KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU.

(1)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU

(Studi Kasus pada Masyarakat Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh

Pradikta Prisma Waris Damier NIM 1001498

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU

(Studi Kasus pada Masyarakat Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)

Oleh

Pradikta Prisma Waris Damier 1001498

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Pradikta Prisma Waris Damier 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PRADIKTA PRISMA WARIS DAMIER

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU

(STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA CITALI KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG)

Disetujui dan Disahkan oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasya., M.Si NIP. 196103231986031002

Pembimbing II

Mirna Nur Alia A., S. Sos, M. Si NIP. 198303122010122008

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Siti Komariah., M.Si., Ph.D NIP. 196804031991032002


(4)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL 27 OKTOBER 2014

PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI ATAS : Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi., M.Si NIP. 197008141994021001

Sekretaris : Ketua Program studi Pendidikan Sosiologi Hj. Siti Komariah., M.Si., Ph.D

NIP. 196804031991032002 Penguji :

Penguji I

Prof. Dr. H. Karim Suryadi., M. Si NIP. 197008141994021001

Penguji II

Dr. Elly Malihah., M. Si NIP. 196604251992032002

Penguji III


(5)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(6)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU

( STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA CITALI KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG )

Pembimbing 1: Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasya, M. Si Pembimbing 2: Mirna Nur Alia A, S. Sos, M. Si

Pradikta Prisma Waris Damier 1001498

Adanya ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan yang ada dalam pembangunan jalan Tol Cisumdawu menimbulkan berbagai tanggapan masyarakat Desa Citali. Proses pelaksanaan pembangunan tersebut bukan hanya sekedar fisiknya saja, melainkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan. Diperlukan persiapan, sehingga tercipta kehidupan yang seimbang antara kodisi masyarakat dengan lingkungan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Objek dan subjek kajian penelitian ini adalah masyarakat Desa Citali yang terkena pembangunan Tol Cisumdawu. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya, wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan tanggapan yang diberikan masyarakat Desa Citali bersifat positif maupun negatif sesuai dengan apa yang masyarakat rasakan. Hampir mayoritas masyarakat telah siap dengan adanya pembangunan tersebut. Hal ini, terlihat pada pemanfaatan uang ganti rugi pembebasan lahan secara efisien. Tetapi, tidak sedikit pula masyarakat yang menunjukan ketidaksiapannya. Adanya proses pembangunan Tol Cisumdawu ini menimbulkan perubahan-perubahan sebelum dan setelah proses pembangunan berlangsung. Perubahan-perubahan tersebut berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, sosial, maupun ekonomi.


(7)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE READINESS OF THE SOCIETY ON FACING THE BUILDING OF CISUMDAWU TOLL ROAD

(STUDI CASE TO THE SOCIETY IN CITALI VILLAGE PAMULIHAN DISTRICT SUB-DISTRICT OF SUMEDANG)

ADVISOR 1 : Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasya, M.Si ADVISOR 2 : Mirna Nur Alia A, S.Sos, M.Si

Pradikta Prisma Waris Damier 1001498

The mismatch between hope and reality in the building of Cisumdawu toll road cause much opinion from the society in Citali Village. The process of the building not only on physically but also the readiness of the society to the building of the toll road. Readiness is important so that the balance life can be created between the conditions of the society with environment.

This research used qualitative approach with case study method. The object and subject in this research is the society in Cilati village who get the building of the toll road Cisumdawu. Technic of collecting the data are interview, observation, and documentation study.

Result of the research showed the opinion drom the society in Citali village, even positive or negative suitable with the real feeling of the society. Most of the society ready with the building of the toll road. It is seen from the utilization of land acquisition compensation efficiently. But there is a few people who showed that they are not ready with the building of the toll road. The process of the building of Cisundawu toll road causes many changes, before and after the process of the building of the toll road. The changes take effect to the condition of the environment, social, and economic.


(8)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN TENTANG PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL A. Pengertian Tanggapan ... 10

B. Kesiapan Masyarakat ... 13

1. Pengertian Kesiapan ... 13

2. Pengertian Masyarakat ... 13

3. Pengertian Kesiapan Masyarakat ... 14

C. Pembangunan Jalan Tol ... 15

1. Pengertian Jalan Tol ... 15

2. Konsep Pembangunan ... 17

3. Dampak Pembangunan ... 20

D. Perubahan Sosial ... 21

1. Pengertian Perubahan Sosial ... 21


(9)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Faktor Penyebab Perubahan Sosial ... 26

4. Faktor Penghambat Jalannya Proses Perubahan ... 29

E. Perubahan Sosial Sebagai Bahan dan Sumber Mata Pelajaran Sosiologi ... 31

F. Penelitian Terdahulu ... 34

G. Alur Pikir ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian ... 41

1. Pendekatan Penelitian ... 41

2. Metode Penelitian ... 42

D. Definisi Operasional ... 43

E. Prosedur Penelitian ... 44

1. Tahap Pra penelitian ... 44

2. Tahap Perizinan Penelitian ... 45

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 45

F. Instrumen Penelitian ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 48

1. Wawancara ... 48

2. Observasi Partisipasi ... 49

3. Studi Dokumentasi ... 51

H. Analisis Data ... 51

1. Reduksi Data ... 52

2. Penyajian Data ... 53

3. Penarikan Kesimpulan dan Konklusi ... 53

I. Uji Keabsahan ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 58


(10)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Lokasi Desa Citali ... 58

2. Karakteristik Penduduk Desa Citali ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian Observasi ... 66

C. Deskripsi Hasil Penelitian Wawancara ... 67

1. Tanggapan Masyarakat Terhadap Pembangunan Tol Cisundawu ... 68

2. Kesiapan Masyarakat Desa Citali dalam Menghadapi Tol Cisundawu ... 72

3. Perubahan yang Terjadi Sebelum dan Sesudah Proses Pembangunan Tol Cisundawu ... 79

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Tanggapan Masyarakat Terhadap Pembangunan Tol Cisundawu ... 85

2. Kesiapan Masyarakat Desa Citali dalam Mengahadapi Pembangunan Tol Cisundawu ... 87

3. Perubahan yang Terjadi Sebelum dan Sesudah Proses Pembangunan Tol Cisundawu ... 90

E. Implementasi Hasil Penelitian Terhadap Mata Pelajaran Sosiologi di SMA ... 92

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 98

B. Rekomendasi ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102 LAMPIRAN


(11)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lokasi dan Panjang Jalan Tol Cisumdawu ... 3

Tabel 2.1 Tanggapan yang Digunakan untuk Penyimpulan Sikap ... 12

Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu 36

Tabel 4.1 Penggunaan Lahan di Desa Citali Kecamatan Pamulihan ... 56

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Citali ... 61

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 63

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang ... 66

Tabel 4.6 Hasil Penelitian Perubahan Kondisi Lingkungan Masyarakat Desa Citali ... 79

Tabel 4.7 Hasil Penelitian Perubahan Kondisi Sosial Masyarakat Desa Citali ... 80

Tabel 4.8 Hasil Penelitian Perubahan Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Citali ... 82


(12)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 64 Grafik 4.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66


(13)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Jalan Bebas Hambatan ... 4

Gambar 2.1 Dimensi Waktu Perubahan Sosial ... 22

Gambar 2.2 Alur Pemikiran “Kesiapan Masyarakat Dalam Menghadapi Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu ... 38

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Data ... 55

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ... 56

Gambar 3.3 Triangulasi Waktu ... 57

Gambar 4.1 Peta Administratif Desa Citali ... 60

Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan Desa Citali ... 61

Gambar 4.3 Peta Kecamatan Pamulihan yang Terkena Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu ... 77

Gambar 4.4 Peta Penggunaan Lahan Desa yang Terkena Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu ... 78


(14)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SK SKRIPSI

LAMPIRAN 2 SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 3 FOTO COPY BUKU BIMBINGAN

LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 5 HASIL WAWANCARA


(15)

1

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketersediaan akan sarana infrastruktur yang ada di Indonesia sekarang ini semakin meningkat. Hal tersebut, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat serta berkembangan. Pengadaan infrastruktur tersebut dapat menunjang kehidupan suatu negara lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya. Adanya suatu pembangunan infrastruktur dapat memberikan peranan yang sangat vital dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti sandang, pangan, papan, rasa aman, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, dengan demikian infrastruktur dapat dikatakan sebagai modal esensial masyarakat.

Pembangunan infrastruktur merupakan suatu pembangunan materil, terlihat secara nyata. Adanya suatu pembangunan yang dilakukan memiliki pengaruh terhadap bidang-bidang kehidupan yang ada di dalam masyarakat. Khusus untuk pembangunan infrastruktur sendiri, pembangunan tersebut lebih berpengaruh pesat pada bidang pertumbuhan ekonomi yang menjadikan suatu negara dapat lebih berkembang. Sekalipun, tidak menutup kemungkinan bidang lainnya turut terkena pengaruh.

Salah satu pembangunan infrastruktur yang sekarang ini sedang gencar dibangun adalah pembangunan jalan tol. Pembangunan ini bertujuan untuk mengurangi angka kemacetan yang sering kali terjadi di Indonesia. Sekalipun, dalam penggunaannya jalan tol diwajibkan membayar biaya tol, akan tetapi kebutuhan masyarakat akan adanya tol sangat tinggi. Sebagaimana telah disebutkan di atas, hal tersebut dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 15 Tahun 2005, yaitu sebagaii berikut:

Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian dari sistem jalan nasional yang penggunaannya sendiri dikenakan biaya untuk membayar tol. Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Pengguna jalan tol adalah setiap orang yang menggunakan kendaraan bermotor dengan membayar tol.


(16)

2

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Jalan tol lebih dikenal dengan sebutan jalan bebas hambatan meskipun sekarang ini tidak dapat dipungkiri kemacetan sering kali terjadi di ruas jalan tol khususnya di sekitaran Ibu Kota, salah satu penyebabnya dikarenakan perilaku manusia yang terlalu konsumtif dalam penggunaan kendaraan bermotor.

Pengadaan jalan tol merupakan salah satu bentuk untuk mewujudkan pemerataan pembangunan serta keseimbangan dalam pengembangan suatu wilayah. Pemerintah menyusun dan menetapkan renca umum jaringan jalan tol yang menjadi dasar pengembangan jaringan jalan tol dan sebagai acuan bagi investor untuk berinvestasi guna mendukung pengadaan jalan tersebut. Diharapkan dengan adanya pengadaan jalan tersebut, aktivitas ekonomi bisa lebih cepat dan dapat mencapai kesejahteraan masyarakat yang diinginkan. Akan tetapi, pembangunan jalan tol tidak semudah apa yang dibicarakan.

Di Indonesia sendiri dapat dikatakan pembangunan jalan tol pasti mengalami kendala hal ini berdampak pada jalannya proses pembangunan yang lambat dibandingkan dengan pembangunan jalan tol dibeberapa negara tetangga. Permasalahan tersebut dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya masyarakat. Masyarakat merupakan aspek pendukung paling penting dalam kelancaran suatu pembangunan. Suatu pembangunan dikatakan berhasil jika pembangunan tersebut dapat meningkatkan peran aktif masyarakat, serta sejauh mana adanya pembangunan tersebut dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Jalan Tol Cisumdawu, merupakan salah satu proyek pembuatan jalan tol yang melintasi Cileunyi-Sumedang dan Cirebon daerah Dawuan. Jalan ini, merupakan lanjutan rencana tol dari arah Selatan yang menyabungkan tol Cikampek- Purwakarta- Padalarang dan Cileunyi, yang nantinya akan bertemu dengan tol dari arah Utara Cikampek- Palimanan Cirebon daerah Dawuan. Penyelenggaraan jalan tol di Kabupaten Sumedang umumnya menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat pelayanan infrastruktur guna mendukung tumbuh dan berkembangnya daerah tersebut. Adapun lokasi pembangunan jalan Tol Cisumdawu dapat dilihat pada tabel berikut:


(17)

3

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Lokasi dan Panjang Jalan Tol Cisumdawu

Seksi Lokasi Panjang Jalan (Km)

I Cileunyi-Rancakalong 12, 025

II Rancakalong -Sumedang 17, 350

III Sumedang-Cimalaka 3, 750

IV Cimalaka-Legok 7, 200

V Legok-Ujung Jaya 15, 900

VI Ujung Jaya-Dawuan 4, 048

Total 60, 273

Sumber: Data Program Pelaksanaan Pembangunan Tol Cisumdawu Kementrian PU 2014

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui ruas jalan tol akan dilaksanakan untuk sepanjang 60, 273 km yang akan melewati daerah Sumedang yang meliputi seksi I Cileunyi- Rancakalong (12, 025 km), seksi II Rancakalong- Sumedang (17, 350 km), seksi III Sumedang- Cimalaka (3, 750 km), dan seksi IV Cimalaka- Legok (7, 200 km), seksi V Legok-Ujung Jaya (15,900 km), dan seksi VI Ujung Jaya-Dawuan (4, 048km). Dengan demikian, Kabupaten Sumedang menjadi salah satu lokasi pembangunan jalan Tol Cisumdawu termasuk di dalamnya Kecamatan Pamulihan Desa Citali. Desa Citali sendiri masuk ke dalam seksi II STA 8+950 - 10+600. Ditargetkan pembangunan jalan tol ini dapat rampung sekurang-kurangnya tahun 2016.


(18)

4

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.1

Peta Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu

Sumber : Data Program Pelaksanaan Pembangunan Tol Cisumdawu Kementrian PU 2014

Pengadaan pembangunan jalan Tol Cisumdawu bukan hanya soal fisik jalan tol tersebut, melainkan perlu dilakukan tahap persiapan dan perencanaan dalam proses pembangunan yang nantinya akan berlangsung. Masyarakat Desa Citali merupakan salah satu masyarakat yang terkena pembebasan lahan Tol Cisumdawu. Hampir sebanyak 3, 207 Ha lahan Desa Citali yang terkena pembebasan lahan Tol Cisumdawu namun yang terealiasasi hanya 2, 747 Ha. Desa Citali ini, merupakan tempat dimana lingkar pusat dari pembutan jalan Tol Cisumdawu akan dibangun.

Pembangunan Tol Cisumdawu diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Desa Citali. Akan tetapi, hingga saat ini pembangunan Tol Cisumdawu belum juga tuntas. Untuk pembebasan lahan sendiri masih 91% sisanya masih dalam tahap negosiasi dengan pihak tol. Pembebasan lahan yang dilakukan mulai dilakukan pada tahun 2009 dan dilakukan proses pembebasan lagi di tahun 2014 untuk pelebaran jalan. Seharusnya proses pembebasan lahan


(19)

5

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

tersebut harus sudah selesai pada April 2014, akan tetapi hingga saat ini masih ada saja warga masyarakat yang belum memberikan lahannya. Jika melihat kondisi lapangan, proses pembangunan jalan Tol Cisumdawu memang terlihat lambat meskipun dalam proses pelaksanaannya tidak mengalami kemunduran.

Adanya uang ganti rugi yang diberikan untuk setiap pembebasan lahan, tidak sepenuhnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Karakteristik masyarakat terlalu konsumtif membuat sebagian masyarakat lebih memilih untuk memenuhi hasrat keinginannya dibandingkan memikirkan kelangsungan hidup jangka panjang.

Sangat diperlukan persiapan dan kesiapan dari masyarakat Desa Citali agar pembangunan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Tanggapan yang diberikan masyarakat terhadap pembangunan Tol Cisumdawu berbeda-beda sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Persiapan dan kesiapan yang dilakukan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi akibat pembangunan Tol Cisumdawu. Sehingga dapat menimbulkan hubungan yang seimbang antra masyarakat dengan lingkungan yang ada.

Kesiapan masyarakat terlihat dari pemanfaatan uang ganti rugi pembebasan lahan yang digunakan. Dalam hal ini, tidak semua masyarakat Desa Citali bisa memanfaatkan uang ganti rugi tersebut seefesien mungkin. Banyaknya keluhan yang diberikan masyarakat terhadap adanya proses pembangunan Tol Cisumdawu membuat pula tanggapan yang diberikan masyarakat tidak semuanya bersifat positif.

Proses pembangunan sendiri pasalnya tidak dapat dipisahkan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut mempengaruhi dan memberikan arah perubahan bagi masyarakat Desa Citali. Umumnya sebelum terjadi proses pembebasan lahan, masyarakat Desa Citali bermata pencaharian sebagai tani, baik sebagai pemilik ataupun sebagai buruh tani. Namun dengan adanya pembangunan Tol Cisumdawu masyarakat beralih mata pencaharian. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya lahan persawahan dan perkebunan karena turut terkena pembebasan lahan. Bukan hanya perubahan mata pencaharian saja yang terjadi pada masyarakat Desa Citali, masih


(20)

6

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

banyak perubahan-perubahan lain yang diakibatkan oleh adanya proses pembangunan Tol Cisumdawu.

Dengan melihat berbagai gejala yang terjadi pada masyarakat khususnya pada masyarakat yang terkena imbas dari pembangunan jalan tol ini, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut lagi mengenai kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu khususnya pada masyarakat Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penelti mengidentifikasi permasalahan sesuai dengan kehidupan masyarakat sekitar Desa Citali Kecamatan Pemulihan, dalam pembangunan jalan Tol Cisumdawu yaitu mengenai kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan mega proyek Tol Cisumdawu.

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan maka masalah pokok tersebut penulis paparkan dalam rumusan masalah yang dibagi kedalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut?

1. Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Citali terhadap pembangunan jalan Tol Cisumdawu?

2. Bagaimana kesiapan masyarakat Desa Citali dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu?

3. Perubahan apa yang telah terjadi sebelum dan sesudah proses pembangunan Tol Cisumdawu berlangsung?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran faktual dan akual serta solusi mengenai kesiapan masyarakan dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu khususnya bagi masyarakat sekitar desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

2. Tujuan Khusus


(21)

7

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran bagaimana tanggapan masyarakat Desa Citali terhadap pembangunan jalan Tol Cisumdawu. b. Untuk memperoleh gambaran secara jelas bagaimana kesiapan

masyarakat Desa Citali dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu.

c. Untuk memperoleh informasi mengenai perubahan apa yang telah terjadi sebelum dan sesudah proses pembangunan Tol Cisumdawu berlangsung. D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan sesuatu yang berguna dalam tataran teoritis bagi kalangan masyarakat umumnya, dan kalangan mahasiswa khususnya. Serta dapat memenuhi ragam khasanah ilmu pengetahuan terutama ilmu sosiologi yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian lainnya untuk lebih lanjut, terutama mengenai gambaran kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan jalan Tol Cisumdawu, serta perubahan apa yang dialami sebelum dan setelah proses pembangunan jalan Tol Cisumdawu berlangsung. Peneliti juga berharap dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan fakta-fakta dan teori tentang perubahan sosial budaya dalam masyarakat modern. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah Kabupaten/ Kota, sebagai masukan yang diharapkan menjadi informasi dan landasan untuk menentukan kebijakan mengenai pembangunan jalan tol.

b. Bagi pihak-pihak yang bekerjasama dengan penyelenggara tol, diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai kebijakan-kebijakan yang efektif dan efisien sehingga dapat mengoptimalkan keikutsertaan masyarakat dalam hal pembangunan jalan tol tersebut.

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu sosiologi, khususnya dalam sosiologi pembangunan dan perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat.


(22)

8

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

d. Bagi pembaca, dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan jalan tol serta perubahan apa saja sebelum dan sesudah pembangunan tersebut berlangsung. Selain itu, bagi pemerintah maupun masyarakat dapat mengetahui serta memahami kondisi nyata dari adanya proses pembangunan sehingga dapat membuat strategi apa yang dapat mengurangi ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan. E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi skripsi berisi tentang rincian atau sistematika dari setiap bab dan sub-bab dalam sebuah penulisan skripsi. Dimana terdiri atas lima bab, yang di dalamnya terdiri dari sub-sub bab. Sistematika dalam penyusunan skripsi ini meliputi:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah (rumusan masalah), tujuan penelitian, manfaat penelitian meliputi manfaat teoritis dan praktis, serta struktur organisasi skripsi. Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta, data-data, referensi dan temuan penelitian sebelumnya. Di dalam rumusan masalah peneliti, memaparkan dengan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang akan peneliti kaji. Sementara untuk tujuan penelitian, merupakan tujuan dari penulisan penelitian tersebut. Tujuan penelitian, menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan. Sedangkan manfaat penelitian bisa dilihat dari salah satu aspek atau beberapa.

BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini, diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis untuk lebih memperkuat argumen. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Selain itu, kajian pustaka peneliti membandingkan,


(23)

9

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mengontraskan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan maslah yang sedang diteliti.

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini, penulis menjelaskan metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan infrastruktur khususnya pembangunan jalan tol. Selain itu, dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI (2013, hlm. 23), Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya, yaitu:

a. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, cara pemilihan sampel, serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel;

b. Desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian itu; c. Metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian itu; d. Definisi operasional;

e. Instrumen penelitian;

f. Teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memuat pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Bagian pembahasan atau analisis temuan mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas sebelumnya. Dimana dalam hasil penelitian berupa informasi dan data-data yang telah diperoleh sesuai dengan lapangan dalam rangka penulisan skripsi tentang kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu. Penulis mendeskripsikan secara jelas dan terurai agar hasil yang diberikan dapat tergambar dan terbaca secara jelas sesuai dengan masyarakat Desa Citali.

BAB V Penutup

Bab ini berisikan simpulan dan rekomendasi dimana penulis berusaha mencoba memberikan simpulan dan rekomendasi berupa saran sebagai penutup dari penelitian dan permasalahan yang telah dirumuskan, dan diidentifikasi serta dikaji dalam skripsi ini. Saran-saran tersebut diajukan kepada pihak-pihak yang terkait.


(24)

39

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan diadakan di Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Kecamatan Pamulihan merupakan salah satu Kecamatan yang terkena imbas pembangunan jalan Tol Cisumdawu paling besar dimana hampir semua lahan dan pemukiman yang berada di sekitar Kecamatan tersebut terkena alih fungsi lahan untuk pembangunan Tol Cisumdawu.

2. Subjek Penelitian

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 215) penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, seperti yang dijelaskan bahwa :

dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas

tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Dalam penentuan subjek penelitian harus memiliki kriteria tertentu. Menurut Moloeng (2007, hlm. 132) persyaratan penentuan subjek penelitian yaitu:

harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.

Menurut Nasution (2001, hlm. 43) “subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi, dipilih secara porposif dan pelaksanaannya sesuai dengan purpose atau tujuan tertentu.”

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dijadikan subjek penelitian adalah aparatur desa, tokoh masyarakat dan beberapa warga masyarakat yang tinggal di Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Dipilihnya para responden ini, dikarenakan merekalah yang mengetahui secara jelas bagaimana keadaan yang terjadi pada lingkungan sekitar. Dikarenakan, peneliti tidak menentukan populasi dan sampel hanya mengikuti keadaan, pelaku, dan aktivitas yang ada di tempat peneliti melakukan penelitian sampai menemukan responden


(25)

40

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang jawaban dari apa yang akan peneliti teliti menemukan titik jenuh. Dengan kata lain antara satu responden dan responden yang lainnya memiliki jawaban yang sama.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh rancangan yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dibutuhkan adanya desain penelitian. Menurut Nasution (2009, hlm. 23), dijelaskan bahwa “Tiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.”

Desain penelitian menjadikan data yang dihasilkan lebih terstruktur dan dapat memberikan kemudahan dalam penelitian sehingga desain penelitian penting dalam sebuah penelitian. Menurut Iqbal dalam skripsi Asri (2013, hlm. 73) ada banyak definisi mengenai desain penelitian, diantaranya:

a. Desain penelitian adalah rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa, sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.

b. Desain penelitian adalah cetak biru (blue print) terhadap pengumpulan, pengukuran, dan penganalisaan data.

c. Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data sehingga menjawab semua pertanyaan dalam penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas, desain penelitian merupakan rancangan penelitian untuk mengumpulkan, mengukur dan menganalisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Peneliti menggunakan desain penelitian untuk menjawab semua pertanyaan dalam penelitian tentang kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu dilihat dari aspek perubahan sosial.

Menurut Martono (2011, hlm. 141-142), dijelaskan bahwa terdapat tiga bagian penting dalam desain penelitian yaitu:

a. Pendahulan. Bagian pendahuluan terdiri atas judul penelitian; bidang ilmu; latar belakang masalah; perumusan masalah; tujuan penelitian; dan manfaat penelitian.


(26)

41

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Tinjauan Pustaka. Pada bagian tinjauan pustaka peneliti menjelaskan berbagai konsep utama yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dengan berbagai argumentasi teoritis.

c. Metode Penelitian. Bagian terakhir yang terdiri atas beberapa bagian, yaitu: metode penelitian; sasaran penelitian; lokasi penelitian; teknik sampling; variabel; hipotesis; metode pengumpulan data; sumber data; serta metode analisis data.

Pada lembar terakhir dalam desain penelitian wajib dituliskan daftar pustaka yang berisi daftar sumber pustaka yang menjadi rujukan dalam penyusunan desain penelitian.

C. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan beberapa data yang diperoleh.

Menurut Burhan, Bungin (2011, hlm. 50), “pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang menjadikan gejala sosial itu cukup terlihat fenomenanya saja sudah memenuhi syarat dijadikan masalah penelitian”.

Menurut Moleong (2010, hlm. 6) mendefinisikan sebagai berikut:

pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, dan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Menurut Nasution (2003, hlm. 18), “pendekatan kualitatif disebut juga dengan pendekatan naturalistik. Disebut kualitatif karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Sedangkan naturalistik, karena situasi lapangan penelitian bersifat wajar dan natural, sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi dan tanpa eksperimen atau tes.”


(27)

42

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data, secara induktif mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dasar, bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan subjek penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian kualitatif ini untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan, dimana partisipan adalah orang-orang yang diajak wawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya.

Dalam pelaksanaan penelitian lapangan, peneliti lebih menggunakan pendekatan personal, yang berarti selama dalam proses penelitian peneliti akan lebih banyak memahami banyak hubungan dengan orang-orang di lingkungan lokasi penelitian. Oleh karena itu, diharapkan peneliti dapat lebih leluasa mencari dan mendapatkan data yang lebih terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti melihat bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan karena permasalahan tentang kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu memerlukan pengamatan dan penelitian yang lebih mendalam.

2. Metode Penelitian

Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “mefha” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Dan kata “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Metode adalah cara ilmiah yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 6) menjelaskan mengenai pengertian metode yaitu:

metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.


(28)

43

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Metode studi kasus adalah suatu eksplorasi terhadap sistem yang dibatasi, atau sebuah kasus (beberapa kasus) melalui pengumpulan data secara mendalam dan terperinci yang meliputi berbagai sumber informasi yang berkaitan. Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian menurut Arikunto (2006, hlm. 142) yaitu:

penelitian kasus adalah suatu penelitian yang digunakan secara intensif terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.

Alasan peneliti menggunakan penelitian studi kasus karena sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan penelitian yang diperoleh dan bukan menguji hipotesis tetapi berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berbeda tentang kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan jalan Tol Cisumdawu.

Ditinjau dari lingkup wilayahnya, penelitian studi kasus hanya meliputi daerah dan subjek yang sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitinnya penelitian studi kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya serta menginterpretasikannya, dalam penelitian ini menguraikan kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembanguan jalan Tol Cisumdawu khususnya pada masyarakat Desa Citali Kecamatan Pamulihan dengan melihat situasi dan kondisi yang sebenar-benarnya sesuai dengan fakta-fakta yang ada.

D. Definisi Operasional

Melihat judul yang telah diajukan untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah tersebut. Adapun istilah-istilah yang dimaksudkan adalah:

1. Kesiapan masyarakat adalah kemampuan masyarakat untuk menempatkan dirinya jika ia akan memulai serangkaian gerakan yang berkaitan dengan kesiapan mental dan jasmani. Terutama dalam hal ini


(29)

44

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

lebih menekankan terhadap kesiapan masyarakat terhadap perubahan yang akan terjadi.

2. Pembangunan merupakan upaya terkordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi.

3. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol dan merupakan jalan alternatif lintas jalan umum yang telah ada guna mempercepat jaringan jalan dengan lintas perwujudan jaringan jalan.

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah, menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis terlebih dahulu mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi serta subjek penelitian. Tujuannya yaitu untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan kepentingan fokus penelitian.

Dalam tahap pra penelitian ini juga peneliti melaksanakan studi pendahuluan. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang akan diteliti. Setelah peneliti memperoleh gambaran secara umum tentang objek dan subjek penelitian, kemudian peneliti melakukan obervasi awal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi subjek yang ada di lapangan.

b. Memilih dan merumuskan masalah yang akan diteliti. c. Menentukan judul dan lokasi penelitian.


(30)

45

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Perizinan Penelitian

Setelah melakukan observasi tahap awal dan mendapatkan gambaran tentang permasalahan yang akan diteliti, selanjutnya peneliti melanjutkan dengan membuat prosedur perizinan guna mempermudah dalam pelaksanaan penelitian nantinya. Terdapat beberapa langkah yang peneliti lakukan, diantaranya:

a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI.

b. Setelah memperoleh izin dari Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI kemudian diteruskan untuk memperoleh izin dari Dekan FPIPS UPI.

c. Setelah memperoleh izin berdasarkan surat izin dari Dekan FPIPS UPI, peneliti mendapatkan rekomendasi dan meneruskan untuk mendapatkan izin dari Kepala Bappeda melalui Kepala Sub. Bagian Litbang. UPTD Kabupaten Sumedang.

d. Kepala Bappeda melalui Kepala Sub. Bagian Litbang. UPTD Kabupaten Sumedang mengeluarkan surat rekomendasi izin penelitian kepada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang, Kepala Kecamatan Pamulihan, dan Kepala Desa Citali.

e. Kepala Kecamatan Pamulihan mengeluarkan surat izin untuk disampaikan kepada Kepala desa Citali.

f. Kepala Desa Citali memberikan izin untuk melaksanakan penelitian sampai batas waktu yang telah ditentukan.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap perizinan penelitian selesai dan berdasarkan surat izin penelitian dari pihak-pihak yang bersangkutan maka penelitipun mulai melakukan penelitian. Selain mengumpulkan observasi di lapangan, peneliti melakukan wawancara terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi yang lebih lanjut diarahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya kedalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan


(31)

46

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara kemudian disusun dalam bentuk catatan lapanngan lengkap setelah didukung oleh dokumentasi lainnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sangat penting dilakukan karena dapat menunjang pelaksanaan penelitian menjadi lebih terarah. Instrumen penelitian terdiri dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Wawancara , observasi, dan studi dokumentasi itu dijadikan sebagai alat untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian dapat menghasilkan jawaban dari kata yang ditanyakan. Menurut

Sugiyono (2012, hlm. 102), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.”

Selain itu, instrumen penelitian menurut Arikunto (2002, hlm. 203)

mengungkapkan bahwa “instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis sehingga mudah diolah.”

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 224) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat beraksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahami kita perlu sering merasakannya, mendalaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk menguji hipotesis yang timbul seketika.


(32)

47

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dijadikan sebagai instrumen penelitian, hal ini dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar merupakan data langsung, seperti yang diungkapkan Moleong (2010, hlm.

4) bahwa “dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang

lain merupakan alat pengumpul data yang utama”

Menurut Sugiyono (2009, hlm.60), menyatakan bahwa:

penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Adapun sumber data yang diperoleh dari Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang berdasarkan pada:

1. Lembar Pedoman Observasi

Dalam penelitian ini, lembar pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan langsung melalui subjek penelitian di lapangan. Dalam hal ini dilakukan dan dilaksanakan untuk mengamati bagaimana kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu.

2. Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini pedoman wawancara dilakukan kepada masyarakat, kepala desa maupun tokoh masayarakat dengan memberikan pertanyaan secara mendalam sampai menemukan jawaban yang dirasa telah sampai pada titik jenuh.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi berkaitan dengan proses mencari data di lapangan dengan mencatat peristiwa atau hal-hal yang berupa catatan lapangan, pedoman wawancara serta foto-foto yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar.


(33)

48

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 62) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling srategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.” Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Teknik pengumpulan data dalam pendekatan kualitatif adalah peneliti itu sendiri dalam mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat menyeluruh agar data yang diperoleh akurat dan valid, maka peneliti bertindak sebagai instrumen utama (key instrument) atau terjun langsung ke lapangan. Sedangkan instrumen pembantu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi kasus, pedoman studi literatur serta pedoman catatan lapangan. Adapun data-data yang diperlukan oleh peneliti, secara teknik dapat diperoleh melalui beberapa kegiatan teknik pengumpulan data yang akan digunakan sebagai berikut.

1. Wawancara

Menurut Danial (2009, hlm. 71), merumuskan bahwa:

wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dengan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk, santai disuatu tempat, di lapang, di kantor, di kebun, atau dimana saja.

Sementara menurut Nasution (2009: hlm. 144), “wawancara merupakan alat yang ampuh untuk mengungkapkan kenyataan hidup, apa yang dipikirkan atau

disarankan orang tentang berbagai aspek kehidupan” Dalam penelitian ini, yang

akan digali lebih dalam melalui teknik wawancara adalah berkaitan dengan kesiapan dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu khususnya pada masyarakat Desa Citali Kecamatan Pamulihan. Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono (2012,

hlm. 138), “dalam wawancara berstruktur ini setiap responden diberikan


(34)

49

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Menurut Nasution (2009, hlm. 119), terdapat beberapa keuntungan dalam wawancara berstruktur antara lain:

a. Tujuan wawancara lebih jelas dan terpusat pada hal-hal yang telah ditentukan lebih dahulu sehingga tidak ada bahaya bahwa percakapan menyeleweng dan menyimpang dari tujuan;

b. Jawaban-jawaban mudah dicatat dan diberi kode, dan karena itu; c. Data lebih mudah diolah dan saling dibandingkan.

Sebagai bukti keabsahan wawancara, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut: a. Kamera berfungsi untuk memotret ketika sedang melakukan pembicaraan

dengan pihak yang menjadi narasumber, kamera juga digunakan untuk memotret keadaan lingkungan yang menjadi objek penelitian yaitu aktivitas pada masyarakat Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

b. Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data

c. Tipe recorder berfungsi sebagai alat untuk merekam pembicaraan antara pewawancara dengan yang diwawancara.

2. Observasi Partisipasi

Observasi yaitu penyelidikan secara langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual. Menurut Burhan, Bungin (2011, hlm. 118), “observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit”.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 145), “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.” Sedangkan menurut Arikunto (2006, hlm. 129) berpendapat bahwa “observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan.”

Dari beberapa pemaparan, jadi dapat diartikan bahwasanya observasi atau pengamatan langsung merupakan upaya pengamatan yang dilakukan dengan


(35)

50

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menggunakan alat bantu pancaindra atau menggunakan instrumen pengamatan, demi mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Menurut Patton (dalam Nasution, 2001, hlm. 59-60) manfaat pengamatan secara langsung adalah:

a. Berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik. b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan

induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya.

c. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “bisa” dan karena tidak akan terungkapkan dalam wawancara. d. Peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap

oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat menguraikan nama lembaga.

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif.

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.

Akan tetapi dalam hal ini, observasi yang digunakan dalam penelitian adalah observasi partisipasi. Menurut Burhan Bungin (2011, hlm. 119), “observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan berpedoman pada pedoman observasi aspek yang diamati yaitu lingkungan fisik Desa Citali, karakteristik masyarakat Desa Citali, serta keadaan lingkungan sosial maupun ekonomi masyarakat sekitar.

Observasi partisipasi menjadi teknik pengumpulan data karena dengan observasi partisipasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak terungkap oleh responden dalam wawancara. Selain itu, peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan serta turut merasakan berada dalam kehidupan masyarakat Desa Citali dengan mencatat apa-apa yang dianggap penting dan menunjang terhadap tujuan penelitian. Peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan Tol


(36)

51

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Cisumdawu terutama dilihat pada aspek perubahan sosial. Serta dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum yang akan diteliti.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan meneliti dokumen yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap data yang diperoleh seperti catatan harian, foto-foto kegiatan. Melalui studi dokumentasi ini, diperoleh data tertulis tentang objek yang diteliti secara akurat.

Menurut Moleong (2010, hlm. 16) mengungkapkan “kegunaan dokumentasi sebagai sumber data yang menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.” Sedangkan Arikunto (2006, hlm. 23) menjelaskan bahwa “ metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lagger agenda, dan sebagainya.

Teknik ini digunakan dalam penelitian sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan, hal ini dilakukan dengan cara melihat, menganalisis data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Dokumen yang dipergunakan dalam penelitian ini yakni dokumen yang dihasilkan dari Desa Citali seperti profil desa dan jumlah lahan serta pemukiman masyarakat yang terkena dampak dari pembebasan lahan jalan Tol Cisumdawu. Dalam penelitian ini peneliti membaca, mempelajari bahan-bahan atau sumber-sumber informasi yang ada hubungannya dengan kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan jalan Tol Cisumdawu.

H. Analisis Data

Setelah keseluruhan penelitian telah diselesaikan, maka selanjutnya data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur, perlu dianalisis secara akurat dan seksama. Sedangkan analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti.


(37)

52

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Menurut Bogan (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 334) mengatakan bahwa: analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan ke orang lain.

Menurut Moleong (2010, hlm. 248), “analisis data adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milah menjadi satuan yang dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.’’ Dengan demikian, analisis data itu dilaksanakan dalam suatu proses dalam sebuah sistem analisis.

Dalam penelitian ini, analisis data akan dilakukan melalui proses menyusun secara sistematis, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan disesuaikan dengan kajian penelitian.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 278), “secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu: persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai

dengan pendekatan penelitian.” Sedangkan menurut Miles dan Huberman (dalam

Sugiyono, 2013, hlm. 337), mengemukakan bahwa:

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus dan sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai komponen-komponen analisis data: 1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencarinya apabila diperlukan.


(38)

53

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Sementara dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie card, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan dan Konklusi

Kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana diuraikan oleh Moleong (2010, hlm. 330-332), bahwa:

triangulasi adalah teknik pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Melalui triangulasi penulis dapat melakukan pengecekan temuan saat penelitian dengan memperhatikan sumber, metode, atau teori. Untuk itu, seperti diungkapkan Moleong tentang cara triangulasi sebagai berikut:

a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan; b. Mengecek dengan berbagai sumber data; serta

c. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahapan-tahapan tersebut peneliti memperoleh data secara lengkap dan yang memenuhi keabsahan.

I. Uji Keabsahan Data

Terdapat empat kriteria dalam menentukan uji keabsahan data dalam penelitian. Menurut Lincoln dan Ghuba (dalam Emzir, 2011, hlm. 79),


(39)

54

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

mengusulkan ‘empat kriteria untuk menilai kualitas penelitian kualitatif dan secara eksplisit menawarkannya sebagai alternatif dari kriteria yang lebih berorientasi kuantitatif tradisional.’ Adapun ke-empat kriteria tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Kredibilitas (credibility). Kriteria kredibilitas melibatkan penetapan hasil penelitian kualitatif adalah kredibel atau dapat dipercaya dari perspektif partisipan dalam masyarakat tersebut. Karena dari perspektif ini tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mendeskripsikan atau memahami fenomena yang menarik perhatian dari sudut pandang partisipan.

2. Transferabilitas (transferability). Kriteria transferabilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan atau ditransfer kepada konteks atau setting yang lain. Dari sebuah perspektif kualitatif transferabilitas adalah tanggung jawab seseorang dalam melakukan generalisasi.

3. Dependabilitas (dependability). Kriteria dependabilitas sama dengan reabilitas dalam penelitian kuantitatif. Dependabilitas menekankan perlunya peneliti untuk memperhitungkan konteks yang berubah-ubah dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian bertanggung jawab menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setting dan bagaimana perubahan-perubahan tersebut dapat mempengaruhi cara pendekatan penelitian.

4. Konfirmabilitas (confirmability). Penelitian kualitatif cenderung berasumsi bahwa setiap peneliti membawa perspektif yang unik ke dalam penelitian. Konfirmabilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian atau objektivitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian dapat dikonfirmasikan oleh orang lain.

Dengan melihat empat kriteria tersebut, akhirnya peneliti mengambil beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara triangulasi dan member check. Adapun penjelasan dari kedua teknik diatas yaitu sebagai berikut:

Dalam penelitian kualitatif, teknik triangulasi digunakan untuk meningkatkan akurasi sebuah studi. Triangulasi merupakan pengecekan kebenaran data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Menurut Emzir (2011, hlm. 82) menyatakan bahwa “Triangulasi adalah proses penguatan bukti dari individu-individu yang berbeda (misalnya seorang kepala sekolah dengan siswa), jenis data (misalnya catatan lapangan observasi dengan wawancara) dalam deskripsi dan tema-tema dalam penelitian kualitatif.”

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 273) mengemukakan bahwa “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai


(40)

55

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu”. Tujuan triangulasi adalah untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari semua sumber lain. Pada penelitian ini akan dilakukan triangulasi data yang telah diberikan oleh pihak masyarakat terkait objek penelitian. Terdapat tiga bentuk triangulasi yaitu triangulasi sumber data, berikut akan digambarkan skema triangulasi yang dipergunakan dalam penelitian.

a. Triangulasi sumber yang peneliti lakukan yaitu: 1) membandingkan data hasil dari pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang saat di depan umum dengan yang dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain yang berasal dari berbagai kalangan dan berbagai pihak. 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumentasi, berkaitan dengan hal ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara masyarakat sekitar, tokoh masyarakat dengan kepala desa.

Gambar 3.1

Triangulasi Sumber Data

Sumber: Buku Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2012, hlm. 273)

Aparatur Desa Tokoh Masyarakat

Desa Citali

Masayarakat Desa Ciatali


(41)

56

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi metode yang dilakukan meliputi mengecek keyakinan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data salah satunya yaitu mengenai kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan jalan tol. Dari hasil wawancara yang telah diperoleh, bahwa sebagaian besar masyarakat telah siap dengan adanya pembangunan jalan tol tersebut.

Gambar 3.2

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Sumber: Buku Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2012, hlm. 273)

c. Triangulasi waktu, waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda.

Wawancara Observasi


(42)

57

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.3 Triangulasi Waktu

Sumber: Buku Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2012, hlm. 273)

Sementara untuk, member chek yaitu pengecekan atau memverifikasi data kepada subjek yang diteliti. Menurut Emzir (2011, hlm. 82) menyatakan bahwa:

member checking adalah suatu proses dimana peneliti menanyakan pada seorang atau lebih partisipan dalam studi untuk mengecek keakuratan dari keterangan tersebut. Pengecekan ini melibatkan pengambilan temuan kembali kepada partisipan dan menanyakan kepada mereka (secara tertulis/lisan) tentang akurasi dari laporan tersebut.

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 129) menyebutkan “Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Pagi

Sore Siang


(43)

99

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggapan masyarakat Desa Citali terhadap pembangunan Tol Cisumdawu bermacam-macam. Hampir mayoritas masyarakat peda umumnya telah siap menghadapi adanya pembangunan tol tersebut. Terbukti dengan kemampuan masyarakat dalam mengefesiensikan uang ganti rugi pembebasan lahan terhadap hal yang lebih penting. Adanya pembangunan Tol Cisumdawu, menimbulkan perubahan sekalipun perubahan tersebut belum terlihat begitu jelas karena pembangunan Tol Cisumdawu masih berada pada tahap pengerjaan.

2. Simpulan Khusus

Selain dari simpulan umum di atas, dapat diuraikan juga kesimpulan yang bersifat khusus, yakni :

a. Tanggapan masyarakat Desa Citali terhadap pembangunan Tol Cisumdawu ada yang meberikan hal positif dan negatif. Tanggapan tersebut merupakan reaksi terhadap dari adanya rangsangan kondisi pembangunan Tol Cisumdawu. Pada umumnya masyarakat menyetujui adanya pembangunan Tol Cisumdawu. Karena adanya pembangunan Tol Cisumdawu ini, diharapkan dapat meningkatkan mutu kehidupan masyarakat Desa Citali. Mayarakat memberikan tanggapan positif bilamana masyarakat cenderung menyetujui adanya pembangunan Tol Cisumdawu, sementara sebaliknya tanggapan dikatakan negatif bila masyarakat cenderung bersikap tidak menyetujui bahkan menolak pembangunan tol tersebut.

b. Suatu kesiapan masyarakat dapat mempengaruhi jalannya pembangunan. Proses pembangunan tersebut dapat berjalan dengan lancar jika sejalan dengan kesiapan yang diberikan masyarakat dalam pembangunan.


(44)

100

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu terlihat dari bagaimana persiapan yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi proses pembangunan jalan tol dan bagaimana pemanfaatan uang ganti rugi yang dilakukan. Seberapa efisien masyarakat menggunakan uang ganti rugi tersebut. Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh masyarakat Desa Citali dalam mengahadapi pembangunan tersebut. Mereka hanya melakukan persiapan mental, dan fisik, serta memikirkan lahan yang nantinya akan digunakan untuk tempat tinggal dan kelangsungan hidup selanjutnya. Terlihat jelas, bahwa masyarakat Desa Citali telah siap dengan adanya pembangunan Tol Cisumdawu tersebut, terbukti dengan pemfaatan uang secara efesien yang dilakukan oleh masyarakat. Hanya ada beberapa masyarakat yang dikatakan tidak siap, karena mereka hanya memikirkan keinginan dan kesenangan sesaat tanpa memikirkan kelangsungan hidup mereka untuk jangka panjang.

c. Adanya suatu pembangunan dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi berbagai aspek diantaranya terhadap kondisi lingkungan, bidang sosial, dan ekonomi. Adanya pembangunan Tol Cisumdawu berdampak pula pada perubahan kehidupan masyarakat Sumedang khususnya masyarakat Desa Citali yang terkena pembebasan lahan. Akan tetapi, karena masih dalam tahap pelaksanaan fisik. Perubahan yang terlihat tidak begitu besar. Dalam kondisi lingkungan, perubahan tersebut cenderung ke arah menurun. Hal ini dikarenakan banyaknya keluhan masyarakat mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembangunan Tol Cisumdawu. Jalan menjadi rusak, gersang, sanitasi berkurang, dan jika musim hujan sering terjadi longsor. Untuk sarana pendidikan sendiri menjadi berkurang karena bangunan sekolah turun terkena pembebasan lahan. Untuk bidang sosial, adanya proses pembangunan yang sekarang ini terjadi, tidak cukup menimbulkan perubahan-perubahan dalam bidang tersebut. Struktur kemasyarakat


(1)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

masih berjalan sebagaimana biasanya hanya saja terjadi kebingungan dalam benak masyarakat. Terjadi pula jumlah penurunan yang tidak begitu signifikan hanya sebesar 5%. Untuk hubungan masyarakat sendiri masih berlangsung dengan baik, kepedilian atar masyarakat masih sangat tinggi. Sehingga tidak ada perubahan yang begitu besar sebelum dan setelah proses pembangunan berlangsung. Sementara dalam bidang ekonomi, perubahan sebelum dan setelah adanya pembangunan terlihat begitu jelas. Selain itu, perubahan mengarah pada kemajuan. Kehidupan masyarakat yang terkena pembebasan lahan menjadi meningkat bahkan berkali-kali lipat dari pada sebelumnya. Mayarakat dapat mebuka usaha baru dan pendapatan yang diperoleh ada peningkatan mesikupun tidak begitu jauh dari pada sebelumnya. Namun, untuk mata pencaharian masyarakat Desa Citali menjadi berubah. Awalnya, mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sekarang beralih menjadi wirausaha.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari simpulan yang diambil, maka peneliti mengajukan rekomendasi berupa saran yang sekiranya dapat menjadi masukan. Adapun saran yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat yang terkena pembebasan lahan, agar lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi pembangunan tol tersebut. Selain itu, masyarakat harus lebih bisa memanfaatkan uang ganti rugi pembebasan lahan dengan baik. Sehingga dihasilkan perubahan yang jauh lebih baik dalam kehidupan masyarakat Desa Citali sendiri.

2. Pihak aparatur desa agar lebih bisa mensosialisasikan dengan baik adanya proses pembangunan Cisumdawu guna meminimalisir ketidaksiapan masyarakat dan memperluas tanggapan yang diberikan masyarakat dalam proses pembangunan Tol Cisumdawu.

3. Pemerintah Kabupaten/ Kota, sebagai masukan diharapkan menjadi informasi dan landasan untuk menentukan kebijakan mengenai pembangunan jalan tol.


(2)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Bagi pihak-pihak yang bekerjasama dengan penyelenggara tol, diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai kebijakan-kebijakan yang efektif dan efisien sehingga dapat mengoptimalkan keikutsertaan masyarakat dalam hal pembangunan jalan tol tersebut.

5. Penelitian ini hanya terbatas pada satu desa saja, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat memperluas wilayah penelitian sehingga dapat memperoleh gambaran bagaimana kesiapan masyarakat dalam menghadapi pembangunan Tol Cisumdawu secara lebih luas dan mendalam.


(3)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku:

Adisasmita, R. (2010). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu

Arikunto, Suharsimi. (2006a). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010b). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik

(Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta

Azwar Saifudin. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukuran

Chanioago, Arifin et al. (2000). Kamus Sinonim-antonim Bahas Indonesia. Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rinea Karya

Daniel, Endang danWarsiah Nanan. (2009). Metode Penelitian Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pkn UPI

Emzir. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1997

Martono, Nanang. (2011a). Metode Penelitian Kuantitatif. Analisis Isi dan

Analisis Data Sekunder: Edisi Revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Martono, Nanang. (2012b). Sosiologi Perubahan Sosial: Prespektif Klasik,

Modern, Postmodern, dan Poskolonial. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Moleong, Lexy. J. (2010). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Narwoko, J. Dwi dan Bagong, S. (2007). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Kencana

Nasution, S. (2001a). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution, S. (2003b). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsindo


(4)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Nasution, S. (2009c). Penelitian Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara

Nazsir, R. M. (2008). Sosiologi Kajian Lengkap Konsep dan Teori Sosiologi

Sebagai Ilmu Sosial. Banung: Widya Padjadjaran

Poerwadarminta. W. J. S. (1993). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Pasaribu, I.L. dan Simandjutak, B. (1986). Sosiologi Pembangunan: Revisi II. Bandung: Tarsito

Setiadi, E. dan Usman, Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta

dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasinya, dan Prencanaannya.

Jakarta: Kencana

Siahaan, N. H. T. (2004). Hutan, Lingkungan & Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Soekanto, Soerjono. (1981a). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: UI Press

Soekanto, Soerjono. (2006b). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Soekanto, Soerjono. (2009c). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Soelaeman, Munandar. (1998). Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Efika Aditama

Soemarwoto, O. (2001). Ekologi Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

Sugiyono. (2009a). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012b). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013c). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia.


(5)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS

Wulansari, D. (2009). Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama

2. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah

UU RI No. 38/ 2004 tentang Jalan

Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol Permendikbud No.23 tahun 2013 Tentang Kurikulum SMA-MA

3. Situs Internet:

Balai Litbang Sosekling Jalan dan Jembatan Surabaya. 2013. Penyusunan Manual

Kesiapan Masyarakat Dalam Pembangunan Jalan Nasional. Tersedia di

http://sosekling.pu.go.id/database/database/penelitian/149. [15 Oktober 2014 pukul 07.41 WIB]

Jiwong. Y, 2013. Tersedia di: http://e-journal.uajy.ac.id/4009/3/2TS13290.pdf [12 Agustus 2014]

Nashril, Abdilah. 2011. Kajian Kesiapan Masyarakat Untuk Pembangunan Infrastruktur PU Bidang SDA, Jalan & Jembatan Dan Permukiman. Tersedia di: https://www.scribd.com/doc/178679487/Kajian-Kesiapan- Masyarakat-Untuk-Pembangunan-Infrastruktur-PU-Bidang-SDA-Jalan-Jembatan-Dan-Permukiman [10 Oktober 2014 pukul 19.45 WIB]

Prabawati, Emi. 2013. Hubungan Praktik Industri dan Motivasi Berprestasi dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK N 1 Pedan Tahun Ajaran 2006/2007. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7806/3/BAB%202-08403241027.pdf [12 Agustus 2014]

4. Skripsi dan Jurnal

Asri, Ade (2013). Penerapan Metode Ceramah Bervariasi untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn. Skripsi, UPI: Tidak


(6)

Pradikta Prisma Waris Damier, 2014.

KESIAPAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Firdaus, Farhan. 2014. PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN

PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT

KABUPATEN SUKABUMI (Studi Kasus Desa Cibatu Kecamatan Cisaat

Kabupaten Sukabumi). Skripsi, UPI: Tidak diterbitkan

Iek, Mesak. 2013. Analisis Dampak Pembangunan Jalan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Rakyat di Pedalaman May Brat Provinsi Papua Barat (Studi Kasus di Distrik Ayamaru, Aitinyo, dan Aifat). Jurnal Ekonomi Kuantitatif

Terapan. 6 (1), hlm. 30-40.

Vamela, Eva. (2012). Pengaruh Rencana Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Petani Di

Kabupaten Subang. Skripsi, UPI: Tidak diterbitkan

Zarina (Jurnal).(2012). Dampak Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pandaan terhadap Kondisi Sosial Eonomi Penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. Ejournal UNESA. Universitas Negeri Surabaya, hlm. 50-57. Tersedia: ejournal.unesa.ac.id/article/8587/40/article.pdf [08 November 2014]