Kualitas Pelayanan Landasan Teori

25 Sanksi pidana memiliki 3 macam sanksi di dalamnya, yaitu sanksi pidana, kurungan dan penjara. Menurut Lederman 2015 beberapa negara memiliki sanksi perpajakan yang berbeda-beda, antara lain adalah denda pajak pada keterlambatan pengembalian pajak atau pembayaran pajak, perhitungan jumlah kena pajak yang tidak akurat, melakukan penipuan pajak penggelapan pajak, dan tidak mematuhi pelaporan atau pengungkapan kewajiban perpajakan nya.

5. Kualitas Pelayanan

Kualitas dapat diartikan dengan banyak penjelasan, karena persepsi dari setiap orang tentang makna kualitas dapat berbeda-beda. Pandangan seseorang tentang sesuatu yang dapat dikatakan berkualitas biasanya dilihat dari kesesuaian dan bebas dari kerusakan. Hardiningsih dan Yulianawati 2011 mengatakan bahwa, kualitas dapat didefinisikan sebagai kondisi yang memiliki hubungan dengan suatu produk, pemberian jasa, pelayanan seseorang, suatu proses dan suatu lingkungan yang dapat memenuhi atau melebihi dari harapan seseorang yang menginginkannya. Pelayanan dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain yang memiliki hubungan dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pihak kedua yang bersangkutan atas barang dan jasa yang diberikan. Pelayanan dalam perpajakan dilakukan oleh seorang fiskus yang merupakan petugas pajak, jadi petugas pajak memberikan 26 pelayanan dalam bentuk membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan Wajib Pajak. Petugas pajak yang berkaitan dengan Wajib Pajak kendaraan bermotor adalah petugas SAMSAT. Menurut Mustapha dan Normala 2014 kualitas pelayanan pajak dapat didefinisikan sebagai persepsi seluruh Wajib Pajak terkait dengan fasilitas elektronik dengan menggunakan layanan melalui koneksi internet, selain itu kualitas pelayanan juga diartikan sebagai penilaian Wajib Pajak dari tingkat administrasi perpajakan. Sesungguhnya salah satu strategi dari pemerintah khususnya Direktorat Jendral Pajak adalah strategi untuk meningkatkan kepuasan Wajib Pajak sebagai upaya untuk melakukan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan perpajakan. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan Wajib Pajak atas pelayanan perpajakan yaitu dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan seperti pelayanan prima, berkualitas dan penerapan budaya melayani dari petugas kepada Wajib Pajak. Terdapat beberapa langkah-langkah untuk mewujudkan pelayanan prima, antara lain: a. Sosialisasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009. b. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah sehubungan dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat. 27 c. Melaksanakan pendataan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. d. Memberikan penghargaan kepada penyelenggara pelayanan publik yang berprestasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Melihat dari beberapa langkah-langkah untuk mewujudkan pelayanan prima diatas, contoh nyata yang telah dilakukan oleh kantor SAMSAT Kota Magelang adalah dengan memberikan penghargaan untuk Wajib Pajak. Penghargaan yang diberikan adalah dalam bentuk doorprice yang secara rutin dilaksanakan 2 kali setiap tahunnya. Pemberian penghargaan ini tentunya dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak, dan penghargaan diberikan khususnya untuk Wajib Pajak yang telah tertib dalam membayar pajak terutangnya. Adanya penghargaan ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan meningkatkan penerimaan. Kualitas pelayanan sesungguhnya memberikan dorongan kepada Wajib Pajak untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan lembaga atau institusi. Ikatan hubungan yang baik akan memungkinkan institusi atau dalam hal ini adalah kantor pajak untuk memahami harapan dari Wajib Pajak, dengan demikian kantor pajak dapat meningkatkan kepuasan Wajib Pajak dengan melakukan pelayanan yang prima. Kualitas pelayanan perpajakan dapat diukur dari kualitas sistem informasi yang 28 digunakan oleh kantor pajak dan sumber daya manusia SDM. Wajib Pajak akan merasa puas atas pelayanan yang diberikan jika petugas pajak melaksanakan tugasnya secara profesional, disiplin dan transparan. Menurut Ariani 2009 terdapat lima dimensi pokok yang dapat menentukan kualitas jasa, yaitu: a. Bukti fisik tangibles, yaitu kemampuan suatu institusi dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal serta kemampuan sarana dan prasarana yang dapat diandalkan. b. Keandalan reliability, yaitu kemampuan institusi memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya dan kinerja dari petugas harus sesuai yang diharapkan Wajib Pajak. c. Daya tanggap responsiveness, yaitu kemauan untuk membantu Wajib Pajak dan memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat dengan penyampaian informasi yang jelas. d. Jaminan assurance, yaitu pengetahuan, sopan santun dan kemampuan petugas pajak untuk menumbuhkan rasa percaya Wajib Pajak kepada institusi Direktorat Jenderal Pajak. e. Empati empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi yang diberikan kepada Wajib Pajak dengan perupaya memahami kesulitan atau informasi yang dibutuhkan. 29

6. Kesadaran Wajib Pajak

Dokumen yang terkait

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN SEMARANG.

0 13 14

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI EMPIRIS PADA SAMSAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

1 14 25

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI EMPIRIS PADA SAMSAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)

13 44 110

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK PADA KEPATUHAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kend

0 5 14

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

0 5 17

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KONDISI LINGKUNGAN Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Dan Kondisi Lingkungan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Oran

0 6 18

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus Pada Wajib Paja

0 3 18

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus Pada Wajib Pajak yang Terd

0 2 14

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK - Perbanas Institutional Repository

1 1 17

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DIKOTA PALEMBANG

2 6 32