Hasil Analisa Data Pembahasan

Pada tabel 5.3 juga dapat dilihat jenis antipiretik yang digunakan pada anak demam hanya parasetamol 92 100,0, tidak ada terlihat penggunaan ibuprofen pada hasil penelitian ini.

5.2. Hasil Analisa Data

Sebanyak 92 sampel dalam penelitian ini dilakukan wawancara kepada orang tua dan para medis serta melihat data status pasien anak yang dirawat di bangsal anak ruang Rindu B di RSUP. Haji Adam Malik Medan. Data yang dikumpulkan dianalisa melalui uji Chi- square. Untuk melihat hubungan profil demam anak dengan pemberian obat antipiretik. Adapun uji chi-square pada kedua variabel penelitian ini dapat dinyatakan pada tabel berikut : Tabel 5.4 Analisa Uji Chi-Square Hubungan Profil Demam dengan Penggunaan Antipiretik Demam Antipiretik Total Nilai p + - + 51 18 69 0,006 - 23 23 Total 74 18 92 Tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dari 92 sampel anak demam yang dapat obat antipiretik, terdapat 51 orang anak demam yang dapat obat antipiretik dan pada 18 orang sampel anak demam yang tidak dapat obat antipiretik. Dari hasil wawancara dengan para medis mengatakan bahwa obat antipiretik selalu diberikan pada anak demam yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan, namun mereka lupa untuk menuliskannya didata status pasien. Tabel diatas juga menunjukkan 23 orang anak yang dapat antipiretik walaupun bebas demam, wawancara lebih lanjut dikatakan obat antipiretik tersebut digunakan sebagai analgesik, dan tidak ada anak yang bebas demam mendapat obat antipiretik. Didapatkan hasil pearson Chi-square p=0,006 yang berarti p=0,05. Jika di dapati nilai p=0,05, berarti hipotesis nol penelitian ditolak Ha=diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan ada hubungan antara profil demam anak dengan pemberian antipiretik p=0,05 Universitas Sumatera Utara

5.3. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui wawancara kuisoner kepada orang tua dan petugas medis yang menjaga anak, dan di tunjang dengan melihat data status pasien selama periode 4 bulan di ruang rawat inap anak Rindu B Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Didapatkan data-data demografi seperti jenis kelamin anak, pengukuran suhu, lama rawat, derajat demam anak selama 3 hari, pemberian antipiretik, frekuensi pemberian antipiretik, dan pemberian obat tambahan yang diberikan kepada anak yang dirawat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat anak demam yang dapat obat antipiretik sebanyak 51 orang. Ada juga anak yang tidak demam tapi tetap dapat obat antipiretik sebanyak 23 orang dan yang demam tidak dapat antipiretik sebanyak 18 orang. Dari hasil tanya jawab wawancara dengan orang tua dan tenaga medis, pemberian obat antipiretik untuk anak yang tidak demam hanya untuk membuat anak merasa nyaman dan menghilangkan rasa sakit akibat nyeri yang dirasakan. Pada penelitian ini didapat ada anak yang demam tapi tidak dapat obat antipiretik. Dari hasil wawancara dengan para medis dokterperawat yang menjaga anak bahwa sebenarnya obat antipiretik selalu diberi jika anak demam, hanya saja terkadang mereka lupa untuk menuliskannya didata status pasien. Sebelum pemberian obat terlebih dahulu dilakukan pengukuran suhu kepada anak untuk mengetahui derajat demam anak. Pengukuran suhu dilakukan sesering mungkin sebanyak 5-6 kali dalam satu hari untuk tetap memantau kondisi pasien. Frekuensi pemberian obat antipiretik perhari diberikan 3x1 hari untuk pemberian oral dengan dosis tergantung usia pasien dan berat badan pasien. Obat antipiretik juga diberikan tergantung kondisi pasien kalau perlu. Pemberian obat antipiretik tergantung kondisi pasien pada anak yang bebas demam diberikan untuk mengurangi nyeri dan membuat anak merasa nyaman. Karna banyak pasien yang juga memerlukan obat antipiretik walaupun kondisinya tidak demam. hanya saja antipiretik digunakan untuk efek analgesiknya. Semua anak demam yang dirawat inap di RSUP. Haji Adam Malik Medan diberi obat antipiretik yaitu parasetamol. Kecuali pada anak yang memilik penyakit gangguan hati, Universitas Sumatera Utara hipersensitivitas, dan penyakit ginjal tidak diberikan obat parasetamol. Karena obat parasetamol dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Dalam hasil penelitian ini tidak ditemukan penggunaan ibuprofen pada anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan, karena efek dari parasetamol lebih aman dibanding ibuprofen. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan teori yang mengatakan bahwa pemberian obat parasetamol lebih aman dibandingkan dengan obat antipiretik yang lain untuk anak karena parasetamol tidak menghambat fungsi dari platelet dan tidak menyebabkan perdarahan gastrointestinal sehingga dianggap lebih aman dibanding ibuprofen dan AINS lainnya. Selain itu parasetamol efektif dalam melawan demam Rachmawati 2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yag telah dilakukan sebelumnya oleh A. Perrott, dkk yang menyatakan bahwa penggunaan obat parasetamol lebih aman dibandingkan penggunaan obat ibuprofen untuk penggunaan jangka pendek nyeri anak atau demam. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu penelitian yang sangat terbatas sehingga jumlah sampel yang didapat hanya memenuhi jumlah sampel yang minimal dan hanya anak demam dengan penyakit serius saja yang dirawat di rumah sakit. Dalam wawancara kuesioner, beberapa orang tua hanya dapat menyebutkan jenis atau merek antipiretik yang diberikan dan tidak dapat memberikan keterangan dosis yang diberikan secara pasti. Sehingga peneliti hanya mampu melihat data status pasien. Didata status pasien juga masih ada beberapa yang kurang lengkap tentang pemberian obat antipiretik karena yang peneliti dapat ada beberapa anak yang demam tapi tidak dapat antipiretik padahal sebenarnya obat antipiretik tetap diberikan kepada anak demam. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN