dinyatakan sebagai bentuk sejenis emosi, aktifitas intelektual atau asosiasi yang kita lakukuan terhadap suatu karya seni. Apabila ada suatu usaha untuk
menganalisa mengapa bentuk dari suatu karya menimbulkan emosi atau ekspresi terhadap kita, atau menstimulasi aktifitas intelektual p enghayatnya,
sebenarnya kita sedang berhadapan dengan isi atau arti P. M ulyadi, 2000: 16- 17.
Dengan demikian, walaupun secara teori dapat dipisahkan, namun sebenarnya ketiga komponen tersebut yakni tema atau subject matter, bentuk dan
isi masih merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
B. Perubahan Bentuk
Di dalam berkarya ternyata komponen karya yang kedua, ialah “bentuk” merupakan garapan utama, walaupun tentu saja bukan berarti dapat meninggalkan
permasalahan yang lain ialah subject matter dan isi Suryo Suradjijo, 1999: 76. 1.
Distorsi “Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada
pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambar”. Dharsono Sony Kartika, 2004: 102.
2. Deformasi
“Deformasi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, dengan cara mengubah bentuk objek dengan cara
menggambarkan objek tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili, atau pengambilan unsur tertentu yang mewakili karakter hasil
intrepretasi yang sifatnya sangat hakiki”. Dharsono Sony Kartika, 2004: 102.
3. Stilasi
“Stilasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara menggayakan obyek atau benda yang digambar, yaitu
dengan cara menggayakan setiap kontur pada obyek atau benda tersebut. Contoh banyak menggunakan bentuk ornamen”. Dharsono Sony Kartika,
2004:103. 4.
Simbol “Simbol seni adalah satu dan utuh, karena itu ia tidak menyampaikan
“makna”meaning untuk “dimengerti”, melainkan “pesan”import untuk “diserapkan” terhadap “makna”orang hanya dapat mengerti, tetapi terhadap
“pesan”dari seni orang dapat tersentuh secara lemah dan intensif, sehingga dalam hal ini terdapat elastisitas yang luas terhadap peresapan “pesan” seni
itu”. Sudiarja, 1982:77.
C. Komposisi
Pada dasarnya komposisi menyangkut tata susunan dalam melahirkan ungkapan atau ide, dimana kesatuan hubungan, keserasian merupakan hakikat
utama di dalam sebuah komposisi Arfial Arsad Hakim, 2000: 34. “Komposisi ada dua macam, yaitu komposisi terbuka dan komposisi
tertutup. Komposisi terbuka adalah komposisi dimana dalam suatu bidang atau ruang, unsur-unsur komposisinya merupakan bagian yang memberi kesan
menerus, tersebar, meluas dari pusat bidang atau ruang komposisi tersebut . Sedangkan yang dimaksud dengan komposisi tertutup adalah jika unsur-unsur
tersebut seakan-akan di dalam bagian, mengumpul, menyempit, sehingga terlihat adanya pengelompokan unsur-unsur itu ke dalam pusat bidang atau ruang
komposisi”. Arfial Arsad Hakim, 2000: 31. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komposisi adalah pengaturan
atau susunan. Komposisi mengatur unsur-unsur rupa dalam karya seni, mulai dari garis, warna, hingga tekstur.
1. Prinsip Organisasi Unsur-Unsur Rupa
“Prinsip yang digunakan dalam organisasi bentuk biasanya disebut prinsip organisasi, prinsip desain. atau komposisi, yang antara lain repetisi,
harmoni, balance, dan kontras. Dalam oganisasi atau komposisi perlu diperhatikan adanya unsur yang saling berintegrasi dan saling mendukung.
Oleh sebab itu, tidak perlu bahwa tiap -tiap unsur memiliki kekuatan yang sama”. P. Mulyadi, 2006: 22.
a Repetisi
“Repetisi atau pengulangan dan ritme tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ritme adalah hasil dari repetisi. Repetisi merupakan
metode untuk menarik perhatian penghayat secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola dan merupakan cara yang mudah untuk
mengikat keseluruhan unsur- unsur desain”. Arfial Arsad Hakim, 2000: 18.
b
Harmoni
“Harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akan
timbul keserasian harmony ”. Dharsono Sony Kartika, 2004: 113.
“Ritme, repetisi, dan dominans merupakan transisi penghubung bagi tercapainya suatu kesatuan hubungan unsur-unsur sehingga terwujud
harmoni di dalam bidang gambar. Harmoni menyebabkan tercapainya kesatuan unity, sedangkan ritme, repetisi, dan dominans merupakan faktor
yang esensial untuk mencapai harmoni”. Arfial Arsad Hakim, 2000: 17. c
Kesatuan atau Unity
“Kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi diantara hubungan unsur pendukung karya, sehingga secara
keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh”. Dharsono Sony Kartika, 2004: 117.
d Keseimbangan
“Keseimbangan merupakan prinsip dari penciptaan karya untuk menjamin tampilnya nilai-nilai keselarasan dan keserasian yang mendukung
prinsip kesatuan dengan menggunakan unsur-unsur seni. Ada tiga prinsip keseimbangan, yakni keseimbangan formal, keseimbangan informal, dan
keseimbangan radial.Keseimbangan formal adalah keseimbangan pada dua pihak berlawanan dari satu poros. Keseimbangan formal kebanyakan
simetris secara eksak atau ulangan berbalik pada sebelah menyebelah. M eskipun keseimbangan formal bersifat statis dan tenang, tetapi tidak
menampakkan kesan
membosankan.Keseimbangan informal
adalah keseimbangan sebelah menyebelah dari susunan unsur yang menggunakan
prinsip susunan ketidaksamaan atau kontras dan selalu asimetris”. Dharsono Sony Kartika, 2004: 118-119.
“Keseimbangan radial; disamping prinsip keseimbangan formal dan prinsip keseimbangan informal pada karya masih dapat ditemukan ciptaan
yang berdasarkan prinsip keseimbangan yang lain, seperti keseimbangan radial yaitu keseimbangan yang memberikan kesan memusat atau sentral.
Dalam prinsip keseimbangan radial terdapat unsur penting yang diletakkan di pusat pada rancangan disainnya”. http:fortunecity.comsenirupa.
2. Unsur-Unsur Visual
a Garis
Garis dimulai dari sebuah titik, merupakan jejak yang ditimbulkan oleh titik- titik yang digerakkan atau merupakan sederetan titik- titik yang
berhimpit. Juga merupakan goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita”. Arfial Arsad Hakim, 2000:
35. b
Warna Pengertian warna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesan
yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya.
“Warna merupakan suatu elemen dasar yang sangat sensitif karena kualitasnya sangat peka terhadap reaksi emosional. Warna merupakan suat u
elemen yang sangat mempunyai emosi, atau mempesona langsung dan segar”. Otto Ocvirk, 2009: 16.
c Tekstur
Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda atau bidang yang memberi karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah
halus atau kasar. Wujud suatu tekstur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.
1 Tekstur nyata actual texture
Adalah tekstur nyata sesungguhnya yang apabila diraba dapat dirasakan halus atau kasar seperti apa yang terlihat pada permukaan suatu
bidang. M isalnya, permukaan tembok, kaca, amplas dan lain sebagainya. Tekstur tersebut dapat berupa tekstur alami ataupun buatan.
2 Tekstur semu simulated texture
Adalah tekstur yang tidak nyatailusif. M isalnya, kita membuat tekstur dengan menggunakan alat dan teknik tertentu pada suatu bidang
tapi hanya berbentuk gambar dua dimensi. Dari hasil yang kita dapatkan terlihat seolah-olah permukaan itu sangat kasar ataupun licin, padahal
jika kita raba yang kita rasakan hanya permukaan bidang gambar tersebut. Disini tekstur yang hadir bersifat semu, ia hadir dalam imajinasi
visual.
D. Seni Grafis