media massa yang mereka konsumsi. Terakhir tahap pilihan
konsumtif, pada bagian ini media massa merupakan bagian kebiasaan
hidup yang tidak dapat dilepaskan. Tiada hari tanpa menonton televisi,
membaca koran atau mendengar radio. Bila rutinitas tersebut tidak
dilaksanakan seseorang akan merasa ada suatu yang hilang dari hidupnya.
Pada bagian kedua, pembentukan konstruksi citra yang merupakan bentuk
yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Bentuk konstruksi citra yang
dibangun oleh media massa dibagi menjadi dua model, model good news
dan model bad news. Pada model good news objek pemberitaan
dikonstruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra baik sehingga terkesan
baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek itu sendiri,
sedangkan model bad news adalah sebuah konstruksi yang cenderung
mengkonstruksi kejelekan atau cenderung memberi citra buruk pada objek
pemberitaan. Setiap pemberitaan media massa memiliki tujuan-tujuan
tertentu dalam model pencitraan. Jadi, umpamanya pada kasus kriminal,
maka model bad news menjadi tujuan akhir, dimana terbentuknya citra
buruk sebagai penjahat, koruptor, terdakwa, maupun burunan.13
4. Tahap Konfirmasi
Tahap konfirmasi ini dianggap sebagai proses media massa
maupun khalayak memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap
pilihannya untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi. Bagi media,
13

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 209.

20

tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap
alasan-alasannya kontruksi sosial sedangkan bagi pemirsa atau pembaca,
tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan
bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.14

B. Kontruksi Realitas Politik Pada Media Massa
Sebelum kita membahas tentang realitas politik pada media massa, kita
harus mengetahui apa arti politik tersebut. Gun Gun Heryanto mengutip dari
Deliar Noer, politik dari terminologinya, merupakan aktivitas atau sikap yang
berhubungan dengan kekuasaan dan bermaksud untuk mempengaruhi dengan
jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat.15
Politik berasal dari bahasa Yunani politicos (menyangkut warga
negara), polites (seorang warga negara), polis (kota atau negara), dan politeia
(kewargaan). Beberapa definisi tentang politik, yaitu16
1. Menurut Lasswell, politik adalah siapa memperoleh apa, kapan, dan
bagaimana (who gets what, when, and how),
2. Politik adalah proses pembagian nilai-nilai dan wewenang,
3. Politik

adalah

bagaimana

memperoleh

kekuasaan,

bagaimana

memperagakannya, dan bagaimana mempertahankannya,
4. Politik adalah pengaruh,
5. Politik adalah tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan dan atau
memperluas tindakan lainnya,
14

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2006), h. 216.
15
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 4.
16
Riswandi, Komunikasi Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 1.

21

6. Politik adalah kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan
mereka dalam kondisi konflik.
Berdasarkan UU No 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan UU No. 8
Tahun 2008 Tentang Partai Politik, partai Politik didefinisikan sebagai
organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.17
Berbeda dengan di atas, Miriam Budiardjo mengatakan bahwa partai
Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya),
dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.18
Dari berbagai pengertian tentang politik yang sudah dibahas
sebelumnya, politik Islam dan partai politik maka dapat diketahui bahwa
partai politik Islam yang peneliti maksud ialah suatu kelompok orang-orang
Islam yang terorganisir dalam suatu wadah organisasi yang meletakkan nilainilai agama Islam yaitu Qur‟an dan Hadits sebagai dasar serta garis
perjuangan untuk menyampaikan aspirasi, maupun ide dan cita-cita umat

“Pengertian Partai Politik”. Artikel diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul
22.31 http://comboran.blogspot.com/2012/05/pengertian-partai-politik-adalah.html
18
“Pengertian Partai Politik”. Artikel diakses pada tanggal 26 November 2013 pukul
22.31 http://comboran.blogspot.com/2012/05/pengertian-partai-politik-adalah.html
17

22

Islam dalam suatu negara. Burhanuddin Mutadi, pengamat politik dari
Lembaga Survey Indonesia (LSI) mengatakan bahwa partai Islam itu terbagi
menjadi dua. Pertama ialah partai yang memang memiliki platform dengan
ideologi Islam, seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai
Keadilan Sejahtera (PKS). Kedua, ialah partai yang secara formal tidak
cantumkan Islam sebagai basis ideologinya, tapi basis utama konstituennya
Islam, seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB).19
Atau dapat dikatakan bahwa partai Islam merupakan sekelompok
orang yang beragama Islam kemudian membentuk sebuah organisasi politik,
yang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:20
a) Partai yang menggunakan Islam (Qur‟an, Sunah Rasul dan Syari‟ah)
sebagai azas dalam menentukan visi dan misi perjuangan partai,
b) Partai yang menggunakan Islam (Qur‟an, Sunah Rasul dan Syari‟ah)
sebagai landasan untuk kemantapan perjuangan partai,
c) Partai

yang

menggunakan

Islam

sebagai

dasar

ideologi

dalam

pembentukan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai,
d) Partai yang mempunyai program perjuangan untuk Islam, umat Islam,
serta kemaslahatan umat, baik lewat jalur parlementer maupun ekstra
parlementer, dan

“Definisi Partai Islam Itu Ada Dua”. Artikel diakses pada tanggal 29 November 2013
pukul 11.01 http://indonesiarayanews.com/news/politik-keamanan/12-24-2012-15-38/pengamatdefinisi-partai-islam-itu-ada-2#ixzz2m0B1ttXB
20
Tinjauan Umum Tentang Partai Politik Islam . Artikel diakses pada tanggal 26
November 2013 pukul 22:17 http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=795
19

23

e) Partai mempunyai mempunyai basis pendukung, kader, dan partisan yang
keseluruhannya beragama Islam.
Dalam kegiatan politik, partai politik tidak terlepas dari media massa.
Ini disebabkan karena media massa merupakan sumber yang berpengaruh
dalam pemberitaan politik. Menurut Astrid (1981:1), semua media massa yang
dimiliki pemerintah ataupun swasta, sebenarnya merupakan aparatur ideologi.
Media massa, terutama pers karena kemampuannya untuk menyebarluaskan
pendapat, dinilai sebagai sumber kekuasaan. Dengan sendirinya, semua alat
komunikasi, baik yang dimiliki negara maupun tidak, akan berusaha
mengemukakan yang terbaik.21
Baik media massa maupun sistem politik, keduanya merupakan wujud
yang tidak lepas dari kepentingan serta kecenderungan atau keberpihakannya
kepada sesuatu nilai baik yang berakar pada budaya maupun agama. Para
pelaku media senantiasa tunduk pada kepentingan-kepentingan tertentu
dengan mengabaikan kecenderungan dan keberpihakannya kepada sesuatu
yang dianggap benar menurut ukuran-ukuran subyektif yang dimiliknya.22
Peristiwa politik yang terjadi pada masyarakat akan selalu menjadi hal
yang menarik untuk media massa sebagai bahan liputan. Hal ini disebabkan
dilandasi oleh dua faktor yang saling berkaitan. Pertama, dewasa ini politik
berada di era mediasi (politics in the age of medation), yakni media massa,
sehingga hampir mustahil kehidupan politik dipisahkan dari media massa.

21

Mahi M. Hikmat, Komunikasi Politik: Teori dan Praktik (Bandung:Simbiosa Rekatama
Media,2010), h. 55.
22
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca
Orde Baru (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), h. 46.

24

Malahan para aktor politik senantiasa berusaha menarik perhatian wartawan
agar aktivitas politiknya memperoleh liputan dari media. Kedua, peristiwa
dalam bentuk tingkah laku dan pernyataan para aktor politik lazimnya selalu
mempunyai nilai berita sekalipun peristiwa politik itu bersifat rutin belaka,
seumpamanya rapat partai atau pertemuan seorang tokoh politik dengan para
pendukungnya.23
Politik komunikasi pemerintah yang dilaksanakan melalui media
massa seyogyanya senantiasa menjaga keseimbangan antara derasnya
informasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas secara timbal balik
(reciprocal two way communication) demikian pula kesimbangan dalam
menunjukkan perhatian terhadap ungkapan what do the media do with people
dan ungkapan what do people do with the media, yang berarti keseimbangan
antara informasi pemerintah yang wajib diketahui rakyat melaui media dengan
informasi yang ingin diketahui rakyat melalui media.24
Liputan politik juga lebih rum

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Konflik Israel dan Hamas (Studi analisis framing tentang pemberitaan konflik Israel dan Hamas pada surat kabar Republika)

0 48 107

KONTROVERSI ISU POLIGAMI AA’ GYM DALAM SURAT KABAR (Analisis Framing pada harian Jawa Pos dan REPUBLIKA)

0 16 2

KONSTRUKSI PEMBERITAAN "NEGARA ISLAM INDONESIA" DI SURAT KABAR (Analisis Framing di Surat Kabar Kompas dan Republika Edisi 1-5 Mei 2011)

0 19 41

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN FILM INNOCENCE OF MUSLIMS PADA SURAT KABAR HARIAN REPUBLIKA DAN KOMPAS

0 3 234

PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA.

0 3 17

ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 3 12

PENDAHULUAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 3 28

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 2 11

KESIMPULAN DAN SARAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 5 129

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA TENTANG NEGARA ISLAM INDONESIA (ANALISIS FRAMING REPUBLIKA DAN KOMPAS)

0 0 17