Hubungan Penggunaan Antipiretik dengan Profil Demam Dibagian Anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan

(1)

HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIPIRETIK DENGAN PROFIL DEMAM

DIBAGIAN ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN

OLEH :

SYARIFAH LUTHFIAH SIREGAR

120100177

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIPIRETIK DENGAN PROFIL DEMAM

DIBAGIAN ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran”

OLEH :

SYARIFAH LUTHFIAH SIREGAR

120100177

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

(4)

ABSTRAK

Latar Belakang : Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari batas normal yang berhubungan dengan peningkatan set point di hipotalamus akibat infeksi virus dan bakteri atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.obat antipiretik yang sering digunakan adalah Paracetamol (Acetaminofen) dan Ibuprofen.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan penggunaan Antipiretik dengan profil demam dibagian anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Metode : Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode consecutive sampling diruang rawat inap anak RSUP. Haji Adam Malik Medan pada bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015. Data tentang penggunaan antipiretik diperoleh melaui wawancara kuesoner kepada orang tua dan tenaga medis yang merawat anak yang bersedia menjadi responden, dan derajat demam anak didapat melalui data status pasien. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Chi-square.

Hasil : Didapatkan 51 orang anak demam yang dapat obat antipiretik (parasetamol) di RSUP. Haji Adam Malik Medan selama periode penelitian. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan dengan nilai hasil chi-square (p=<0,05). Sebanyak 23 orang anak yang tidak demam tapi tetap dapat obat antipiretik untuk menghilangkan rasa sakit akibat nyeri.

Simpulan : Didapatkan hubungan yang bermakna antara pemberian antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

Kata Kunci : Demam, derajat demam, pemberian antipiretik dan jenis antipiretik \


(5)

ABSTRACT

Background : Fever is a rise in body temperature of the normal associated with increased set point in the hypotalamus the result of infection viruses and bakteria and the imbalance between the production and spending heat. Medicine antipyretic often used is parasetamol (asetaminofen) and ibuprofen.

Aim : To know relationship the use of profile antipyretic fever to your children in RSUP. Haji Adam Malik Medan.

Metods : Research conducted an observational study with cross-sectional study approach. Sampling was carried out through consecutive sampling method in patient rooms the RSUP. Haji Adam Malik Medan in September 2015 until Desember2015. Data on the use of antipyretic obtained through interview kuesoner to parent and medical workers child care is willing to be responden, and degrees fever the data was obtained through the status of medical records. Hypotesis testing is done using Chi-square test.

Result : Data obtained 51 the children can be drug antipyretic (parasetamol) in RSUP. Haji Adam Malik Medan over a period of reserch. Based on the result of data analysis obtained there are meaningful relation beetween the use antipyretic profile fiver children who are treated at RSUP. Haji Adam Malik Medan with results Chi-square (p=<0,05). 23 children without fever but still can antipyretic drugs to relieve the pain of pain.

Conclusion : a significant association between the administration of antipyretics febril children admitted to the profile section in the department of children at RSUP. Haji Adam Malik Medan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Karya Tulis ilmiah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan program studi Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah atas kesabaran, tenaga, dan waktu yang telah diberikan untuk membimbing penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. dr. Johannes H. Saing Sp.A (K) dan dr. M. Fauzi Siregar, Sp.Onk.Rad selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat berarti dalam membuat karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik.

3. dr. Delfi sp.M selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

5. Keluarga penulis yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan baik. Terutama kepada ayah, mama dan kedua adik saya yang selalu ada dan selalu mendukung.

6. Rekan-rekan mahasiswa FK USU stambuk 2011 yang telah memberikan saran, kritik, dukungan dan membantu dalam berjalannya proses penelitian atau pun pengambilan data terutama ayu, feby, nazar, intan, pearsna, citra dan teman lainnya.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.


(7)

Penulis menyadari penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna baik dari segi materi atau pun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi kita semua dan sekiranya dapat menjadi rujukan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

Medan, Desember 2015 Penulis

Syarifah Luthfiah Siregar NIM : 120100177


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ………… i

ASBTRAK ... ………… ii

ASBTRACT ... ………… iii

KATA PENGANTAR ... ………… iv

DAFTAR ISI ... ………… iv

DAFTAR TABEL ... ………… ix

DAFTAR GAMBAR ... ………… x

DAFTAR SKEMA ... ………… xi

DAFTAR LAMPIRAN ... ………… xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... ………… 1

1.2. Rumusan Masalah ... ………… 2

1.3. Tujuan Penelitian... ………… 2

1.3.1. Tujuan Umum ... ………… 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... ………… 2

1.4. Manfaat Penelitian ... ………… 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deman ... ………… 4

2.1.1. Definisi Deman ... ………… 4

2.1.2. Etiologi Deman ... ………… 4

2.1.3. Mekanisme Deman ... ………… 5

2.1.4. Patologi Deman ... ………… 5

2.1.5. Faktor Risiko ... ………… 6

2.1.6. Tipe Deman ... ………… 6

2.2. Antipiretik ... ………… 7

2.3. Parasetamol ... ………… 7

2.3.1. Definisi ... ………… 7

2.3.2. Farmakodinamik ... ………… 8

2.3.3. Farmakokinetik ... ………… 8

2.3.4. Indikasi ... ………… 8

2.3.5. Kontra Indikasi ... ………… 8

2.3.6. Efek Samping ... ………… 9


(9)

2.4. Ibuprofen ... ………… 10

2.4.1. Definisi ... ………… 10

2.4.2. Farmakodinamik ... ………… 10

2.4.3. Farmakokinetik ... ………… 10

2.4.4. Indikasi ... ………… 11

2.4.5. Kontraindikasi ... ………… 11

2.4.6. Efeksamping ... ………… 11

2.4.7. Dosis Terapi ... ………… 11

2.5. Kerangka Teori... ………… 12

BAB 3KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep ... ………… 13

3.2. Definisi Operasional ... ………… 13

3.2.1. Antipiretik ... ………… 13

3.2.2. Deman ... ………… 13

3.3. Hipotesis ... ………… 14

BAB 4METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian ... ………… 15

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ………… 15

4.2.1. Lokasi Penelitian ... ………… 15

4.2.2. Waktu Penelitian ... ………… 15

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... ………… 15

4.3.1. Populasi Penelitian ... ………… 15

4.3.2. Sampel Penelitian ... ………… 16

4.4. Teknik Pengumpulan Data... ………… 16

4.5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data... ………… 16

4.6. Analisa Statistik ... ………… 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... ………… 18

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... ………… 18

5.1.2. Karakteristik Individu ... ………… 18

5.1.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin….. 18

5.1.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Rawat……….. 19

5.1.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Pengukuran Suhu ... ………… 20

5.1.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemberian Obat Antipiretik Per hari ... ………… 20

5.2. Hasil Analisa Data ... ………… 21


(10)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... ………… 24 6.2. Saran ... ………… 24 DAFTAR PUSTAKA ... ………… 25 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Analisa Statistik……….. 19

Tabel 5.1 Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin………..

19

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Rawat………..

19

Tabel 5.3 Distribusi berdasarkan frekuensi pemberian obat antipiretik perhari dan jenis

antipiretik……….

20

Tabel 5.4 Analisa Uji

Chi-Square………...


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(13)

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori………... 12 Skema 3.1 Kerangka Konsep dan Definisi Operasional... 13


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan

Lampiran 1 : Surat Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Data Pemberian Antipiretik Dengan Profil Demam Anak di RSUP.HAM

Lampiran 4 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 5 : Anggaran Biaya Penelitian Lampiran 6 : Hasil Output Program Statitik Lampiran 7 : Data Induk

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Lampiran 9 : Surat Etichal Clereance


(15)

ABSTRAK

Latar Belakang : Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari batas normal yang berhubungan dengan peningkatan set point di hipotalamus akibat infeksi virus dan bakteri atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.obat antipiretik yang sering digunakan adalah Paracetamol (Acetaminofen) dan Ibuprofen.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan penggunaan Antipiretik dengan profil demam dibagian anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Metode : Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode consecutive sampling diruang rawat inap anak RSUP. Haji Adam Malik Medan pada bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015. Data tentang penggunaan antipiretik diperoleh melaui wawancara kuesoner kepada orang tua dan tenaga medis yang merawat anak yang bersedia menjadi responden, dan derajat demam anak didapat melalui data status pasien. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Chi-square.

Hasil : Didapatkan 51 orang anak demam yang dapat obat antipiretik (parasetamol) di RSUP. Haji Adam Malik Medan selama periode penelitian. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan dengan nilai hasil chi-square (p=<0,05). Sebanyak 23 orang anak yang tidak demam tapi tetap dapat obat antipiretik untuk menghilangkan rasa sakit akibat nyeri.

Simpulan : Didapatkan hubungan yang bermakna antara pemberian antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

Kata Kunci : Demam, derajat demam, pemberian antipiretik dan jenis antipiretik \


(16)

ABSTRACT

Background : Fever is a rise in body temperature of the normal associated with increased set point in the hypotalamus the result of infection viruses and bakteria and the imbalance between the production and spending heat. Medicine antipyretic often used is parasetamol (asetaminofen) and ibuprofen.

Aim : To know relationship the use of profile antipyretic fever to your children in RSUP. Haji Adam Malik Medan.

Metods : Research conducted an observational study with cross-sectional study approach. Sampling was carried out through consecutive sampling method in patient rooms the RSUP. Haji Adam Malik Medan in September 2015 until Desember2015. Data on the use of antipyretic obtained through interview kuesoner to parent and medical workers child care is willing to be responden, and degrees fever the data was obtained through the status of medical records. Hypotesis testing is done using Chi-square test.

Result : Data obtained 51 the children can be drug antipyretic (parasetamol) in RSUP. Haji Adam Malik Medan over a period of reserch. Based on the result of data analysis obtained there are meaningful relation beetween the use antipyretic profile fiver children who are treated at RSUP. Haji Adam Malik Medan with results Chi-square (p=<0,05). 23 children without fever but still can antipyretic drugs to relieve the pain of pain.

Conclusion : a significant association between the administration of antipyretics febril children admitted to the profile section in the department of children at RSUP. Haji Adam Malik Medan.


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari batas normal yang berhubungan dengan peningkatan set point di hipotalamus akibat infeksi virus dan bakteri atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50C - 37,20C (Nelwan, 2009). Demam biasanya terjadi sebagai respon terhadap infeksi atau peradangan.

Demam bukan suatu penyakit melainkan hanya merupakan gejala dari suatu penyakit.Demam juga dapat merupakan suatu gejala dari penyakit yang serius seperti Demam Berdarah Dengue, demam typhoid, infeksi dan lain-lain (Riandita, 2012) . Maka dari itu, terlebih dahulu harus difikirkan penyebab demam pada anak.

Demam dengan peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi memerlukan kewaspadaan karena dapat berdampak buruk seperti meningkatkan resiko kejang demam terutama pada anak dibawah 5 tahun. Selain itu demam di atas 410C dapat menyebabkan hiperpireksia yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolism, fisiologis, dan akhirnya kerusakan susunan saraf pusat. Keadaan koma terjadi bila suhu >430C dan kematian terjadi dalam beberapa jam bila suhu 430C sampai 450C (Riandita, 2012).

Pada pasien demam yang diakibatkan oleh infeksi virus maupun bakteri perlu untuk dilakukan rawat inap di rumah sakit dibagian anak. Karena pada pasien demam yang diakibatkan infeksi virus ataupun bakteri butuh perawatan yang intensif dan pengobatan yang tepat. Jika demam pada anak tidak membahayakan, cukup diberikan terapi


(18)

simptomatis kepada anak berupa pemberian obat Antipiretik yang diberi hanya pada saat anak demam/kalau perlu.

Pemberian obat Antipiretik adalah pilihan utama dalam menurunkan demam pada anak. obat antipiretik yang sering digunakan adalah Paracetamol (Acetaminofen) dan Ibuprofen. Paracetamol cepat dalam menurunkan demam dan paling aman diberikan pada anak dengan syarat dosisnya tidak berlebihan, sedangkan ibuprofen memiliki efek kerja yang lama dan dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal jika di konsumsi dalam jangka panjang (Wilmana dan Gun, 2009).

Obat Antipiretik diberi hanya pada saat anak demam, dan kalau demam pada anak turun maka hentikan pemberian obat Antipiretik. Karena penggunaan obat Antipiretik dalam jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti kerusakan hati bahkan dapat menyebabkan over dosis pada anak.

Sebelumnya peneliti telah melakukan survei awal ke RSUP. Haji Adam Malik untuk melihat pasien anak demam yang dirawat inap dan yang dapat terapi antipiretik. Dari hasil survei awal yang telah peneliti lakukan selama 1 minggu di RSUP. Haji Adam Malik medan, bahwa ada beberapa anak yang tidak demam tapi masih tetap diberi antipiretik dengan suhu tubuh 360C. Padahal obat antipiretik hanya dapat diberikan jika anak demam. Oleh karena itu perlu diteliti hubungan penggunaan antipiretik dengan profil demam dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan penggunaan Antipiretik dengan profil demam dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

2. Apakah ada anak yang demam namun tidak mendapat antipiretik dan anak yang tidak demam mendapat antipiretik?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan penggunaan Antipiretik dengan profil demam dibagian anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.


(19)

a. Untuk mengetahui proporsi anak demam yang mendapat antipiretik

b. Untuk mengetahui kapan obat antiiretik dihentikan pada anak yang dirawat dibagian anak di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

c. Untuk mendata jenis Antipiretik yang digunakan pada anak yang dirawat dibagian anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Di bidang akademik/ilmiah

Meningkatkan pengetahuan peneliti dibidang pengobatan demam anak. Khususnya dalam hal hubungan pengguaan obat antipiretik dengan profil demam anak

2. Dibidang pelayanan masyarakat

Meningkatkan pelayanan kesehatan anak, khususnya untuk mengatasi demam pada anak dan pengobatan yang tepat untuk demam pada anak

3. Dibidang pengembangan penelitian

Dapat memberi masukan kepada peneliti lain dan sebagai rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan obat antipiretik untuk anak, khususnya pada anak demam


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam

2.1.1. Definisi Demam

Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditengahi oleh kenaikan titik ambang regulasi hipotalamus. Pusat regulasi/pengaturan panas hipotalamus mengendalikan suhu tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor-reseptor neuronal perifer dingin dan panas. Faktor pengaturan lainnya adalah suhu darah yang bersirkulasi dalam hipotalamus. Integrasi sinyal-sinyal ini mempertahankan agar suhu didalam tubuh normal pada titik ambang 370C (980F) dan sedikit berkisar antara 1-1,50C. Suhu aksila mungkin 10Clebih rendah dari dalam tubuh, sebagian karena vasokonstriksi kulit, dan suhu oral mungkin rendah palsu karena pernafasan yang cepat (Nelson, 2012).

Menurut Nelwan (2009), “Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50C-37,20C. Suhu subnormal di bawah 360C. Dengan demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,20C. Hipereksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setingg5 41,20C atau lebih, sedangkan hipotermi adalah keadaan suhu tubuh di bawah 350C. Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rektal.

2.1.2. Etiologi Demam

Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi maupun faktor non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak- anak antara lain pneumoni,


(21)

yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak antara lain viral pneumoni, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya dan virus-virus umum seprti H1N1 (Davis, 2011). Demam yang secara tiba-tiba tinggi lebih sering disebabkan oleh penyakit infeksi virus (Nelwan, 2009).

Demam akibat non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll), Keganasan (penyakin Hodgkin,leukimia, hematoma, penyakit metastasis, limfoma, non hodgkin, leukoma, dll), Penyakit autoimun (artritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik, dan antihistamin), penyakit radang (penyakit radang usus) (Nelson, 2012). Selain itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai efek samping dari pemberian imunisasi selama ±1-10 hari (Graneto, 2010).

2.1.3. Mekanisme Demam

Menurut (Sherwood, 2012) “Demam terjadi akibat adanya infeksi atau peradangan. Sebagai respon masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu (makrofag) mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen. Selain efek-efeknya dalam melawan infeksi juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus sekarang mempertahankan suhu ditingkat yang baru dan tidak mempertahankannya di suhu normal tubuh. Jika, sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi 38,90C (1020F), maka hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal prademam terlalu dingin sehingga bagian otak ini memicu mekanisme-mekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu menjadi 38,90C. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil agar produksi panas segera meningkat dan mendorong suhu naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi pada permulaan demam. Setelah suhu baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respon terhadap panas dan dingin tetapi dengan patokan yang lebih tinggi. Karena itu, terjadi demam sebagai respon terhadap infeksi adalah tujuan yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi.

Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik patokan hipotalamus dengan memicu pelepasan lokal prostaglandin, yaitu mediator kimiawi lokal yang bekerja langsung pada hipolamus.


(22)

Aspirin mengurangi demam dengan menghambat sintesa prostaglandin. Tanpa adanya pirogen endogen maka di hipotalamus tidak terdapat prostaglandin dalam jumlah bermakna (Sherwood, 2012).

2.1.4. Patogenesis demam

Menurut (Nelson, 2012) “berbagai macam agen infeksius, imunologis, atau agen yang yang berkaitan dengan toksin (pirogen eksogen) mengimbas produksi pirogen endogen oleh sel-sel radang hospes. Pirogen endogen ini adalah sitokin, misalnya interleukin (IL-1.β IL-1.α IL-6). Faktor nekrosis tumor (TNF.α TNF.β), dan interferon α (INF). Pirogen endogen menyebabkan demam dalam waktu 10-15 menit, sedangkan respon demam terhadap pirogen eksogen (misalnya, endotoksin) timbul lambat menimbulkan sintesis dan pelepasan sitokin pirogenik. Sitokin endogen yang sifatnya pirogenik secara langsung menstimulasi hipotalamus untuk memproduksi prostaglandin E yang kemudian mengatur kembali titik ambang pengaturan suhu. Selanjutnya transmisi neuronal ke perifer menyebabkan konservasi dan pembentukan panas, dengan demikian suhu didalam tubuh meningkat.

2.1.5. Faktor Risiko

Demam memiliki penyakit serius pada anak dan dipengaruhi oleh usia. Pada umur tiga bulan pertama, bayi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena infeksi bakteri yang serius dibanding dengan bayi dengan usia lebih tua. Demam yang terjadi pada anak pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus, akan tetapi infeksi bakteri yang serius dapat pula terjadi pada anak seperti meningitis, infeksi saluran kemih, pneumoni. Pada anak dengan usia diantara dua bulan sampai dengan tiga tahun dapat meningkatkan risiko terkena penyakit serius akibat kurangnya IgG yang merupakan bahan bagi tubuh untuk membentuk komplemen yang berfungsi mengatasi infeksi bakteri.

2.1.6. Tipe Demam

Ada lima tipe demam menurut Nelwan (2009) dari Ilmu Penyakit Dalam, yang terdiri dari :


(23)

normal pada pagi hari. Sering disertai menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

Demam Remiten : Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

Demam Intermiten : Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di anatara dua serangan demam disebut kuartana.

Demam Kontinyu : Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. Demam Siklik : Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan

selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu, seperti misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seseorang pasien mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas, seperti misalnya : abses pneumoni, infeksi saluran kemih atau malaria; tetapi kadang-kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang jelas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada demam, adalah cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam, dan keluhan serta gejala lain yang menimbulkan demam (Nelwan, 2009).

2.2. Antipiretik

Antipiretik adalah obat penurun panas yang sering di gunakan untuk anak demam. Cara kerja obat Antipiretik adalah dengan menurunkan set point di hipotalamus melalui


(24)

pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase sehingga membuat pembuluh darah kulit melebar dan pengeluaran panas ditingkatkan. Antipiretik yang sering di berikan kepada anak adalah paracetamol (acetaminofen) dan ibuprofen.

2.3. Parasetamol 2.3.1. Definisi

Parasetamol (Asetaminofen) merupakan metabolit aktif fenasetin dan bertanggung jawab atas efek analgesiknya. Obat ini adalah penghambat COX-1 dan COX-2 yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti-inflamasi. Temuan terbaru menunjukkan bahwa asetaminofen dapat menghambat enzim ketiga, yakni COX-3, di sistem saraf pusat (SSP). COX-3 tampaknya merupakan varian splice gen COX-1 (Katzung, 2012)

Rumus bangun asetaminofen adalah :

(Sumber : Frust & Ulrich, Basic and Clinical Pharmacology 10th Ed, 2007) Gambar 2.1. Rumus Bangun Asetaminofen

2.3.2. Farmakodinamik

Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paresetamol tidak digunakan Antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah.


(25)

Parasetamol diberikan per oral. Absorbsinya bergantung dengan kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncaknya dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit. Parasetamol sedikit terikat pada protein plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukoronida. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. Metabolit hasil hidroksilasi ini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit. Waktu paruh obat ini adalah 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh dan dieksresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

2.3.4. Indikasi

Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Obat ini tidak mempengaruhi kadar asam urat dan tidak mempunyai sifat menghambat trombosit. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, mialgia, sakit gigi, demam disertai influenza, dan demam setelah imunisasi. Parasetamol infus diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek untuk sakit sedang, terutama setelah operasi dan dan pengobatan jangka pendek demam. ketika pemberian intravena adalah pemberian yang dianggap perlu secara klinis untuk mengobatirasa sakit atau hipertermi dan/atau ketika pemberian rute yang lain tidak memungkinkan (ISO, 2014/2015).

2.3.5. Kontra indikasi - Hipersensitifitas - Gangguan hati - Gangguan ginjal

2.3.6. Efek samping

Bila dikonsumsi dalam dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati, pusing, sakit kepala, distonia, mual, muntah, konstipasi, ruam kulit atau utrikaria sampai syok anafilaksis pernah terjadi dan pengobatan harus dihentikan. Malaise dan hipersensitifitas, hipotensi dan peningkatan kadar serum transaminase dihati, trombositopenia, leukopenia, neutropenia. 2.3.7. Dosis terapi

Dosis parasetamol perkali beri : - <1 tahun : 50 mg/kali beri


(26)

- 1 – 5 tahun : 50-100 mg/kali beri - 3 – 6 tahun : 100-200 mg/kali beri - >10 tahun : 250 mg/kali beri Dalam sehari : 1 hari 3 kali beri

3 x 50mg = 150 mg/hari Per cc : 1 cth = 5 ml

Lama pengobatan 5 hari = 5 ml x 3 x 5 hari

= 75 ml atau 75cc 2 botol Panadol Tempra

Drop : untuk anak 2-3 thn: 1,6 ml 10-24 bln : 1,2 ml 24 tetes

3-6 bln : 0,8 ml 16 tetes

Untuk anak 3-9 bln : 0,8 cc 0-24 bln : 1,2 cc 2-3 thn : 1,6 cc NB: dalam 1cc = 20 tetes Sanmol drop

Untuk anak <1 thn = 0,6 ml 1-2 thn = 0,6-1,2

2.4. Ibuprofen 2.4.1. Definisi

Ibuprofen merupakan turunan sederhana asam fenilpropionat. Pada dosis sekitar 2400 mg per hari, efek anti-inflamasi ibuprofen setara dengan 4 g aspirin. Ibuprofen oral sering diresepkan dalam dosis yang lebih kecil (<2400mg/ hari); pada dosis ini ibuprofen efektif sebagai analgesik tapi tidak sebagai anti-inflamasi. Obat ini tersedia bebas dalam dosis yang kecil dan dijual dalam berbagai nama dagang.


(27)

Obat Anti-Inflamasi Non Steroit (AINS) derifat asam propionat hampir seluruhnya terikat pada protein plasma, efek interaksi misalnya penggeseran obat warfarin dan oral hipoglikemik hampir tidak ada. Tetapi pada pemberian bersamaan dengan warfarin, tetap harus waspada karena adanya gangguan fungsi trombosit yang memperpanjang masa perdarahan. Derivat asam propionat dapat mengurangi efek diuresis dan natriuresis furosemid dan tiazid, juga mengurang efek antihipertensi obat β- bloker, prazosin dan kaptopril. Efek ini mungkin akibat hambatan biosintesis PG ginjal.

2.4.3. Farmakokinetik

Absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimal dalam plasma dalam dicapai selama 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. 90% ibuprofen terkait dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap. Kira- kira 90% dari dosis yang diabsorbsi akan dieksresi melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya. Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi.

2.4.4. Indikasi

Meringankan rasa nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri haid, sakit gigi dan sakit kepala.

2.4.5. Kontraindikasi

Pada orang-orang yang hipersensitif ibuprofen, penderita ulkus peptikum, gejala ashma dan kehamilan trimester pertama. Perhatian : untuk pasien dengan riwayat penyakit saluran cerna bagian atas, gangguan fungsi ginjal, gangguan pembekuan darah dan asma harap mengkonsultasikan ke dokter terlebih dahulu pemakaian jangan dibarengi dengan pemakaian asetosal atau obat lain yang mengandung ibuprofen.

2.4.6. Efeksamping

Jarang terjadi; mual, muntah, gangguan saluran cerna. Pernah dilaporkan ruam kulit, trombositopenia dan limfopenia. Penurunan ketajaman penglihatan (sangat jarang).

2.4.7. Dosis terapi

Dewasa : 3- 4x sehari dalam 200mg Anak- anak : 1- 2 thn = 30 mg

3- 7 thn = 100mg 8- 12 thn =200mg


(28)

Untuk demam dosis rekomendasi sehari 20 mg/kgBB dalam dosis terbagi. Tidak direkomendasikan untuk anak- anak <1 thn.

2.6. Kerangka Teori

Inhibisicox-2 Infeksi, Toksin mikroba, mediator inflamasi, reaksi imunologis Monosit, Makrofag, Sel endotel, dll Pirogen endogen, sitokin, 1,

IL-6, TNF, IFN

Endotel hipotalamus

Asam arakhidonat

PGE2-2 Siklik AMP

Peningkatan set poin di hipotalamus Konversi panas, Demam Kompre s hangat Antipireti Parasetamol dan Ibuprofen Demam turun STOP pemberian Antipiretik Sirkulas


(29)

Skema 2.2 KerangkaTeori

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1.KerangkaKonsepdanDefinisiOperasional 3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Antipiretik

Antipiretik adalahobat penurun panas yang mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim siklooksigenase dihipotalamus. Obat Antipiretik yang sering diberi ketika anak demam adalah parasetamol dan ibuprofen. Parasetamol lebih sering diberi pada anak karena efek samping dari obat parasetamol lebih kecil dibanding dengan ibuprofen.

- Cara ukur : Observasi dan wawancara

- Alat ukur : kuisoner dan data status pasien - Skala Pengukuran : Data Nominal

- Hasil Ukur :- Demam dapat antipiretik


(30)

- Tidak demam tidak dapat antipiretik

3.2.2. Demam

Demam adalah peningkatan set point dihipotalamus akibat adanya infeksi atau proses peradangan. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50C-37,20C. Demam dapat dikatakan jika suhu tubuh >37,20C. Penyebab demam yang sering menyebabkan demam pada anak adalah infeksi bakteri dan virus. Suhu lingkungan yang tinggi juga dapat menyebkan demam pada anak. Banyak kasus anak demam yang dirawat di Rumah Sakit karena infeksi seperti meningitis, infeksi saluran nafas, pneumonia, infeksi saluran kemih, sepsis, dll. Pada bayi umur tiga bulan pertama paling sering terkena infeksi bakteri.

- Cara Ukur : Observasi langsung dengan pasien dan

Melihatdata status pasien.

- Alat Ukur : Data status pasien

- Skala Pengukuran : Data Nominal

- Hasil Ukur : - Demam

- Tidak demam

3.3. Hipotesis

Ada hubungan antara penggunaan Antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan.


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif-analitik dengan rancangan cross sectional study. Yaitu rancangan penelitian yang mencari hubungan antara variabel bebas (demam) dengan variabel tergantung (antipiretik) dengan melakukan pengukuran sesaat yang dimana variable bebas dan variable tergantung diukur menurut keadaan atau statusnya pada waktu observasi.

4.2. Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUPHaji Adam Malik Medan dibagian ruang rawat inap anak. Karena RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit rujukan tertinggi yang ada di Sumatera Utara dan rumah sakit pendidikan. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk mengetahui pemberian antipiretik pada anak demam yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan setelah proposal disetujui oleh Komisi Etik dalam waktu 4 bulan kedepan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian


(32)

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien anak demam yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi.

Yang menjadi kriteria inklusi :

a) Pasien anak demam yang di rawat di RSUPHaji Adam Malik. b) Pasien anak yang dapat Antipiretik.

c) Pasien anak yang dilakukan pengukuran suhu tubuh.

4.3.2. Sampel Penelitian

Jumlah sampel yang digunakan akan di kira menggunakan formula:

n = 2

2

d PQ Z

= 2

2

)

1

.

0

(

)

6

.

0

1

(

)

4

.

0

(

)

96

.

1

(

= 92,1984 n = 92 orang Keterangan :

n = besar sampel

Zα = 1.96

d = 0.1 (kesalahan absolut yang dapat di toleransi)

P = 0.4 (proporsi pasien anak demam yang dapat antipiretik)

Q = 1-P

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan consecutif sampling. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari responden dengan cara diwawancara langsung oleh peneliti dengan menggunakan lembar kuisoner. Data sekunder adalah data yang didapat dari data status paien anak demam yang dirawat dibagian rawat inap anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.


(33)

Setelah mendapat izin dari komisi etik dan RSUP. Haji Adam Malik Medan, peneliti langsung melihat pasien anak yang dirawat dibangsal melalui rekam medik yang ada. Lalu dicatat data pribadi anak dan keluhan anak. Setelah itu peneliti mencatat suhu tubuh anak (dan waktu pengukurannya), obat (antipiretik) yang digunakan anak. Dan yang terakhir dilakukan tabulasi seperti tabel 3.1

4.5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka data akan diolah dan dianalisa dengan uji chi squaremenggunakan program komputerisasi yaitu program SPSS.

4.6. Analisa Statistik

Data akan ditampilkan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 3.1.AnalisisStatistik

Demam

Antipiterik

+ -

+ A B

- C D


(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara, Rumah Sakit H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992. Pada tahun 1990 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik berdiri sebagai rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990. Kemudian di tahun 1991 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 RSUP H. Adam Malik juga sebagai Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Rumah sakit ini terletak di Jl. Bunga Lau No. 17. Visi RSUP H Adam Malik Medan adalah Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di Sumatera tahun 2015. Data diambil langsung dari Departemen Anak Rindu B yang berada di lantai 1 gedung B.


(35)

Dari penelitian ini data total sampling ada 92 orang. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian ini terdiri dari 46 orang yang semuanya merupakn pasien anak yang di rawat di bangsal anak Rindu B di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

5.1.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Distribusi sampel berdasarkan usia berada pada rentang 1 bulan-17 tahun dengan sampel penelitian ini terdiri dari 48 orang berjenis kelamin laki-laki (52,2%) dan 44 orang berjenis kelamin perempuan (47,8%). Distribusi dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 5.1. Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin

Variabel Frekuensi (jumlah) Persentase (%)

Umur

Bayi (1-11 bulan) 20 21,9

Balita (1-5 tahun) 36 39.1

Anak-anak (6-17 tahun) 36 39.1

Jenis Kelamin

Laki-laki 48 52,2

Perempuan 44 47,8

Total 92 100

Pasien anak demam dalam penelitian ini berada pada rentang usia 1 bulan-17 tahun distribusi terbanyak pada pasien balita36 orang dan anak-anak 36 orang. Sedangkan pada pasien bayi hanya terdapat 20 orang yang dirawat dirumah sakit Haji Adam Malik Medan.

3.1.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Rawat

Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan lama rawat

Variabel Frekuensi (Jumlah) Persentasi (%)

3-7 hari 48 52.2

8-14 hari 15-21 hari

29 12

31.4 13.1


(36)

Sementara itu jika dilihat dari tabel 5.2 dengan jumlah sampel sebanyak 92 orang anak yang demam yang dirawat inap dengan distribusi lama rawat terbanyak terdapat selama 3-7 hari sebanyak 48 orang yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan. Sedangkan pada distribusi lama rawat yang paling sedikit terdapat 12 orang yang dirawat selama 15-21 hari. Dan 29 orang lainnya dirawat selama 8-14 hari.

5.1.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Pengukuran Suhu

Distribusi sampel berdasarkan pengukuran suhu pada anak demam yang dirawat di Rumah Sakit haji Adam Malik Medan bahwa sebanyak 92 (100%) sampel anak demam yang diteliti seluruhnya dilakukan pengukuran tubuh, terutama ketika anak mulai masuk. Pengukuran suhu juga dilakukan sesering mungkin, dalam satu hari dapat dilakukan 5-6 kali sehari.

5.1.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemberian Obat Antipiretik per hari Tabel 5.3. Distribusi berdasarkan frekuensi pemberian obat antipiretik perhari dan

jenis antipiretik

Karakteristik Frekuensi (Jumlah) Persentasi (%) Karakteristik pemberian antipiretik

Perhari : - 3x1 - >3x1

- Tergantung kondisi pasien (kalau perlu)

Jenis Antipiretik : - Parasetamol - Ibuprofen 43 2 47 92 0 46,7 2,2 51,1 100,0 0

Pada tabel 5.3. sebanyak 92 sampel tampak sebagian besar anak demam 47 orang (51,1%) mendapat obat antipiretik tergantung kondisi pasien (kalau perlu). Selain itu sebagian besar juga terdapat 43 orang (46,7%) anak demam yang dapat pemberian obat antipiretik 3x1 dalam satu hari. Untuk pemberian obat antipiretik >3x1 hari hanya terdapat 2 orang (2,2%).


(37)

Pada tabel 5.3 juga dapat dilihat jenis antipiretik yang digunakan pada anak demam hanya parasetamol 92 (100,0%), tidak ada terlihat penggunaan ibuprofen pada hasil penelitian ini.

5.2. Hasil Analisa Data

Sebanyak 92 sampel dalam penelitian ini dilakukan wawancara kepada orang tua dan para medis serta melihat data status pasien anak yang dirawat di bangsal anak ruang Rindu B di RSUP. Haji Adam Malik Medan. Data yang dikumpulkan dianalisa melalui uji Chi-square. Untuk melihat hubungan profil demam anak dengan pemberian obat antipiretik.

Adapun uji chi-square pada kedua variabel penelitian ini dapat dinyatakan pada tabel berikut :

Tabel 5.4 Analisa Uji Chi-Square

Hubungan Profil Demam dengan Penggunaan Antipiretik Demam

Antipiretik

Total Nilai p

+ -

+ 51 18 69 0,006

- 23 0 23

Total 74 18 92

Tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dari 92 sampel anak demam yang dapat obat antipiretik, terdapat 51 orang anak demam yang dapat obat antipiretik dan pada 18 orang sampel anak demam yang tidak dapat obat antipiretik. Dari hasil wawancara dengan para medis mengatakan bahwa obat antipiretik selalu diberikan pada anak demam yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan, namun mereka lupa untuk menuliskannya didata status pasien.

Tabel diatas juga menunjukkan 23 orang anak yang dapat antipiretik walaupun bebas demam, wawancara lebih lanjut dikatakan obat antipiretik tersebut digunakan sebagai analgesik, dan tidak ada anak yang bebas demam mendapat obat antipiretik. Didapatkan hasil pearson Chi-square p=0,006 yang berarti p=<0,05. Jika di dapati nilai p=<0,05, berarti hipotesis nol penelitian ditolak (Ha=diterima). Dengan demikian, dapat disimpulkan ada hubungan antara profil demam anak dengan pemberian antipiretik (p=<0,05)


(38)

5.3. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui wawancara kuisoner kepada orang tua dan petugas medis yang menjaga anak, dan di tunjang dengan melihat data status pasien selama periode 4 bulan di ruang rawat inap anak Rindu B Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Didapatkan data-data demografi seperti jenis kelamin anak, pengukuran suhu, lama rawat, derajat demam anak selama 3 hari, pemberian antipiretik, frekuensi pemberian antipiretik, dan pemberian obat tambahan yang diberikan kepada anak yang dirawat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat anak demam yang dapat obat antipiretik sebanyak 51 orang. Ada juga anak yang tidak demam tapi tetap dapat obat antipiretik sebanyak 23 orang dan yang demam tidak dapat antipiretik sebanyak 18 orang. Dari hasil tanya jawab wawancara dengan orang tua dan tenaga medis, pemberian obat antipiretik untuk anak yang tidak demam hanya untuk membuat anak merasa nyaman dan menghilangkan rasa sakit akibat nyeri yang dirasakan.

Pada penelitian ini didapat ada anak yang demam tapi tidak dapat obat antipiretik. Dari hasil wawancara dengan para medis (dokter/perawat) yang menjaga anak bahwa sebenarnya obat antipiretik selalu diberi jika anak demam, hanya saja terkadang mereka lupa untuk menuliskannya didata status pasien.

Sebelum pemberian obat terlebih dahulu dilakukan pengukuran suhu kepada anak untuk mengetahui derajat demam anak. Pengukuran suhu dilakukan sesering mungkin sebanyak 5-6 kali dalam satu hari untuk tetap memantau kondisi pasien.

Frekuensi pemberian obat antipiretik perhari diberikan 3x1 hari untuk pemberian oral dengan dosis tergantung usia pasien dan berat badan pasien. Obat antipiretik juga diberikan tergantung kondisi pasien (kalau perlu). Pemberian obat antipiretik tergantung kondisi pasien pada anak yang bebas demam diberikan untuk mengurangi nyeri dan membuat anak merasa nyaman. Karna banyak pasien yang juga memerlukan obat antipiretik walaupun kondisinya tidak demam. hanya saja antipiretik digunakan untuk efek analgesiknya.


(39)

hipersensitivitas, dan penyakit ginjal tidak diberikan obat parasetamol. Karena obat parasetamol dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Dalam hasil penelitian ini tidak ditemukan penggunaan ibuprofen pada anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan, karena efek dari parasetamol lebih aman dibanding ibuprofen.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan teori yang mengatakan bahwa pemberian obat parasetamol lebih aman dibandingkan dengan obat antipiretik yang lain untuk anak karena parasetamol tidak menghambat fungsi dari platelet dan tidak menyebabkan perdarahan gastrointestinal sehingga dianggap lebih aman dibanding ibuprofen dan AINS lainnya. Selain itu parasetamol efektif dalam melawan demam (Rachmawati 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yag telah dilakukan sebelumnya oleh A. Perrott, dkk yang menyatakan bahwa penggunaan obat parasetamol lebih aman dibandingkan penggunaan obat ibuprofen untuk penggunaan jangka pendek nyeri anak atau demam.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu penelitian yang sangat terbatas sehingga jumlah sampel yang didapat hanya memenuhi jumlah sampel yang minimal dan hanya anak demam dengan penyakit serius saja yang dirawat di rumah sakit. Dalam wawancara kuesioner, beberapa orang tua hanya dapat menyebutkan jenis atau merek antipiretik yang diberikan dan tidak dapat memberikan keterangan dosis yang diberikan secara pasti. Sehingga peneliti hanya mampu melihat data status pasien. Didata status pasien juga masih ada beberapa yang kurang lengkap tentang pemberian obat antipiretik karena yang peneliti dapat ada beberapa anak yang demam tapi tidak dapat antipiretik padahal sebenarnya obat antipiretik tetap diberikan kepada anak demam.


(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah disebutkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Setiap anak demam yang dirawat inap di ruang Rindu B mendapat obat antipiretik. 2. Obat antipiretik yang digunakan hanyalah parasetamol dan tidak ada penggunaan

ibuprofen pada anak demam yang di rawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan 3. Pemberian obat antipiretik berupa sprn (kalau perlu) untuk anak yang bebas demam

tergantung kondisi pasien.

4. Penggunaan obat antipiretik di RSUP. Haji Adam Malik digunakan bukan hanya untuk menurunkan demam anak, tapi juga digunakan untuk meredahkan nyeri akibat rasa sakit yang dirasakan anak

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapakan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat


(41)

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu keamanan dari pilihan obat antipiretik yaitu, parasetamol dan ibuprofen

2. Perlu ditingkatkan lagi kelengkapan dari data status pasien agar data peneliti selanjutnya lebih lengkap dan lebih terpercaya.

3. Kepada para medis agar lebih memberi tahu orang tua tentang dosis dan pemberian obat yang telah diberikan kepada pasien anak demam

DAFTAR PUSTAKA

A.Perrot, dkk 2004. Efficacy and Safety of Acetaminophen vs Ibuprofen for Treating Children’s Pain or Fever. Arch PediatrAdolesc Med

Behreman, kiliegman, & Arvin - 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, ED, 15, Vol.2. edisi bahasa indonesia : prof. Dr. dr.A. Samik Wahab, sp.A(K). Penyakit Infeksi., hal 854-855.

Davis, C.P., 2011. Fever in Adult. University of Texas Healt Science Center at San Antonio. Available from ver :

http://emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=58831. [update 19 April 2011].

Dr.Sastroasmoro, Sudigdo., 2011. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis., Ed. Keempat-Jakarta : Sagung Seto.

Dr. Evaria., dkk., 2014/2015. MIMS Indonesia : petunjuk konsultasi. Ed. 14.Jakarta. Indonesia : MIMS pte Ltd

Graneto, JW., 2010. Pediatric Fever. Chicago College of Osteopathic Medicine of Midwestern University. Available from :


(42)

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu keamanan dari pilihan obat antipiretik yaitu, parasetamol dan ibuprofen

2. Perlu ditingkatkan lagi kelengkapan dari data status pasien agar data peneliti selanjutnya lebih lengkap dan lebih terpercaya.

3. Kepada para medis agar lebih memberi tahu orang tua tentang dosis dan pemberian obat yang telah diberikan kepada pasien anak demam

DAFTAR PUSTAKA

A.Perrot, dkk 2004. Efficacy and Safety of Acetaminophen vs Ibuprofen for Treating Children’s Pain or Fever. Arch PediatrAdolesc Med

Behreman, kiliegman, & Arvin - 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, ED, 15, Vol.2. edisi bahasa indonesia : prof. Dr. dr.A. Samik Wahab, sp.A(K). Penyakit Infeksi., hal 854-855.

Davis, C.P., 2011. Fever in Adult. University of Texas Healt Science Center at San Antonio. Available from ver :

http://emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=58831. [update 19 April 2011].

Dr.Sastroasmoro, Sudigdo., 2011. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis., Ed. Keempat-Jakarta : Sagung Seto.

Dr. Evaria., dkk., 2014/2015. MIMS Indonesia : petunjuk konsultasi. Ed. 14.Jakarta. Indonesia : MIMS pte Ltd


(43)

http://emedicine.medscape.com//article801598-overview. [Update 20 May 2010.

ISFI., 2014-2015. Redaksi ISO Indonesia., Informasi spesialite obat. Vol., 49- Jakarta. Katjung, Bertram G., 2012. Farmakologi Dasar & Klinik., Katzung Ed. 10 Jakarta : EGC,

2010., hal 608-609.

Nelwan., 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Demam : Tipe dan Pendekatan. Ed. V. Jilid. III. Halaman., 2767-2768.

Pramudianto, arliana dan evaria., 2012/2013. MIMS Indonesia : petunjuk konsultasi. Ed. 12-Jakarta. Indonesia : UBM Medika Asia Pte Ltd.

Riandita, A..2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam dengan Pengelolaan Demam Pada Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Sherwood, Laureel., 2012. editor edisi bahasa indonesia dr. Nella Yesdelita., fisiologi manusia : Dari Sel ke Sistem.,Ed. 6.—Jakarta : EGC, 2011., hal 716-717.

Wilmana Freddy dan Sulistia Gan., 2009. Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran UI. Ed 5-Jakarta., hal 230-240.

Rachmawati, Elfian., 2012. Hubungan Antara Jenis Antipiretika Yang Digunakan Dengan Manisfestasi Perdarahan Pada Anak Yang Menderita Demam Berdarah. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.


(44)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

“Hubungan Penggunaan Antipiretik Dengan Profil Demam Dibagian Anak Di RSUP. Haji Adam Malik Medan”

Saya, Syarifah Luthfiah Siregar, mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melaksanakan penelitian berjudul “Hubungan Penggunaan Antipiretik Dengan Profil Demam Dibagian Anak Di RSUP. Haji Adam Malik Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan antipiretik dengan profil demam anak yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan.Untuk kepentingan data pengumpulan data dalam penelitian ini, saya memohon kesediaan Bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan suka rela tanpa paksaan.Saya akan melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan seputar demam anak dan pemberian obat antipiretik untuk anak pada lembar kuisoner untuk diisi. Saya mengaharapkan Bapak/ibu menjawab semua pertanyaan dengan kejadian sebenar-benarnya yang dialami. Setiap data yang terdapat pada jawaban kuisoner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya siapkan. Bila terdapat hal


(45)

yang kurang dimengerti, bapak/ibu dapat langsungmenanyakan kepada saya sebagai peneliti.

Medan, 2015 Hormat saya

Syarifah Luthfiah siregar

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... Hubungan keluarga :... Alamat : ...

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :

HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIPIRETIK DENGAN PROFIL DEMAM DIBAGIAN ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN.

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi :

a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.


(46)

b. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar+tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun.

Tanda Tangan

Lampiran 3 ...

LEMBAR PENGAMATAN DATA PEMBERIAN ANTIPIRETIK DENGAN PROFIL DEMAM DIBAGIAN ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK

IDENTITAS PASIEN :

NAMA : ... UMUR : ...

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI ( )

PEREMPUAN ( )

ALAMAT : ... ... Lama pasien dirawat? ... Apakah dilakukan pengukuran suhu tubuh? ... Seberapa sering dilakukan pengukuran suhu? ... Tabel pengamatan status pasien rawat inap selama 3 hari di RSUP. HAM

Hari Jam Suhu Obat Antipiretik


(47)

Berapa kali sehari obat antipiretik diberi?

... Jika suhu pasien turun, apakah obat antipiretik tetap diberikan?

...

Kenapa obat Antipiretik masih tetap diberikan padahal anak sudah tidak demam lagi? ...

... OBAT TAMBAHAN LAIN :

a). ... b). ... c). ... d). ...


(48)

Lampiran 4

CURRICULUM VITAE

Nama : Syarifah Luthfiah Siregar

Tempat/Tanggal Lahir : Sibolga/05 April 1994

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jalan Perjuangan. Komplek Green Visela No.12A

Medan Orangtua


(49)

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar 081240 Sibolga Selatan, Kota Sibolga 2000-2006 2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Sibolga Selatan 2006-2009 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sibolga 2009-2012

Riwayat Organisasi :

1. Anggota OSIS SMAN 2 Sibolga

2. Anggota Divisi Keputrian PHBI FK USU

Lampiran 5

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No. Rincian Keterangan Banyak Harga

Satuan Jumlah Harga

1 Print proposal Lembar 420 Rp 500 Rp 210.000

2 Jilid Proposal Jilid 12 Rp 2.500 Rp 30.000

3 Izin Penelitian Rp 175.000 Rp 175.000

4 Imbalan Penelitian Orang 92 Rp 7.500 Rp 690.000

5 Fotokopi Kuesioner Lembar 276 Rp 125 Rp 34.500

6 CD RW Buah 1 Rp 7.000 Rp 7.000


(50)

Lampiran 6

HASIL OUTPUT PROGRAM STATISTIK Hasil analisa deskriptif berdasarkan umur dan jenis kelamin

Statistics

Umur Jenis Kelamin

N Valid 92 92

Missing 0 0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 bln 7 7,6 7,6 7,6

1 thn 13 14,1 14,1 21,7

10 thn 4 4,3 4,3 26,1

11 bln 1 1,1 1,1 27,2

11 thn 1 1,1 1,1 28,3

12 thn 5 5,4 5,4 33,7

13 thn 1 1,1 1,1 34,8

14 thn 1 1,1 1,1 35,9


(51)

2 bln 2 2,2 2,2 43,5

2 thn 11 12,0 12,0 55,4

3 thn 4 4,3 4,3 59,8

4 bln 2 2,2 2,2 62,0

4 thn 6 6,5 6,5 68,5

5 bln 1 1,1 1,1 69,6

5 thn 2 2,2 2,2 71,7

6 bln 3 3,3 3,3 75,0

6 thn 7 7,6 7,6 82,6

7 bln 1 1,1 1,1 83,7

7 thn 6 6,5 6,5 90,2

8 thn 3 3,3 3,3 93,5

9 bln 3 3,3 3,3 96,7

9 thn 3 3,3 3,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 48 52,2 52,2 52,2

perempuan 44 47,8 47,8 100,0

Total 92 100,0 100,0

Distribusi sampel berdasarkan lama rawat Lama Rawat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid `10 hari 1 1,1 1,1 1,1

10 hari 6 6,5 6,5 7,6

11 hari 2 2,2 2,2 9,8

12 hari 6 6,5 6,5 16,3

13 hari 1 1,1 1,1 17,4

14 hari 4 4,3 4,3 21,7

15 hari 2 2,2 2,2 23,9

16 hari 4 4,3 4,3 28,3

18 hari 1 1,1 1,1 29,3

19 hari 1 1,1 1,1 30,4

2 minggu 2 2,2 2,2 32,6

21 hari 1 1,1 1,1 33,7

3 hari 8 8,7 8,7 42,4


(52)

5 hari 18 19,6 19,6 75,0

6 hari 8 8,7 8,7 83,7

7 hari 2 2,2 2,2 85,9

8 hari 9 9,8 9,8 95,7

9 hari 4 4,3 4,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Deskripsi Sampel Berdasarkan Pengukuran Suhu Pengukuran Suhu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ada 92 100,0 100,0 100,0

Karakteristik pemberian obat perhari

Frekuensi Pemberian Obat Perhari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3x1 43 46,7 46,7 46,7

>3x1 2 2,2 2,2 48,9

sprn 47 51,1 51,1 100,0

Total 92 100,0 100,0

Hasil uji chi-square

Demam * Pemberian Antipiretik (Pct) Crosstabulation Pemberian Antipiretik (Pct)

Total Ada Tidak Dapat

demam iya Count 51 18 69

Expected Count 55,5 13,5 69,0

tidak Count 23 0 23

Expected Count 18,5 4,5 23,0

Total Count 74 18 92

Expected Count 74,0 18,0 92,0


(53)

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7,459a 1 ,006

Continuity Correctionb 5,894 1 ,015

Likelihood Ratio 11,747 1 ,001

Fisher's Exact Test ,005 ,003

Linear-by-Linear

Association 7,378 1 ,007

N of Valid Cases 92

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 7

DATA INDUK No Nama Jenis

Kelamin

Umur Lama Rawat

Pengukuran Suhu

Demam Pemberian Antipiretik

Frekuensi Obat

1 M. Fadli laki-laki 7 bln 14 hari ada iya ada 3x1

2 Elis perempuan 8 thn 3 hari ada tidak ada 3x1

3 Raisa perempuan 6 bln 4 hari ada iya ada sprn

4 Ruben laki-laki 7 thn 10 hari ada tidak ada 3x1

5 Aldi laki-laki 15 thn 19 hari ada tidak ada sprn

6 Geraldi laki-laki 2 thn 7 hari ada iya ada 3x1

7 Nazira perempuan 8 thn 5 hari ada iya ada 3x1

8 Landong laki-laki 7 thn 8 hari ada iya ada sprn

9 Khairunnisa perempuan 14 thn 18 hari ada tidak ada sprn

10 M. alfar laki-laki 1 thn 14 hari ada tidak ada 3x1

11 Riski laki-laki 6 thn 12 hari ada iya ada sprn

12 Ahmad laki-laki 1 thn 8 hari ada tidak ada 3x1

13 Fauzi laki-laki 16 thn 4 hari ada iya tidak dapat sprn

14 Reza laki-laki 1 thn 12 hari ada iya tidak dapat 3x1

15 Ririn perempuan 12 thn 16 hari ada iya ada sprn

16 M. adit laki-laki 2 thn 3 hari ada iya ada sprn

17 Ismi perempuan 4 thn 10 hari ada tidak ada sprn

18 M. hasbih laki-laki 1 bln 6 hari ada iya ada 3x1

19 Axel laki-laki 1 bln 16 hari ada iya ada 3x1

20 Edlin perempuan 4 bln 3 hari ada iya tidak dapat 3x1

21 Cindy perempuan 15 thn 14 hari ada iya ada sprn

22 Erik laki-laki 13 thn 15 hari ada iya ada 3x1

23 Nafisya perempuan 1 thn 5 hari ada iya ada sprn

24 Aldi laki-laki 6 thn 5 hari ada iya ada sprn


(54)

26 Meliana perempuan 3 thn 4 hari ada iya tidak dapat sprn

27 Naelah perempuan 2 bln 13 hari ada iya ada 3x1

28 Al. Fahri laki-laki 1 bln 4 hari ada iya tidak dapat sprn

29 Bambang laki-laki 16 thn 4 hari ada iya tidak dapat sprn

30 Oktarian laki-laki 17 thn 5 hari ada iya ada sprn

31 Aaqil laki-laki 2 thn 21 hari ada iya tidak dapat 3x1

32 Lasma perempuan 1 bln 9 hari ada iya tidak dapat 3x1

33 Anzelina perempuan 12 thn 4 hari ada tidak ada sprn

34 Gibran laki-laki 1 bln 5 hari ada iya tidak dapat >3x1

35 Sartika perempuan 7 thn 16 hari ada iya ada 3x1

36 Junus laki-laki 4 thn 4 hari ada iya tidak dapat sprn

37 Noveria perempuan 2 thn 10 hari ada iya tidak dapat 3x1

38 Bagunso laki-laki 4 thn 4 hari ada iya ada sprn

39 Sagita perempuan 1 thn 5 hari ada iya ada 3x1

40 Suci perempuan 9 bln 14 hari ada iya tidak dapat 3x1

41 Kriston laki-laki 10 thn 3 hari ada iya tidak dapat 3x1

42 Febrian perempuan 12 thn 4 hari ada tidak ada sprn

43 Nadya perempuan 1 thn 8 hari ada iya ada 3x1

44 M.Khoor laki-laki 5 bln 5 hari ada tidak ada 3x1

45 Kesya perempuan 6 thn 3 hari ada tidak ada 3x1

46 Prista perempuan 10 thn 3 hari ada tidak ada sprn

47 Fredrico laki-laki 9 bln 5 hari ada iya ada 3x1

48 Yusuf laki-laki 1 thn 10 hari ada iya ada sprn

49 Dingin laki-laki 3 thn 12 hari ada iya tidak dapat 3x1

50 Najua perempuan 6 thn 12 hari ada tidak ada sprn

51 Kian perempuan 2 thn 6 hari ada tidak ada sprn

52 Naira perempuan 1 thn 6 hari ada tidak ada sprn

53 Zhafira perempuan 4 bln 16 hari ada iya ada sprn

54 Putri perempuan 2 thn 8 hari ada iya ada sprn

55 Septri perempuan 5 thn 8 hari ada tidak ada 3x1

56 Ubai laki-laki 1 thn 5 hari ada tidak ada sprn

57 Jhastin laki-laki 6 thn 14 hari ada iya ada 3x1

58 Cristan

laki-laki 6 thn

2

minggu ada iya ada 3x1

59 Dimas laki-laki 7 thn 15 hari ada iya ada >3x1

60 Raditya laki-laki 5 thn 6 hari ada iya ada sprn

61 Sabrina perempuan 2 thn 6 hari ada iya ada 3x1

62 Annisa perempuan 1 thn 11 hari ada iya tidak dapat sprn

63 Kris laki-laki 4 thn 10 hari ada iya ada 3x1

64 Melda perempuan 2 thn 5 hari ada iya ada 3x1

65 Dini perempuan 11 thn 9 hari ada iya ada sprn

66 Muklish laki-laki 1 thn 8 hari ada tidak ada sprn

67 Roy laki-laki 9 thn 5 hari ada iya ada sprn

68 Laura perempuan 3 thn 7 hari ada iya ada 3x1

69 Farid laki-laki 11 bln 5 hari ada iya ada sprn

70 Mika perempuan 2 thn 4 hari ada iya tidak dapat 3x1

71 Putra laki-laki 6 thn 10 hari ada iya ada sprn

72 Fina perempuan 2 bln 3 hari ada iya ada sprn

73 Fahri laki-laki 9 thn 5 hari ada iya ada 3x1

74 Ratung laki-laki 12 thn 9 hari ada iya tidak dapat sprn

75 Ira perempuan 1 bln 4 hari ada iya ada sprn

76 Linda perempuan 10 thn 5 hari ada iya ada sprn


(55)

80 Wulandar perempuan 6 bln 8 hari ada iya ada sprn

81 Monisya perempuan 3 thn 5 hari ada iya tidak dapat 3x1

82 Roy laki-laki 1 bln 6 hari ada tidak ada 3x1

83 Erwin laki-laki 7 thn 11 hari ada iya ada 3x1

84 Khaira perempuan 1 thn 3 hari ada iya ada sprn

85 Melia perempuan 2 thn 9 hari ada tidak ada sprn

86 Ariani perempuan 4 thn 5 hari ada iya ada sprn

87 Umarudin laki-laki 6 bln 12 hari ada tidak ada 3x1

88 Kumang laki-laki 9 thn 5 hari ada iya ada sprn

89 Desi perempuan 1 thn 4 hari ada iya ada sprn

90 Erik laki-laki 12 thn 5 hari ada tidak ada 3x1

91 Dikki laki-laki 10 thn 8 hari ada iya ada sprn

92 Deren laki-laki 7 thn 12 hari ada iya ada 3x1


(56)

(57)

(1)

5 hari

18

19,6

19,6

75,0

6 hari

8

8,7

8,7

83,7

7 hari

2

2,2

2,2

85,9

8 hari

9

9,8

9,8

95,7

9 hari

4

4,3

4,3

100,0

Total

92

100,0

100,0

Deskripsi Sampel Berdasarkan Pengukuran Suhu

Pengukuran Suhu

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ada

92

100,0

100,0

100,0

Karakteristik pemberian obat perhari

Frekuensi Pemberian Obat Perhari

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3x1

43

46,7

46,7

46,7

>3x1

2

2,2

2,2

48,9

sprn

47

51,1

51,1

100,0

Total

92

100,0

100,0

Hasil uji chi-square

Demam * Pemberian Antipiretik (Pct) Crosstabulation

Pemberian Antipiretik (Pct)

Total

Ada

Tidak Dapat

demam iya

Count

51

18

69

Expected Count

55,5

13,5

69,0

tidak Count

23

0

23

Expected Count

18,5

4,5

23,0

Total

Count

74

18

92

Expected Count

74,0

18,0

92,0


(2)

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square

7,459

a

1

,006

Continuity Correction

b

5,894

1

,015

Likelihood Ratio

11,747

1

,001

Fisher's Exact Test

,005

,003

Linear-by-Linear

Association

7,378

1

,007

N of Valid Cases

92

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

4,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 7

DATA INDUK

No Nama Jenis

Kelamin

Umur Lama Rawat

Pengukuran Suhu

Demam Pemberian

Antipiretik

Frekuensi Obat

1 M. Fadli laki-laki 7 bln 14 hari ada iya ada 3x1

2 Elis perempuan 8 thn 3 hari ada tidak ada 3x1

3 Raisa perempuan 6 bln 4 hari ada iya ada sprn

4 Ruben laki-laki 7 thn 10 hari ada tidak ada 3x1

5 Aldi laki-laki 15 thn 19 hari ada tidak ada sprn

6 Geraldi laki-laki 2 thn 7 hari ada iya ada 3x1

7 Nazira perempuan 8 thn 5 hari ada iya ada 3x1

8 Landong laki-laki 7 thn 8 hari ada iya ada sprn

9 Khairunnisa perempuan 14 thn 18 hari ada tidak ada sprn

10 M. alfar laki-laki 1 thn 14 hari ada tidak ada 3x1

11 Riski laki-laki 6 thn 12 hari ada iya ada sprn

12 Ahmad laki-laki 1 thn 8 hari ada tidak ada 3x1

13 Fauzi laki-laki 16 thn 4 hari ada iya tidak dapat sprn

14 Reza laki-laki 1 thn 12 hari ada iya tidak dapat 3x1

15 Ririn perempuan 12 thn 16 hari ada iya ada sprn

16 M. adit laki-laki 2 thn 3 hari ada iya ada sprn

17 Ismi perempuan 4 thn 10 hari ada tidak ada sprn

18 M. hasbih laki-laki 1 bln 6 hari ada iya ada 3x1

19 Axel laki-laki 1 bln 16 hari ada iya ada 3x1

20 Edlin perempuan 4 bln 3 hari ada iya tidak dapat 3x1

21 Cindy perempuan 15 thn 14 hari ada iya ada sprn

22 Erik laki-laki 13 thn 15 hari ada iya ada 3x1

23 Nafisya perempuan 1 thn 5 hari ada iya ada sprn

24 Aldi laki-laki 6 thn 5 hari ada iya ada sprn


(3)

26 Meliana perempuan 3 thn 4 hari ada iya tidak dapat sprn

27 Naelah perempuan 2 bln 13 hari ada iya ada 3x1

28 Al. Fahri laki-laki 1 bln 4 hari ada iya tidak dapat sprn

29 Bambang laki-laki 16 thn 4 hari ada iya tidak dapat sprn

30 Oktarian laki-laki 17 thn 5 hari ada iya ada sprn

31 Aaqil laki-laki 2 thn 21 hari ada iya tidak dapat 3x1

32 Lasma perempuan 1 bln 9 hari ada iya tidak dapat 3x1

33 Anzelina perempuan 12 thn 4 hari ada tidak ada sprn

34 Gibran laki-laki 1 bln 5 hari ada iya tidak dapat >3x1

35 Sartika perempuan 7 thn 16 hari ada iya ada 3x1

36 Junus laki-laki 4 thn 4 hari ada iya tidak dapat sprn

37 Noveria perempuan 2 thn 10 hari ada iya tidak dapat 3x1

38 Bagunso laki-laki 4 thn 4 hari ada iya ada sprn

39 Sagita perempuan 1 thn 5 hari ada iya ada 3x1

40 Suci perempuan 9 bln 14 hari ada iya tidak dapat 3x1

41 Kriston laki-laki 10 thn 3 hari ada iya tidak dapat 3x1

42 Febrian perempuan 12 thn 4 hari ada tidak ada sprn

43 Nadya perempuan 1 thn 8 hari ada iya ada 3x1

44 M.Khoor laki-laki 5 bln 5 hari ada tidak ada 3x1

45 Kesya perempuan 6 thn 3 hari ada tidak ada 3x1

46 Prista perempuan 10 thn 3 hari ada tidak ada sprn

47 Fredrico laki-laki 9 bln 5 hari ada iya ada 3x1

48 Yusuf laki-laki 1 thn 10 hari ada iya ada sprn

49 Dingin laki-laki 3 thn 12 hari ada iya tidak dapat 3x1

50 Najua perempuan 6 thn 12 hari ada tidak ada sprn

51 Kian perempuan 2 thn 6 hari ada tidak ada sprn

52 Naira perempuan 1 thn 6 hari ada tidak ada sprn

53 Zhafira perempuan 4 bln 16 hari ada iya ada sprn

54 Putri perempuan 2 thn 8 hari ada iya ada sprn

55 Septri perempuan 5 thn 8 hari ada tidak ada 3x1

56 Ubai laki-laki 1 thn 5 hari ada tidak ada sprn

57 Jhastin laki-laki 6 thn 14 hari ada iya ada 3x1

58 Cristan

laki-laki 6 thn

2

minggu ada iya ada 3x1

59 Dimas laki-laki 7 thn 15 hari ada iya ada >3x1

60 Raditya laki-laki 5 thn 6 hari ada iya ada sprn

61 Sabrina perempuan 2 thn 6 hari ada iya ada 3x1

62 Annisa perempuan 1 thn 11 hari ada iya tidak dapat sprn

63 Kris laki-laki 4 thn 10 hari ada iya ada 3x1

64 Melda perempuan 2 thn 5 hari ada iya ada 3x1

65 Dini perempuan 11 thn 9 hari ada iya ada sprn

66 Muklish laki-laki 1 thn 8 hari ada tidak ada sprn

67 Roy laki-laki 9 thn 5 hari ada iya ada sprn

68 Laura perempuan 3 thn 7 hari ada iya ada 3x1

69 Farid laki-laki 11 bln 5 hari ada iya ada sprn

70 Mika perempuan 2 thn 4 hari ada iya tidak dapat 3x1

71 Putra laki-laki 6 thn 10 hari ada iya ada sprn

72 Fina perempuan 2 bln 3 hari ada iya ada sprn

73 Fahri laki-laki 9 thn 5 hari ada iya ada 3x1

74 Ratung laki-laki 12 thn 9 hari ada iya tidak dapat sprn

75 Ira perempuan 1 bln 4 hari ada iya ada sprn

76 Linda perempuan 10 thn 5 hari ada iya ada sprn

77 Jessy perempuan 2 thn 6 hari ada tidak ada 3x1

78 Robin laki-laki 8 thn 10 hari ada iya ada 3x1


(4)

80 Wulandar perempuan 6 bln 8 hari ada iya ada sprn

81 Monisya perempuan 3 thn 5 hari ada iya tidak dapat 3x1

82 Roy laki-laki 1 bln 6 hari ada tidak ada 3x1

83 Erwin laki-laki 7 thn 11 hari ada iya ada 3x1

84 Khaira perempuan 1 thn 3 hari ada iya ada sprn

85 Melia perempuan 2 thn 9 hari ada tidak ada sprn

86 Ariani perempuan 4 thn 5 hari ada iya ada sprn

87 Umarudin laki-laki 6 bln 12 hari ada tidak ada 3x1

88 Kumang laki-laki 9 thn 5 hari ada iya ada sprn

89 Desi perempuan 1 thn 4 hari ada iya ada sprn

90 Erik laki-laki 12 thn 5 hari ada tidak ada 3x1

91 Dikki laki-laki 10 thn 8 hari ada iya ada sprn

92 Deren laki-laki 7 thn 12 hari ada iya ada 3x1


(5)

(6)