PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)TERHADAP KADAR RENIN MENCIT JANTAN (Mus muscullus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL VALSARTAN

SKRIPSI
NINING TRIWULANSARI
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK
TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.)TERHADAP KADAR RENIN MENCIT
JANTAN (Mus muscullus) YANG DIINDUKSI
HIPERTENSI DENGAN KONTROL
VALSARTAN

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

ii

iii

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillahirrobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan pertolonganNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan

skripsi

berjudul

PENGARUH

PEMBERIAN

EKSTRAK

TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP KADAR RENIN
MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN
KONTROL VALSARTAN.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi
pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang. Dalam penyusunan penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan
dari seluruh pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:
1.

Dra.Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRSselaku dosen pembimbing I dan dr. Dyah
Hermayanti, Sp.PK selaku dosen pembimbing II atas saran, bimbingan, dan
arahannya dengan sabar meluangkan waktu untuk terselesaikannya skripsi ini.

2.

Nailis Syifa, S. Farm., M. Sc., Apt. Dan Siti Rofida, S. Si., M.Farm., Apt. selaku
dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang terbaik.

3.

Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep., Sp. Kom.selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.

4.


Nailis Syifa, S. Farm.,M. Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi hebat.

5.

Sovia Aprina Basuki, S. Farm., M. Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium di
Program Studi Farmasi dan Dosen Wali, yang telah memberi kesempatan kepada
penulis supaya bisa menyelesaikan penelitian skripsi di laboratorium Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.

6.

Laboratorium Farmakologi dan Biomedik Universitas Muhammadiya Malang,
khususnya Pak Joko dan Mas Miftah dan Laboratorium Biomolekul Universitas
Brawijaya, khususnya Mas Adit dan Mas Dian yang telah bersedia meluangkan
waktu dan tempat agar penulis dapat melaksanakan penelitiannya dengan baik.

7.

Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah

memberikan ilmu yang bermanfaat. Terutama Ibu Arina Swastika Maulita,

iv

S.Farm., Apt., dan Ibu Sendi Lia Yunita, S. Farm., Apt. yang telah susah payah
membantu jalanya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi.
8.

Staff Tata Usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang terima kasih karena telah membantu dalam hal
administrasi.

9.

Untuk orang tua yang tercinta tersayang Hardjito dan Suryaningsih yang tiada
hentinya memotivasi dalam segala hal, sabar mendoakan untuk

kesuksesan

putrinya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat

putrinya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bemanfaat.
10. Untuk Saudaraku tersayang Mas Anes, Mbak Arum, Dx andre, Rara, Akbar, Mas
Topik, mb Ana yang memberi motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan
skripsi.
11. Untuk Sahabat tercinta yang telah mendukung dalam terselesaikannya skripsi ini
khususnya DLT (Onad, Leviastiti S, Nobita A, Thea, Mendoy, Nastiti, Marta,
Yulae, k’ Nur) Wiji, Silvia, FK Dewi, Reni, Sulis, Venny, Huda, Mahiru, ratna
mbledos, Tutug, Nisa, Murty, Pebri, Enis, KOS srikandi 51 serta teman-teman
farmasi C.
12. Teman–teman seperjuangan biomedik : Kak Wawan, Mbak Mutia, Ilham,
Tanjung, Ega, Bela, Priyadi, Reni, Putri, Gita, Hasan dkk atas kebersamaan,
bantuan, motivasi dan semangat serta kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat
terwujud.
13. Untuk Teman organisasi SEFA 2013/2014, HIMFA, KPAN yang mewarnai soft
skill. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, mohon maaf dan
terima kasih sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan dan
doa teman.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan
saran


dan kritik yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Malang,30 Juni 2015
Penyusun

Nining Triwulansari

v

RINGKASAN
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.)TERHADAP KADAR RENIN
MENCIT JANTAN (Mus muscullus) YANG DIINDUKSI
HIPERTENSI DENGAN KONTROL VALSARTAN
NINING TRIWULANSARI
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah
sistole dan diastole. Penyakit ini diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi
primer atau esensial dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit

lain
Mekanisme patofisiologi hipertensi berhubungan dengan Renin
Angiotensin-Aldosteron System (RAAS) dimana aktivasi sistem renin-angiotensialdosteron (RAAS) merupakan salah satu mekanisme yang paling penting dalam
berkontribusi pada sel endhotel disfungsi, remodeling vaskuler, dan hipertensi.
Renin adalah sebuah protein yang diproduksi sendiri oleh sel juxtaglomerular di
ginjal, renin memecah angiotensinogen yang dihasilkan oleh hati menjadi
angiotensin I, angiotensin I diubah oleh angiotensin converting enzyme (ACE)
menjadi angiotensin II. ACE adalah enzyme yang melimpah di paru-paru, tetapi
juga hadir di jantung dan pembuluh darah sistemik (jaringan ACE). Chymase,
sebuah protein serin di jantung dan arteri sistemik, menyediakan jalur alternatif
untuk konversi dari Angiotensin I ke Angiotensi II. Interaksi Angiotensin II
dengan protein G berpasangan AT 1 mengaktifkan reseptor dengan berbagai
proses seluler yang berkontribusi terhadap hipertensi dan hipertensi mempercepat
kerusakan organ sampai akhir. Interaksi ini membuat vasokonstriksi, generasi
oksigen reaktif, peradangan pembuluh darah, pembuluh darah dan remodeling
jantung, dan produksi aldosteron, yang utama mineralokortikoid. Bukti
peningkatan aldosteron, Anngiotensin II, renin dan prorenin mengaktifkan jalur
beberapa sinyal yang dapat merusak pembuluh darah sehat dan menyebabkan
hipertensi
Dalam pemilihan terapi antihipertensi perlu dipertimbangkan selain untuk

menurunkan tekanan darah juga dapat mempertahankan tekanan darah secara
optimal. Valsartan adalah golongan obat angiotensin reseptor blocker (ARB)
yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi jantung termasuk
hipertensi. Valsartan menurunkan tekanan darah dengan antagonis reninangiotensin-aldosteron sistem (RAAS) bersaing dengan angiotensin II untuk
mengikat tipe-1 angiotensin II dengan sub tipe reseptor (AT1) dan mencegah
tekanan darah meningkat karena efek angiotensin II. ARB tidak memiliki efek
samping batuk kering. Valsartan dapat digunakan untuk mengobati hipertensi,
hipertensi sistolik terisolasi, hipertrofi ventrikel kiri dan nefropati diabetik.
Selain obat sintesis, banyak pula digunakan obat tradisional atau
fitofarmaka dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu obat tradisional yang dapat
menurunkan tekanan darah yaitu obat tradisional yang mengandung kurkumin
yang dimiliki oleh beberapa tanaman family Zingiberaceae. Beberapa penelitian
telah membuktikan bahwa temulawak efektif untuk menurunkan tekanan darah

vi

seseorang dan temulawak dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menurunkan
tekanan darah Fitriani (2013). Penelitian lain dari Kukongviriyapan, 2014
menyatakan bahwa kurkumin mampu menurunkan hipertensi melalui salah satu
aktivitas kurkumin yaitu aktivitasnya sebagai antioksidan.

Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak temulawak pada mencit jantan yang diinduksi hipertensi melalui
parameter kadar renin. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui
perbandingan pemberian ekstrak temulawak dengan pemberian valsartan dalam
menurunkan kadar renin.
Dalam penelitian ini menggambarkan kerangka konseptual mekanisme
kurkumin dalam menurunkan kadar renin yang dijelaskan melalui tiga fungsi
yaitu sebagai penghambat co-activator enzim P-300, sebagai antiinflamasi dan
sebagai antioksidan. Mekanisme kurkumin dengan menghambat co-activator P300 bertujuan untuk mencegah terjadinya hipertropi pada jantung yang akan
menurunkan tekanan darah sehingga tidak terjadi peningkatan pada kadar renin.
Mekanisme kurkumin sebagai antiinflamasi yaitu menghambat respon inflamasi
dengan menekan aktifitas NF-kB dan mengurangi gen inflamasi seperti TNF-α,
IL-1 dan IL-6 serta dengan mencegah terjadinya fibrosis pada ginjal. Apabila
fibrosis ginjal dapat dicegah maka fungsi ginjal seperti laju filtrasi ginjal tidak
mengalami penurunan sehingga tidak menstimulus pelepasan renin. Mekanisme
kurkumin sebagai antioksidan yaitu dapat menurunkan kadar renin dengan
menekan pembentukan ROS dan menangkap ROS berlebih yang menjadi
penyebab utama stress oksidatif. Apabila kadar ROS tidak berlebih dalam tubuh
maka biovailabilitas NO tidak menurun sehingga pembuluh darah akan
mengalami vasodilatasi oleh NO yang mencegah terjadinya stress oksidatif yang

mengakibatkan tidak terjadi peningkatan pada tekanan darah dan kadar renin.
Metode yang digunkan untuk mengekstraksi temulawak adalah remaserasi
yang menggunakan pelarut etanol 96%. Induksi hipertensi yang digunakan adalah
L-Name selama 4 minggu dimana 2 minggu pertama diberikan sebelum adanya
terapi. Kemudian 2 minggu berikutnya diberikan bersama terapi yaitu ekstrak
temulawak dan Valsartan sebagai terapi control positif.
Hasil pembuatan ekstrak etanol temulawak menggunakan metode maserasi
berupa ekstrak kental berwarna coklat tua dengan berat 15,6 gram dengan kadar
kurkumin sebesar 7,23%. Hasil rata-rata pengukuran tekanan darah setelah dua
minggu induksi L-Name pada kelompok normal (Aquades) yaitu 146/76±4,8/4,7
mmHg, kelompok kontrol negative (L-Name) yaitu 208/81±7,0/2,4 mmHg,
kelompok kontrol positif (Valsartanl) yaitu 191,7/79,3±26,7/17,7mmHg dan
kelompok Temulawak yaitu 191,8/80,5±9,7/0,9 mmHg. Data tersebut
menunjukkan bahwa mencit jantan telah mengalami hipertensi setelah induksi LName selama dua minggu. Hasil rata-rata pengukuran renin setelah dua minggu
terapi pada kelompok normal (Aquades) yaitu 36,22±10,8 pg/ml, kelompok
kontrol negative (L-Name) yaitu 59,45±6,2 pg/ml, kelompok kontrol positif
(Valsartan) yaitu 24,67±5,22 pg/ml dan kelompok kurkumin yaitu 36,13±12,5
pg/ml. Data tersebut menunjukkan bahwa terapi temulawak dapat menurunkan
kadar renin. Akan tetapi pemberian valsartan menurunkan kadar renin melebihi
kelompok normal sedangkan pemberian temulawak dapat menurunkan kadar

renin mendekati kelompok normal.

vii

ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.)TERHADAP KADAR RENIN
MENCIT JANTAN (Mus muscullus) YANG DIINDUKSI
HIPERTENSI DENGAN KONTROL VALSARTAN
NINING TRIWULANSARI
Latar Belakang: Hipertensi merupakan suatu penyakit yang terjadi oleh
peningkatan tekanan darah. Antihipertensi golongan ARB yaitu valsartan bekerja
dengan menghambat reseptor Angiotensin II ke reseptor AT I yang dapat
meningkatan tekanan darah yang mempengaruhi kadar renin. Temulawak
memiliki kandungan curcumin dengan mekanisme yang dapat menurunkan
hipertensi.
Tujuan : Pada Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pemberian ekstrak temulawak terhadap kadar renin pada mencit jantan yang
diinduksi hipertensi dibandingkan dengan pemberian Valsartan
Metode : Metode yang digunakan untuk mengekstraksi temulawak adalah
remaserasi yang menggunakan pelarut etanol 96%. Induksi hipertensi yang
digunakan adalah L-Name selama 4 minggu dimana 2 minggu pertama diberikan
sebelum adanya terapi. Kemudian 2 minggu berikutnya diberikan bersama terapi
yaitu ekstrak temulawak dan Valsartan sebagai terapi control positif.
Hasil dan Kesimpulan : Pada penelitian empat kelompok mencit yang digunakan
menghasilkan kadar sebagai berikut kadar rata-rata renin kelompok aquades
36,22pg/ml, L-Name 59,45pg/ml, kurkumin 36,13 pg/ml dan valsartan
24,67pg/ml. Dalam uji One Way Anova menunjukan ada perbedaan yang
bermakna dimana menghasilkan nilai P 0,001

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI OTAK PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL

2 32 26

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL VALSARTAN

0 6 22

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb)SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT JANTAN(Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

0 8 27

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TEMULAWAK (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP TEKANAN DARAH MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL

2 7 25

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI JANTUNG MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI (Dengan Kontrol Valsartan)

0 7 26

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI VALSARTAN TERHADAP HISTOPATOLOGI JANTUNG PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSIHIPERTENSI

1 6 24

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI VALSARTAN TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

0 15 25

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) PADA MENCIT Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) Pada Mencit (Mus Musculus) Jantan Galur Swiss Yang Diinduksi Nyeri Asam As

0 3 20

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) PADA MENCIT Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) Pada Mencit (Mus Musculus) Jantan Galur Swiss Yang Diinduksi Nyeri Asam As

0 3 17