Big Bang Pembentukan Alam semesta

Teori Big Bang (atau dalam tejemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau
Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu
pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari
alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari
kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar
13.700 juta tahun lalu.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata
surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat
dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada
pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa
suatu saat alam semesta akan kembali atau terus mengembang.
Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam
semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih
tinggi.
tahapan terjadinya dentuman besar adalah sebagai berikut:
1. segera setelah terjadi dentuman besar, alam semesta mengembang
dengan cepat hingga menjadi kira-kira 2000 kali matahari.
2. sebelum berusia satu detik, semua partikel hadir dalam keseimbangan.
satu detik setelah dentuman, alam semesta membentuk partikel-partikel
dasar yaitu elektron, proton, neutron dan neutrino pada suhu 10 milyar
kelvin.

3. kira-kira 500 ribu tahun telah terjadi ledakan, lambat laun alam
semesta menjadi dingin hingga mencapai suhu 3000 K. partikel-partikel
dasar membentuk benih kehidupan alam semesta.
4. gas hidrogen dan helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat
yang tak teratur. dalam kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk
protogalaksi.
5. antara satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar,
protogalaksi melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang
menjadi raksasa merah dan supernova yang merupakan bahan baku
kelahiran bintang-bintang baru dalam galaksi.
6. satu diantara miliaran galaksi yang terbentuk adalah galaksi bimasakti
yang didalamnya adalah tata surya kita dengan matahari sebagai bintang
yang terdekat dengan bumi.

Big-Bang dan Alam Semesta yang Mengembang Pada tahun 1929
Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan
melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan
kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi
bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam
Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun

bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan
bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang
dinamakan Dentuman Besar. Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki
ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga;
kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang
kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut,
atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong.
Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta
akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam
Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.
Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta
tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan
yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar
mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak
akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.
Menurut Teori Big Bang, Bumi ini sudah berusia kira-kira 13,7 Miliyar
tahun. Pada awal terbentuknya alam semesta telah terjadi sebuah
fenomena yang dinamai Big Bang (Ledakan Besar). Jadi, menurut Big
Bang Theory yang diusulkan oleh Georges Lemaitre. Alam Semesta
beserta seluruh isinya termasuk ruang dan waktu tercipta akibat ledakan

yang sangat besar, sama seperti apa yang dikatakan dalam Al-Quran.