Strategi Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-Cap (Mobile Community Access Point) Tentang Internet Sehat Terhadap Kepuasaan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabu

(1)

KEPUASAN PEROLEHAN INFORMASI BAGI SISWA/I SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL

NEGERI 5 CIBADAK SUKABUMI Skripsi

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

Fadly Permana Putra Nim : 4 1 8 0 7 0 4 0

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G


(2)

iv

ACCESS POINT) TENTANG “INTERNET SEHAT” TERHADAP KEPUASAN PEROLEHAN INFORMASI BAGI SISWA/I

SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL NEGERI 5 CIBADAK SUKABUMI

Oleh :

FADLY PERMANA PUTRA Skripsi ini dibawah bimbingan: Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Strategi Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi. Untuk menjawab masalah diatas maka diangkat indikator tujuan, rencana, kegiatan, pesan, dan media untuk variabel strategi serta harapan dan hasil yang dirasakan untuk variabel kepuasan perolehan informasi.

Tipe penelitian adalah kuantitatif, metode penelitian menggunakan metode survey dengan teknik pengumpulan data melalui angket, wawancara, studi pustaka dan internet searching. Populasi (N=265) adalah siswa/I SD SN N 5 Cibadak Sukabumi, dengan sampel (n=73) kelas 4, 5, dan 6. Teknik sampling adalah Stratified Random Sampling (Sampling menurut tingkatan atau strata). Teknik analisa data adalah pengeditan data, pemberian kode, buku koding (coding book) dan lembar koding (cooding sheet), tabulasi data, pengolahan data koefisien korelasi Rank Spearman, dan mengolah data menggunakan Sofware Statistical Program For Social Science (SPSSVersion14.0).

Hasil penelitian adalah 1) Hubungan tujuan terhadap kepuasan perolehan informasi sebesar (0,578) adalah cukup berarti, valid, searah dan signifikan. 2) Hubungan rencana terhadap kepuasan perolehan informasi sebesar (0,647) adalah cukup berarti, valid, searah dan signifikan. 3) Hubungan kegiatan terhadap kepuasan perolehan informasi sebesar (0,471) adalah cukup berarti, valid, searah dan signifikan. 4) Hubungan pesan terhadap kepuasan perolehan informasi sebesar (0,693) adalah cukup berarti, valid, searah dan signifikan. 5) Hubungan media terhadap kepuasan perolehan informasi sebesar (0,703) adalah kuat, valid, searah dan signifikan. 6) Hubungan strategi terhadap harapan sebesar (0,782) adalah kuat, valid, searah dan signifikan. 7) Hubungan strategi terhadap hasil yang dirasakan sebesar (0,622) adalah cukup berarti, valid, searah dan signifikan.

Kesimpulan penelitian adanya hubungan antara strategi terhadap kepuasan perolehan informasi sebesar (0,791) adalah hubungan yang kuat, valid, searah dan signifikan.

Saran penelitian adalah Strategi Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat perlu ditingkatkan lagi dengan kontinuitas kegiatan M-CAP, menambah waktu kegiatan M-CAP, melakukan follow up untuk meraih kepuasan perolehan informasi bagi siswa/I sekolah dasar melalui program M-CAP (Mobile

Community Access Point) Tentang Internet Sehat, agar dapat mengetahui


(3)

v

OF TELEMATICS IN WEST JAVA PROVINCE THROUGH M-CAP (MOBILE COMMUNITY ACCESS POINT) ABOUT “INTERNET SEHAT”

TO STUDENTS OF NATIONAL STANDARD ELEMENTARY SCHOOL 5 CIBADAK SUKABUMI SATISFACTION

OF OBTAINING INFORMATION By:

FADLY PERMANAPUTRA This thesis under the guidance of: Desayu Eka Surya, S. Sos., M. Si

This study aims to determine how far the field of strategies of communication and informatics department in field of telematics in west java province through m-cap (mobile community access point) about “internet sehat” to students of national standard elementary school 5 cibadak sukabumi satisfaction of obtaining information. To answer the issues raised above, the indicator of this research was goals, plans, activities, messages and media for variables strategies and expectations and the result for satisfaction of the acquisition of information.

This type of research is quantitative, research methods using survey methods with data collection techniques via questionnaires, interviews, literature and internet searching. Population (N = 265) is a student of SD SN N 5 Cibadak Sukabumi, with samples (n = 73) included 4, 5, and 6 class. Sampling technique is Stratified Random Sampling (Sampling according to levels or strata).Data Techniques analysis is data editing, coding, coding books (coding books) and the coding sheet (coding sheet), data tabulation, data processing Spearman Rank correlation coefficient, and the data process using the Statistical Software Program For Social Science (SPSSVersion14.0).

The results are 1) The relationship of goals to the satisfaction of information in the amount of (0.578) is quite meaningful, valid, aligned and significant. 2) The relationship of plan to the satisfaction of information in the amount of (0.647) is quite meaningful, valid, aligned and significant. 3) The relationship of activities to the satisfaction of information in the amount of (0.471) is quite meaningful, valid, aligned and significant. 4) The relationship of messages to the satisfaction of information in the amount of (0.693) is quite meaningful, valid, aligned and significant. 5) The relationship of media to the satisfaction of information in the amount of (0.703) is a powerful, valid, aligned and significant. 6) The relationship of strategy to expectations in the amount of (0.782) is a powerful, valid, aligned and significant. 7) The relationship of the strategy to the expected result in the amount of (0.622) is quite meaningful, valid, aligned and significant.

Conclusion of the research there was relationship between strategy and satisfaction information in the amount of (0.791) was a strong relationship, valid, aligned and significant.

Suggestion of this research is the strategies of communication and informatics department in field of telematics in west java province need to increase with continuity of M-CAP, add the time of M-CAP, do some follow up, to get satisfaction of the acquisition of information from students through m-cap (mobile community access point) about “internet sehat”, know the use of the Internet and feel the benefit from such activities.


(4)

vi

Segala puji peneliti ucapkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta yang menguasai segala kekuasaan, pemilik segala ilmu yang sifatnya lakhiriah maupun yang bersifat bathiniah atas segala rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat dengan lancar dapat dengan lancar menulis dan menyusun laporan penelitian ini.

Peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta, Ayah dan Ibu tercinta, karena merekalah yang telah menghantarkan peneliti sampai ke derajat mahasiswa, pengorbanan, dan kesetiaan mereka dalam mendampingi peneliti hingga saaat ini tidak mungkin terlupakan.

Melalui kesempatan kali ini peneliti tidak lupa akan bantuan dari berbagai pihak dan dengan segala rasa hormat ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnyanya kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang telah mengeluarkan Surat Pengantar Penelitian ke Lapangan.

2. Yth. Prof. Dr. JM Papasi selaku mantan Dekan Fisip yang telah membantu peneliti dalam mengurus surat-surat dan memberikan pengajaran yang begitu menarik saat peneliti masih di awal perkuliahan 3. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu


(5)

vii

setia mendengarkan keluh kesah anak walinya.

5. Yth. Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing dalam menyusun Skripsi, yang telah memberikan nasehat, semangat, serta dorongan motivasi kepada peneliti.

6. Yth. Bapak atau Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu peneliti dalam memberikan pengajaran selama ini di perkuliahan.

7. Yth. Astri Ikawati, A.Md.Kom, selaku sekretariat program studi yang selalu dengan tekun mengatur segala keperluan peneliti dalam pemenuhan kebutuhan kuliahnya.

8. Yth. Dadan Supyan, SE, selaku Kasi Pengembangan Telematika, bapak Dede Sutarsa, Hermin Wijaya, ST, dan bapak Bambang Indra R, Amd selaku Staf Bidang Pengembangan Telematika Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat yang telah membantu peneliti selama penelitian.

9. Keluarga besar peneliti yang sangat peneliti sayangi dari mulai Kakek, Nenek, Ayah, Ibu, Adik, Sepupu, Om, Tante, Ua, dan Keponakan.

10. Yts. Evi Puspitasari beserta keluarga yang selalu setia memberikan dorongan, dukungan serta motivasi kepada peneliti.

11. Sahabat seperjuangan Juneanto Gozali, Metaning Puspa, Yudi Satria, dan Lina Fatinah, yang selalu mewarnai hari - hari perkuliahan peneliti.


(6)

viii mewarnai hari - hari perkuliahan peneliti.

13. Teman Satu Band Angga/ Aloy (Drum), Andrian/ Devis (Lead), Rinto/ Deva (Guitar), Heri (Keyboard), Ervan/ Ramma (Vocal) yang selalu menemani peneliti bersama Havega Band.

14. Enumerator Angga (Aloy) yang telah membantu peneliti dalam menyebarkan angket penelitian.

Peneliti juga dalam kesempatannya kali ini ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu yang telah membantu peneliti untuk mengerjakan laporan penelitian ini, semoga Allah SWT. Memberikan balasan yang berlimpah bagi orang - orang yang telah membantu penulis dengan segala kesabaran dan keikhlasannya dalam penulisan karya ini.

Untuk kesempurnaan dari laporan penelitian ini, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan kesempurnaan dari karya ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga laporan penelitian ini mendatangkan kebaikan bagi banyak pihak, terima kasih.

Bandung, Agustus 2011


(7)

1 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat umumnya mempunyai segala bentuk aktivitas atau kegiatan yang tentunya setiap masing-masing individu memiliki karakter kepribadian yang berbeda-beda. Setiap individu memiliki kebutuhannya masing-masing, salah satunya yaitu kebutuhan tentang perolehan informasi.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan individu lain untuk saling berinteraksi dan bertukar informasi. Pada saat ini, manusia sangatlah peduli akan informasi, itu semua didukung dengan maraknya media massa yang menyajikan informasi secara langsung dimana setiap individu dapat mengetahui informasi-informasi yang sedang hangat diperbincangkan dan masyarakat sendiri dapat menilai tentang informasi yang didapat sehingga mereka dapat merasakan kepuasan tersendiri mengenai perolehan informasi yang mereka dapatkan.

Informasi mempunyai pengertian yaitu data yang sudah ada diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai serta mempunyai atau mengandung


(8)

nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan, baik ketika sedang berlangsung maupun untuk proses masa depan.1

Sepeti yang dijelaskan oleh Brittain, yang dikutip oleh Iriantara dan Surachman, mengatakan :

“Informasi pada dasarnya bersifat relasional artinya, satu data yang

terhubung atau terkait dengan data lain itulah yang menjadi informasi dengan data lain itulah yang menjadi informasinya. Membuat data menjadi informasi

pada dasarnya “membunyikan” data dengan menghubungkannya pada data lain” (Iriantara dan Surachman, 2006 : 23).

Oleh karena itu Informasi tidak memandang jenis kelamin, status, umur, dan sebagainya. Dimulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan sampai lanjut usia pun mereka masih membutuhkan adanya informasi. Dalam hal ini, peneliti memfokuskan penelitian pada anak-anak sekolah dasar yang dimana pada tahap inilah suatu informasi mulai dicari karena mereka mulai mengenal mata pelajaran yang dimana didalamnya banyak sekali informasi yang didapat.

Selain dalam pembelajaran saat disekolah dalam memperoleh informasi tersebut, mereka haruslah terus mencari dan berkomunikasi dengan siapapun agar mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan karena komunikasi merupakan salah satu kebutuhan mendasar baik bagi individu, lembaga, organisasi maupun pemerintahan. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau tatap muka (face to face) maupun melalui bantuan media.

1

http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/perkembangan-teknologi-informasi-di.html


(9)

Berhubungan dengan media, saat ini komunikasi mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat yaitu dengan adanya komunikasi yang menggunakan media massa. Penyebaran informasi dengan menggunakan media massa dapat berperan penting bagi perolehan informasi baik bagi masyarakat atau suatu lembaga tertentu yang memanfaatkan media massa sebagai suatu media atau alat untuk menyebarkan nilai-nilai kepada masyarakat.

Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan secara online dalam dunia pendidikan sudah diberlakukan dan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi penggunanya dengan menggunakan internet sebagai media.

Internet adalah salah satu media yang banyak digunakan oleh masyarakat baik untuk kebutuhan hiburan, pencarian informasi, bisnis, serta yang lainnya. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Selain itu Internet merupakan media komunikasi dan media pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi guru, siswa, dan masyarakat pada umumnya serta pengaruhnya dalam dunia pendidikan karena belajar melalui internet merupakan belajar secara online.2 Sistem belajar ini lebih mudah, cepat, dan murah. Selain itu, informasi yang didapat lebih variatif.

2


(10)

Bahkan organisasi dunia pun (PBB) telah merancang konsep pendidikan

Education for next generation” yang lebih banyak berbasis informasi, teknologi, dan komunikasi (ITC). Banyak masyarakat yang mengkhawatirkan pemanfaatan media internet di dunia pendidikan, khususnya di sekolah dasar. Teknologi hadir di tengah masyarakat bukan sesuatu yang harus ditolak karena alasan menkhawatirkan masa depan anak didik. Tapi, jangan sampai karena kekhawatiran tersebut, teknologi itu ditolak. Masyarakat harus lah optimis kalau hal itu akan memberi manfaat yang besar bagi dunia pendidikan.

Tetapi, masuknya teknologi komunikasi (Internet) ke Indonesia, tidak diperkenalkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara menggunakannya, sehingga banyak orang yang menggunakannya secara bebas tanpa diberikan tata cara menggunakan internet yang baik dan sehat sehingga terjadi kesalahpahaman tentang penggunaan teknologi komunikasi tersebut.

Adanya kekhawatiran tersebut dapat diatasi dengan setting room yang tepat, konsep setting tempat yang terbuka, dan tidak akan ada akses untuk membuka situs yang kurang menguntungkan bagi pembelajaran anak didik, contohnya situs-situs porno. Internet untuk sekolah dasar dapat mengubah paradigma belajar yaitu belajar dari segala arah. Sampai saat sekarang pun proses belajar di sekolah dasar maupun perguruan tinggi lainnya lebih banyak terpaku pada buku dan guru, maupun dengan internet, siswa akan belajar dengan orang yang asing bagi mereka.


(11)

Peran serta guru, orang tua juga perlu mengawasi anaknya dalam belajar untuk mendapatkan informasi yang banyak, cepat, dan murah, berdiskusi dengan teman dan guru tentang informasi yang diperoleh. Pemanfaatan media internet untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat mengakses dunia tanpa harus mengelilingi dunia dan untuk meminimalkan dampak negatifnya diperlukan bimbingan yang tepat bagi siswa mengenai sisi positif dan sisi negatif untuk membangun kompetisi dari anak. Pengaruh internet dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar harus diperkenalkan sejak dini karena sangat membantu anak dalam mengembangkan wawasannya.

Dengan menggunakan media tersebut diharapkan masyarakat khususnya siswa/i sekolah dasar akan mendapatkan kepuasan dalam perolehan informasi. Kotler berpendapat mengenai Kepuasan adalah menggunakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2000 : 52).

Namun dalam kenyataannya, penggunaan teknologi komunikasi tersebut sering menimbulkan dampak positif dan negatif bagi penggunanya, namun mereka banyak memperoleh kemudahan dengan menggunakan media tersebut misalnya sebagai perantara untuk memperoleh informasi, layanan online, perpustakaan online, dll. Salah satu dampak negatif dari pemanfaatan internet adalah penyebaran informasi yang bermuatan pornografi yang dimana banyak kasus pelecehan seksual oleh kalangan tertentu yang dipicu oleh konten-konten pornografi yang ada di situs-situs internet sebagai faktor utama dari kasus tersebut


(12)

Untuk itu peran dari orang tua lah yang menjadi faktor utama dalam mengawasi putra putrinya dalam menggunakan media tersebut. Tetapi, tidak semua orang tua dapat mengawasi putra putrinya karena setiap orang tua mempunyai kesibukan sendiri dan ada sebagian dari orang tua yang tidak mengenal internet sehingga orang tua tersebut tidak bisa mengawasi putra putrinya.

Pemanfaatan media internet hanya sebagian kecil dari sekolah yang memiliki sambungannya (Internet Connectivity), tetapi belum semua dilengkapi dengan fasilitas Local Area Network (LAN). Para pakar pendidikan akan mendukung rencana pemanfaatan media internet untuk pembelajaran dan juga akan menyatakan kesiapan untuk melengkapi institut pendidikan (sekolah) dengan jaringan LAN dan sambungan internet. Hal ini akan menuntut peran serta peserta didik dan masyarakat umum (orang tua) untuk memanfaatkan media internet. Para peserta didik akan menjadi sampel dalam merespon secara positif tentang pemanfaatan media internet untuk pembelajaran.

Adapun kendala-kendala yang dialami dalam memanfaatkan media internet khususnya untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain :

a. Kurangnya penguasaan bahasa inggris

Suka atau tidak suka, sebagian informasi di internet tersedia dalam bahasa inggris.


(13)

b. Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia

Kita sadari bahwa kita semua orang Indonesia akan belajar bahasa inggris. Untuk itu, sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia.

c. Akses internet masih mahal

Meskipun sudah tersedia, akses internet masih mahal. Namun hal ini diharapkan agar menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Mekanisme lain adalah adanya subsidi dari pemerintah untuk instansi pendidikan.

d. Akses internet masih susah diperoleh

Beberapa internet masih belum memiliki jalur telepon yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Hal ini merupakan hambatan utama dalam pemanfaatan media internet.

e. Guru belum siap

Guru di Indonesia masih belum siap untuk mengguanakan internet sebagai bagian dari pengajarannya. Padahal guru merupakan salah satu pengguna yang dapat memanfaatkan internet sebaik-baiknya. Salah satu contohnya adalah mancari soal-soal latihan untuk kelasnya. Jika setiap guru di Indonesia membuat dua soal dan menyimpannya di internet, maka ada ribuan atau jutaan soal yang dapat digunakan untuk latihan di kelas.3

3

http://hasnianni-hasnianni.blogspot.com/2010/09/dampak-hubungan-internet-dengan.html


(14)

Walaupun pemanfaatan media internet masih mengalami kendala, tapi dari kurun waktu ke waktu tetap diminati oleh masyarakat umum. Informasi-informasi yang terdapat dalam internet umumnya sangat akurat dan terpercaya meskipun banyak informasi-informasi yang kurang diketahui sumbernya. Pemanfaatan media ini mengarah pada perubahan yang membawa keuntungan bagi masyarakat luas dalam hal ini ialah siswa/i sekolah dasar khususnya Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Seiring dengan pesatnya laju kebutuhan perolehan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Barat maka dengan ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkewajiban untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut yang sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.4

Dengan demikian Pemerintah Pusat memerintahkan kepada dinas tertentu khususnya Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat untuk menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat Jawa Barat. Banyak sekali kegiatan-kegiatan komunikasi organisasi baik itu kegiatan internal maupun kegiatan eksternal yang dilakukan oleh DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat, namun peneliti khususnya dalam penelitian ini memfokuskan untuk meneliti

4


(15)

mengenai M-CAP (Mobile Community Access Point) atau dikenal sebagai mobil internet keliling.

M-CAP (Mobile Community Access Point) adalah sebuah kendaraan dengan fasilitas untuk pembelajaran bagi warga masyarakat dengan menyediakan akses informasi dan pengetahuan berbasis internet yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Tujuan fasilitasi M-CAP adalah guna memperluas jangkauan layanan pemanfaatan telematika, serta memberikan kesempatan pemerataan pembelajaran bagi warga yang belum terjangkau layanan internet.

Sasaran pemberdayaan telematika ditujukan terutama bagi kelompok anak-anak, pemuda, remaja dan kaum wanitabaik disekolah maupun diluar sekolah, terutama kelompok warga yang tidak memiliki akses sumber pembelajaran sendiri.

M-CAP sendiri merupakan mobil yang dilengkapi oleh perangkat komputer yang mampu mengakses internet, 1 unit M-CAP terdiri dari 6 unit komputer dan dikelola oleh 3 orang kru. Keberadaan mobil internet (M-CAP) di tingkat Kabupaten/Kota sangatlah diperlukan mengingat perkembangan intenet yang demikian pesat dan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Diharapkan dengan adanya mobil internet (M-CAP) ini perkembangan internet dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam hal ini masyarakat Jawa Barat. Program M-CAP sendiri diperkenalkan pada tahun 2007 dan telah didistribusikan ke delapan provinsi/ kabupaten/ kota di Indonesia.


(16)

Namun dalam hal ini, DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat dalam salah satu programnya yaitu kegiatan mobil internet (M-CAP) tersebut mendatangi Sekolah-sekolah dasar di tingkat Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Barat secara bergiliran. Dalam program tersebut tentunya DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat selain berkewajiban memfasilitasi kebutuhan tersebut, salah satu strateginya ialah dengan mendatangi sekolah-sekolah dasar di Provinsi Jawa Barat yang belum tersentuh oleh internet dan dalam mensosialisasikan mobil internet tersebut DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat mencoba mengenalkan penggunaan internet secara sehat atau dikenal dengan internet sehat dan tentunya adanya informasi dan manfaat yang mereka peroleh setelah dilaksanakannya program tersebut.

Proses dari M-CAP (Mobile Community Access Point) sendiri yaitu dengan mendatangi sekolah-sekolah dasar yang ada di Wilayah Provinsi Jawa Barat dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat kemudian pihak DISKOMINFO menggelar M-CAP tersebut di Sekolah yang sudah disepakati, kemudian pada pelaksanaannya pihak sekolah yang menentukan kelas berapa saja yang boleh mengikuti kegiatan tersebut setelah itu pihak DISKOMINFO memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang penggunaan M-CAP itu sendiri dan setelah itu siswa-siswi mengisi daftar absen terlebih dahulu dan kemudian siswa-siswi diperkenankan secara bergantian untuk mempergunakan fasilitas umum tersebut dengan diawasi oleh staf dari DISKOMINFO serta diberikan arahan serta informasi mengenai penggunaan dan pemanfaatan tentang internet sehat.


(17)

Internet sehat adalah internet yang digunakan untuk tidak mengakses konten-konten negatif terutama konten pornografi. Sasarannya adalah mencegah anak-anak membuka konten-konten yang belum boleh untuk anak-anak seusia sekolah untuk mengakses terutama konten-konten pornografi.5

Masalahnya konten-konten negatif tersebut gampang sekali untuk diakses. Solusinya adalah dengan pemblokiran situs-situs negatif dengan software maupun modifikasi proxy. Pemblokiran ini juga sedang digiatkan oleh Pemerintah dan yang paling penting ialah kesadaran dari penggunanya tersebut untuk tidak mengakses konten-konten yang dilarang olah Pemerintah.

Dalam konteksnya strategi yang dibentuk oleh DISKOMINFO telah menjadi suatu bentuk strategi komunikasi yang bertujuan untuk pemerataan pembelajaran bagi masyarakat khususnya siswa/i sekolah dasar yang belum terjangkau layanan internet serta sebagai media interaksi antara pihak Pemerintah dengan masyarakat.

Menurut Jalaludin Rakhmat :

“Strategi adalah suatu langkah untuk mencapai tujuan yang direncanakan dengan melakukan berbagai aktifitas termasuk dialamnya kegiatan, pesan, dan media yang digunakan.” (Rakhmat, 2001 : 201)

Dengan adanya kegiatan M-CAP (Mobile Community Access Point) ini tentunya diharapkan dapat tercipta hubungan saling menguntungan antara kedua belah pihak baik dari pihak Pemerintah maupun pihak penggunanya dan masyarakat dalam hal ini siswa/i sekolah dasar dapat memperoleh informasi

5

http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/2021613-internet/#ixzz1IGHwDdpv


(18)

mengenai penggunaan internet secara sehat yang disosialisasikan langsung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat melalui M-CAP.

Berdasarkan fakta diatas maka peneliti berniat untuk memahami apa saja yang biasa dilakukan Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat dalam melakukan kegiatan M-CAP (Mobile Community Access Point)dengan baik dan benar. Oleh karena itu hal ini sangat menarik untuk diteliti karena masih sedikit yang melakukan penelitian yang sama. Penelitian ini juga penting dilakukan karena dapat menjawab segala persoalan mengenai masalah dari penggunaan internet yang selama ini banyak sekali korban-korban kejahatan dari teknologi komunikasi yang satu ini.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti menentukan rumusan masalah yaitu “Sejauhmana Strategi Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang Internet Sehat Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi?”


(19)

1.2 Identifikasi Masalah

1. Sejauhmana Tujuan Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi?

2. Sejauhmana Rencana Bidang TelematikaDiskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi?

3. Sejauhmana Kegiatan Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang

“Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi?

4. Sejauhmana Pesan Yang Disampaikan Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi? 5. Sejauhmana Media Yang Digunakan Bidang Telematika Diskominfo

Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi?


(20)

6. Sejauhmana Strategi Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Harapan Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi?

7. Sejauhmana Strategi Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Hasil Yang Dirasakan Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi?

8. Sejauhmana Strategi Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan (mengeksplanasikan) fenomena yang terjadi dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat.

Dengan demikian maksud penelitian menunjukan apa yang akan dikerjakan oleh peneliti dan dapat membantu peneliti dalam menentukan metode atau teknik yang akan digunakan.


(21)

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisa, menjelaskan dan mengukur, Sejauhmana Strategi Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Tujuan Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

2. Untuk Mengetahui Rencana Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.


(22)

3. Untuk Mengetahui Kegiatan Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

4. Untuk Mengetahui Pesan Yang Disampaikan Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

5. Untuk Mengetahui Media Yang Digunakan Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

6. Untuk Mengetahui Strategi Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Harapan Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi. 7. Untuk Mengetahui Strategi Bidang Telematika Diskominfo

Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang ”Internet Sehat” Terhadap Hasil Yang Dirasakan


(23)

Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

8. Untuk Mengetahui Strategi Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu komunikasi secara umum dan secara khusus tentang teknologi komunikasi yaitu penggunaan internet.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan lain dari penyusunan skripsi ini adalah untuk membantu memecahkan masalah yang ada pada obyek yang diteliti, kegunaan tersebut dibagi menjadi 3 kegunaan yaitu :

a. Kegunaan Bagi Peneliti

Sebagai satu bentuk aplikasi ilmu yang selama perkuliahan diterima secara teori, selain itu berguna sebagai pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan memunculkan


(24)

pemikiran baru tentang Strategi Diskominfo Provinsi Jawa Barat melalui Mobile Community Access Point (M-CAP) Tentang

“Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

b. Kegunaan Bagi Akademik

Kegunaan penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum, dan mahasiswa program studi ilmu komunikasi secara khusus sebagai literatur terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sama.

c. Kegunaan Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan pula dapat berguna bagi perusahaan atau masyarakat sebagai bahan referensi, informasi, perkembangan, perbandingan, atau evaluasi bagi Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat terkait dengan M-CAP (Mobile Community Access Point).


(25)

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indikator yang melatar belakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

1.5.1 Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang ingin diteliti yaitu Stategi dan Kepuasan Perolehan Informasi, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif dibutuhkan strategi yang baik. Menurut Jalaludin Rakhmat :

“Strategi adalah suatu langkah untuk mencapai tujuan yang direncanakan dengan melakukan berbagai aktifitas termasuk dialamnya kegiatan, pesan, dan media yang digunakan.” (rachmat,2001 : 201)

Pengertian lain menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, pengertian dari strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. (Depdikbud, 2007:1092)

Berbeda dengan Onong Uchyana Effendy yang menyatakan bahwa :

“Strategi adalah perpaduan antara perencanan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi

(communication management) untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Unutk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi” (effendy, 2003:301)


(26)

Adapun definisi singkat dari variabel x yaitu strategi dalam penelitian ini ialah dimana tujuan merupakan arah, maksud, dan tuntunan yang ingin dicapai, sedangkan rencana merupakan rancangan, konsep, dan program yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan.

Kegiatan dalam sebuah strategi berupa aktivitas, usaha, serta pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik, efek dari proses komunikasi, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.

Pesan dalam sebuah strategi dapat dilihat dari segi kejelasan dari isi pesan yang disampaikan, bentuk pesan serta teknik penyampaian pesan, baik itu pesan secara informatif, persuasif maupun instruktif.

Menurut Ronny Adhikarya yang dikutip oleh Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi,

“dalam mengidentifikasikan kita harus menentukan jenis pesan apa yang akan disampaikan. Ini bisa merupakan informational message, instructional message, atau motivational message.” (2008:28)

Media dalam sebuah strategi merupakan sarana dalam mencapai tujuan yang dapat dilihat dari segi frekuensi penggunaan media, bentuk media serta keragaman media yang digunakan.


(27)

Dari penjabaran diatas maka didapat indikator dari strategi yaitu tujuan, rencana, kegiatan, pesan, dan media.

Sedangkan untuk variabel kepuasan perolehan informasi sendiri banyak definisi yang mengemukakan tentang kepuasan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2002 kepuasan adalah perihal (yang bersifat) puas, kesenangan, kelegaan.

Pendapat lain, menurut Tjiptono mengenai kepuasan sebagai berikut :

“Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis

(artinya cukup baik, memadai) dan “fasio” (melakukan atau membuat)

kepuasan bisa diartikan sebagai “Upaya pemenuhan sesuatu “atau” membuat sesuatu memadai”. (Tjiptono & Chandra, 2005 : 195)

Sedangkan Kotler berpendapat bahwa Kepuasan adalah menggunakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2000 : 52).

Dari definisi kepuasan diatas maka didapat indikator dari kepuasan yakni harapan dan hasil yangdirasakan.


(28)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Kerangka ini berisikan tentang pengaplikasian dari kerangka teoritis dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Pengaplikasian ini meliputi kombinasi antara unsur-unsur yang terkandung pada tiap teori yang telah diterapkan.

Seperti yang telah diuraikan diatas mengenai strategi, dimana tujuan dari DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat dengan diadakannya kegiatan M-CAP (Mobile Community Access Point) ini yaitu masyarakat khususnya dalam hal ini siswa/i sekolah dasar diseluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Barat dapat terpenuhi kewajibannya untuk mendapatkan informasi, khususnya dengan menggunakan media nirmasa atau lebih dikenal sebagai Internet dan tentunya penyebaran informasi secara merata sesuai dengan program pemerintah yaitu mengusung Gerakan Masyarakat Cerdas, menuju Terwujudnya Masyarakat Informasi Indonesia – 2020.

Sedangkan rencana dalam hal ini yaitu program M-CAP (Mobile Community Access Point) yang diusung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat, merupakan program dari Pemerintah Pusat yang dibantu oleh Dinas di Provinsi, Kota dan Kabupaten untuk mensosialisasikan program tersebut yang bertujuan untuk memberikan pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara publik (dalam hai ini


(29)

DISKOMINFO) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kegiatan yang dilakukan oleh DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) ini dilakukan secara bergiliran atau bergantian yang dimana setiap wilayah yang ada di Jawa Barat khususnya sekolah-sekolah dasar Kabupaten/ Kota, dikunjungi secara bergantian dari tahun ke tahun.

Pesan yang disampaikan oleh DISKOMINFO yaitu mengajak masyarakat dalam hal ini siswa/i untuk menggunaan internet secara sehat sekaligus memperoleh informasi secara luas dengan menggunakan media komunikasi yaitu internet.

Karena internet merupakan media yang mudah digunakan oleh siapapun dan internet pun tidak mengenal umur, maka dari itu perlu campur tangan dari pihak Pemerintah dalam hal ini DISKOMINFO untuk mensosialisasikan penggunaan Internet secara sehat agar mengurangi tindak kejahatan di internet.

Media digunakan oleh DISKOMINFO yaitu internet sebagai sarana perolehan informasi melalui Program M-CAP (Mobile Community Access Point) yang diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi siswa/i tentang penggunaan internet khususnya penggunaan internet secara sehat yang mereka dapatkan dalam program ini.


(30)

Sedangkan untuk variabel Y yaitu kepuasan perolehan informasi. Dalam hal ini apabila dikaitkan dengan kepuasan perolehan informasi, Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi dapat merasakan hasil dari program M-CAP (Mobile Community Access Point) ini yaitu penggunaan internet secara umum dan khususnya yaitu mengenai pengenalan akses informasi melalui internet dan pemahaman literasi elektronikal (e-literacy) dan tentunya mendapatkan wawasan baru tentang teknologi komunikasi selain itu harapan dari dilaksanakannya program ini yaitu dapat mencerdaskan Bangsa dan menyejahterakan Rakyat Indonesia khususnya generasi penerus bangsa dalam hal ini siswa/i sekolah dasar dan tentunya memudahkan mereka untuk kedepannya dalam menggunakan teknologi komunikasi sebagai pemenuhan kebutuhan pribadi mereka masing-masing.

Dengan adanya program tersebut, maka diharapkan kepada siswa/i sekolah dasar khususnya dalam hal ini Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi dapat terpenuhi kebutuhannya akan informasi dan merasa puas akan perolehan informasi tentang penggunaan internet khususnya secara sehat.


(31)

1.6 Operasional Variabel

Operasional variabel adalah alat untuk mengukur sebuah konsep abstrak menjadi besaran yang dapat diukur, sedangkan variabel merupakan sebuah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai. Judul penelitian yang peneliti angkat adalah sebagai berikut :

Strategi Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Maka didapatkan sebuah variabel dengan uraian sebagai berikut : a. Strategi

Indikator I Tujuan

Alat ukur : - Sasaran

- Aktivitas - Pencapaian Indikator II Rencana

Alat ukur : - Ide

- Proses - Waktu - Program


(32)

Indikator III Kegiatan Alat ukur : - Jenis Kegiatan

- Peserta Kegiatan - Pelaksanaan Indikator IV Pesan

Alat ukur : - Isi Pesan - Gaya Pesan - Bentuk Pesan Indikator V Media

Alat ukur : - Jenis

- Tampilan - Publikasi

b. Kepuasan Perolehan Informasi Indikator I Harapan

Alat ukur : - Kebutuhan Pribadi

- Kemudahan memperoleh informasi Indikator II Hasil Yang Dirasakan

Alat ukur : - Meraih Kepuasan

- Senang


(33)

Agar lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1

Operasional Variabel

No Variabel Indikator Alat Ukur Item Pertanyaan

1. Strategi

Tujuan - Sasaran - Aktivitas - Pencapaian 3 Rencana - Ide - Proses - Waktu - Program 4 Kegiatan

- Jenis Kegiatan - Peserta Kegiatan - Pelaksanaan

3

Pesan - Isi Pesan

- Gaya Pesan - Bentuk Pesan

3

Media - Jenis

- Tampilan - Publikasi

3

2 Kepuasan Perolehan informasi Harapan - Kebutuhan Pribadi - Kemudahan memperoleh informasi 2 Hasil Yang Dirasakan

- Meraih Kepuasan - Senang

- Menambah Wawasan

3


(34)

1.7 Model Penelitian

Pada gambar dibawah merupakan sebuah model penelitian yang menggambarkan bagaimana hubunganantara kedua variabel X dan variabel Y. Penelitian yang berjudul Strategi Diskominfo Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi, memiliki dua variabel yang pertama itu variabel X Strategi DISKOMINFO mengenai mobil internet M-CAP dan yang kedua variabel Y Kepuasan Perolehan Informasi. Untuk menjelaskan keterkaitan antara kedua variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini :

Gambar 1.1 Model Penelitian

Hubungan

Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011

- Harapan - Hasil Yang Dirasakan

Kepuasan Perolehan Informasi - Tujuan

- Rencana - Kegiatan - Pesan - Media

Strategi Bidang Telematika DISKOMINFO


(35)

1.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang dianggap besar kemungkinannya menjadi jawaban yang benar.

Definisi Hipotesis menurut Husein Umar adalah “Pernyataan sementara

yang perlu dibuktikan benar atau tidak. (Umar, 2002 : 62). Menurut pola umum metode ilmiah, setiap riset terhadap suatu obyek hendaknya dibawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya didalam kenyataan, percobaan dan praktek.

Hipotesis Induk dalam Penelitian ini adalah :

H1 : Ada hubungan antara Strategi Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Ho : Tidak ada hubungan antara Strategi Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.


(36)

Sub Hipotesisnya :

1. H1 : Ada hubungan antara Tujuan Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Ho : Tidak ada hubungan antara Tujuan Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

2. H1 : Ada hubungan antara Rencana Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Ho : Tidak ada hubungan antara Rencana Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.


(37)

3. H1 : Ada hubungan antara Kegiatan Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Ho : Tidak ada hubungan antara Kegiatan Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

4. H1 : Ada hubungan antara Pesan Yang Disampaikan Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Ho : Tidak ada hubungan antara Pesan Yang Disampaikan Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang

“Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.


(38)

5. H1 : Ada hubungan antara Media Yang Digunakan Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Ho : Tidak ada hubungan antara Media Yang Digunakan Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang

“Internet Sehat” Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

6. H1 : Ada hubungan antara Strategi Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Harapan Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Ho : Tidak ada hubungan antara Strategi Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Harapan Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.


(39)

7. H1 : Ada hubungan antara Strategi Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Hasil Yang Dirasakan Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

Ho : Tidak ada hubungan antara Strategi Bidang Telematika Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Barat Melalui M-CAP (Mobile Community Access Point) Tentang “Internet Sehat” Terhadap Hasil Yang Dirasakan Bagi Siswa/I Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.

1.9 Populasi dan Sampel Penelitian 1.9.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2002 : 15). Menurut jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul

“Metode Penelitian Komunikasi” mengatakan bahwa bagian yang diamati

itu disebut sampel sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi. (Rakhmat, 2002 : 78). Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah siswa/i sekolah dasar yang siswanya tercatat sebagai Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi.


(40)

Untuk lebih jelas rinciannya dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 Populasi Penelitian

N = 265

No Uraian Jumlah

1 Kelas IV A 47

2 Kelas IV B 46

3 Kelas V A 47

4 Kelas V B 46

5 Kelas VI A 41

6 Kelas VI B 38

Total 265

Sumber : Arsip Diskominfo, Maret 2011 1.9.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2003 ; 73). Meskipun jumlah sampel relatif kecil tetapi harus dapat mewakili ciri-ciri dan sifat-sifat keseluruhan

populasi”. (Sugiyono, 2003 : 74).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Stratified Random Sampling”). Maksudnya populasi dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu dan terlebh dahulu dikelompokkan dalam beberapa subpopulasi, sehingga tiap subpopulasi yang memiliki anggota sampel relatif homogen. Dasar penentuan strata


(41)

dapat dilakukan secara geografis, yang meliputi karakteristik populasi seperti tingkat pendapatan, pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan pekerjaan sebagainya. Biasanya menghitung berapa jumlah sampel untuk masing-masing subpopulasi yang tergantung jumlah sampel, yaitu melalui; (1) jumlah elemen tiap subpopulasi yang sama, misalnya sampel dibutuhkan 150, diketahui subpopulasi adalah 5, maka tiap subpopulasi diambil sebanyak 150/5 = 20 sampel. Dan (2), jika jumlah elemen tiap populasi beda, misalkan ukuran populasi 868 terbagi atas 5 subpopulasi yang masing-masing ukuran; 448, 131, 81, 108 dan 100, maka untuk mengambil sampel sebesar 150, dengan cara mencari faktor pembanding setiap subpopulasi, yang disebut sample fraction (f).

Menurut Rachmat Kriyantono dalam bukunya “Riset Komunikasi”

yang dikutip dari pendapatnya Neumann (1999 : 208) mengatakan bahwa : Untuk mendapatkan secara jelas mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi dalam strata yang seragam, dan dari setiap lapisan dapat diambil sampel secara acak. keuntungan teknik ini adalah dapat memperoleh secara jelas mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi dalam strata yang seragam, dan dari setiap


(42)

Dengan penjabaran diatas, peneliti menentukan jumlah keseluruhan sampel yang akan diambil dengan menggunakan rumus Yamane sebagai berikut :

Keterangan : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

d = Presisi (10%) (Kriyantono, 2006 :160) Perhitungan :

n = 265 265 ( 2 + 1

= 265

265 (0,01) + 1

= 265

3,65

= 72,60 n = 73 Orang

Berdasarkan dari perhitungan Yamane diatas maka diperoleh sampel penelitian 73 Orang.

Rumus Yamane : n = N N (d)2 + 1


(43)

Untuk lebih jelas pembagiannya dapat dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini : Tabel 1.3

Sampel Penelitian n = 73

No Uraian Jumlah (N) Jumlah (n)

1 Kelas IV A 47 x 100% = 18 % ≈ 13

2 Kelas IV B 46 x 100% = 17 % ≈ 12

3 Kelas V A 47 x 100% = 18 % ≈ 13

4 Kelas V B 46 x 100% = 17 % ≈ 12

5 Kelas VI A 41 x 100% = 16 % ≈ 11

6 Kelas VI B 38 x 100% = 14 % ≈ 12

Total 265 73

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, Maret 2011

1.10 MetodePenelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif menurut Sugiono :

“....digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada waktu tertentu. Sehingga melalui metode ini akan diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena tertentu secara komprehensif dan integral. Dengan demikian pengulangan dalam rangka mendapatkan konsistensi atau realibilitas data penelitian dan membuktikan penelitian yang telah ada.” (Sugiono, 2003 :19)


(44)

Dan metode yang digunakan adalah “Metode Survey” dimana Metode

Survei adalah merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data dari fenomena yang berlangsung dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi, sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok atau daerah. (Natzir, 1988 : 63)

Pengertian lain menurut Singaribun dan Effendy, survei sebagai penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. (Singaribun dan Efendy, 1989 : 3)

1.11 Teknik Pengumpulan Data 1. Angket atau Kuesioner

Usaha untuk mengumpulkan data dan informasi pada suatu penelitian berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang diedarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban. Dalam penelitian ini angket akan disebarkan kepada siswa/i sekolah dasar sebagai populasi penelitian. 2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode survey melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden. (Ruslan, 2003 : 23)

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan Staf Bidang Telematika Diskominfo Provinsi Jawa.


(45)

3. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara mencari sumber-sumber tertulis literatur ke beberapa tempat atau sumber-sumber dengan maksud melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian dan berhubungan juga dengan instansi yang diteliti.

4. Internet Searching

Internet Searching atau dalam bahasa indonesia biasa disebut pencarian lewat internet seperti metode ini dilakukan dengan cara melakukan pencarian ke situs - situs atau blog - blog untuk kelengkapan data penelitian yang berhubungan dengan judul penelitian serta berhubungan dengan instansi yang diteliti.

1.12 Teknik Analisa Data

Setelah sejumlah data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini terkumpul, peneliti kemudian melakukan teknik analisa data.

Adapun tahap-tahap dalam pengumpulan data tersebut sebagai berikut: 1. Pengeditan (Editing)

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian. (Ruslan, 2000 : 15). Pengeditan yang dilakukan dengan mengecek kelengkapan seluruh data dan informasi yang peneliti peroleh.


(46)

2. Pemberian Kode (Cooding)

Koding adalah mengidentifikasikan jawaban atau fakta yang mempunyai karakteristik yang sama dan menyusun kedalam kelompok atau kelas yang diklasifikasikan.(Syamsudin, 2000 : 15). Data dimasukan kedalam Cooding Book (Buku Koding) dan Cooding Sheet (Lembar Koding).

3. Mentabulasi Data

Tabulasi adalah ringkasan, pengaturan, penyusunan dari dalam tabel atau format ringkasan lainnya (Ruslan, 2003 : 58). Setelah data-data dan informasi telah terkumpul, maka peneliti menata dan menyusunnya dengan baik untuk disajikan dalam tabel guna tujuan penelitian. Mentabulasikan data adalah menyajikan data dalam sebuah tabel (tabel induk dan kemudian tabel tunggal) sesuai tujuan analisa data.

4. Pengolahan Data

Setelah data ditabulasi, kemudian teknik pengolahan data dengan cara statistika dalam penelitian ini adalah menggunakan koefisien korelasi Rank Sperman. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kualitatif ke dalam kuantitatif. Dengan cara pemberian skor atas pilihan yang diberikan oleh setiap responden pada pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.


(47)

Pemberian skor dimaksudkan untuk memindahkan data kualitatif yaitu yang berupa jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam angket ke dalam nilai-nilai kuantitatif.

Dalam menentukan skor, peneliti menggunakan skala likert. Dengan masing-masing pertanyaan responden diberi nilai sebagai berikut : sangat setuju = 5, setuju = 4, cukup setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1.

Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan komputer dengan program SPSS Version14.0. Untuk menanalisa hubungan antara variabel X dan Y digunakan teknik analisis Rank Spearman.

Teknik ini dipilih karena data yang diteliti untuk mengukur skala ordinal.

dimana ∑ di2= ∑ [r (xi) – r (yi)]2

Keterangan : rs= Korelasi Rank Spearman di = Selisih Antar 2 Ranking n = Jumlah Sampel

Rumus : rs = 1 - 6 ∑ di2 n - (n2 - 1)


(48)

KD = r2 x 100%

Sedangkan untuk menganalisa pengaruh Koefisien Determinasi (KD) antara variabel X dan variabel Y digunakan rumus :

Keterangan : r = besarnya korelasi

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t, yaitu :

Keterangan : r = Besarnya Korelasi n = Besarnya Sampel

t hitung = r


(49)

1.13 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.13.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Telematika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di,

Alamat : Jl. Taman Sari No.55 Bandung, Jawa Barat. Telepon : (022) 2502898

Fax : (022) 2512151

E-Mail : info@jabarprov.go.id

Website : http://diskominfo.jabarprov.go.id

Serta untuk penyebaran angket dilakukan di Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi yang berlokasi di.

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan No 17 Cibadak, Sukabumi Telepon : (0266) 535371

E-Mail : sdsn_5cibadak@yahoo.com 1.13.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini, dilakukan selama enam bulan yaitu terhitung mulai dari bulan februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut :


(50)

Tabel 1.4 Waktu Penelitian

Sumber : Arsip Penulis, 2011 No Kegiatan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul

2 Penulisan Bab 1 Bimbingan

3 Seminar UP

4

Penulisan Bab II Bimbingan

5

Penulisan Bab III Bimbingan

6

Pengumpulan Data Penyebaran Angket

7

Pengolahan Data

Penulisan Bab IV

Bimbingan

8

Penulisan Bab V Bimbingan

9 Penyusunan

Keseluruhan Bab


(51)

1.14 Sistematika Penelitian

Format penulisan dalam penelitian ini akan berisi tentang penjelasan-penjelasan tentang dari keseluruhan pendapat mengenai tanggapan Siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi mengenai M-CAP (Mobile Community Access Point) pada kepuasan mereka pada perolehan informasi tentang internet sehat.

Berdasarkan data-data yang telah ada. Sistematika penelitian terdiri dari 5 Bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasional variabel, model penelitian, hipotesis, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, populasi dan sampel, metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian dan yang terakhir adalah sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menguraikan tentang tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi organisasi, tinjauan tentang M-CAP (Mobile Community Access Point), tinjauan tentang internet, tinjauan tentang informasi, tinjauan tentang siswa/I, dan tinjauan tentang variabel.


(52)

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tinjauan tentang sejarah Diskominfo Provinsi Jawa Barat, visi dan misi, deskripsi logo, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi. tinjauan tentang sejarah SD Standar Nasional N 5 Cibadak Sukabumi, tujuan pendidikan dasar, visi, misi, strategi dan indikator,

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memuat tentang analisis deskriptif hasil uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif identitas responden, analisis deskriptif hasil penelitian dan analisis korelasi perhitungan stastistik, serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dari tanggapan siswa/i Sekolah Dasar Standar Nasional Negeri 5 Cibadak Sukabumi mengenai M-CAP (Mobile Community Access Point) dan Informasi mengenai penggunaan internet sehat, dan saran dari peneliti yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi perusahaan.


(53)

47 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Hakikat dan Definisi Komunikasi

Istilah komunikasi sudah menjadi bagian keseharian kehidupan manusia, bahkan dalam persepsi lain, dalam kehidupan hewan pun terjadi komunikasi sebagaimana sejumlah hasil penelitian yang mengarahkan pada lahirnya komunikasi hewani. Inti dari komunikasi adalah manusia, ketika manusia ada maka semua lini kehidupan manusia tersebut adalah komunikasi. (Hikmat, 2011:67)

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2005:42).

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” ilmu komunikasi adalah:


(54)

“Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.” (Effendy, 2001:10)

Selain itu menurut Everett M. Rogers yang dikutif oleh Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, yang menjelaskan Komunikasi adalah

“proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber kepada suatu

penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka.” (Mulyana, 2003:62)

Definisi diatas kemudian dikembangkan kembali oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang dikutif oleh Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi yang menyatakan bahwa:

“Komunikasi adalah proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.” (Hafied Cengara, 2004:20)

Everett M. Rogers dalam Cangara (2003) mendefinisikan komunikasi bahwa,

komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah lakumereka (Cangara, 2003:19).


(55)

Sedangkan Carl I Hovland yang dikutip oleh Mahi M. Hikmat dalam bukunya Etika & Hukum Pers menyatakan bahwa komunikasi adalah,

”Proses mengubah perilaku orang lain (communication in the process to modify the behafior of other individuals)”. (Hikmat, 2011:69)

Dengan demikian jelaslah bahwa komunikasi memungkinkan manusia untuk mengemukakan ide-ide atau gagasan, perasaan dan sikap. Selain itu manusia dapat pula mengetahui ide-ide perasaan dan sikap individu lainnya yang akhirnya terdapat pengertian diantara individu-individu.

2.1.2 Proses Komunikasi

Berangkat dari paradigma Lasswell dalam Onong Uchjana Effendy membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/ gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan.

Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan


(56)

pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah

komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat

menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna). 2. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh ataupun jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunkasi.

Pada umumnya kalau kita berbicara dikalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangakan diatas. Jarang sekali orang menganngap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai sebagai lambing (symbol) seserta isi (content) – yakni pikiran dan atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lainlainnya. Yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya. (Effendy, 2003 : 11-17)

2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena tanpa komunikasi kita tidak dapat bertindak ke manapun dengan siapapun. Penegasan dan pengertian tentang unsur-unsur dalam proseskomunikasi diatas adalah sebagai berikut:

I. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang


(57)

II. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

III. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

IV. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari

komunikator kepada komunikan.

V. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan

menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

VI. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

VII. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

VIII. Feedback: Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

IX. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses

komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. (Mulyana, 2003)

Model komunikasi diatas menjelaskan bahwa faktor-faktor kunci dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Komunikator harus mengetahui khalayak yang dapat dijadikan sebagai sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam mengelola suatu pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya menerima dan menanggapi suatu pesan. Komunikator harus mampu mengirimkan pesan melalui media yang efesien dalam mencapai khalayak sasaran.

2.1.4 Fungsi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy (2003:31) menyimpulkan bahwa fungsi-fungsi komunikasi dan komunikasi massa dapat disederhanakan menjadi empat fungsi, yaitu:

1. Menyampaikan Informasi (to infrom) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)


(58)

Dan dapat diuraikan sebagai berikut pengertian tentang fungsi komunikasi: 1. Menginformasikan (to infrom)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educate)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan idea atau pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. 3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi ( to influence)

Adalah fungsi mempenngaruhi setiap indivindu yang berkomuniakasi tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauhnya lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapakan. (Effendy,1997:36) Dilihat dari fungsi komunikasi dan keberadaannya di masyarakat, komunikasi tidak dapat dihindari oleh seorang individu karena komunikasi merupakan suatu alat yang harus digunakan untuk dapat digunakan untuk dapat menjalin hubungan dengan orang lain

2.1.5 Bentuk Komunikasi

Di dalam bukunya Dimensi-dimensi komunikasi, Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa dalam pelaksanaanya, komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu :

a. Komunikasi antar pribadi ( Diadic Communication) yaitu komunikasi antar dua orang dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini bisa berlangsung berhadapan muka (face to face), bisa melalui medium seperti telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi ini sifatnya dua arah timbal balik (two way communication).


(59)

b. Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi antar seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.

c. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas seperti siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum. (Effendy, 1986 : 48)

Ketiga macam komunikasi tersebut dapat digunakan dalam suatu kegiatan komunikasi yang lebih dulu telah disesuaikan dengan tujuan komunikasi yang akan dilakukan. Dalam hal ini menyangkut materi yang akan di sampaikan, media yang akan di gunakan dan kondisi khalayak yang dihadapi.

2.1.6 Komponen Komunikasi

Didalam suatu proses komunikasi dibutuhkan paling sedikit tiga komponen, artinya bagian-bagian terpenting yang harus ada pada suatu kesatuan atau keseluruhan proses komunikasi. Komunikasi dapat dikatakan efektif atau berhasil apabila diantara komunikator dan komunikan terdapat satu pengertian yang sama mengenai pesan. Komponen komunikasi tidak hanya komunikator, komunikan dan pesan tetapi terdapat komponen-komponen lain yang juga penting dalam proses komunikasi yaitu:

1. Komunikator 2. Pesan 3. Media 4. Komunikan


(60)

Dengan adanya komponen-komponen yang lima tersebut peneliti menguraikannya sebagai berikut:

1. Komunikator

Komunikator adalah penyebar pesan atau orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan atau penerima pesan. menurut Susanto komunikator mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Melakukan encoding atau merumuskan ide atau gagasan ke dalam pesan yang dimengerti. Kegiatan encoding ini adalah sangat penting dan sulit pula, karena harus dapat memindahkan ide/gagasan ke benak orang lain agar terdapat kesamaan pengertian.

b. Dalam merumuskan pesan, ia juga harus memilih lambang-lambang yang menjadi titian atau kendaraan bagi ide atau pesan untuk dibawa kepada si penerima pesan.

c. Komunikator pun perlu dengan cermat memilih sarana atau medium yang akan dipergunakan untuk menyebarkan pesannya. (Susanto, 1984 : 186)

Komunikator dalam pandangan ini bertugas melakukan proses

encoding terhadap pesan yang akan disampaikan pada komunikan dimana

ini merupakan proses yang sulit karena komunikator harus memilih lambang-lambang yang sama dengan karakter komunikan, sehingga gagasan yang akan disampaikan dapat dipahami sesuai dengan yang dimaksudkan, disamping itu komunikator pun harus dapat memilih media yang tepat guna menunjang kelancaran komunikasi.


(61)

Ketika komunikator menyampaikan pesan, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan tetapi juga keadaan komunikator itu sendiri. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi mengatakan bahwa,

”komunikator tidak dapat membatasi komunikan hanya untuk memperhatikan apa yang dikatakan komunikator saja, tetapi komunikan juga akan memperhatikan juga siapa yang mengatakan dan kadang-kadang siapa lebih penting dari pada apa”. (Rakhmat, 2001:255)

Petunjuk kesehatan dari seorang dokter, penjelasan perkembangan mode oleh seorang designer dan dakwah keagamaan dari seorang kiai akan lebih kita dengar dari pada yang dikemukakan orang lain. Menurut Aristoteles yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat menyatakan tentang karakteristik komunikator, bahwa:

“Persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara yang

ketika ia menyampaikan pembicaraanya kita menganggapnya dapat dipercaya, kita lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang baik daripada orang lain : ini berlaku pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat terbagi.tidak benar anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang diungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa pada kekuasaan persuasinya; sebaliknya karakteristiknya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang


(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Fadly Permana Putra Nama Panggilan : Fadly, Arie, Ai

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 17 Mei 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki

Status : Lajang

Hobi : Bermusik, Otomotif, Komputer

Nama Ayah : Arifin. WS

Nama Ibu : Emalia

Alamat : Komp. Damar Mas Regency No.64 Rt.01 Banjaran, Bandung

No. Telepon : +6222 9156 0517 Hand Phone : +6285 720 17 8255


(2)

II. IDENTITAS KELUARGA

No Nama Hubungan Pendidikan Pekerjaan

1. Arifin W.S Ayah Kandung SMA PNS

2. Emalia Ibu Kandung SMA Ibu Rumah Tangga

3. Intan Cantika Putri Adik Kandung SD Siswa

III. PENDIDIKAN FORMAL

No Tahun Uraian Keterangan

1 2007 - 2011

Program Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk UNIKOM

LULUS / Berijazah

2 2004 – 2007 SMA Pasundan 1 Bandung LULUS / Berijazah 3 2001 - 2004 SMP N 42 Bandung LULUS / Berijazah

4 1995 – 2001

SD N Mohamad Toha 4 Bandung

LULUS / Berijazah

5 1994 – 1995 TK BhayangKari 49 LULUS / Berijazah

IV. PENDIDIKAN NON FORMAL

No Tahun Uraian Keterangan


(3)

V. PELATIHAN / SEMINAR/ WORKSHOP

No Tahun Uraian Jabatan Keterangan

1 Mei 2011

Trend Cyberpreneurship 2011

Peserta Bersertifikat

2

Desember 2010

Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa

Entrepreneurship

Peserta Bersertifikat

3 Juni 2010 Pelatihan Public Speaking Peserta Bersertifikat

4

November 2009

Kuliah Umum “Kebudayaan Film dan Sensor Film

(Ilustrasi Tentang Perfilman)” , UNIKOM Bandung

Peserta Bersertifikat

5 2009 Study Tour Mass Media 2009 Peserta Bersertifikat 6 Juni 2008 Mentoring Agama Islam Peserta Bersertifikat

7 Mei 2008

Pelatihan “Master Of

Ceremony” , UNIKOM

BANDUNG

Peserta Bersertifikat

8 Mei 2008

Pelatihan “Pesonal Development and Brain

Management”, UNIKOM

Bandung


(4)

No Tahun Uraian Jabatan Keterangan

9 Maret 2008

Pendidikan Dasar IV Unit Kegiatan Pers

Peserta Bersertifikat

10

Januari 2008

Pelatihan “Table Manner”, Hotel Jayakarta Bandung

Peserta Bersertifikat

VI. PENGALAMAN ORGANISASI

No Tahun Uraian Keterangan

1 2001 - 2002

Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) Pegasus SMPN 42 Bandung

-

VII. PENGALAMAN KERJA

No Tahun Uraian Keterangan

1

Juli-Agustus 2010

Praktek Kerja Lapangan di

Sekretariat Daerah Humas Publikasi dan Pemberitaan Pemerintah

Kabupaten Bandung


(5)

VIII. PRESTASI

No Tahun Uraian Keterangan

1 2010

Pengisi Acara Band Akustik di Ulang Tahun BSM yang ke-9

-

2 2009

Pengisi Acara Band Tahun Baru 2010 di Suite Marbella Hotel Bandung bersama “Java Jive Band”, Dago

-

3 2009

Pengisi Acara Band di Gerai Esia Dago bersama “Domino Band”

-

4 2009

Pengisi Acara Band di Hotel Pasundan Bandung

-

5 2009

Pengisi Acara Band di Hotel Papandayan Bandung

-

6 2009

Pengisi Acara Band di Grand Hotel Preanger Bandung

-

7 2008

Guest Star Band di Acara Tahun Baru 2009 di

Universal Hotel, Setia Budhi


(6)

IX. Keahlian Yang Dimiliki

No Jenis Uraian Keterangan

1 Komputer 1. Menguasai pengoperasian Microsoft Word, Power Point, Excel, Publisher, Acces, Front Page.

2. Instalasi Komputer. (OS Windows XP, Windows Vista, Windows 7) 3. Menguasai pengoperasian

Adobe Photoshop.