20
Pro I : FM 89.0 Mhz program daerah: informasi 25, pendidikan 10, budaya 10, hiburan 45, iklan 10 dan di gelombang AM
801Khz, waktu siaran 19 jam pukul 05.00-24.00 WIB. Pro II : FM 95.3 Mhz siaran berita atau informasi 30, Pendidikan 5,
kebudayaan 5, hiburan 40, iklan 25, waktu siaran 19 jam pukul 05.00-24.00 WIB.
Pro III : FM 90.6 Mhz siaran berita 60, hiburan 25, dan iklan 15, waktu siaran 24 jam.
Pro IV : AM 1170 Khz siaran kebudayaan 20, hiburan tradisional 30, hiburan non tradisional 10, pendidikan 15, berita atau informasi
10, iklan dan penunjang 15, waktu siaran 12 jam pukul 12.00- 24.00 WIB.
B. Sejarah Berdirinya Radio Republik Indonesia Wilayah
Semarang.
Pada tahun 1936 di Semarang berdiri sebuah Stasiun Radio Siaran bernama Radio Semarang, dengan kekuatan pemancar hanya 150 Watt, bertempat
di Arena Pasar Malam Jalan Veteran No: 48, sekarang terletak di depan Jalan Lempong Sari Timur No: III.
21
Gedung RRI Semarang pertamakali di Jl Veteran No 48 Yang kini jadi toko Alfamart sumber dokumen pribadi
Radio Semarang didirikan oleh orang-orang yang mencintai seni, sehingga orientasinya semata-mata hanya kesenian. Anggota yang tergabung dalam Radio
Semarang pada awalnya sekitar 1000 orang, dan setiap anggota dikenakan iuran setengah rupiah. Setelah empat tahun berdiri, Radio Semarang semakin
berkembang dan anggotanya menjadi 2000 orang. Pada tahun 1940 studionya dipindah ke sebuah Paviliun di gedung Bioskop GRAND sekarang Mataram
Plaza-Red. Di studio baru ini anggotanya bukan hanya para seniman musik atau karawitan, namun hampir seluruh lapisan masyarakat yang ada di kota Semarang.
Tahun 1942 tepatnya pada tanggal 8 Maret, Belanda menyerah kepada Jepang dan semua radio siaran yang ada dihentikan, termasuk Radio Semarang.
Kemudian Jepang mendirikan Lembaga Penyiaran baru yang dinamakan Hoso Kanri Kyoko dengan cabang-cabangnya :
a. Hoso kyoku jakarta
b. Hoso Kyoku Bandung
c. Hoso Kyoku Purwokerto
d. Hoso Kyoku Semarang
e. Hoso Kyoku Yogyakarta
22
f. Hoso Kyoku Surakarta
g. Hoso Kyoku Surabaya
h. Hoso Kyoku Malang
Hoso Kyoku Semarang selanjutnya bertempat di Jalan Pandanaran sekarang Jl.Ahmad Yani 144-146 Semarang yang dipimpin langsung oleh
seorang Jepang Yamawaki dengan program siarannya Asia Timur Raya. Setelah proses pembentukan RRI di Jakarta dalam sebuah pertemuan yang juga dihadiri
wakil Hoso Kyoku Semarang, maka Hoso Kyoku Semarang berubah menjadi RRI Semarang pada tanggal 11 September 1945 pukul 24.00 WIB, dengan slogan
“sekali diudara tetap diudara”. Selanjutnya tanggal 11 September dijadikan sebagai Hari Radio dan seiring dengan perjalanannya RRI mengambil peran
sebagai alat perjuangan pada masa revolusi untuk menegakkan Kemerdekaan Republik Indonesia, dan menggelorakan semangat pembangunan dan
pembaharuan di masa kemerdekaan UNIKA Soegijapranata,1995,63.
C. Visi dan Misi Kantor Radio Republik Indonesia Wilayah