PERANAN PEREMPUAN DALAM KEBUDAYAAN ADAT PERKAWINAN SUKU GAYO DI KECAMATAN KEBAYAKAN KABUPATEN ACEH TENGAH.

PERANAN PEREMPUAN DALAM KEBUDAYAAN ADAT
PERKAWINAN SUKU GAYO DI KECAMATAN
KEBAYAKAN KABUPATEN
ACEH TENGAH
Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

INDA SYAHRA
Nim: 3123321020

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

ABSTRAK
INDA SYAHRA. NIM 3123321020. “Peranan Perempuan Dalam

Kebudayaan Adat Perkawinan Suku Gayo Di Kecamatan Kebayakan
Kabupaten Aceh Tengah”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) peran perempuan Gayo dalam Adat
perkawinan di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah, (b) Sejarah
Perempuan Gayo dalam masyarakat di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh
Tengah, (c) tahapan-tahapan dalam adat perkawinan di Kecamatan Kebayakan
Kabupaten Aceh Tengah. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, peneliti
menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dimana peneliti terjun
langsung ke lapangan dan memperoleh data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi. Metode lainnya adalah metode studi kepustakaan (library research)
dengan mengumpulkan buku-buku yang berkaitan. Dari hasil penelitian yang
dilakukan peneliti maka diketahui bahwa perempuan memiliki peranan yang
sangat penting dalam pembangunan masyarakat yang bermoral. Akan tetapi kerap
kali peran perempuan menjadi perdebatan. Banyak kalangan yang menilai
perempuan seharusnya mendapatkan peran yang lebih didalam kehidupan
bermasyarakat. Terutama dalam pendidikan, perempuan merupakan guru pertama
bagi anak-anaknya. Begitu besar peran perempuan dalam pembentukan pondasi
budaya yang bermoral bagi penerus bangsa. Namun, kenyataan yang ada
berbanding terbalik dengan realita yang sesungguhnya. Pada zaman yang semakin
maju ini banyak penyalahgunaan kebebasan yang telah diberikan. Kebebasan

yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan moral bangsa.

Kata Kunci :Peran Perempuan dalam Kebudayaan Adat Perkawinan Suku
Gayo.

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
kasih dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skipsi ini dengan judul: “Peranan Perempuan Dalam Kebudayaan Adat
Perkawinan Suku Gayo di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Medan.
Dalam melaksanakan penelitian maupun penulisan ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri

Medan beserta staffnya.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Si sebagai dekan FIS UNIMED beserta
staffnya.
3. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah FIS UNIMED.
4. Bapak

Syahrul Nizar Saragih, M.Hum, M.Aselaku sekretaris Jurusan

Pendidikan SejarahFIS UNIMED.
5. Terima kasih yang terlebih kepada Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum
sebagai Dosen Pembimbing dan pengarahan hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.

ii

6. Bapak Dr. Phil IchwanAzhari, M.S selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis. Ibu Drs. Flores
Tanjung, M.A selaku dosen pengajar dan penguji bebas yang telah
memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si serta Bapak Syahrul Nizar Saragih,
M.Hum, M.A selaku penguji penulis yang telah memberikan kritik dan
saran dalam penulisan skripsi ini.
8. Seluruh fungsional dan Dosen serta pegawai pada Jurusan Pendidikan
Sejarah.
9. Terima kasih kepada Bapak Camat Aulia Putra Kecamatan Kebayakan
beserta staffnya.
10. Teristimewa untuk orang tua penulis, Ayahanda M. Galib, S.Pd dan
Ibunda Khairunisani, S.Pd yang telah bekerja keras untuk membesarkan,
mendidik, membimbing, dan mengajari artinya perjuangan hidup serta
memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Teristimewa untuk Adikku tersayang Hilmi Naufal, Syifa Magfirah dan
keluarga

besar

penulis

yang


telah

memotivasi

penulis

dalam

menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada teman-teman Mahasiswa Pendidikan Sejarah Unimed terkhusus
buat kelas Ekstensi 2012 Pendidikan Sejarah, terima kasih untuk motivasi
dan kebersamaan yang tidak mudah untukdilupakan ini.
13. Kepada teman suka duka Unjuk Kita Remenda Ginting, S.Pd, Suci
Monalisa Siregar, S.Pd, Ade Rafika Aisyah Ritonga, S.Pd, Muhammad

iii

Fandi, kak Tuti, Bang Rizky, Bang Edo, Bang Ari, Kak Ayi, Kak Dewi,
Bang Abdul Muis, S.Pd, Julianti dan teman-teman yang lain. Terima kasih
untuk semangat dan waktu yang diberikan selama menyelesaikan skripsi

ini.
14. Teman-teman PPLT 2015 SMP Negeri 1 Tanjung Pura yang turut
memberikan semangat.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Penulis berharap semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terkhusus Jurusan Pendidikan Sejarah.

Medan, 09 Januari 2017
Penulis,

Inda Syahra
NIM. 3123321020

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................6
1.3 Batasan Masalah ................................................................................7
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................7
1.5 Tujuan Penelitian...............................................................................8
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................10
2.1 Tinjauan Pustaka ..............................................................................10
2.2 Kerangka Konseptual ........................................................................13
2.2.1 Peranan Perempuan Gayo .......................................................13
2.2.2 Kebudayaan Gayo ...................................................................17
2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................28
3.1 Metode Penelitian ..............................................................................28

3.2 Lokasi Penelitian ...............................................................................28
3.3 Sumber Data ......................................................................................28
3.3.1 Data Primer .............................................................................29
3.3.2 Data Sekunder .........................................................................29
3.4 Populasi dan Sampel……………………………………………......29
3.4.1 Populasi...................................................................................29
3.4.2 Sampel.....................................................................................29
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................30
3.5.1 Observasi .................................................................................30
3.5.2 Wawancara ..............................................................................30
v

3.5.3 Studi Dokumentasi ..................................................................31
3.5 Teknik Analisis Data .........................................................................31

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................32
4.1 Keadaan Geografis Wilayah Gayo..................................................32
4.2 Lokasi Kabupaten Aceh Tengah .....................................................33
4.3 Sejarah Suku Gayo ..........................................................................35
4.3.1 Adat Istiadat Suku Gayo .......................................................37

4.3.2 Sejarah Peranan Perempuan Gayo ........................................40
4.3.3 Peranan Perempuan dalam Kebudayaan Gayo .....................43
4.3.4 Peranan Perempuan dalam Tahapan Perkawinan di Suku
Gayo .....................................................................................45
4.3.4.1 Masa Perkenalan (pra perkawinan)...........................49
4.3.4.2 Munginte (Meminang)...............................................51
4.3.4.3 Mujule Mas................................................................55
4.3.4.4 Pakat Sara Ine............................................................55
4.3.4.5 Beguru.......................................................................56
4.3.4.6 Jege Uce (Berjaga Kecil)...........................................59
4.3.4.7 Jege Kul (Berjaga Besar)...........................................59
4.3.4.8 Bekune.......................................................................60
4.3.4.9 Munalo.......................................................................60
4.3.4.10 Mah Bei (Mengarak Calon Mempelai Laki-laki ke
rumah Calon Istrinya)............................................................62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................74
5.1 Kesimpulan .....................................................................................74
5.2 Saran ...............................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................75

DAFTAR LAMPIRAN

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Daftar Pedoman Wawancara
Lampiran II. Daftar Narasumber
Lampiran III. Hasil Wawancara
Lampiran IV. Data Dokumentasi
Lampiran V. Peta Kabupaten Aceh Tengah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Suku Gayo adalah suatu kelompok etnik yang mendiami dataran tinggi
Bukit Barisan di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Suku Gayo mendiami
empat kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah,
Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Aceh Tamiang.Suku Gayo juga mendiami
beberapa desa di Kabupaten Aceh Tenggara, Kecamatan Beutong di Kabupaten

Nagan Raya dan Kecamatan Serba Jadi di Kabuaten Aceh Timur.
Mahmud Ibrahim, (2007:5) menjelaskan suku bangsa Gayo berasal dari
Melayu Tua yang datang ke-Sumatera gelombang pertama dan menetap di pantai
utara dan Timur Aceh dengan pusat pemukiman di wilayah antara muara aliran
sungai Jambu Aye, sungai Peurlak dan sungai Tamiang. Kemudian menyusur kedaerah aliran sungai-sungai itu berkembang ke SerbeJadi, Lingge dan Gayo Lues.
Menelusuri asal usul etnik Gayo, tidak banyak sumber atau artefak, hanya
sejarah lisan yang terungkap dikenal dengan istilah Kekeberen atau cerita turun
temurun yang bersumber dari keturunan raja Lingga (Reje Lingge). Menurut
Soekanto, (1990:245) mengenai peran yang sesungguhnya dipegang oleh unsurunsur luar hanya cerita-cerita turun temurun yang sampai kepada kita dan yang
sukar diperiksa kebenarannya.
Berbicara mengenai

perempuan sesungguhnya

Islam memberikan

perhatian yang besar terhadap kaum perempuan dan menempatkan mereka pada

1

2

tempat yang terhormat.Perempuan adalah sosok yang menjadi tauladan bagi
sebuah generasi sehingga perlu dipersiapkan secara matang untuk menuju suatu
perubahan. Perempuan tidak akan bisa mengurusi rumah tangga atau masyrakat
tanpa pengetahuan intelektual dan etika yang memadai, perempuan wajib belajar
(mempelajari) apa yang dipelajari kaum lelaki mulai dari dasar hingga ia paham
dasar-dasar pengetahuan yang memungkinkan ia dapat memilih sesuai minat dan
pengembangan kapan saja.
Perempuan memiliki peranan yang tidak dapat diadakan dengan mudah
begitu saja.Banyak peranan perempuan baik didalam kehidupan keluarga,
kehidupan ekonomi, politik, sosial kebudayaan, hingga pendidikan dan agama. Di
tingkat keluarga, sebagai seorang anak, perempuan berperan sebagai pemelihara
tradisi, norma, dan nilai-nilai luhur sehingga terdapat tuntutan bahwa di
masyarakat ia harus menunjukkan ciri feminisme dan kepatuhan sebagai bentuk
sifat kelembutan dan perhatian yang ia miliki.
Peran perempuan dalam pembangunan Gayo tidak harus selalu
diterjemahkan dengan terjun secara aktif dalam kegiatan-kegiatan yang beraroma
politik atau keorganisasian semata. Namun yang lebih penting dari itu semua
adalah peran perempuan dalam melakukan upaya-upaya penyadaran dan
menciptakan satu generasi muda Gayo yang kuat, ulet, pemberani, tangguh, dan
sadar akan budaya dan bahasa Gayo.
Sebelum para perempuan Gayo melakukan upaya-upaya penyadaran
terhadap anak-anaknya di dalam lingkungan keluarganya masing-masing,
mungkin langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan kegiatan penyadaran

3

terlebih dahulu terhadap semua perempuan yang ada di Gayo melalui suatu
program yang terarah dan terencana. Barangkali sebagian perempuan di Gayo
sudah ada yang sadar akan perannya tersebut tetapi belum maksimal dalam
melakukan upaya tersebut. Yang lebih parahnya lagi mungkin masih banyak
perempuan di Gayo yang belum sadar sama sekali akan perannya bahkan tidak
mau tahu dengan peran tersebut. Diperlukan munculnya satu kesadaran kolektif
dari perempuan di Gayo bahwa perannya dalam proses pembangunan masyarakat
Gayo sangat dibutuhkan dan sangat strategis dalam mendukung keberhasilan
pembangunan dan perekayasaan sosial munculnya satu generasi yang berilmu
pengetahuan baik umum maupun agama dan sekaligus sadar budaya dan bahasa
Gayo.
Dalam masyarakat manapun, baik dari masyarakat pedesaan sederhana,
masyarakat kota, perempuan dalam sistem sosialnya mempunyai peranan tertentu.
Kedudukan dan peranannya terwujud dalam kelompok-kelompok sosial, baik
yang kecil sampai kelompok besar dan meluas.Pada dasarnya kesatuan sosial itu
ditata oleh norma-norma atau aturan berdasarkan sistem budaya.
Beberapa di antara peran itu ada yang kita waris, ada yang kita ciptakan
dan ada yang muncul bersama pekerjaan kita.kebanyakan gagasan kita tentang
tingkah laku yang selaras dengan peran-peran itu diwariskan lewat tradisi
keluarga kita, yang berkaitan dengan nilai-nilai kelompok kesukuan kita, tradisi
keagamaan dan golongan ekonomi. Harapan-harapan akan peran dan tingkah laku
itu diperoleh melalui apa yang dikatakan dan dilakukan orang atau melalui
pengajaran formal dan nonformal tentang kebudayaan.

4

Upaya untuk mengembangkan peranan perempuan adalah menggali
potensi budaya, sehingga dapat menumbuhkan kepribadian yang utuh dan mapan.
Dapat menjadi acuan atau pedoman dalam usaha menyusun langkah dan strategi
untuk menghadapi masa depan yang cerah. Sengat sesuai dengan semangat
otonomi daerah.
Gayo bukan tidak memiliki sederet nama pahlawan-pahlawan perempuan
yang demikian agungnya sudah menorehkan satu sejarah pengabdian tertingginya
bagi kemajuan peradaban masyarakatnya, diantaranya adalah Datu Beru, Inen
Mayak Pukes dan Inen Mayak Teri. Ketiga perempuan tersebut telah menorehkan
satu sejarah perjalanan perjuangannya dengan tinta emas baik dalam konteks
sejarah Aceh maupun Gayo.
Peran perempuan dalam pelestarian suku Gayo yang dilakukan dengan
cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat
difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi
ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi
kepariwisataan daerah. Dengan demikian para Generasi Muda dapat mengetahui
tentang kebudayaannya sendiri. Pelestarian suku Gayo yang dilakukan dengan
cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. Contohnya, jika
kebudayaan tersebut berbentuk kerajinan, maka masyarakat dianjurkan untuk
belajar dan berlatih dalam menguasai pembuatan kerajinan tersebut.Dengan
demikian dalam setiap tahunnya selalu dapat dijaga kelestarian budaya kita ini.
Perempuan banyak memberi adil dalam mengembangkan usaha. Di sektor
usaha kecil banyak perempuan yang menyisihkan waktu luangnya mengurus

5

rumah tangga dengan membuka usaha produktif. Justru usaha rumah tangga ini
bisa membuka kesempatan bekerja bagi perempuan yang lain. Usaha kecil
merupakan kegiatan ekonomi yang menjadi pilihan kebanyakan anggota
masyarakat, terutama kelompok perempuan, yang berkecimpung dalam kegiatan
usaha kerajinan dan industri rumah tangga. Begitu juga perempuan yang berada di
Kecamatan Kebayakan, mereka memanfaatkan kemampuan mereka untuk
berperan

sebagai

pengrajin

anyaman

dan

kegiatan

lainnya.

(http://bwi.or.id/index.php/in/artikel/1123-peran-wakaf-dalam-pemberdayaanekonomi-perempuan-1).
Menurut Sulistyowati (2003: 43) komponen-komponen adalah legal
substance (aturan-aturan dan norma-norma), legal structure (institusi atau
penegakan hukum seperti polisi, jaksa, hakim, dan pengacara), dan legal culture
(budaya hukum, meliputi: ide-ide, sikap-sikap, kepercayaan, harapan, dan
pandangan tentang hukum).
Secara khusus budaya hukum adalah bagian dari kekuatan-kekuatan sosial
tersebut, yang member masukan, menjadi penggerak, dan selanjutnya member
output kepada sistem hukum.Dengan demikian dapat mengkaji bagaimana
substansi hukum berupa aturan-aturan dan norma-norma, merumuskan suatu
permasalahan, dan bagaimana institusi serta para penegak hukum menanggapi
aturan-aturan tersebut, dan bagaimana budaya hukum yang ada dalam masyarakat
memberi pengaruh terhadap bekerjanya aturan-aturan yang telah dirumuskan dan
disepakati bersama itu.

6

Menurut C.Snouck Hurgronje (1996: 73-74) Perbandingan antara
hukumdan edet (adat) di Tanah Gayo, pada umumnya samahalnya dengan apa
yang berlaku di seluruh Nusantara yang mana penduduknya beragama Islam. Edet
adalah hukum yang tidak tertulis, yang hidup dan berkembang bersama kehidupan
masyarakat dan dijalankan sepenuhnya oleh reje; sedangkan hukum adalah
kaidah-kaidah Islam yang secara teoritis sempurna dan merupakan ketentuan
sesuatu yang datang dari Tuhan.Akan tetapi, dalam praktik hukum yang berkaitan
dengan agama, kita lihat hanya terbatas dalam kehidupan berfamili saja. Dalam
penggunaan sehari-hari yang dimaksud dengan edet adalahsama denganreje yang
menjalankan secara keseluruhan, sedangkan dengan hukum adalah sama dengan
imem.
Dari latar belakang tersebut, maka penulis berkeinginan mengangkat tema
tersebut kedalam sebuah tulisan ilmiah dengan judul “Peranan Perempuan
dalam Adat Perkawinan Suku Gayo di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh
Tengah”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Sejarah perempuan suku Gayo
2. Aktivitas perempuan Gayo dalam masyarakat di Kecamatan Kebayakan
Kabupaten Aceh Tengah
3. Peran perempuan Gayo dalam bidang adat istiadat perkawinan di
Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah

7

4. Tahapan-tahapan dalam adat perkawinan suku Gayo di Kecamatan
Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah

1.3. Batasan masalah
Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sejarah perempuan Gayo dalam masyarakat di Kecamatan Kebayakan
Kabupaten Aceh Tengah
2. Peran perempuan Gayo dalam adat perkawinan di Kecamatan
Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah
3. Tahapan-tahapan dalam adat perkawinan di Kecamatan Kebayakan
Kabupaten Aceh Tengah

1.4. Rumusan Masalah
Agar Penulis terarah dalam melaksanakan penelitian, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perempuan Gayo dalam masyarakat di Kecamatan
Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah?
2. Apa saja peran perempuan Gayo dalam adat perkawinan di Kecamatan
Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah?
3. Bagaimana tahapan-tahapan dalam adat perkawinan di Kecamatan
Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah?

8

1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini tentunya memliki tujuan yang telah penulis rangkum
menjadi berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah perempuan Gayo dalam masyarakat di
Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.
2. Untuk mengetahui peran perempuan Gayo dalam Adat perkawinan di
Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.
3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam adat perkawinan di Kecamatan
Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini
adalah:
1. Menambah

wawasan

penulis

tentang peranan

perempuan

dalam

kebudayaan adat perkawinan suku Gayo di Kecamatan Kebayakan
Kabupaten Aceh Tengah.
2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari
kalangan mahasiswa tentang peranan perempuan dalam kebudayaan adat
perkawinan suku Gayo di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh
Tengah.
3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di Kecamatan
Kebayakan untuk mengetahui peranan perempuan dalam kebudayaan adat
perkawinan suku Gayo di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh
Tengah.

9

4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya
dalam tema yang berhubungan dengan tema peranan perempuan dalam
kebudayaan adat perkawinan suku Gayo di Kecamatan Kebayakan
Kabupaten Aceh Tengah.
5. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya Jurusan
Pendidikan Sejarah untuk dapat mengetahui dan memahami peranan
perempuan dalam kebudayaan adat perkawinan suku Gayo di Kecamatan
Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.
6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya
Fakultas Ilmu Sosial dan Jurusan Pendidikan Sejarah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
1. Adat istiadat dalam perkawinan di Kecamatan Kebayakan Kabupaten
Aceh Tengah sampai hari ini masih dilaksanakan sesuai dengan tata cara
adat perkawinan tersebut.
2. Peran perempuan dalam adat perkawinan masih cukup tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari aktivitas perempuan dalam mempersiapkan segala kebutuhan
atau kegiatan perkawinan itu sendiri.
3. Adapun dari semua tahapan di atas telah dijelaskan bahwa peran
perempuan lebih banyak ketimbang peran laki-laki. Peran perempuan
sangat dibutuhkan untuk menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan
oleh calon pengantin. Dari kesemua tahapan diatas peran perempuan
terdapat dalam sepuluh tahapan tersebut, sedangkan peran laki-laki hanya
ada pada delapan tahapan saja yang terlibat.

1.2 Saran
Semoga adat istiadat dalam perkawinan dalam masyarakat suku Gayo bisa
bertahan ditengah kemajuan jaman dan pengaruh budaya luar. Semoga pula peran
perempuan suku Gayo dalam adat istiadat perkawinan dalam masyarakat suku
Gayo bisa dipertahankan atau bahkan ditingkatkan dimasa yang akan datang.

74

75

DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Arikunto, S. (Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010).
2010. Jakarta : Rineka Cipta .
Arivia, D. G. (2008). Jurnal Perempuan Menelusuri Kearifan Lokal. Jakarta :
Yayasan Jurnal Perempuan.
Arivia, D. G. (2012). Jurnal Perempuan Perkawinan & Keluarga Edisi April
2012. Jakarta : Yayasan Jurnal Perempuan.
As, N. J. (1988). Upacara Adat Perkawinan Gayo . Jakarta : Tulodong Bawah.
Barnhouse, R. T.(1991). Identitas Wanita. Yogyakarta: Kanisius (anggota IKAPI).
Drs. Sjafnir Abu Nain, D. R. (1988). Kedudukan dan Peranan Wanita Dalam
Kebudayaan Suku Bangsa Minangkabau. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan dan Departeman Sejarah dan Nilai Tradisional .
Hakim, A. (1998). Hakikat Nilai-Nilai Budaya Gayo (Aceh Tengah). Takengon:
Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah.
Hasimi, T. L. (2007). Tradisi Makan dan Minum Pada Masyarakat Petani Gayo.
Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional .
Hendrarso, E. S. (2009). Pemberdayaan Perempuan: Kemiskinan, Politik, dan
Ancaman Tindak Kekerasan. Surabaya: Lutfansah Mediatama.
Hurgronje, C. S. (1996). Gayo Masyarakat dan Kebudayaan Awal Abad ke-20.
Jakarta: Balai Pustaka.
Ibrahim, M. (2007). Mujahid Dataran Tinggi Gayo. Takengon: Yayasan
Maqamammahmuda.
Iriyanto, S. (2003). Perempuan Di Antara Berbagai Pilihan Hukum. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia .
Jane C. Ollenburger, H. A. (2002). Sosiologi Wanita. Jakarta : Rineka Cipta .
Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta: Aksara Baru .

76

Maria Ulfah Subadio, T. I. (1994). Peranan dan Kedudukan Wanita Indonesia .
Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Melalatoa, M. (1982). Kebudayaan Gayo . Jakarta : PN Balai Pustaka.
Rusdi Sufi, A. B. (2013). Gayo: Sejarah dan Legenda. Banda Aceh: Badan Arsip
dan Perpustakaan Aceh.
Rusdi, P. (2011). Pacu Kude: Permainan Tradisional Di Dataran Tinggi Gayo.
Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional .
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Soekanto, S. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suhaidy, D. M. (2006). Rona Perkawinan di Tanah Gayo . Banda Aceh : Badan
Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam .
Syukri, M. (2006). Sarakopat. Jakarta: Hijri Pustaka Utama.
Wiradnyana, K. (2011). Gayo Merangkai Identitas. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Wolfman, B. R. (1983). Peran Kaum Wanita . Yogyakarta : Kanisius.
B. INTERNET
(http://bwi.or.id/index.php/in/artikel/1123-peran-wakaf-dalam-pemberdayaanekonomi-perempuan-1)
(http://mengenalbudayanegerikita.blogspot.co.id/2014/07/suku-gayo-acehtengah.html).
http://dokumen.tips/documents/peranan-perempuan-dalam-historiografiindonesia.html
http://kimngegong13.blogspot.co.id/2012/04/peranan-perempuan-dalampembangunan.html
http://musawa.iainpalu.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/andi-ANIRAHJURNAL-MUSAWA-2012.pdf
http://hermawanmukti.blogspot.co.id/2013/03/mengenal-suku-gayo.html