Prinsip Kerja Generator Sinkron Reaksi Jangkar

13 d. Kumparan Stator Kumparan Jangkar Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan tempat timbulnya ggl induksi. [5]

2.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron

Adapun prinsip kerja dari suatu generator sinkron adalah: 1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluksi yang besarnya terhadap waktu adalah tetap. 2. Unit penggerak mula Prime Mover yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga memutar rotor pada kecepatan nominalnya persamaan 2.1 dimana : …………2.1 n = Kecepatan putar rotor rpm p = Jumlah kutub rotor f = frekuensi Hz 3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah- ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang Universitas Sumatera Utara 14 melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung- ujung kumparan tersebut, hal tersebut sesuai dengan persamaan berikut dimana : ………………. 2.2 …….. 2.3 ….. 2.4 ………………… 2.5 …. 2.6 …………………….. 2.7 ……… 2.8 … 2.9 ….. 2.10 …….. 2.11 …………. …2.12 ………………2.13 Universitas Sumatera Utara 15 Dimana: E = ggl induksi Volt N = Jumlah belitan C = Konstanta p = Jumlah kutub n = Putaran rpm f = Frequensi Hz = Fluks magnetik weber Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120 satu sama lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan energi listrik. [2]

2.4 Reaksi Jangkar

Bila generator sinkron alternator melayani beban yang terhubung ke terminal generator maka pada belitan stator akan mengalir arus, sehigga timbul medan magnet pada belitan stator yang akan berinteraksi dengan medan rotor. Medan magnet ini akan mendistorsi medan magnet yang dihasilkan belitan rotor sehingga menghasilkan fluks resultan. Seperti yang dijelaskan pada Gambar 2.6 : Universitas Sumatera Utara 16 Gambar 2.6 Model Reaksi Jangkar Pada Gambar 2.6.a. Medan magnet yang berputar akan menghasilkan tegangan induksi E a . Bila generator melayani beban dengan induktif, maka arus pada stator akan tertinggal seperti pada Gambar 2.6.b. Arus stator tadi akan meghasilkan medan magnet sendiri B s dan tegangan stator E stat, seperti pada Gambar 2.6.c. Vektor penjumlahan antara B S dan B R akan menjadi B net dan penjumlahan E stat dan E a, akan menghasilkan , V pada terminal jangkar. Saat beban terhubung ke beban induktif, arus jangkar akan tertinggal terhadap tegangan jangkar. Arus pada belitan stator akan menghasilkan medan magnet B s , yang kemudian kan menghasilkan tegangan stator E stat . Dua tegangan yaitu tegangan jangkar E a dan tegangan reaksi jangkar E stat akan menghasilkan V t , dimana ditunjukkan pada persamaan 2.14 V t = E a + E stat .............................................................2.14 Universitas Sumatera Utara 17 Tegangan Reaksi Jangkar E stat = - j X Ia Sehingga persaman 2.14 dapat ditulis kembali pada persamaan 2.15. V t = E a -jXI a .................................................................2.15 Selain pengaruh reaksi jangkar ini, pengurangan tegangan induksi generator sinkron juga karena adanya tahanan R a dan Induktansi belitan stator X a, ,dan penjumlahan X dan Xa sering disebut Reaktansi Sinkron Xs, sehingga persamaan 2.15 dapat ditulis kembali sebagai persamaan 2.16. V t = E a -jXI a -jX a I a - I a R a ................................................2.16 Lalu menjadi persamaan 2.17 V t = E a -jX s I a - I a R a ..........................................................2.17 Dimana: V t = Tegangan terminal jangkar R a = Tahanan Jangkar E a = Tegangan Jangkar B S = Medan Magnet Stator Estat = Tegangan Reaksi Jangkar B R = Medan Magnet Rotor X s = Reaktansi Sinkron I a = Arus Jangkar

2.5 Sistem Eksitasi

Dokumen yang terkait

Analisis Penentuan Tegangan Terminal, Regulasi, Dan Efisiensi Generator Sinkron 3 Fasa Rotor Salient Pole Dengan Metode Blondel (Two Reaction Theory)

6 75 105

Analisa Penentuan Tegangan Terminal Generator Sinkron 3 Fasa Dan Perbaikan Faktor Daya Beban Menggunakan Metode Pottier

29 237 107

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

14 74 99

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

0 0 12

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

0 0 1

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

0 0 5

Analisis Perbandingan Penentuan Regulasi Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa dengan Menggunakan Metode Potier dan Metode New ASA

0 0 2

BAB II GENERATOR SINKRON 3 FASA - Analisis Penentuan Tegangan Terminal, Regulasi, Dan Efisiensi Generator Sinkron 3 Fasa Rotor Salient Pole Dengan Metode Blondel (Two Reaction Theory)

0 0 47

TUGAS AKHIR - Analisis Penentuan Tegangan Terminal, Regulasi, Dan Efisiensi Generator Sinkron 3 Fasa Rotor Salient Pole Dengan Metode Blondel (Two Reaction Theory)

0 1 13

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA 2.1 Umum - Analisa Penentuan Tegangan Terminal Generator Sinkron 3 Fasa Dan Perbaikan Faktor Daya Beban Menggunakan Metode Pottier

0 0 32