2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi
2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi menurut Deddy Mulyana dalam buku yang berjudul
“Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, yaitu : “Komunikasi organisasi terjadidalam suatu organisasi, bersifat
formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebuh besar daripada komunikasi kelompok. komunikasi organisasi
seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan ada kalanya juga komunikasi public. komunikasi formal
adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gossip
”. Mulyana, 2005 : 75 Pengertian komunikasi organisasi menurut Wiryanto dalam buku
yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi” adalah sebagai berikut, “Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi”. Wiryanto, 2004 : 54
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik
apa yang di pergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
Menurut Pace dan Faules dalam Deddy Mulyana menyatakan bahwa,
“Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan.” Mulyana,2005:31.
Definisi di atas memperlihatkan bahwa adanya pertunjukan dan pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi. Pertunjukan dan pertukaran
pesan merupakan penyampaian dan penerimaan informasi yang menurut Pace dan Faules, dalam penyampaian dan penerimaan informasi ke seluruh
unit-unit organisasi merupakan salah satu tantangan besar dalam organisasi. Proses penyampaian dan penerimaan informasi berhubungan
dengan aliran informasi. Berbeda dengan Devito yang mengemukakan komunikasi
organisasi merupakan, “pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam
kelompok formal maupun kelompok informal organisasi.”
Sependapat dengan Devito, Wiryanto pun mengemukakan
Komunikasi organisasi sebagai, ”pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi
itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.”
1
Komunikasi organisasi, dipandang dari suatu perspektif interpretif subjektif adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan
organisasi. Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi, ia adalah organisasi itu sendiri. Komunikasi organisasi adalah perilaku
pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam prose situ bertransaksi dan member makna atas apa yang sedang terjadi.
Lebih jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi, yaitu : fungsi informatif, regular, persuasif dan integratif.
1. Fungsi Informatif 2. Fungsi Regular
3. Fungsi Persuasif 4. Fungsi Integratif. Sendjaja, Rahardjo dan Pradekso, 2004: 136
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi information-processing system. Maksudnya, seluruh anggota
dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
1
http:www.romeltea.com20100421komunikasi-organisasi-definisi
memungkinkan setiap
anggota organisasi
dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti. Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan
atau orang-orang yang berada di tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya bawahan
membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada member perintah. Pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
yang lebih baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut,
yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalamsebuah organisasi tersebut newsletter, bulletin dan laporan kemajuan organisasi;
juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan
darmawisata.
2.3 Tinjauan Tentang Internet