6 - 1
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis dan pemodelan Hydraulic fracture pada bendungan rockfill adalah sebagai berikut:
1. Tanah pada pemodelan hydraulic fracture pada bendungan rockfill pada saat pengisian pertama adalah tanah unsaturated, dengan koefisien permeabilitas
adalah berupa fungsi dari Soil-Water Characteristic Curve. Untuk mendapatkan Soil-Water Characteristic Curve SWCC dibutuhkan data tanah
berupa gradasi butir untuk tanah bergranular rockfill dan filter dan indeks plastisitas untuk tanah kohesif core.
2. Pemodelan hydraulic fracture dilakukan dengan membuat fungsi Soil-Water Characteristic Curve, kemudian melakukan analisis rembesan dengan
SEEPW untuk mengetahui pola debit rembesan yang terjadi selanjutnya dilakukan analisis tegangan dengan SIGMAW untuk mengetahui perubahan
tekanan air pori dan tegangan efektif 3. Akibat adanya rembesan pada inti bendungan, tekanan air pori pada waduk
akan bertambah sehingga akan menyebabkan berkurangnya nilai tegangan efektif pada tanah. Nilai tegangan efektif pada hulu inti bendungan rockfill
akan berkurang sedemikian rupa hingga dicapai suatu titik dimana tekanan air pori akan melebihi nilai tegangan efektif pada hulu inti bendungan rockfill.
Pada titik inilah akan terdapat potensi hydraulic fracture. Pada studi ini, bendungan Jambu Aye yang dimodelkan akan memiliki potensi hydraulic
fracture pada pengisian hari ke- H+260 dari dasar hulu inti bendungan hingga elevasi 44 m hulu inti bendungan. Potensi hydraulic fracture bertambah tinggi
pada hari ke- H+365 1 tahun yakni dari dasar hulu inti bendungan hingga elevasi 54 m hulu inti bendungan dan hingga hari ke- H+1825 5 tahun
elevasi hulu inti bendungan yang berpotensi mengalami hydraulic fracture tidak mengalami kenaikan lagi yakni hanya sampai pada elevasi 54 m.
UNIKOM_WILSON KOVEN 13010005
6.2 Saran
Saran yang diberikan untuk studi selanjutnya adalah: 1. Analisis coupled dengan menggunakan program komputer lain perlu
dilakukan untuk dapat membandingkan hasil yang didapat dari analisis uncoupled dengan analisis coupled
2. Studi tentang model material non-linear hyperbolic elastic yang sesuai untuk bendungan rockfill dengan kondisi tanah unsaturated perlu
dilakukan sehingga pemodelan yang dilakukan dapat mendekati kondisi di lapangan
3. Studi tentang tekanan air pori berlebih excess pore water pressure pada tubuh bendungan akibat penimbunan bertahap pada saat konstruksi
bendungan perlu dilakukan sehingga pemodelan dapat mendekati kondisi yang sebenarnya
4. Uji laboratorium untuk menentukan Soil-Water Characteristic perlu dilakukan untuk tanah dengan kondisi unsaturated sehingga pemodelan
yang dilakukan dapat mendekati kondisi di lapangan 5. Uji hydraulic fracture di laboratorium perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah terjadi hydraulic fracture atau tidak pada bendungan yang dimodelkan
5 - 1
BAB V ANALISIS DAN PEMODELAN