Karakter Sarang Ka Kara

satu permukaan. Kait ini sering kali terlepas pada waktu terbang. Burung menggunakan paruhnya untuk menyusun ulang kait yang terlepas dan mengembalikan bulu pada kondisi yang terbaik. Ada kelenjar yang disebut uropygial, terletak didekat ekor yang menghasilkan cairan berminyak. Kelenjar ini dirangsang oleh paruh, yang digunakan untuk menstransfer cairan kebulu –bulu untuk dijadikan lapisan pelindung Baskoro, 2005.

E. Karakter Sarang

Serak Jawa tidak membangun sarangnya seperti kebanyakan burung lainnya. Burung ini memanfaatkan lubang alami pada pohon, celah perbukitan, gua, dan lubang pada bangunan Taylor, 1994. Bahkan materi sarang tidak secara khusus dibawa dari luar sarang oleh Serak Jawa. Ketika masa mengerami telur, Serak Jawa memanfaatkan pelet yang dihasilkan dan menyusunnya sedemikian rupa. Pelet ini mengandung banyak bulu maupun rambut dari mangsa yang telah dimakan sehingga menjadi bantalan yang hangat bagi telur-telurnya Shawyer, 2011. Serak Jawa dalam memilih tempat bersarang berdasarkan kriteria tertentu seperti melimpahnya pakan tikus, mamalia kecil, dan lain-lain dalam suatu tempat, jauh dari pemangsa alami rakun, mamalia besar, ketinggian lebih dari 6 meter, terlindung dari sinar terang di siang hari, berukuran minimal 1 x 1 m 2 , jauh dari gangguan manusia dan lain sebagainya Taylor, 1994. Meskipun begitu, jenis Tyto alba javanica di berbagai belahan dunia tidak terpaku pada syarat-syarat yang telah menggunakan paruhnya untuk uk menyusu u n n ulang kait yang terlepas dan mengembalikan bulu p p ad ada kondisi yang terbaik. Ada ke le le nj nj ar yang disebut uropygial terletak didekat at ekor yang mengh gh as s il il ka k n n ca ca ir ir an berminyak. Ke ele le njar ini dirangsang oleh paruh uh, yang digun un ak ak an an untuk k menstrans f fe r r ca ca ir iran an k ke ebulu –bulu u untuk dijadikan – lapisa san pelind ndun ung g Baskoro ro , 2 20 05 .

E. Ka Kara

rakter r S ar ang Ser rak Jawa tidak mem ba ngun s ar angnya s ep erti kebanyaka n bu b ru ung ng l l

ai a

nnya ya Burung i ni meman fa atkan luba ng ala mi p ad a pohon, cel ah perbu ki i tan, g gua, da d n n lu lubang p ada bangunan Ta ylor, 19 94. Bah ka n ma teri sarang tidak s secara k khusu su dibawa wa d d ar i lu ar saran g g ol ol eh eh S S er er ak Jawa. Ketik k

a a

ma ma sa sa mengerami tel ur ur, , S Serak Ja Ja w wa m memanfaatkan pelet yang dihasilkan an dan n menyusunnya sedemikian rupa. Pe ele le t t in me me ng ng an an dung banyak bulu maupun rambut dari mangsa yang telah dima a ka kan s sehi hi n ngg m me nj njad a i i ba ba nt nt al al an an y y an an g g ha ha ng ng at at b bag g i i te telu lur- r- te te lu lu rn rn y ya Sh Sh aw awye ye r, r, 2 2 01 01 1 1 . Ser er ak ak J Jawa da dala la m m memilih temp mpat bersa a r rang berdasark rk an an k k ri i t te i ria te e rt rtentu sepert melimpahnya pakan tikus, mama a lia kecil, d dan lain-lain dalam suatu tempat, jauh dari pemangsa alami rakun, mama a li l a besar , , ketinggian lebih dari 6 meter, terlindung dari sinar terang di siang hari, beruk ukuran n minimal 1 x 1 m 2 , jauh dari gangguan manusia dan lain sebagainya Taylor, r 1994. Meskipun begitu, jenis Tyto alba disebutkan. Kehadiran Serak Jawa di Polandia dipengaruhi oleh adanya bangunan- bangunan tinggi seperti menara Gereja, loteng dan lain-lain Golawski, 2003.

F. Status dan Konservasi