KEARIFAN LOKAL DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL DI BALI (Studi Penelitian Pembangunan Jalan Tol Ngurah Rai – Nusa Dua – Benoa di Bali)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU Nomor 4 Tahun 1982 yang disebut lingkungan adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup yang termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya1. Mencermati Undangundang di atas, mengisyaratkan bahwa posisi manusia menjadi sangat penting dan
strategis. Manusia menjadi kunci perubahan dalam lingkungannya karena manusia
dan tingkah-lakunya mampu mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh makhluk
yang ada. Akan tetapi, melalui lingkungannya ini pula tingkah-laku manusia
ditentukan sehingga sebenarnya ada hubungan timbal-balik yang seimbang antara
manusia dengan lingkungannya.
Sebaliknya dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah2. Pemerintah
pusat telah menyerahkan otonomi ke daerah-daerah untuk membangun pembangunan
daerah sesuai dengan kearifan lokal tertentu. Pada masa kini kearifan lokal menjadi
kecenderungan umum masyarakat Indonesia yang telah menerima otonomi daerah
sebagai pilihan politik terbaik. Membangkitkan nilai-nilai daerah untuk kepentingan
pembangunan menjadi sangat bermakna bagi perjuangan daerah untuk mencapai
prestasi terbaik. Selama ini, kearifan lokal tiarap bersama kepentingan pembangunan

1

2

UU Nomor 4 Tahun 1982 tentang lingkungan
UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah

1

2

yang bersifat sentralistik dan top down3. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk
menggali lebih banyak kearifan-kearifan lokal sebagai alat atau cara mendorong
pembangunan daerah sesuai daya dukung daerah dalam menyelesaikan masalahmasalah daerahnya secara bermartabat.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, dimana setiap suku
bangsa memiliki kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai sosial budaya yang harus
dilestarikan. Kearifan lokal ini memiliki peranan penting dalam kehidupan seharihari, karena mengandung makna nilai pendidikan, nasehat pesan agar selalu berbuat
baik, yang menunjukkan moral bangsa. Di era yang modern ini nilai-nilai moral
bangsa sudah mulai terkikis, bangsa Indonesia sedang mengalami degradasi moral,
berbagai contoh degradasi nilai-nilai moral yang telah terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Indonesia seperti seringnya terjadi
demonstrasi dan berbagai macam bentuk misalkan korupsi, kasus narkoba,

terorisme,pencemaran dan kehancuran lingkungan ekologis, sulitnya menumbuhkan
kepercayaan terhadap kejujuran masyarakat, dll, akan memunculkan karakter
manusia Indonesia yang cenderung menyimpang dari nilai-nilai moral bangsa
Indonesia. Dengan melestarikan kearifan lokal suatu bangsa, diharapkan dapat
membangun karakter seseorang untuk menjadi lebih baik4.

3

Nurma Ali Ridwan. Jurnal tentang studi Islam dan Budaya : Landasan Keilmuan Kearifan Lokal.
Dosen Tetap STAIN Purwokerto.
4
Suci Budiwati jurnal masalah kearifan lokal : Unsur Pembangunan Karakter Bangsa Dalam Kearifan
Lokal Bali. UniversitasGunadarma - Depok18- 19Oktober2011.

3

Teezzi, Marchettini, dan Rosini mengatakan bahwa akhir dari sedimentasi
kearifan lokal ini akan mewujud menjadi tradisi atau agama5. Dalam masyarakat kita,
kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam nyayian, pepatah, sasanti, petuah,
semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Kearifan

lokal biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat yang telah
berlangsung lama. Keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai
yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan
kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak
terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari6.
Bali dengan segala pesonanya yang membuat banyak orang terpesona akan
keindahan alamnya, budaya serta adat-istiadat yang unik mencerminkan kearifan
lokal yang kental dalam setiap kegiatannya dengan lingkungan, membuat pulau yang
dikenal dengan pulau seribu pura ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan
lokal maupun mancanegara. Tidak sedikit wisatawan yang berkunjung di pulau ini,
ingin juga memiliki pulau penuh pesona ini dengan menanamkan modalnya atau
berinvestasi. Banyak hal yang dilakukan pemerintah daerah untuk keberlanjutan Bali
guna mempertahankan eksistensinya. Masyarakat pun terlibat dalam pelestarian adat
dan budaya di Bali guna memfilter budaya-budaya dari luar akibat dari globalisasi.
Pemerintah serta pemangku adat di Bali pun memiliki ketakutan karena makin
pesatnya globalisasi masuk ke daerah dengan berbagai cara sehingga pemerintah

5

E. Tiezzi, N. Marchettini, & M. Rossini. Extending the Environmental Wisdom beyond the Local

Scenario: Ecodynamic Analysis and the Learning Community.
6
Nurma Ali Ridwan. Jurnal tentang studi Islam dan Budaya : Landasan Keilmuan Kearifan Lokal.
Dosen Tetap STAIN Purwokerto.

4

menginginkan hal yang membuat Bali terkendali karena selama ini pemerintah pusat
mulai ikut campur dalam pengelolaan pulau yang penuh dengan pesonanya itu.
Eksplorasi alam yang dijalankan kini sudah tidak sejalan dengan peraturan atau awigawig yang berlaku di Bali.
Hal tersebut yang membuat masyarakat Bali untuk kembali menumbuhkan Ajeg
Bali yang selama ini memudar, yaitu kearifan lokal yang memiliki keistimewaan di
Bali yang semua halnya di atur oleh awig-awig (norma yang dibuat oleh desa adat),
karena masyarakat Bali pada umumnya sangat mematuhi hukum adat daripada
hukum yang berlaku di Indonesia. Kekuatan Bali terletak pada tradisi, budaya dan
adat-istiadat yang unik, sehingga membuat Bali dikenal dunia. Hampir setiap
kegiatan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Bali kental
berhubungan dengan karakter spesifik ini. Hal ini membuat Pulau Bali, sampai
dengan saat ini, masih menjadi tujuan dan sasaran bagi aktivitas serta pengembangan
dan pembangunan berbagai macam kegiatan pariwisata yang mengedepankan tradisi,

budaya dan adat-istiadat Bali.
Menurut pengamat tata ruang Unud (Universitas Udayana) Prof. Dr. Ir. I Made
Alit Karyawan Salain, DEA.,, kegiatan pariwisata ini memang telah mampu
memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi masyarakat Bali, namun pada
kenyataan masih sering dikeluhkan bahwa kontribusinya belum optimal pada warga
lokal. Keuntungan lebih banyak diperoleh oleh kaum pemodal/investor. Kondisi ini,
bila dibiarkan, dikhawatirkan dapat mengurangi semangat dan motivasi masyarakat
untuk berinovasi dan berkreasi sekaligus menjaga keberlanjutan tradisi, budaya dan
adat-istiadatnya. ''Hal itu mengakibatkan pariwisata Bali menjadi kehilangan taksu-

5

nya (aura atau kharisma) dan berdampak terhadap produktivitas dan eksistensi Bali
secara menyeluruh,'' 7.
Seperti yang di tulis Menteri BUMN mengenai pembangunan jalan tol diatas
perairan (JDP) Benoa-Ngurah Rai- Nusa Dua di catatan Dahlan Iskhan8, terlihat
bahwa pembangunan tersebut adalah pembangunan jalan tol pertama di atas laut,
tercepat pembangunannya karena dikerjakan selama 16 bulan, serta penampilannya
paling


tercantik

dari

pembangunan-pembangunan

jalan

tol

sebelumnya.

Pembangunan jalan tol ini hampir sama panjangnya seperti pembangunan jalan tol
Waru – Juanda sepanjang 12 KM namun perbedaannya tol Waru ke Juanda memakan
waktu 12 tahun. Hal tersebut membanggakan bagi BUMN karena perbaikan kinerja
kini mulai membaik, namun beda halnya dengan masyarakat Bali karena
pembangunan itu menurut masyarakat telah menyalahi aturan kearifan lokal
masyarakat desa adat pekraman Tuban, karena telah membabat habis Hutan
Mangrove yang dilestarikan oleh masyarakat yang ada disekitaran Timur Bandara
Ngurah Rai tersebut. Selain itu, biota yang hidup di hutan mangrove telah banyak

yang mati sehingga banyak nelayan desa adat yang kehilangan mata pencahariannya
karena pembanguanan tersebut.
Terjadi penolakan pembangunan tersebut akan tetapi lagi-lagi aspirasi rakyat yang
dikorbankan demi pencitraan bangsa, pada akhirnya masyarakat diberi penjelasan
bahwa pembangunan tersebut tidak akan menyalahi aturan kearifan lokal di Bali
7 .

http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=66144 diakses pada
tanggal 17 Oktober 2012
8
http://dahlaniskan.wordpress.com/2012/10/08/bayang-bayang-pak-sum-di-atas-laut-benoa/diakses
pada tanggal 17 Oktober 2012

6

khususnya di desa adat pekraman Tuban. Sedari awal, pembangunan tol yang
rencananya dibangun dengan menggunakan tiang pancang kini mulai berubah haluan
karena salah prediksi pasang surut air laut. Meskipun tidak disebutkan pada dokumen
amdal, tapi saat ini pelaksanaan proyek mulai melakukan pemasangan tiang pancang
dengan melakukan pengurugan kedalam pesisir laut. Padahal dalam sosialisasi Amdal

tidak akan terjadi pengurugan saat pemasangan tiang pancang, namun kenyataan
dilapangan pengurugan dijalankan, alasannya agar pengerjaan JDP ini segera
rampung sebelum pertemuan KTT APEC 2013 mendatang. Lagi-lagi lingkungan Bali
dikorbankan demi pencitraan bangsa, setelah pencemaran laut akibat limbah hotel dan
sampah kini di tambah dengan pengerjaan jalan tol yang mengabaikan kearifan lokal
masyarakat Bali.
Menurut Deputi Internal Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) Bali,
Suriadi Darmoko, sudah selayaknya semua pihak harus belajar dari pembabatan hutan
bakau dan pengurugan di pesisir Pulau Serangan, penimbunan limestone dalam
proses

pembangunan

Mulia

Resort

yang

telah


merusak

dan

mematikan

keanekaragaman hayati di kawasan pesisir dan laut. Jika tol ini tepat guna untuk
mengurai kemacetan di ruas Jalan By Pass Ngurah Rai dari Benoa sampai dengan
Nusa Dua, maka perhitunganya harus matang, sehingga tidak menambah deretan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di Bali. Perhitungkan teknis dengan
cermat agar lingkungan hidup tak dijadikan korban.“Jika saat pemasangan tiang
pancang sampai ribuan dengan melakukan pengurugan, berapa ton material yang
akan di tumpuk di kawasan konservasi tersebut. lalu bagamaina dengan kerusakan

7

yang ditimbulkan, Apakah sudah dilakukan studi komprehensif terkait pengurugan,”
9


.
Pada dasarnya kearifan lokal mampu mengontrol segala konflik dalam

pembangunan yang dilakukan di daerah, jika saja pemerintah pusat tidak sewenangwenang membangunan bangunan diatas ketentuan-ketentuan aturan masyarakat
setempat, karena masyarakat setempat lebih paham terhadap kondisi alam serta
lingkungannya. Pembangunan yang didasari dengan kearifan lokal masyarakat Bali
semata-mata untuk melindungi serta melestarikan kekayaan budaya, tadisi serta adatistiadat yang di miliki provinsi Bali. Maka, dari permasalahan yang diuraikan di atas,
penyusun tertarik untuk lebih jauh meneliti tentang “Kearifan Lokal Dalam
Kebijakan Pembangunan Jalan Tol di Bali”.
B. Rumusan Masalah
Dari masalah-masalah yang melatarbelakangi di atas maka dalam hal ini
penyusun merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah kearifan lokal dalam kebijakan pemerintah dalam pembangunan
jalan tol di Bali?
Bagaimana proses kebijakan pembangunan jalan tol diatas perairan di Bali?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah menjawab apa yang ada dalam rumusan
masalah, adalah sebagai berikut:

9


http://metrobali.com/2012/07/05/walhi-kritik-pembangunan-tol-bali/ diakses pada tanggal 20
September 2012

8

1. Untuk mengetahui kearifan lokal dalam kebijakan dalam pembangunan jalan
tol di Bali.
2. Untuk mengetahui proses kebijakan pembangunan jalan tol diatas perairan di
Bali.
3. Sebagai acuan dalam menangani permasalahan yang sama di daerah lain
dengan mengedepankan kearifan lokal sebagai upaya dalam menghindari
konflik pembangunan jalan tol.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Dapat dijadikan wacana dan referensi bagi para akedemisi baik
mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan mahasiswa lainnya.
b. Sebagai bahan peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
bagaimana pengaruh kearifan lokal terhadap kebijakan pemerintah
dalam pembangunan jalan tol di Bali.
c. Dapat dijadikan litelatur bahan ajar kepada para dosen yang mengajar
tentang pengaruh dari hubungan kebijakan pemerintah dalam hal
pembangunan dengan kearifan lokal.
2. Secara praktis
a. Dapat

dijadikan

bahan

rekomendasi

dan

kontribusi

kepada

pemerintahan dalam menjalankan kebijakan pembangunan jalan tol
dengan mengedepankan kearifan lokal daerah di Bali.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi
kearifan lokal dalam pembenahan ataupun perencanaan pembangunan

9

yang ada di Bali, dan juga sebagai bahan pembanding atau lanjutan
atas penelitian yang serupa.
E. Definisi Konseptual
Definisi konseptual menguraikan tentang beberapa istilah atau konsep yang
terkait pada penelitian penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat
dalam penelitian ini agar terfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh peneliti,
sehingga batasan-batasannya tidak keluar dari konteksnya adalah sebagai berikut:
a. Kearifan Lokal
Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri
dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat
dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local
wisdom

dapat

dipahami

sebagai

gagasan-gagasan,

nilai-nilai-nilai,

pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini
merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para
antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini
(Ayatrohaedi, 1986).
Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah
juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan
bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai
watak dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19). Sementara
Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakan bahwa unsur

10

budaya

daerah potensial

sebagai

local

genius

karena telah

teruji

kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang.
b. Kebijakan
Kebijkan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap
sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau
pemerintah. Kebijakan public merupakan suatu bentuk intervensi yang
dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok
yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut
berpartisipasi dalam pembangunan secara luas. Pengertian kebijakan publik
menurut Chandler dan Plano dapat diklasifikasikan kebijakan sebagai
intervensi pemerintah. Dalam hal ini pemerintah mendayagunakan berbagai
instrumen yang dimiliki untuk mengatasi persoalan publik. Chandler dan
Plano ( 1988 ).10
Menurut William N. Dunn (2003)11 Dalam pengambilan kebijakan
dibutuhkan tahapan-tahapan yang terdiri dari:
a. Penyusunan agenda, Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan
masalah
pada agenda publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi
terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan.

10
Drs. Hessel Nogi S. Tangkilisan, MSi, “Teori dan Konsep Kebijakan Publik” dalam Kebijakan
Publik yang Membumi, konsep, strategi dan kasus, Yogyakarta : Lukman Offset dan YPAPI, 2003, hal
1.
11
William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua: Gajah Mada University Press,
2003, hal 22.

11

b. Formulasi kebijakan, Masalah yang telah masuk keagenda kebijakan
kemudian
dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi di
definisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik.
c. Adopsi kebijakan, Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang
ditawarkan

oleh

para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif
kebijakan

tersebut

diadopsi

dengan

dukungan

dari

mayoritas

legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.
d. Implementasi kebijakan, Suatu program kebijakan hanya akan menjadi
catatan-catatan elite, jika program tersebut tidak diimplementasikan.
e. Penilaian kebijakan, Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan
dinilai

atau

dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah
mampu memecahkan masalah.
Kebijakan publik dikatakan sebagai apa yang tidak dilakukan maupun
apa yang dilakukan oleh pemerintah. Pokok kajian dari hal ini adalah negara.
Pengertian ini selanjutnya dikembangkan dan diperbaharui oleh para ilmuwan
yang berkecimpung dalam ilmu kebijakan publik. Definisi kebijakan publik
menurut Thomas R. Dye ini dapat diklasifikasikan sebagai keputusan (
decision making ), dimana pemerintah mempunyai wewenang untuk
menggunakan keputusan otoritatif, termasuk keputusan untuk membiarkan

12

sesuatu terjadi, demi teratasinya suatu persoalan publik. Thomas R. Dye (
1981 ).12
Pembangunan
Pembangunan adalah suatu proses transformasi masyarakat dari suatu
keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata masyarakat yang
dicita-citakan; dalam proses transformasi itu ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change), tarikan
antara keduanya menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat13 .
Pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi
untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap
warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling
manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). Tema pertama adalah
koordinasi, yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan
seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak secara
sah. Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi
kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan. Ada pun
mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan hukum
yang terpercaya yang mampu berperan secara efisien, transparan, dan
adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti

12

Ibid.
. Budiman, Arif. (1995) Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 13
13

13

pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan
pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan peneliti
sendiri dan menjelaskan bagaimana peneliti itu mengukur variabel-variabel yang
terdapat dalam penelitianya dengan mengunakan pendekatan beberapa indicator
antara lain sebagai berikut :
Menurut Prof. Nyoman Sirtha dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk
Ajeg Bali”14 bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa: nilai,
norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus.
Oleh karena bentuknya yang bermacam-macam dan ia hidup dalam aneka budaya
masyarakat maka fungsinya menjadi bermacam-macam.
A. Peran kearifan lokal dibali terhadap pembagunan jalan tol
1. Peran kearifan lokal terhadap tata kelola pembangunan jalan tol diatas
perairan
2. Peran kearifan lokal terhadap sistem nilai adat dibali terhadap
pembagunan jalan tol diatas perairan
3. Peran kearifan lokal terhadap tata cara dan prosedur pembangunan jalan
tol diatas perairan
B. Proses kebijakan pembangunan jalan tol di Bali:
1. Proses kebijakan melalui tahapan agenda
14

Sirtha, Prof. Nyoman(2003) ‘menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali’,www.balipos.co.id diakses
pada tanggal 26 januari 2013

14

2. Proses kebijakan melalui tahapan formulasi
3. Proses kebijakan melalui tahapan adopsi
4. Proses kebijakan melalui tahapan implementasi
5. Proses kebijakan melalui tahapan evaluasi/penilaian
G. Metode Penelitian
Untuk mencapai suatu tujuan maka metode merupakan salah satu bagian yang
terpenting dalam penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis penelitian
Peneliti menggunakan approach (pendekatan) kualitatif15, yang
merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa ucapan atau tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati. Jenis
penelitian deskriptif, dimana peneliti berusaha untuk menggambarkan atau
mengumpulkan informasi mengenai status atau gejala yang ada.16 Peneliti
berusaha untuk mengumpulkan informasi tentang pengaruh kearifan lokal
terhadap jebijakan pembangunan jalan tol di Bali.
2. Sumber Data
a. Primer
Yaitu melakukan dengan teknik wawancara langsung kepada pihak
yang terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Badung, BUMN, Bupati
Badung sebagai tim monitoring dari pelaksanaan pembangunan jalan tol
15

http://ian43.wordpress.com/2010/05/25/perbedaan-dan-pengertian-penelitian-kualitatif-dankuantitatif/. Diakses pada tanggal 28 September 2012
16
Soehartono,irawan.2002.Metode Penelitian Sosial. Bandung :hal :35

15

terkait di dalam pembangunan jalan tol Ngurah Rai – Nusa Dua - Benoa di
Bali.
b. Sekunder
Yaitu teknik mencari data melalui sumber informasi yang ada seperti,
buku-buku, internet, majalah, Koran, artikel, jurnal, dan sumber-sumber data
lainnya yang berkaitan dengan pembangunan jalan tol Ngurah Rai – Nusa Dua
– Benoa di Bali.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan
pencatatan secara langsung dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena
yang diselidiki17. Dalam observasi penelitian ini dengan terjun langsung ke
tempat lokasi para pihak-pihak yang memperjuangkan terwujudnya jalan tol
di Bali guna memperoleh data lengkap dari pihak-pihak terkait.
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh beberapa jenis data dengan
teknik komunikasi secara langsung. Wawancara ini dilakukan dengan acuan
catatan-catatan mengenai pokok masalah yang akan ditanyakan. Sasaran
wawancara yaitu dengan orang-orang yang terlibat dalam perumusan
pembangunan jalan tol di Bali.

17

Nana Sudjana. 2004. Proposal Penelitian. Bandung. Sinar baru algesindo

16

c. Dokumentasi
Mencari data mengenai beberapa hal baik yang berupa catatan, data
atau arsip yang berkaitan dengan pembangunan jalan tol di Bali. Metode ini
digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Karena sebagai subyek
mampu memberikan informasi yang selua-luasnya, maka dalam penelitian ini
peneliti sangat berhati-hati dalam menentukan informal, agar mendapatkan
informasi yang valid dan lengkap. Untuk mendapatkan informasi penyusun
memilih subyek sebagai berikut:
a. Tim pelaksana pembangunan jalan tol Ngurah Rai – Nusa Dua - Benoa
b. Masyarakat dan tokoh adat yang ada di Bali khususnya di desa adat tuban,
nusa dua, dan benoa.
c. aktivis yang memperjuangkan lingkungan hidup di Bali
5. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Bali, karena peneliti mengamati
kebijakan yang dilakukan tiap kepala daerah di daerahnya sangat tidak bijak dan lebih
terliahat bahwa dengan otda banyak RTRW di Bali menjadi tidak sinkron lagi dengan
peraturan adat setempat.

17

6. Analisis data
Setelah seluruh data terkumpul maka barulah Penulis menentukan bentuk
analisis terhadap data-data tersebut dengan menggunakan analisis kualitatif18 yaitu
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Dalam melaksanakan analisis,
penyusun bergerak diantara tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarik kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses siklus.
Metode yang digunakan, yaitu metode deduktif. Metode deduktif yaitu pola berfikir
dari hal-hal yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

18

Ibid

KEARIFAN LOKAL DALAM KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN JALAN TOL DI BALI
(Studi Penelitian Pembangunan Jalan Tol Ngurah Rai – Nusa Dua – Benoa di
Bali)

SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Pemerintahan

Di Susun Oleh:
Syaiful Anwar (09230004)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama

: Syaiful Anwar

NIM

: 09230004

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu pemerintahan

Judul

: KEARIFAN LOKAL DALAM KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN JALAN TOL DI BALI ( Studi Penelitian
Pembangunan Jalan Tol Ngurah Rai - Nusa Dua – Benoa di Bali)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan
Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. Jainuri, M. Si

Drs. Achmadur.Rifai, M. Si
Mengetahui,

Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M. Si

Kajur Ilmu Pemerintahan

Dr. Tri Sulistyaningsih, M. Si

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan
Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Pada:

Hari

: Sabtu

Tanggal

: 11 Mei 2013

Jam

: 08.00

Tempat

: Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji
1. Dr. Asep Nurjaman, M. Si

(.........................)

2. Dr. Tri Sulistyaningsih, M. Si
3. Drs. Jainuri, M. Si

(………………..)
(………………..)

4. Drs. Achmadur.Rifai, M. Si

(………………..)

Mengesahkan
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Wahyudi, M. Si

BERITA ACARA BIMBINGAN
Nama

: Syaiful Anwar

NIM

: 09230004

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Judul

: KEARIFAN

LOKAL

DALAM

KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN JALAN TOL DI BALI ( Studi
Penelitian Pembangunan Jalan Tol Ngurah Rai - Nusa Dua
– Benoa di Bali)
Pembinbing

: 1. Drs. Jainuri, M. Si
2. Drs. Achmadur.Rifai, M. Si

Konsultasi Skripsi :
Tanggal
Paraf
Bimbingan Pembimbingan I
27-10-2012
8-11-2012
17-2-2013
20-2-2013
5-3-2013
13-3-2013
4-4-2013
8-4-2013
25-4-2013

Paraf
Pembimbingan II

Keterangan Bimbingan
Pengajuan judul proposal skripsi
Revisi proposal
ACC seminar BAB I
Pengajuan BAB II dan BAB III
Revisi BAB II dan BAB III
ACC BAB II dan BAB III
Pengajuan BAB IV dan V
Revisi BAB IV dan BAB V
ACC BAB IV dan BAB V

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. Jainuri, M. Si

Drs. Achmadur Rifai, M. Si

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dr. Tri Sulistyaningsih, M. S

SURAT PERNYATAAN

Nama

: Syaiful Anwar

Tempat, Tanggal Lahir

: Denpasar, 21 Januari 1991

NIM

: 09230004

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul : KEARIFAN
LOKAL DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL DI BALI (
Studi Penelitian Pembangunan Jalan Tol Ngurah Rai - Nusa Dua – Benoa di
Bali) Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedian mendapatkan sanksi akademik
sebagaimana berlaku

Malang, 11 Mei 2013
Yang Menyatakan

Syaiful Anwar

KATA PENGANTAR

Rabbi Ziddni I’lman Warzukni Fahman. Tiada uraian kata syukur kepada
Allah Swt dengan keberkahan kehidupan yang diberikan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul tentang “KEARIFAN LOKAL
DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL DI BALI ( Studi
Penelitian Pembangunan Jalan Tol Ngurah Rai - Nusa Dua – Benoa di Bali)”.
Skripsi ini merupakan persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Malang.
Penulis Menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapakan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Rektor,
Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III . Terima
kasih atas didikasi mereka yang tinggi, mereka adalah para pencinta
pengetahuan dan kebijakan yang telah mengabdi demi terciptanya umat
manusia dan beradab.
2. Kepada Dosen Pembimbing I (Drs. Jainuri, M.Si) dan Dosen Pembimbing
II (Drs. Achmadur Rifai, M.Si). Terima kasih atas kesabaran, pengertian
dan kesedian menjadi sharing partner sehingga skripsi ini dengan segera
terselesaikan.
3. Kedua orang tua tersayang Syaifudin dan Indarsini yang telah menuntun
hidup penulis dengan keteladanan, kesabaran, kedamaian dan cinta kasih
yang sangat dalam dan tanpa henti memberikan dorongan semangat, serta
kelima saudara penulis Eka Prasetya, Herlina, Aji Agung Trisna, Agus
Purnama dan Dina Suryadin Ningsih.
4. Kepada Dosen Ilmu Pemerintahan yang telah merintis ilmu kepada penulis
Ibu Tri Sulistyaningsih, Bapak Jainuri, Bapak Asep Nurjaman, Bapak
Krishno Hadi, Bapak Salahuddin, Bapak Saiman, Bapak Imam Hidayat,
Bapak A. Rifai, Bapak Mas’ud Said, Bapak Salim Said, Ibu Hevi Kurnia,

dan Ibu Noenik. Yang telah berjasa banyak kepada penulis dalam
memberikan keikhlasan ilmunya.
5. Kepada Keluarga Besar Bpk. Sukaita dan Bu Mayun yang sudah bersedia
memberikan sumbangan berupa hal yang tidak bisa diungkapkan lagi.
6. Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2008,2009,2010,2011.
7. Kepada

Kekasih

yang

selalu

mendukung

langkah

saya

dalam

menyelesaikan skripsi ini saat susah sampai skripsi ini dapat terselesaikan
“ Ulfah Aviantini (Pian), Anak – anak Pemuda Mangrove (Jonk, Somad,
Tape, Ratih, Mbak V, Kupit, Deva), anak – anak “koplak” ( Zaki, Eko,
Zainal, Prima, Anca, Ika, dan irham,), anak – anak “Kontrakan AN 5” (
Prenggek, Fichu, Davit, Arif, Arta, Fradian, Ayu), anak-anak GGM
“Danar, Fikar, Tojer, Safitri, Anizar, Niken dan Cindy” anak – anak KKN
63 serta Sappo – sappo Randi, Asis, Pandi, yang sangat membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini,baik secara langsung maupun tidak.
8.

Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan Rahmat dan

Hidayah-Nya kepada semua pihak atas segala amal yang telah diberikan dengan
ikhlas kepada penulis selama ini.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
sempurna sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
sempurnanya Skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis juga maaf yang sebesar –
besarnya jika ada kata – kata yang salah,itu semata – mata dating dari penulis, dan
jika ada yang bermamfaat itu semata – mata dating dari Allah SWT. Karena
penulis menyadari bahwa penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah
dan lupa.
Akhir kata penulis mengharapkan banyak mamfaat dari Skripsi ini baik
untuk masa sekarang maupun pada masa yang akan datang.Amin
Malang, 11 Mei 2013
Penulis

SYAIFUL ANWAR

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. .....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .....................................................

ii

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN. ....................................................

iii

HALAMAN BERITA ACARA BIMBINGAN ...........................................

iv

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ........................................................

v

KATA PENGANTAR ...................................................................................

vi

DAFTAR ISI...................................................................................................

viii

ABSTRAKSI...................................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1

A. Latar Belakang. ....................................................................................

1

B. Rumusan Masalah. ...............................................................................

7

C. Tujuan Penelitian. ................................................................................

7

D. Manfaat Penelitian. ..............................................................................

8

E. Definisi Konseptual..............................................................................

9

F. Definisi Operasional.............................................................................

13

G. Metode Penelitian.................................................................................

14

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................

18

A. Kearifan Lokal. ....................................................................................

18

B. Kebijakan. ............................................................................................

30

C. Pembangunan. ......................................................................................

40

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. ...............................................................

49

A. Gambaran Umum Provinsi Bali. ..........................................................

49

B. Gambaran Umum Kearifan Lokal di Bali............................................

73

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. .........................................

84

A. Peran Kearifan Lokal Terhadap Tata Kelola Pembangunan Jalan Tol
Diatas Perairan. ....................................................................................

87

B. Peran Kearifan Lokal Terhadap Sistem Nilai Adat di Bali Terkait
Pembangunan Jalan Tol Diatas Perairan..............................................

89

C. Peran Kearifan Lokal Terhadap Tata Cara dan Prosedur Pembangunan
Jalan Tol Diatas Perairan......................................................................

92

D. Proses Kebijakan Pembangunan Jalan Tol di Bali...............................

101

BAB V PENUTUP..........................................................................................

108

A. Kesimpulan. .........................................................................................

108

B. Saran.....................................................................................................

111

DAFTAR PUSTAKA................................................ .....................................

xiv

LAMPIRAN ................................................................................................... xviii

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin, 1990, Pengantar Analisis Kebijakan Negara, Reneka
Cipta, Jakarta.
Ayatrohaedi, 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta, Pustaka
Jaya.
Budiman, Arif. (1995) Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. Hal. 13
Didi Marzuki (Editor), 2006, Bekerja Demi Rakyat : Meningkatkan Kompetisi
Aparatur Pemerintah Daerah Dalam Kebijakan dan Pelayanan Publik,
Komunal, Jakarta hal 24-25.
E. Tiezzi, N. Marchettini, & M. Rossini. Extending the Environmental Wisdom
beyond the Local Scenario: Ecodynamic Analysis and the Learning
Community.
Geertz, C. (1992) Kebudayaan dan Agama, Kanisius Press, Yogyakarta, 1992b
Hessel Nogi S. Tangkilisan, MSi, “Teori dan Konsep Kebijakan Publik” dalam
Kebijakan Publik yang Membumi, konsep, strategi dan kasus, Yogyakarta
: Lukman Offset dan YPAPI, 2003, hal 1
Koentjaraningrat, 1964. Masyarakat Desa Masa Kini. Balai Penerbitan Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta.
Nana Sudjana. 2004. Proposal Penelitian. Bandung. Sinar baru algesindo
Soehartono,irawan.2002.Metode Penelitian Sosial. Bandung :hal :35
Syaiful Arif (Penyunting), 2006, Reformasi Birokrasi Dan Demokratisasi
Kebijkan Publik, PLaCID’s dan KID bekerjasama dengan Averroes Press,
Malang.

S. Abdulwahab, 2005, Mendemokratisasikan Kebijakan Publik Di Daerah Via
Analisis Kebijakan Publik Partisipatif, FIA-Unibraw, Malang
Van Peursen. 1976. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua: Gajah
Mada University Press, 2003, hal 22.
Referensi dari jurnal dan artikel:
Alexander, Ernest. R., 1986, Approach To Planning, Introducing Current Planning
Theories, concepts, and Issues, Gordon and Breach Science Publishers.
Dikutip dari jurnal Saraswati, Dosen tetap pada Jurusan Teknik Planologi,
Fakultas

Teknik,

Universitas

Islam

Bandung

dalam

“Peranan

Pertimbangan Kearifan Budaya Lokal dalam Perencanaan Wilayah”
Nurma Ali Ridwan. Jurnal tentang studi Islam dan Budaya : Landasan Keilmuan
Kearifan Lokal. Dosen Tetap STAIN Purwokerto.
Suci Budiwati jurnal masalah kearifan lokal : Unsur Pembangunan Karakter
Bangsa Dalam Kearifan Lokal Bali. UniversitasGunadarma - Depok1819Oktober2011.
Refrensi dari internet:
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, www.bps.go.id
Berdiri Diantara Pilar Tradisi Dan Modernisasi’, Penataan Kawasan Warisan
Budaya,

Buletin

Tata

Ruang,

Desember

2009.

http://bulletin.penataanruang.net/diakses pada tanggal 15 januari 2013
Geriya, S. Swarsi (2003). Menggali Kearifan Lokal Untuk Ajeg Bali. Dalam
www.Balipost.co.id diakses pada tanggal 26 januari 2013

Gobyah, I. Ketut (2003) ‘Berpijak Pada Kearifan lokal’, www.balipos.co.id.
diakses pada tanggal 26 januari 2013
http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw080811tarung.htm diakses pada tanggal
28 maret 2013
http://www.passopatifm.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8
1:kearifan-lokal-dan-pembangunan-indonesia&catid=4:culture&Itemid=14 diakses pada tanggal 8 februari 2013
http://dahlaniskan.wordpress.com/2012/10/08/bayang-bayang-pak-sum-di-ataslaut-benoa/diakses pada tanggal 17 Oktober 2012
http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=6614
4 diakses pada tanggal 17 Oktober 2012
http://metrobali.com/2012/07/05/walhi-kritik-pembangunan-tol-bali/ diakses pada
tanggal 20 September 2012
http://bpdas-undaanyar.sim-rlps.dephut.go.id/
http://balipublika.com/hutan-bakau-bali-selatan-dalam-ancaman/ dikutip tanggal 8
Februari 2013
http://ian43.wordpress.com/2010/05/25/perbedaan-dan-pengertian-penelitiankualitatif-dan-kuantitatif/. Diakses pada tanggal 28 September 2012
http://www.pu.go.id/main/view/173
Pemprov Bali, sekilas Bali Dari Masa ke Masa, http://www.baliprov.go.id
Sirtha,

Prof.

Nyoman(2003)

‘menggali

Kearifan

Lokal

untuk

Ajeg

Bali’,www.balipos.co.id diakses pada tanggal 26 januari 2013
Suryana, J. (2010) ‘Prasi, Kearifan Lokal Masyarakat Bali’, April 2010. Pada:

http://sosbud.kompasiana.com/2010/04/08/prasi-kearifan-lokalmasyarakat-bali/ diakses pada tanggal 15 januari 2013
Triyadi, S., Sudradjat, I. & Harapan, A. (2010), ‘Kearifan Lokal Pada Bangunan
RumahVernakular di Bengkulu Dalam Merespon Gempa, Studi Kasus:
Rumah Vernakular didesa Duku Ulu, Vol. II, No. 1, Hal. 1-7, Januari
2010. Pada: http://localwisdom.ucoz.com/_ld/0/7_2nd-1-jolw-suge.pdf.
diakses pada tanggal 15 januari 2013
Referensi dari Undang-Undang:
UU Nomor 4 Tahun 1982 tentang lingkungan
UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah
Pasal 33 ayat 3 UUD 1945
UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang No. 38/2004 tentang Jalan
Undang-Undang No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang no. 4 Tahun 1992 tentang diamanatkan pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup terkait dengan pembangunan dan penataan
Perumahan Permukiman.