Rumah Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

RUMAH SEBAGAI SUMBER IDE

DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Seni Rupa Murni

Fakultas Sastra Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

HANUNG SASONGKO

C0601015 SENI RUPA MURNI

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

RUMAH SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

Disusun oleh HANUNG SASONGKO

C0601015

Telah disetujui oleh Pembimbing

untuk diajukan dalam sidang ujian TA tanggal 1 Januari 2010 Pembimbing I

Drs. Setyo Budi, M.Sn. NIP 196706041994031006

Pembimbing II

Drs. P. Mulyadi NIP 194511181975021001

Mengetahui

Ketua Jurusan Seni Rupa Murni FSSR UNS

Drs. Arfial Arsad Hakim, M.Sn. NIP 195007111981031001


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

RUMAH SEBAGAI SUMBE IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

Disusun oleh HANUNG SASONGKO

C0601015

Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal 1 Januari 2010 Panitia Penguji :

1. Drs. Arfial Arsad Hakim, M.Sn. (………) Ketua Sidang NIP.195007111981031001 2. Drs. Sunarto, M. Sn. (………)

Sekretaris NIP.194708301980031002 3. Drs. Setyo Budi, M.Sn . (………)

Penguji I NIP.196706041994031006 4. Drs. P. Mulyadi (………)

Penguji II NIP.194511181975021001

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Sudarno, MA. NIP 195303141085061001


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Hanung Sasongko NIM : C0601015

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul “Rumah Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis” adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Tugas Akhir ini diberi tanda kutipan (citasi) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang di peroleh dari Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, November 2009 Yang membuat pernyataan,


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

Einstein

Ingatlah, semua ini diawali dengan seekor tikus, tanpa inspirasi….kita akan binasa.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini dipersembahkan kepada:

§ Tuhan Yang Maha Esa

§ Bapak dan Ibu yang kusayangi

§ Isteriku tercinta

§ Adik-adikku yang tersayang

§ Keluarga Mahasiswa Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “RUMAH SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS”

Penulisan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Seni Program Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan Tugas Akhir ini menemui banyak hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari beberapa pihak, akhirnya terselesaikan.

Untuk itu sudah sepantasnyalah dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Drs. Sudarno, MA, Selaku Dekan Fakultas Satra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Arfial Arsad Hakim, M. Sn, selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan pembimbing Akademis dan yang selama ini banyak membantu, membimbing, dan memberi semangat kepada penulis. 3. Drs. Setyo Budi, M.Sn, selaku pembimbing I yang telah dengan sabar dan tak

henti-hentinya memberikan bimbingan, arahan, masukan, semangat, serta perhatian kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Drs. P. Mulyadi, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Drs. Arfial Arsad Hakim, M.Sn., sebagai pembimbing Akademis dan yang selama ini banyak membantu, membimbing, dan memberi semangat kepada penulis.

6. Teman-teman Seni Rupa angkatan 2001, terima kasih banyak atas dukungan, pengalaman dan “keanehan” yang kalian berikan selama ini. Serta keluarga mahasiswa seni rupa, FSSR UNS.

7. Semua pihak yang telah membantu untuk penyusunan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini dimungkinkan masih terdapat kelemahan-kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga apa yang penulis hasilkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Surakarta, November 2009


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

HALAMAN PERNYATAAN ……….. iv

MOTTO ……….. v

PERSEMBAHAN ……….. vi

KATA PENGANTAR ……….. vii

DAFTAR ISI ……….. ix

ABSTRAK ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Batasan ………..….. 3

C. Rumusan ………...…. 4

D. Tujuan Penulisan ………... 4

E. Manfaat Penulisan ……….. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 5

A. Rumah ……….. 5

1. Pengertian Rumah ……….. 5

2. Jenis-jenis Rumah ……….. 7

3. Fungsi Rumah ……….. 9


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Psikologi Rumah ………. 11

B. Perumahan Penduduk ………. 12

C. Seni Rupa ………. 13

1. Pengertian Seni ………. 13

BAB III RUMAH ………. 18

A. Implementasi Teoritik ………. 18

B. Implementasi Visual ………. 19

1. Teknik dan Medium ………. 20

2. Penjelasan Karya ………. 21

BAB IV PENUTUP ………. 23

A. Simpulan ………. 23

B. Saran ………. 24

DAFTAR PUSTAKA ………. 25


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ABSTRAK

Hanung Sasongko. C0601015. 2009, “Rumah Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis”. Pengantar Tugas Akhir Jurusan Seni Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rumah merupakan perlengkapan hidup manusia yang mempunyai fungsi dalam aspek kehidupan pemiliknya, yaitu aspek sosial, ekonomi, religi, estetika. Rumah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan pembangunan kota, rumah merupakan sarana tempat tinggal, selain sarana tempat berteduh juga mempunyai arti yang sangat dalam. Dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana yang dimaksud rumah dan perumahan penduduk? 2. Bagaimana visualisasi suasana rumah dalam sebuah pemukiman padat penduduk dalam karya lukis?

Rumah adalah kedamaian yang diharapkan penghuninya dengan segala keanekaragaman, rumah adalah kebebasan, rumah adalah pelepas lelah tanpa rumah manusia tidak bisa hidup lama bermasyarakat dan bersosialisasi. Rumah tidak akan terasa lengkap apabila tidak ada tetangga atau rumah yang lain. Rumah adalah warna-warni kehidupan. Rumah adalah sesuatu yang komplit. Yang penuh keindahan dan penuh rasa cipta, keindahan rumah bisa merubah kemurungan menjadi kegembiraan atau kehangatan.

Konsep bentuk dalam karya lukis ini menggambarkan bangunan rumah yang bertumpuk-tumpuk dan berhimpitan, manusia sebagai penghuni rumah, serta garis kecil-kecil yang dikaitkan antara garis satu dengan yang lain seperti dijahit. Teknik ini digunakan agar seolah-olah rumah, langit, manusia tidak bisa lepas dari salah satunya, mereka membutuhkan satu sama lain.

Bentuk rumah dan pemukiman yang ada dalam karya ini berbeda dengan keaadan yang sesungguhnya, karena yang ditampilkan mengalami perubahan bentuk yang imajinatif. Perubahan bentuk ini dilakukan sebagai upaya memunculkan karakter kegembiraan dan keceriaan, selain itu warna-warna yang digunakan juga warna-warna cerah, dengan tujuan untuk menimbulkan kesan kegembiraan, keceriaan, harapan kebersamaan yang dialami dalam kehidupan.


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah merupakan salah satu perlengkapan hidup manusia yang sudah ada sejak jaman prasejarah yang diperoleh dari perkembangan tempat tinggal setelah gua. Rumah diciptakan untuk melengkapi kebutuhan manusia untuk berlindung dari sesuatu yang membahayakan dirinya.

Selain sebagai salah satu perlengkapan hidup manusia, rumah mempunyai fungsi dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat pemiliknya, yaitu aspek sosial, ekonomi, religi, estetika, dan lain sebagainya. Dimana rumah sebagai salah satu kebutuhan masyarakat yang di dalamnya menyangkut segala keperluan sehari-hari secara keseluruhan.

Sebagai unsur yang ada dalam masyarakat dalam hubungan pendaya-gunaan alam lingkungan sekitarnya, rumah mempunyai arti sosial untuk menunjukkan dan menunjang status sosial dari pemiliknya kepada masyarakat sekitarnya.

Di Indonesia, seperti pada negara-negara lain pada awalnya hanya lebih memperhitungkan kebetulan-kebetulan hidup mendasar, yaitu. makan, pakaian, dan tempat tinggal. Pembangunan rumah secara tradisional selalu mempertimbangkan iklim, musim dan suhu setempat.

R. Ismunandar K. menulis buku: Joglo arsitektur Rumah Tradisional Jawa


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

moyang dahulu didirikan dengan urutan-urutan yang dibakukan sebagai adat tata cara yang dilakukan masing-masing daerah. Masing- masing disertai hitungan klasifikasi pendirian, penuh makna dengan dasar sebab akibat perhitungan kausal dalam rangka memperoleh keselamatan karena adanya keselarasan dengan alam (Sunarmi, 2007: 23). Bentuk-bentuk rumah juga disesuaikan dengan tradisi serta budaya dan bahan-bahan bangunan setempat, sehingga rumah yang mempunyai bentuk indah adalah cerminan kekhasan dari masing-masing daerah.

Kekayaan dan keragaman seni budaya merupakan sintesis dari kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual dengan kekayaan dan keragaman ekologisnya. Realitas ini dengan jelas nampak pada betapa bangunan di berbagai daerah menunjukkan ketidakseragaman dalam aspek tata letak, tata ruang, dan tata estetik dan artistiknya. Arah hadap bangunan juga berkaitan dengan sistem keyakinan suatau masyarakat. Sistem konfigurasi ruang juga tidak menunjukkan uniformitas di antara bangunan-bangunan yang ada. Aspek dekoratif juga menunjukkan pernak-pernik yang unik dan khas suatu bangunan dengan bangunan lain dari berbagai suku bangsa. Bangunan atau arsitrektur tidak hanya sekedar tempat berlindung secara fisik dari cuaca seperti angin, hujan, panas, dingin, akan tetapi juga tempat berlindung dari kondisi keos (Chaotic), ruang kosmik (Sunarmi, 2007 : 5).

Kebutuhan akan fasilitas pemukiman di kota, kebutuhan tanah untuk perluasan kota, kebutuhan fasilitas-fasilitas kota baik jasmaniah maupun rohaniah selalu meningkat, akibatnya akan muncul kepadatan penduduk atau penggunaan lahan pemukiman di kota yang tidak teratur. Keadan tersebut di dalam berbagai hal akan dapat merendahkan nilai-nilai kemanusiaan yang menyangkut aspek fisik, keadaan sosial maupun moralitas. Perubahan-perubahan ini akan membawa akibat


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pula pada perubahan di dalam tata cara dengan kehidupan dengan berbagai cara tuntutan kebutuhan yang makin meningkat.

Rumah salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan pembangunan kota, rumah merupakan sarana tempat tinggal, selain sarana tempat berteduh rumah juga mempunyai arti yang sangat dalam. Tidak selalu rumah bagus dan yang indah bisa dijadikan tempat tinggal atau peristirahatan, Hasil riset J.L Taylor (1972) mengungkapkan segi lain dari manusia penghuni kawasan kumuh. dalam suasana hidup berat, karena asal mereka dari pedesaan, mereka masih mampu menciptakan suasana hidup ramah dan bergotong royong, (N. Daldjoeni, 1997: 80). Pemukiman-pemukiman jenis ini sering terdiri atas kelompok-kelompok pondok yang sempit, yang banyak diterpa angin dan kemasukan air kalau musim hujan serta gelap.

B. Batasan

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka karya Tugas Akhir ini dapat dibatasi permasalahannya adalah fungsi rumah sebagai kediaman, atau tempat tinggal dan suasana rumah dalam sebuah pemukiman padat penduduk

C. Rumusan

Dalam pembuatan karya Tugas Akhir ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Bagaimana visualisasi suasana rumah dalam sebuah pemukiman padat penduduk dalam karya lukis?

D. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud rumah dan Perumahan penduduk.

2. Untuk memvisualisasikan suasana rumah dalam sebuah pemukiman padat penduduk dalam karya lukis.

E. Manfaat Penulisan

1. Mendapatkan gambaran tentang ketenangan dan kedamaian rumah di daerah pemukiman.

2. Dapat menjadi konsep dasar pemikiran karya seni lukis dengan bersumber ide rumah di pemukiman.


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Rumah

1. Pengertian Rumah

Dalam arti umum, rumah adalah bangunan buatan manusia yang dijadikan tempat tinggal selama periode waktu tertentu. Rumah juga kadang menjadi tempat tinggal hewan, namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar atau sarang dan kandang. (www.-1, 2009).

Rumah berbentuk ruangan yang dibatasi dinding dan atap, biasanya memiliki jalan masuk berupa pintu, bisa berjendela ataupun tidak. Lantainya bisa berupa tanah, ubin, keramik, atau bahan lainnya. Rumah modern biasanya lengkap memiliki unsur-unsur ini, dan ruangan di dalamnya terbagi-bagi menjadi beberapa kamar yang berfungsi spesifik, seperti kamar tidur, kamar mandi atau WC (mandi cuci kakus), ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, garasi, gudang, teras, dan pekarangan.

Rumah bagi masyarakat Jawa merupakan hasil makarya manusia Jawa. Menurut Wiryomartono orang Jawa tidak mempersoalkan apakah melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut kreatif atau tidak. Perhatian masyarakat Jawa maksud dari setiap makarya / berkarya adalah mendekatkan sesuatu dengan manusia (Wiryomartono, 2001: 149-150). Hal ini dilakukan dalam rangka membuat manusia menjadi lengkap / sempurna dalam arti hasta, anasta. Diharapkan dengan anasta

inilah segala sesuatu ditangani, diolah, dikerjakan, dan dibentuk sehingga siap untuk mendukung terwujudnya harapan manusia dalam mencapai sesuatu. Makarya adalah


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

mendayagunakan tangan baik secara prag amatis maupun puitik. Pada konsep pragmatis, rumah sebagai hasil makarya manusia menjadi bagian yang melengkapi keberadaan manusia dengan sistem peralatan dan perabotan.

Pembuatan rumah adalah aktivitas budaya yang didasarkan pada budhi, oleh karena itu kegiatan ini tidaklah semata-mata reaksi atau jawaban dari kebutuhan. Akan tetapi budhi pada dasarnya adalah kekuatan mencipta, daya cipta, daya ingat, buah pikiran, ingatan, kecerdasan, kepekaan, akal dan hati. Perwujudan rumah tradisional jawa, berawal dari pemilihan lokasi, bahan, bentuk, cara perwujudan dan bahkan pada saat pertama menempati memiliki perhitungan-perhitungan yang matang dalam rangka memperoleh keselarasan antara penghuni dengan alam agar tercapai keselamatan dan kesentausaan dunia dan akherat. konsep perwujudan rumah tradisional jawa tersebut menunjukkan sasaran perencanaan berdasarkan pada proses terbentuknya yang bersendikan ritus, agama atau kepercayaan, sosial, ekonomi, lingkungan, dan kosmologi tidak ditekankan pada produk berupa wujud fisik bangunan dengan penalaran fungsi dan estetika (Sunarmi, 2007: 41-42).

Dalam kegiatan sehari-hari, orang biasanya berada di luar rumah untuk bekerja, bersekolah, atau melakukan aktivitas lain, tetapi minimal rumah berfungsi sebagai tempat untuk tidur, baik bagi keluarga atau perorangan. Selebihnya, rumah juga digunakan sebagai tempat beraktivitas antara anggota keluarga atau teman, baik di dalam maupun di luar rumah pekarangan.

Pembangunan rumah sederhana tergantung terutama pada faktor-faktor geografis dan sebagainya seperti berikut:


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Keadaan, lapisan dan bentuk tanah mempengaruhi jenis dan bentuk rumah dan pondasinya.

c. Adanya dan banyaknya bahan bangunan alam, terutama jenis dan ukuran batang kayu, jenis, bentuk, dan kekuatan tanah dan batu gunung beserta bahan bangunan buatan mempengaruhi konstruksi dan bentuknya (Imelda Akmal, 2005: 15).

2. Jenis-jenis Rumah

Beberapa pembagian rumah menurut fungsi-fungsinya dengan kriteria dan pertimbangan tertentu menurut wikipedia, ditetapkan sebagai berikut: a. Rumah Banjar

Rumah Banjar adalah rumah tradisional suku Banjar . Arsitektur tradisional cirinya antara lain mempunyai perlambang.

b. Rumah Sakit

Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan yang pelayanannya disediakan oleh dokter , perawat , dan pasien.

c. Rumah Makan

Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menjual hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan.

d. Rumah bubungan tinggi

Rumah Bubungan Tinggi adalah salah satu rumah tadisional suku Banjar (rumah Banjar ) di Kalimantan Selatan .


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

e. Rumah kaca

Rumah kaca (atau rumah hijau) adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau _ampong. f. Rumah hantu

Rumah hantu, rumah berhantu atau rumah setan adalah rumah yang diperkirakan dihuni makhluk-makhluk halus.

g. Rumah Gadang

Rumah Gadang adalah nama untuk rumah _ampo Minangkabau , provinsi Sumatra Barat .Rumah ini memiliki keunikan bentuk arsitektur.

h. Rumah Cacak Burung

Rumah Cacak Burung adalah salah satu rumah tradisional suku Banjar (rumah Banjar ) di Kalimantan Selatan , rumah induk yang memanjang.

i. Rumah makan siap saji

Rumah makan siap saji (bahasa Inggris : fast food restaurant) adalah rumah makan yang menghidangkan makanan dan minuman dengan cepat.

j. Rumah boneka

Rumah boneka adalah sejenis mainan yang berbentuk rumah. k. Rumah Melayu

Rumah kayu atau rumah _ampong pada suatu masa dulu.

(www.-2, 2009)

3. Fungsi Rumah

Sekitar dua pertiga kehidupan manusia dihabiskan di dalam rumah. Di kota-kota besarpun, yang mobilitas manusianya sangat tinggi dan kuantitas keberadaan di


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

rumah lebih sedikit, rumah tetap memegang peranan sangat penting sebab; di rumahlah manusia berlindung, melakukan kegiatan, membina keluarga dan beristirahat. Oleh karena itu, kualitas kesehatan rumah harus sangat diperhatikan agar rumah dapat berfungsi sempurna sesuai dengan kebutuhan.

Sehat itu terdiri dari dua kategori, yaitu sehat fisiologis, rumah harus memberi rasa aman dan melindungi manusia dari gangguan alam, cuaca, penyakit, serta gangguan fisik lainnya. Jadi, rumah harus memiliki konstruksi bangunan yang kuat, bahan bangunan yang aman dan berkualitas baik, penerangan dan pengudaraan yang cukup, sarana dan prasarana yang memadai, serta lingkungan bersih, sehat, dan aman. Sedangkan dari segi psikologis, rumah harus memberi rasa nyaman, rileks, dan tenteram.

Untuk mendapatkan rumah sehat yang berfungsi maksimal, kedua aspek di atas harus dapat terpenuhi dengan baik. Dari segi pertimbangan kesehatan fisiologis, yaitu bagaimana memilih area rumah sehat, mengelola lingkungan yang sehat, serta mendesain rumah sehat. Sedangkan dari segi psikologis yaitu elemen-elemen apa saja yang dapat menunjang terciptanya rumah sehat (Imelda, 2005: 9).

4. Elemen Bangunan Rumah

Dalam pembuatan rumah perlu memperhatikan elemen-elemen rumah, antara lain:

a. Atap

Bahan atap yang ideal adalah yang mampu bernapas. Atap dari bahan alam sangat dianjurkan untuk rumah, misalnya atap alang-alang atau atap sirap. Bahan kayu serta keramik tanpa glasir juga cukup baik. Sebaiknya hindari


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

penggunaan atap beton, begitu pula atap dari bahan logam, misalnya seng karena akan menimbulkan medan elektromagnetik, gelombang mikro, dan menimbulkan panas. Atap aluminium tidak bersifat elektromagnetik namun merupakan penghantar listrik sehingga kurang baik bagi kesehatan.

b. Furnitur

Bahan-bahan dari alamlah yang terbaik untuk rumah, termasuk untuk furniture, furniture yang terbuat dari kayu, bambu, rotan, daun-daunan seperti eceng gondok dan pelepah pisang baik untuik kesehatan rumah. Bahan logam cukup popular terutama untuk rumah-rumah modern namun bahan ini bersifat menghantar listrik sehingga sebaiknya tidak terlalu banyak digunakan untuk furnitur.

c. Lantai

Lantai hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: kuat menahan beban baik beban manusia ataupun furnitur, tidak berbau, merupakan isolator panas, kedap air, dan tidak bersifat elektromagnetik (Imelda, 2005: 33).

5. Psikologi Rumah

a. Jiwa Yang Sehat Ada Dalam Rumah Yang Sehat

Rumah adalah tempat yang artinya untuk mengekspresikan jiwa. Kehangatan rumah akan membuat manusia merasa mencintai dan dicintai. Cobalah membayangkan jika kita meninggalkan rumah dan pergi ke luar kota atau ke suatu tempat untuk beberapa waktu, yang terbayang oleh kita adalah hangatnya rumah, nyamannya tempat tidur, membuat kita segera ingin pulang ke rumah. Oleh karena itu unsur jiwa atau psikologis rumah pun selayaknya sangat diperhatikan. Rumah dan


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pemiliknya memiliki ikatan emosi jiwa yang kuat. Rumah adalah tempat manusia berteduh yang sekaligus mampu memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis, memenuhi kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa.

Perubahan kehidupan modern juga banyak mengubah hidup manusia termasuk ikatan emosional dan jiwa kita terhadap rumah. Rumah modern lebih banyak didesain untuk mengakomodasikan gaya hidup masa kini dengan berlomba mengikuti kemajuan zaman, kemewahan, mode dan teknologi. Padahal kenyamanan, dan kehangatan, keintiman dan ikatan emosi sesuai dengan kepribadian manusia lebih penting dipertimbangkan untuk rumah tinggal.

Dengan mendesain rumah sesuai dengan jiwa, kepribadian, dan menata segala sesuatu yang mampu menyenangkan hati pemiliknyalah yang akan membuat rumah mampu menunjang kesehatan penghuninya. Di sisi ini hendaknya kita lebih menekankan rumah yang damai, merefleksikan perilaku, idealisme serta tujuan hidup pemiliknya. (Imelda, 2005: 44)

Rumah semestinya menjadi tempat paling sejuk setelah rumah Allah SWT (Masjid). Jangan sampai orang tidak mau pulang ke rumah karena rumahnya terasa panas (www.-3, 2009). Penulis mengambil tema rumah karena rumah merupakan tempat yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia yaitu sebagai tempat berteduh, tempat tinggal dan ketentraman jiwa manusia. Rumah juga sebagai kebutuhan pokok setelah sandang dan pangan.


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

B. Perumahan Penduduk

Masalah perumahan seringkali diteropong secara sempit sebagai masalah pengadaan rumah dalam bentuk fisik semata (house, dwelling atau shelter). Sisi “mata uang” yang lain yang tidak terasa, menyangkut aspek paguyuban, kekentalan komunitas, persepsi, aspirasi dan harapan penghuninya sedikit banyak lepas dari pengamatan.

Dalam pembangunan perumahan penduduk secara masal, memang rumah lebih dilihat sebagai barang konsumsi yang pasif dan statis. Akan tetapi kemudian disadari bahwa perumahan merupakan kebutuhan sosial dan bahkan dapat berperan sebagai instrument pembangunan yang aktif dan dinamis. Perkembangan pemahaman tentang makna perumahan sebagai instrument pembangunan, membawa serta fungsi-fungsi baru yang tidak sekedar bertujuan untuk pengadaan papan saja, melainkan juga menggairahkan semangat membangun, menumbuhkan motivasi untuk kegiatan swadaya masyarakat, menghidupkan industri rakyat dan bahan bangunan lokal, serta menciptakan lapangan kerja.

Di samping itu wawasan perumahan selayaknyalah lebih mengacu pada proses yang menerus dan bukan produk yang mandeg. Dalam kehidupan sahari-hari pun dapat dilihat, perumahan selalu tumbuh sebagai proses organis, bagaikan jasad hidup. Rumah berkembang sejalan dengan siklus biologis dan perubahan sosial-ekonomi penghuninya.

Prof. Naomi Maeda dari Tokyo University Research Group lebih lanjut berujar bahwa bentuk-bentuk rumah merupakan ekspresi budaya daerah dan masyarakat setempat yang adiluhung. Perumahan massal dengan teknologi canggih


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang didasarkan pada sistem nilai tunggal–gatra dikawatirkan akan menciptakan keseragaman yang steril, memiskinkan kreatifitas dan menipiskan motivasi untuk membangun dari dalam secara berswadaya, (Eko Budihardjo, 1987: 39).

C. Seni Rupa

1. Pengertian Seni

Seni menurut bahasa sansekerta yaitu sani yang berarti persembahan, pelayanan, dan pemberian. Seni dapat pula diartikan pula sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa orang, dilahirkan dengan alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pandang, indera dengar, atau dilahirkan dengan perantara gerak. Seni merupakan hasil aktifitas kreatif seseorang, maka seni mempunyai sifat gerak (Suwaji Bastomi, 1992: 10).

Jadi bisa dikatakan seni merupakan suatu produk yang indah. Seni merupakan hasil dari kreatifitas seseorang yang merupakan ungkapan jiwa atau batin dari sipenciptanya yang semula tidak tampak menjadi tampak, dengan kata lain seni merupakan perwujudan dari sesuatu yang semula tidak berwujud yang dikomunikasikan menggunakan suatu alat yang menjadi suatu bentuk.

”karya seni merupakan sebuah benda atau artefak yang dapat dilihat, didengar, atau dilihat dan sekaligus didengar (visual, audio dan audio-visual) seperti lukisan, musik, dan teater. Jadi dalam hal ini seni merupakan suatu wujud yang terindera” (Jakob Sumarjo, 2000: 45).

Karya seni adalah suatu hasil karya seniman dalam proses kreatif untuk menciptakan karya. Dalam proses kreatif ini seorang seniman akan mengarahkan seluruh ketajaman pengamatan, fungsi jiwanya, kemauan, akal dan perasaannya.


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Untuk menciptakan karya selain ketajaman seluruh jiwa, seniman juga membutuhkan kemampuan yang bersifat teknik. Kemampuan teknik yang dimaksudkan di sini adalah keterpaduan antara keterampilan dan penguasaan pengetahuan bahan seniman. Dengan kemampuan teknik ini, seniman akan mengubah bahan yang digunakannya dengan disertai seluruh ketajaman fungsi jiwanya (Suryo Suradjijo, 1996: 65).

Bidang seni rupa memiliki berbagai cabang antara lain adalah seni lukis, seni patung, seni grafis, seni kriya, seni reklame, dan seni arsitektur. dengan keragamn seni yang dimiliki maka perlu adanya suatu usaha untuk melestarikan dan mempertahankan berbagai macam seni khususnya pada seni lukis.

Sedang untuk lebih menekankan pada permasalahan tentang seni, perlu ditekankan berbagai hal yang mendukung terwujudnya suatu karya seni, yaitu bagian dari suatu bentuk yang meliputi awal terjadinya karya hingga hasil yang dicapai dalam kaitannya dengan penghayatan dari penikmat seni. Hal yang menunjang terwujudnya karya seni adalah komponen seni, yang meliputi:

a. Tema (Subject Matter)

Tema dalam karya seni adalah suatu persoalan yang dapat juga disebut pokok suatu karya. Tema merupakan proses awal dalam memotivasi penciptaan karya yang akan muncul setelah seniman melakukan pengamatan, perenungan, dan pemahaman terhadap obyek yang telah ditemukannya. Subject Matter dalam karya seni abstrak berbeda dalam karya seni non-abstrak, karena dalam karya seni abstrak, tema ada dalam dunia ide atau konsep-konsep intelektual. Tema dapat pula diartikan sebagai kesatuan kualitatif dari hasil pengolahan batiniah seniman yang berasal dari hal-hal atau apa saja yang dianggap hakiki pada obyek, baik yang bersifat aktual (nyata)


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

maupun yang bersifat ideal (gambaran dalam ide). Kemudian dengan pemilihan bahan, kemampuan, dan teknik serta ketajaman feeling dalam mengolah subject matter akan menentukan bentuk dan isi karya seni yang dicipta (Suryo Suradjijo, 1989: 46).

b. Bentuk (Form)

Bentuk dalam suatu karya seni adalah karya seni itu sendiri yang merupakan satu kesatuan organisasi unsur-unsur rupa atau totalitas suatu karya. Unsur-unsur pendukung yang dimaksud di sini meliputi garis, shape (bidang), gelap terang, tekstur, dan warna. Bentuk suatu karya seni terjadi karena kesatuan hubungan timbal balik antara unsur-unsur dasar satu dengan yang lain. Yang berarti bentuk adalah sesuatu yang ditangkap dengan panca indera, yaitu bisa dilihat, diraba, dan didengar (P. Mulyadi, 1991: 19).

Stephen C. Pepper dalam bukunya ’Principle of Art Apreciation” bahwa karya seni terdiri dari Physical Work of Art dan Aesthetic of Art. Yang dimaksudkan dengan Physical of Art adalah wujud fisik suatu lukisan yaitu kesatuan materi yang berupa bentuk fisik atau benda seninya. Sedang Aesthetic of Art adalah kesatuan dari garis, warna, shape, dan lainnya yang merupakan representasi suatu obyek. Sehingga

Aesthetic of Art merupakan persepsi suatu obyek yang merupakan obyek aktual dari suatu kontemplasi yang ingin diketahui dan sungguh-sungguh diapresiasikan (P. Mulyadi, 1991: 34).


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Isi

Isi adalah suatu penghayatan dalam mengadakan pengamatan terhadap suatu karya seni yang dipengaruhi oleh indera penglihatan, di samping dipengaruhi kondisi jiwa pula. Apabila penghayat dapat menangkap struktur estetik sebuah karya seni, berarti telah menangkap isi, dengan batasan yang sederhana ”isi” merupakan kesan terakhir dari pengalaman estetik yang berada dalam ide penghayat. Isi merupakan kesatuan hubungan nilai-nilai hakiki obyek yang telah diberi makna oleh ide penghayat (Suryo Suradjijo, 1989: 50). Seorang penghayat dapat menangkap isi karya setelah mengamati dan kemudian menghayati secara langsung dan hasil dari pengamatan terhadap suatu karya akan berbeda antara penghayat satu dengan yang lain.


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB III

RUMAH

A. Implementasi Teoritik

Rumah adalah tempat yang menenangkan. Rumah adalah simbol ketentraman, yang damai menentramkan, adem dan enak. Rumah bisa juga menjadi simbol yang menyesakkan, menyumpekkan dan tidak mudah ditinggali bahkan dengan sesama anggota keluarga sekalipun.

Sebuah fenomena pemukiman dengan bangunan-bangunan besar dan rumah-rumah yang berhimpit dan bertumpuk tumpuk, terlihat sangat menyesakkan dan bervariasi, itulah yang terlihat pada wajah kota-kota besar dewasa ini. Memang hal ini tidak bisa lepas dari daya tarik kota karena banyak nya masyarakat pinggiran atau desa yang ingin mengadu nasib ke kota, dan akhirnya bertempat tinggal di sana. Rumah di kota yang besar seperti koloni rumah-rumah yang banyak dan berhimpit-himpitan dengan berbagai aktivitas orang-orang yang berlalu-lalang dan sibuk atau santai. Ada yang sedang berbicara dengan temannya, bersosialisasi, ada juga yang sedang bercengkrama, membenahi rumah dan lain-lain. Orang yang bercakap, bersosialisasi dan bercengkrama adalah layar depan dari seluruh kegiatan manusia yang ada di kota. Aktivitas manusia ini tidak bisa diabaikan begitu saja, aktivitas orang-orang adalah pengingat akan tumpah ruahnya orang yang ada di kota dan segala kesibukan dan permasalahannya. Itu menjadi semakin terbaca dengan pemandangan yang melatari kegiatan mereka, tampak rumah-rumah dengan warna-warna yang cerah semangat.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Garis kecil-kecil adalah garis-garis rumah, seolah-olah semua rumah dikaitkan dan dijahit menjadi satu, termasuk langit juga dijadikan satu rangkaian. Rumah yang satu dan di antara rumah yang lain mempunyai suatu ikatan yang kuat dan berkaitan dan membuat jaringan yang kuat dan tidak bisa lepas.

Melihat satu rumah tangga yang kurang harmonis dengan tidak pernah absennya mereka dari perseteruan dan keributan-keributan kecil yang sering terjadi di dalam rumah tangganya, adalah rumah yg sedang mengalami kemarahan dan itu pasti berdampak pada rumah-rumah di sekitarnya. Begitu juga penghuni rumah yang mempunyai kedamaian yang mendalam dan semangat yang tenang dalam harapannya sedikit banyak juga membawa ketentraman di sekitarnya.

Rumah adalah kedamaian yang diharapkan penghuninya dengan segala keanekaragaman, rumah adalah kebebasan, rumah adalah pelepas lelah, tanpa rumah manusia tidak bisa hidup lama bermasyarakat dan bersosialisasi. Rumah tidak akan terasa lengkap apabila tidak ada tetangga atau rumah yang lain. Rumah adalah warna-warni kehidupan. Rumah adalah sesuatu yang komplit. Rumah adalah keindahan dan penuh rasa cipta. Keindahan rumah bisa merubah kemurungan menjadi kegembiraan atau kehangatan.

Tetangga mempunyai pengaruh–pengaruh yang besar dalam kenyamanan lingkungan sekitar, dan pemilik rumah akan banyak belajar berkomunikasi dan bersosialisasi dengan tetangga sekitar dan lingkungan rumah tinggalnya.

Langit, cakrawala, dan cuaca adalah alam sekitar juga membawa suasana bagi sebuah pemukiman. Rumah mengacu pada lingkungan hidup, lingkungan religius, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial budayanya. Manusia harus menyadari sebab manusia juga merupakan salah satu elemen dari alam


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

lingkungannya, sehingga manusia harus bersatu dengan Tuhannya. Manusia dalam hidup tidak dapat terlepas dari alam, oleh karena itu untuk dapat mencapai Tuhan, manusia harus hidup mengikuti alam, menyempurnakan alam dan menjaga alam untuk kesejahteraan dunia dan akherat.

Pemukiman adalah tempat tingal sementara atau tetap oleh beberapa orang atau keluarga atau kerabat maupun kelompok untuk melangsungkan kehidupan, dan merupakan tempat untuk mencari nafkah. Pemukiman kota adalah kepadatan penduduk, pekerjaan, masalah, pengasilan yang tidak tetap, tidak mendapat layanan publik, dan gaya hidup pedesaan tidak cocok dengan kehidupannya, pemukiman kota adalah kumpulan rumah-rumah yang banyak yang saling berinteraksi di antara penghuninya, beraktifitas dan bergerak. Bergerak membebaskan diri dengan harapan dari segala masalah dan tekanan yang ada.

Kedamaian itu terbungkus di dalam rumah-rumah. Sebagai cita-cita, kedamaian itu tidak dapat diraih dengan mudah, kedamaian itu harus digulati dan diperjuangkan, di saat penderitaan yang mengingkari dan meniadakan kedamaian itu.

B. Implementasi Visual

Bentuk rumah dan pemukiman yang muncul dalam karya, jauh dari bentuk realistik, ditampilkan dengan mengalami perubahan bentuk imajinatif sehingga menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih berkarakter. Perubahan bentuk ini dilakukan sebagai upaya memunculkan karakter kegembiraan dan keceriaan.


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Sebagian besar karya dibuat dengan warna cerah, warna cerah dimaksudkan sebagai penguat dari kesan kegembiraan, keceriaan, harapan kebersamaan yang dialami pada kehidupan.

Pemilihan media perlu disesuaikan dengan karya yang ingin dimunculkan, yaitu seni lukis. Dalam proses perwujudannya dipilih seni lukis karena ingin bebas bereksperimen dan bereksplorasi memainkan media maupun teknik hingga tercapai bentuk yang diharapkan.

1. Teknik dan Medium

Karya dibuat dengan menggunakan teknik melukis dengan pensil dan kuas. Media yang digunakan adalah kanvas, dan cat minyak.

Langkah awal sebelum berhadapan dengan kanvas adalah membuat sketsa dengan menggunakan pensil 2b dan pensil warna untuk objek-objek yang akan dihadirkan dalam karya. Setelah sketsa-sketsa di kertas sudah dianggap sesuai dengan yang diinginkan kemudian sketsa tersebut. dipindahkan ke kanvas. Biasanya karya pada kanvas tidaklah sama dengan gambar pada kertas sketsa, karena ada bagian-bagian yang ditambah ataupun dikurangi. Kemudian untuk pewarnaannya tidak langsung secara detail, tetapi secara bertahap. Pewarnaan detail biasanya dimulai pada latar belakang kemudian dilanjutkan pada gambar obyek. Pewarnaan dilakukan sebagian besar dengan menggunakan warna campuran dua atau tiga warna yang dicampur dalam pallet, sebagai pengencernya menggunakan minyak cat jenis terpentin. Penyampuran minyak cat dengan terpentin supaya cat yang digoreskan pada kanvas lebih cepat kering dan lukisan menjadi tidak begitu mengkilap, selain itu


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

juga untuk mengencerkan cat minyak guna mempermudah dalam pewarnaan latar belakangnya. Pewarnaan detail biasanya dilakukan pada latar belakang kemudian dilanjutkan pada gambar obyek. Selanjutnya karya tersebut diamati secara keseluruhan dan apabila ada bentuk, warna yang dianggap kurang sesuai dengan yang diinginkan, maka dilakukan perubahan hingga dianggap sudah sesuai dengan yang diinginkan.

2. Penjelasan Karya

a. Bentuk

Dalam Tugas Akhir ini, penulis menggunakan bentuk figuratif, dimana figur-figur yang ditampilkan sesuai dengan kenyataan yang ada seperti rumah, pohon, manusia, banjir, mobil dan lain-lain. Hanya saja tidak digambarkan secara realis melainkan telah mengalami perubahan bentuk (distorsi). Pendistorsian dilakukan tidak hanya pada bentuk figur saja tetapi juga pewarnaan pada karya untuk mempertegas karakter.

Distorsi dalam karya dilakukan dengan maksud untuk menyesuaikan karakter bentuk, dimana bentuk yang diciptakan selaras dengan imajinasi yang muncul serta keinginan yang ada. Penuangan gagasan yang diwujudkan dalam karya seni lukis, tidak bersifat realis ataupun naturalis, dengan maksud lebih memungkinkan penjelasan bentuk yang diinginkan sesuai kenyataan yang dirasakan.

Penggunaan makna simbolis dalam karya-karya ini lebih menonjolkan figur yang berhubungan dengan sumber ide, yaitu rumah dan tatanan sosial di sekitarnya. Dalam figur, yaitu berupa bentuk-bentuk seperti matahari yang hanya dibuat lingkaran bulat, kemudian rumah-rumah yang dibuat tidak sesuai dengan bentuk rumah aslinya. Hal ini dilakukan penulis agar penikmat


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

seni khususnya anak-anak mudah memahami apa yang ingin penulis sampaikan dalam karya.

b. Bidang

Penulis lebih banyak menggunakan bidang yang simpel dan mudah seperti bidang segitiga, jajaran genjang, kotak, lingkaran dan sebagainya dan diantara dari bidang-bidang itu akan di susun menjadi sebuah bangun. bidang di sini lebih banyak digunakan karena penulis lebih menggunakan makna simbolis yang banyak di dominasi oleh garis dan bidang.

c. Warna

Pemakaian warna diarahkan memiliki arti simbolik, seperti warna merah yang memberi kesan panasnya suasana rumah, warna biru yang terkesan romantis, warna langit yang hitam menandakan kesuraman para penghuni rumah dan lain sebagainya..

d. Garis

Garis memang tidak bisa lepas dari karya ini karena garis juga melengkapi arti dan gambar dari karya. Garis gelombang yang menggambarkan air, dan garis kecil putus-putus yang menempel di garis panjang seperti jahitan menggambarkan bahwa semua unsur yang ada dalam lukisan saling berkaitan dan tidak bisa lepas satu sama lain.


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Rumah adalah tempat yang menenangkan. Rumah bisa juga menjadi simbol yang menyesakkan, menyumpekkan dan tidak mudah ditinggali bahkan dengan sesama anggota keluarga sekalipun. Rumah adalah kedamaian yang diharapkan penghuninya dengan segala keanekaragaman, rumah adalah kebebasan, rumah adalah pelepas lelah tanpa rumah manusia tidak bisa hidup lama bermasyarakat dan bersosialisasi. Rumah tidak akan terasa lengkap apabila tidak ada tetangga atau rumah yang lain. Rumah adalah warna-warni kehidupan. Rumah adalah sesuatu yang komplit. Rumah adalah keindahan dan penuh rasa cipta.

Tetangga, langit, cakrawala dan cuaca mempunyai pengaruh–pengaruh yang besar dalam kenyamanan lingkungan dan manusia harus menyadari sebab manusia juga merupakan salah satu elemen dari alam lingkungannya, sehingga manusia harus bersatu dengan tuhannya. Manusia dalam hidup tidak dapat terlepas dari alam.

Pemukiman adalah tempat tinggal sementara atau tetap oleh beberapa orang atau keluarga atau kerabat maupun kelompok untuk melangsungkan kehidupan, dan merupakan tempat untuk mencari nafkah. Pemukiman kota adalah kepadatan penduduk, pekerjaan, masalah, pengasilan yang tidak tetap, tidak mendapat layanan publik, dan gaya hidup pedesaan tidak cocok dengan kehidupannya, pemukiman kota adalah kumpulan rumah-rumah yang banyak yang saling berinteraksi di antara


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

penghuninya, beraktifitas dan bergerak. Bergerak membebaskan diri dengan harapan dari segala masalah dan tekanan yang ada.

Bentuk rumah dan pemukiman yang muncul dalam karya, jauh dari bentuk realistik, secara keseluruhan karya dibuat dengan warna cerah, warna cerah dimaksudkan sebagai penguat dari kesan kegembiraan.

B. Saran

Lebih mencermati dan peduli tentang rumah tempat tinggal kita, berusaha membuat suasana rumah menjadi lebih nyaman dan damai supaya penghuni betah tinggal di dalam rumah adalah kewajiban kita bersama. Juga bisa memanfaatkan, mengolah dan menjaga alam lingkungan sekitar supaya lebih kondusif dan bersih, karena memang lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kenyaman penghuni rumah dan jika alam lingkungan sekitar sangat tidak baik dan pengolahan yang buruk atau kurang tertata maka akan menyebabkan penghuni rumah dan para tamu tidak betah berlama-lama di dalam rumah atau dilingkungan sekitar rumah. Karena faktor lingkungan tidak bisa dipisahkan dengan keadaan rumah tinggal. Dan mencoba banyak berinteraksi dengan tetangga, sebab tetangga juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap rumah kita. Kenyaman dan keamanan di sekitar rumah tempat tinggal kita sedikit banyak juga dipengaruhi oleh tetangga.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lingkungannya, sehingga manusia harus bersatu dengan Tuhannya. Manusia dalam hidup tidak dapat terlepas dari alam, oleh karena itu untuk dapat mencapai Tuhan, manusia harus hidup mengikuti alam, menyempurnakan alam dan menjaga alam untuk kesejahteraan dunia dan akherat.

Pemukiman adalah tempat tingal sementara atau tetap oleh beberapa orang atau keluarga atau kerabat maupun kelompok untuk melangsungkan kehidupan, dan merupakan tempat untuk mencari nafkah. Pemukiman kota adalah kepadatan penduduk, pekerjaan, masalah, pengasilan yang tidak tetap, tidak mendapat layanan publik, dan gaya hidup pedesaan tidak cocok dengan kehidupannya, pemukiman kota adalah kumpulan rumah-rumah yang banyak yang saling berinteraksi di antara penghuninya, beraktifitas dan bergerak. Bergerak membebaskan diri dengan harapan dari segala masalah dan tekanan yang ada.

Kedamaian itu terbungkus di dalam rumah-rumah. Sebagai cita-cita, kedamaian itu tidak dapat diraih dengan mudah, kedamaian itu harus digulati dan diperjuangkan, di saat penderitaan yang mengingkari dan meniadakan kedamaian itu.

B. Implementasi Visual

Bentuk rumah dan pemukiman yang muncul dalam karya, jauh dari bentuk realistik, ditampilkan dengan mengalami perubahan bentuk imajinatif sehingga menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih berkarakter. Perubahan bentuk ini dilakukan sebagai upaya memunculkan karakter kegembiraan dan keceriaan.


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sebagian besar karya dibuat dengan warna cerah, warna cerah dimaksudkan sebagai penguat dari kesan kegembiraan, keceriaan, harapan kebersamaan yang dialami pada kehidupan.

Pemilihan media perlu disesuaikan dengan karya yang ingin dimunculkan, yaitu seni lukis. Dalam proses perwujudannya dipilih seni lukis karena ingin bebas bereksperimen dan bereksplorasi memainkan media maupun teknik hingga tercapai bentuk yang diharapkan.

1. Teknik dan Medium

Karya dibuat dengan menggunakan teknik melukis dengan pensil dan kuas. Media yang digunakan adalah kanvas, dan cat minyak.

Langkah awal sebelum berhadapan dengan kanvas adalah membuat sketsa dengan menggunakan pensil 2b dan pensil warna untuk objek-objek yang akan dihadirkan dalam karya. Setelah sketsa-sketsa di kertas sudah dianggap sesuai dengan yang diinginkan kemudian sketsa tersebut. dipindahkan ke kanvas. Biasanya karya pada kanvas tidaklah sama dengan gambar pada kertas sketsa, karena ada bagian-bagian yang ditambah ataupun dikurangi. Kemudian untuk pewarnaannya tidak langsung secara detail, tetapi secara bertahap. Pewarnaan detail biasanya dimulai pada latar belakang kemudian dilanjutkan pada gambar obyek. Pewarnaan dilakukan sebagian besar dengan menggunakan warna campuran dua atau tiga warna yang dicampur dalam pallet, sebagai pengencernya menggunakan minyak cat jenis terpentin. Penyampuran minyak cat dengan terpentin supaya cat yang digoreskan pada kanvas lebih cepat kering dan lukisan menjadi tidak begitu mengkilap, selain itu


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

juga untuk mengencerkan cat minyak guna mempermudah dalam pewarnaan latar belakangnya. Pewarnaan detail biasanya dilakukan pada latar belakang kemudian dilanjutkan pada gambar obyek. Selanjutnya karya tersebut diamati secara keseluruhan dan apabila ada bentuk, warna yang dianggap kurang sesuai dengan yang diinginkan, maka dilakukan perubahan hingga dianggap sudah sesuai dengan yang diinginkan.

2. Penjelasan Karya

a. Bentuk

Dalam Tugas Akhir ini, penulis menggunakan bentuk figuratif, dimana figur-figur yang ditampilkan sesuai dengan kenyataan yang ada seperti rumah, pohon, manusia, banjir, mobil dan lain-lain. Hanya saja tidak digambarkan secara realis melainkan telah mengalami perubahan bentuk (distorsi). Pendistorsian dilakukan tidak hanya pada bentuk figur saja tetapi juga pewarnaan pada karya untuk mempertegas karakter.

Distorsi dalam karya dilakukan dengan maksud untuk menyesuaikan karakter bentuk, dimana bentuk yang diciptakan selaras dengan imajinasi yang muncul serta keinginan yang ada. Penuangan gagasan yang diwujudkan dalam karya seni lukis, tidak bersifat realis ataupun naturalis, dengan maksud lebih memungkinkan penjelasan bentuk yang diinginkan sesuai kenyataan yang dirasakan.

Penggunaan makna simbolis dalam karya-karya ini lebih menonjolkan figur yang berhubungan dengan sumber ide, yaitu rumah dan tatanan sosial di sekitarnya. Dalam figur, yaitu berupa bentuk-bentuk seperti matahari yang hanya dibuat lingkaran bulat, kemudian rumah-rumah yang dibuat tidak sesuai dengan bentuk rumah aslinya. Hal ini dilakukan penulis agar penikmat


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

seni khususnya anak-anak mudah memahami apa yang ingin penulis sampaikan dalam karya.

b. Bidang

Penulis lebih banyak menggunakan bidang yang simpel dan mudah seperti bidang segitiga, jajaran genjang, kotak, lingkaran dan sebagainya dan diantara dari bidang-bidang itu akan di susun menjadi sebuah bangun. bidang di sini lebih banyak digunakan karena penulis lebih menggunakan makna simbolis yang banyak di dominasi oleh garis dan bidang.

c. Warna

Pemakaian warna diarahkan memiliki arti simbolik, seperti warna merah yang memberi kesan panasnya suasana rumah, warna biru yang terkesan romantis, warna langit yang hitam menandakan kesuraman para penghuni rumah dan lain sebagainya..

d. Garis

Garis memang tidak bisa lepas dari karya ini karena garis juga melengkapi arti dan gambar dari karya. Garis gelombang yang menggambarkan air, dan garis kecil putus-putus yang menempel di garis panjang seperti jahitan menggambarkan bahwa semua unsur yang ada dalam lukisan saling berkaitan dan tidak bisa lepas satu sama lain.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Rumah adalah tempat yang menenangkan. Rumah bisa juga menjadi simbol yang menyesakkan, menyumpekkan dan tidak mudah ditinggali bahkan dengan sesama anggota keluarga sekalipun. Rumah adalah kedamaian yang diharapkan penghuninya dengan segala keanekaragaman, rumah adalah kebebasan, rumah adalah pelepas lelah tanpa rumah manusia tidak bisa hidup lama bermasyarakat dan bersosialisasi. Rumah tidak akan terasa lengkap apabila tidak ada tetangga atau rumah yang lain. Rumah adalah warna-warni kehidupan. Rumah adalah sesuatu yang komplit. Rumah adalah keindahan dan penuh rasa cipta.

Tetangga, langit, cakrawala dan cuaca mempunyai pengaruh–pengaruh yang besar dalam kenyamanan lingkungan dan manusia harus menyadari sebab manusia juga merupakan salah satu elemen dari alam lingkungannya, sehingga manusia harus bersatu dengan tuhannya. Manusia dalam hidup tidak dapat terlepas dari alam.

Pemukiman adalah tempat tinggal sementara atau tetap oleh beberapa orang atau keluarga atau kerabat maupun kelompok untuk melangsungkan kehidupan, dan merupakan tempat untuk mencari nafkah. Pemukiman kota adalah kepadatan penduduk, pekerjaan, masalah, pengasilan yang tidak tetap, tidak mendapat layanan publik, dan gaya hidup pedesaan tidak cocok dengan kehidupannya, pemukiman kota adalah kumpulan rumah-rumah yang banyak yang saling berinteraksi di antara


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penghuninya, beraktifitas dan bergerak. Bergerak membebaskan diri dengan harapan dari segala masalah dan tekanan yang ada.

Bentuk rumah dan pemukiman yang muncul dalam karya, jauh dari bentuk realistik, secara keseluruhan karya dibuat dengan warna cerah, warna cerah dimaksudkan sebagai penguat dari kesan kegembiraan.

B. Saran

Lebih mencermati dan peduli tentang rumah tempat tinggal kita, berusaha membuat suasana rumah menjadi lebih nyaman dan damai supaya penghuni betah tinggal di dalam rumah adalah kewajiban kita bersama. Juga bisa memanfaatkan, mengolah dan menjaga alam lingkungan sekitar supaya lebih kondusif dan bersih, karena memang lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kenyaman penghuni rumah dan jika alam lingkungan sekitar sangat tidak baik dan pengolahan yang buruk atau kurang tertata maka akan menyebabkan penghuni rumah dan para tamu tidak betah berlama-lama di dalam rumah atau dilingkungan sekitar rumah. Karena faktor lingkungan tidak bisa dipisahkan dengan keadaan rumah tinggal. Dan mencoba banyak berinteraksi dengan tetangga, sebab tetangga juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap rumah kita. Kenyaman dan keamanan di sekitar rumah tempat tinggal kita sedikit banyak juga dipengaruhi oleh tetangga.