BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pemahaman Konsep Listrik
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata faham yang artinya mengerti benar.
Pemahaman adalah suatu proses perbuatan untuk bisa mengerti benar. Em Zul, Fajri Ratu Aprilia Senja, 2008: 607-608
Pemahaman yaitu suatu proses, cara memahami supaya paham Depdikbud.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah suatu proses cara memahami supaya mengerti benar.
b. Pengertian Konsep
Menurut Banks, 1985 : 85 :Konsep adalah pernyataan abstrak yang berguna untuk mengelompokkan ide atau peristiwa.
Menurut Nyi Mas Aisyah, 2008 : 6-12Konsep adalah pengertian yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk
mengelompokkan, penggolongkan suatu objek. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep
adalah pengertian atau pernyataan abstrak yang berguna untuk mengelompokkan ide suatu objek.
c. Pengertian Listrik
Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya
diantaranya. Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel.
Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Heri Sulistiyo dan Edi Wibowo : 2008
5
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa listrik adalah sumber daya energi yang disalurkan melaui kabel dan bisa
menyebabkan penarikan dan penolakan gaya. Pemahaman konsep dasar listrik adalah suatu proses perbuatan
untuk bisa mengerti pernyataan abstrak yang berguna untuk mengelompokkan ide atau peristiwa tentang sumber energi yang
disalurkan melalui kabel. 2.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar
Menurut Winkel 1996:53 belajar adalah suatu aktivitas mental phsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif
konstan dan berbekas. Menurut Hamalik 2003:27 belajar adalah proses kegiatan dan
bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih dari itu yaitu mengalami.
Menurut Suparno 2001:2 belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil
dari suatu praktik atau latihan. Belajar adalah suatu proses perubahan aktivitas atau tingkah laku individu. Setiap individu yang belajar akan
terjadi perubahan pada dirinya yang dapat mengembangkan pribadinya. Belajar bersifat individualistik. Dalam konteks belajar di sekolah apa
yang dilakukan oleh pembelajar itulah yang dipelajari dan bukan dilakukan oleh guru.
Belajar adalah sebagai suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang
banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Karena itu sudah tentu setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan hasil belajar.
Belajar lebih berhasil apabila ada hubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa. Hal ini terjadi apabila ada hubungan dengan
apa yang diperlukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Belajar dalam pengertian yang paling umum adalah setiap perubahan tingkah laku
akibat pengalaman yang diperolehnya atau dinamis dan terbuka terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada dirinya dan lingkungan sekitarnya,
maka proses belajar akan selalu terjadi pada diri seseorang tanpa henti. Menurut Slameto 1995 : 2, belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap, keterampilan, dan kemampuannya. Sementara itu, Witherington dalam Ngalim Purwanto 1977 :
84, belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang beruipa
kecakapan, sikap, kebiasaan, atau suatu pengertian. Sedang menurut Oemar Hamalik 1989 : 60, belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.
Perkataan belajar dirumuskan oleh Kimlbe dalam Singgih D. Gunarsa 1990 : 119, belajar adalah perubahan yang relatif menetap
dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak masuk perubahan-perubahan karena
kematangan, kelelahan, dan kerusakan pada susunan saraf. Dalam hal ini, belajar adalah suatu yang diubah atau berubah dari rangkaian tingkah
laku dan perubahan itu bersifat menetap. Ini diartikan bilamana pada suatu saat terjadi perubahan, ada suat yang baru diperoleh mempelajari
sesuatu dan ini akan bersifat menetap dalam diri seseorang. Adapun dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat
dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian belajar oleh Ngalim Purwanto 1990 : 85, adalah sebagai
berikut :
1 Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman yang disebabkan oleh pertumbuhan atau perkembangan kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan
yang terjadi pada diri bayi. 2
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, akan tetapi ada
juga kemungkinan perubahan itu mengarah ke perubahan tingkah laku yang kurang baik.
3 Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun kejiwaan, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berpikir,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. 4
Untuk disebut dengan belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap pada akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang.
Perubahan itu hendaknya akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Ini
berari harus meninggalkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman, kepekaan
perhatian seseorang yang biasanya hanya berlangsung untuk sementara.
Menurut Slameto 1995 : 3-4 ada enam aspek perubahan belajar, yaitu perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam perubahan dlm
belajar bersifat kontinyu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat aktif dan pasif, perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara, perubahan dalam belajar atai terarah, perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
1 Perubahan terjadi secara sadar. Artinya seseorang yang belajar akan
merasakan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari usaha belajarnya.
2 Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Artinya
perubahan yang terjadi dalam individu siswa berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.
3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Artinya
perubahan-perubahan yang senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Artinya
perubahan-perubahan menetap atau permanen sehinga tingkah lakunya menetap.
5 Perubahan dalam belajar atau terarah. Artinya perubahan tingkah
laku itu merupakan tujuan yang akan dicapai sehingga perubahan tingkah lakunya benar-benar disadari.
6 Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Artinya perubahan
sebagai akibat dari belajar yang dilakukan sehinga terjadi perubahan tingkah laku yang baik.
Dalam pembelajaran IPA perubahan tingkah laku yang terjadi apabila siswa secara sadar dan berkesinambungan dalam belajarnya
dengan menggunakan media yang sesuai maka apa yang diharapkan akan tercapai sebab dengan belajar tanpa ada tekanan siswa akan
berhasil dalam mengerjakan tugas dari guru. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Menurut Syaiful Bahri Djamarah 1991 : 21, tujuan dalam
belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu. Sejalan dengan itu, Sardiman dalam Syaiful Bahri Djamarah 1991 : 21, belajar
sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut cipta, rasa dan karsa, rasa
kogintif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses aktivitas manusia secara aktif, melibatkan unsur jasmani maupun rohani untuk menghasilkan
perubahan-perubahan dalam
hal pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan-perubahan itu bersifat relatif
konstan dan menetap, sehingga dibutuhkan suatu minat agar mendapatkan sikap belajar yang baik. Dapat juga belajar diartikan
sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk mengetahui dan menguasai ilmu pengetahuan sehingga dapat menerapkan dalam
kehidupannya. Belajar juga merupakan perubahan-perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan dari hasil usaha individui dalam
memperoleh kepandaian, ilmu, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, serta aspek dalam pribadi seseorang
yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
b. Pengertian Pembelajaran Menurut M. Saekhan Muchith 2008:95, pembelajaran adalah
upaya secara sistematis yang dilakukan yaitu untuk mewujudkan prose belajar secara efektif dan efisien.
Menurut Merrill dalam Mark K. Smith 2009:90, pembelajaran adalah sebuah proses aktif yang di dalamnya makna dikembangkan atas
dasar pengalaman Menurut Yudhi Munadi 2008:4 pembelajaran adalah usaha yang
terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Berdasarkan uraian teori pembelajaran di
atas Peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang guru secara terencana agar terjadi proses belajar dalam diri
siswa. c. Pembelajaran IPA
Nana Djumhana 2007:1 Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Sains Science mempelajari sifat-sifat dan gejala-gejala alam.
Dalam mempelajari fenomena alam tersebut biasanya dilakukan pengamatan dan percobaan-percobaan untuk memperoleh informasi
berupa fakta dan data, yang dalam proses mempelajarinya, anda akan selalu berhubungan dengan pengukuran.
Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematika, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep,atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Muslichaah Asyari, 2006.
Berdasarkan teori pembelajaran IPA di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh
guru untuk membekali peserta didik dalam mempelajari sifat-sifat dan gejala-gejala alam melalui proses penemuan.
3. Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning a. Pengertian Contextual Teaching and Learning
Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Nurhadi, 2002:1
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan
strategi pembelajaran daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai team yang bekerjasama untuk menemukan
sesuatu yang baru bagi anggota kelasnya. Kontekstual hanya sebagai
strategi, Kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna.
Ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual Zaherik, 1995:14-22, yaitu:
1 pengaktifan pengetahuan yang sudah ada 2 pemerolehan pengetahuan baru,
3 pemahaman pengetahuan, yaitu dengan cara a menyusun konsep sementara, b melakukan sharing kepada orang lain, dan c merevisi
konsep dan mengembangkannya. 4 mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut dan 5 mela-
kukan refleksi. b. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam kelas
Sebuah kelas dikatakan menggunakan Pendekatan Kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen pembelajaran kontekstual., yaitu 1
konstruktivisme, 2 inkuiri, 3 bertanya, 4 masyarakat belajar, 5 pemodelan, 6 refleksi dan 7 penilaian yang sebenarnya. Secara garis
besar langkah-langkah pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut: 1 Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2 Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3 Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.
4 Ciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok-kelompoknya. 5 Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6 Melakukan refleksi di akhir pertemuan. 7 Melakukan penilaian yang sebenarnya
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi yang
diajarkan dengan dunia nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran lebih bermakna.
B. Kerangka Pikir