4
Realisasi Anggaran, Nota Perhitungan APBD, Laporan Aliran Kas, dan Neraca. Bagi pihak eksternal, LKPD yang berisi informasi keuangan daerah
akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik. Sedangkan bagi pihak intern pemerintah daerah,
laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian kinerja Surepno, 2013.
4. Kinerja Keuangan Pemrintah Daerah KKPD
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu entitas telah melaksanakan tujuan entitas tersebut dengan
menggunakan aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar Fahmi dalam Minarsih, 2015. Pengukuran kinerja yang bersumber dari informasi
finansial, seperti laporan keuangan, diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat Mardiasmo, 2009. Oleh karena itu, kinerja keuangan
pemerintah daerah menjadi suatu hal yang penting bagi pemerintah daerah dan pihak eksternal. Kinerja keuangan merupakan salah satu ukuran yang
dapat digunakan untuk memastikan kemampuan daerah dalam melaksanakan aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar untuk
mempertahankan layanan yang diinginkan .
Penilaianpengukuran kinerja terhadap lembaga atau organisasi tidak hanya berlaku pada lembaga atau organisasi yang berorientasi profit saja,
melainkan juga perlu dilakukan pada lembaga atau organisasi non komersial. Hal ini dilakukan dengan maksud agar dapat mengetahui sejauh mana
pemerintah menjalankan tugasnya dalam roda pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan Sesotyaningtyas, 2012.
5. Belanja Modal BM
Dalam PP No. 24 Tahun 2005 disebutkan bahwa belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian pengadaan aset tetap dan
aset lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 dua belas bulan. Belanja modal digunakan dalam kegiatan pemerintah, seperti dalam bentuk
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, buku perpustakaan dan hewan. Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, belanja modal
didefinisikan
sebagai pengeluaran
yang dilakukan
dalam rangka
pembelianpengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, dan aset tetap lainnya.
Sudarsana 2013 menyatakan bahwa belanja modal yang besar merupakan cerminan dari banyaknya infrastruktur dan sarana yang dibangun. Sehingga
semakin banyak pembangunan yang dilakukan akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga kinerja daerah akan lebih baik. Oleh karena itu,
hipotesis pada penelitian ini adalah: H
1
: Belanja modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan Pemda
kabupatenkota.
6. Intergovernmental Revenue IR