BENTUK PENYAJIAN MUSIK DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN PADA MASYARAKAT GAYO DI DESA UMANG KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH.

BENTUK PENYAJIAN MUSIK DALAM UPACARA ADAT
PERKAWINAN PADA MASYARAKAT GAYO
DI DESA UMANG KECAMATAN BEBESEN
KABUPATEN ACEH TENGAH

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUTIARA ANANDA
NIM. 2113340034

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK


Mutiara Ananda. NIM 2113340034. Bentuk Penyajian Musik Dalam
Upacara Adat Perkawinan Pada Masyarakat Gayo di Desa Umang
Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Fakultas Bahasa dan Seni.
Universitas Negeri Medan 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja tahapan-tahapan prosesi
upacara adat perkawinan Gayo di desa Umang Kecamatan Bebesen Kabupaten
Aceh Tengah, juga untuk mengetahui musik apa saja yang digunakan pada
upacara adat perkawinan Gayo, dan untuk mengetahui bentuk penyajian musik
dalam upacara adat perkawinan Gayo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di desa Umang Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah
dengan populasi tokoh adat/penatuah adat, dengan sampelnya adalah kepada desa
kampung umang, sekretaris desa, pihak keluarga pengantin, tokoh adat, pemusik,
anggota didong sehingga jumlah keseluruhan adalah 23 orang. Untuk
mendapatkan data hasil tentang bentuk penyajian musik dalam upacara adat
perkawinan pada masyarakat Gayo Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Musik pada prosesi upacara adat
perkawinan Gayo berperan sangat penting untuk kesempurnaan pada prosesi acara
adat perkawinan Gayo itu sendiri. Musik vokal sangat tampak jelas pada didong
dan pepongoten yang merupakan kesenian adat Gayo yang digunakan pada

upacara adat perkawinan Gayo. Upacara adat perkawinan merupakan acara sakral,
dimana dua orang disatukan dalam suatu akad nikah dan mempertahankan normanorma yang ada di desa tersebut maka masyarakat Gayo yang akan menikah harus
melewati beberapa tahapan prosesi adat. Hal ini juga untuk mempertahankan
keunikan yang ada pada adat istiadat suku Gayo khususnya di desa Umang.
Kata Kunci : Bentuk Penyajian, Musik, Upacara Adat Perkawinan

i

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan nikmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam
bentuk Skripsi.
Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk
dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul . “Bentuk Penyajian Musik
Dalam Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Gayo di desa Umang
Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah”. Terselesaikannya penulisan ini
adalah berkat dukungan serta bantuan dari semua pihak yang membantu penulis
baik dari awal penulisan sampai pada akhir penulisan ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik dan sekaligus
Dosen Penguji
4. Dr. Pulumun P. Ginting,S.Sn.,M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan
Musik sekaligus Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji
5. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd Dosen Pembimbing I
6. Adina Sastra Sembiring, M.Pd Dosen Pembimbing II

ii

7. Dosen, Staf pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Musik
yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama
proses perkuliahan.
8. Kedua orangtua Ayahanda Imran SE dan Ibunda Elfiana S.Pd yang
selalu luar biasa memberi dukungan, semangat, do’a bahkan materi
yang tidak terhitung jumlahnya kepada penulis, begitu juga dengan
kakak, adik dan abang Ifanely AMKeb, SST , Ruhdiara Tanoga, Dedek
Sudarman dan anak Ibi Dzaky Sakha Arrafif yang telah memberikan

semangat tiada hentinya.
9. Kepada seluruh informan yang telah banyak memberikan informasi
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan ini.
10. Teman-teman seni musik yang sama-sama berjuang dan berproses
dalam menyelesaikan skripsi.
11. Sahabat-sahabat penulis Nia Ardhiny, Trioma Fitri, Deny Anggraini,
Dara Arigustika, Amelia Putri Jayanti, Rahmi Husein, Elia Zuhra, Fitri
Marwiyah, Halimah terima kasih untuk kegilaan dan semangatnya.
Dan untuk Abang Nazri Adlani yang telah memberikan motivasi dan
juga semangat kepada penulis.

Medan,

2016

Penulis,

iii

DAFTAR ISI


ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN. ......................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah. ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah........................................................................ 6
D. Rumusan Masalah. .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian. ............................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian. .......................................................................... 8

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Landasan Teoritis. ........................................................................... 9

1. Teori Bentuk Penyajian. ............................................................. 10
2. Teori Musik................................................................................. 11
3. Teori AlatMusik. ......................................................................... 16
4. Teori Upacara. ............................................................................ 17
5. Teori Adat. .................................................................................. 19
6. Teori Perkawinan. ....................................................................... 20
B. Kerangka Konseptual. ..................................................................... 20

BAB III

METODE PENELITIAN. ........................................................... 22

A. Metode Penelitian. ........................................................................... 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian. .......................................................... 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 23
1. Populasi. ...................................................................................... 23
2. Sampel. ....................................................................................... 24
D. TeknikPengumpulan Data. .............................................................. 25

iv


1. Observasi. ................................................................................... 26
2. Wawancara.................................................................................. 26
3. Dokumentasi. .............................................................................. 28
4. Kerja Laboratorium..................................................................... 28
5. Studi Kepustakaan. ..................................................................... 29
E. Teknik Analisis Data. ...................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 33
A. Gambaran Umum Masyarakat Gayo. ............................................. 33
1. Latar Belakang Suku Gayo. ..................................................... 33
2. Kesenian Dalam Adat Gayo. .................................................... 35
B. Bentuk Penyajian Musik Pada Upacara
Adat Perkawinan di Desa Umang. ................................................. 36
C. Instrumen Musik Yang Digunakan Pada Upacara
Adat Perkawinan Di Desa Umang. ................................................ 62
1. Gong ......................................................................................... 62
2. Canang dan Memong. .............................................................. 63
3. Gegedem. ................................................................................. 64
D. Tanggapan Masyarakat Terhadap Musik Pada Upacara Adat

Perkawinan Gayo di Desa Umang Kecamatan Bebesen
Kabupaten Aceh Tengah. ............................................................... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ....................................................... 67
A. Kesimpulan. ................................................................................... 67
B. Saran............................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... 69
LAMPIRAN

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1

Prosesi Risik Kono (Perkenalan Keluarga) .......................... 37

Gambar 4.2


Prosesi Munginte (Melamar) ............................................... 38

Gambar 4.3

Prosesi Nyerahen(Penyerahan Uang) .................................. 40

Gambar 4.4

Prosesi Begenap (Musyawarah Keluarga) ........................... 41

Gambar 4.5

Pengantin wanita sungkeman kepada kedua orang tua ....... 42

Gambar 4.6

Memainkan Musik becanang pada prosesi Beguru ............. 44

Gambar 4.7


Prosesi Beguru (Pemberi Nasihat) ....................................... 45

Gambar 4.8

Para anggota kelompok Didong sedang berdidong ............. 47

Gambar 4.9

Prosesi Munalo (Penjemputan Pengantin) ........................... 53

Gambar 4.10

Tokoh Pepongoten ............................................................... 56

Gambar 4.11

Imem berpidato pada prosesi Neik Bei ................................. 59

Gambar 4.12


Prosesi Munenes (Ngunduh Mantu) ..................................... 61

Gambar 4.13

Alat musik canang dan memong .......................................... 63

Gambar 4.14Alat musik gegedem .................................................................... 64

vi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia terus berkembang tidak lepas
dikarenakan adanya perkawinan. Perkawinan merupakan suatu ikatan sosial atau
ikatan perjanjian hukum yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan
suatu pranata dan budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi.
Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan.
Pernikahan merupakan upacara pengikat janji nikah yang dirayakan atau
dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan
secara hukum agama, hukum negara, dan hukum adat. Ritual adat perkawinan
memiliki banyak ragam dan variasi antar bangsa, suku satu dan yang lain pada
satu bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan
tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum tertentu pula.
Umumnya perkawinan di Indonesia dilakukan dengan upacara adat perkawinan
suku dan etnisnya masing-masing. Upacara adat perkawinan

yang dilakukan

lebih sering menggunakan upacara adat oleh suku atau etnis pengantin prianya,
dan ada juga mengikuti upacara adat oleh pengantin wanita. Upacara adat
pernikahan identik dengan suatu pesta dan sangat meriah.
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang membuat semarak
khazanah kekayaan bangsa Indonesia. Bahkan dari budaya bangsa yang ada di
Indonesia beberapa masih dipertahankan keberadaannya sampai saat ini,
walaupun zaman teknologi maju yang telah nyata era globalisasi sekarang ini

1

2

telah merubah sebagian nilai-nilai budaya diberbagai pelosok nusantara. Salah
satu dari sekian banyak ragam budaya bangsa Indonesia yang masih bertahan
sampai sekarang ini dan juga masih dipertahankan keberadaannya oleh
masyarakat antara lain kebudayaan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Setiap
suku yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam tidak terpisah dari ajaran agama
Islam, hal ini dikarenakan agama yang dianut oleh masyarakat Nanggroe Aceh
Darussalam adalah mayoritas Islam dan merupakan provinsi yang bersyarikat
Islam. Suku Gayo adalah salah satu etnis yang hidup dan berkembang di Provinsi
Aceh.
Suku Gayo terdiri dari 4 bagian Gayo Lut, Gayo Lues, Gayo Alas dan
Gayo Alas dan Gayo Serba jadi. Suku Gayo memiliki kebudayaan, adat istiadat
dan bahasa yang sama tetapi juga memiliki perbedaan pada beberapa suku kata
yang memiliki arti yang sama, contohnya aih-wih (air), ucak-kucak (kecil), nang
oya-lagu noya (seperti itu), jaing-jing (pedas), raom-rom (dengan) dan lain
sebagainya, demikian pula pada pakaian tradisionalnya masing-masing Gayo ini
memiliki corak dan motif yang sama tetapi juga memiliki sedikit motif dan corak
yang khusus untuk menjadi khas Gayo-nya tersendiri. Kebudayaan masyarakat
Gayo ditemukan oleh masyarakat Gayo itu sendiri dan dijadikan sebagai
kebudayaan. Kebudayaan Gayo timbul sejak orang Gayo bermukim di wilayah
Gayo itu sendiri.
Dari setiap unsur kebudayaan dari setiap suku bangsa memiliki keunikan
dan kekayaan tradisi masing-masing dimana didalamnya juga terkandung nilainilai luhur untuk kemuliaan hidup. Tak terkecuali kebudayaan masyarakat Gayo

3

yang berada di kawasan Aceh tengah (Gayo Uken dan Gayo Toa) pada saat
mempersiapkan hajatan besar seperti pada upacara adat perkawinan harus
melewati beberapa tahapan adat, yang setiap tahapannya tersimpan makna yang
sakral untuk kebahagiaan hidup rumah tangga pasangan pengantin.
Kesenian

dikalangan

masyarakat

Gayo

cenderung

mengalami

perkembangan. Hal ini dapat dibuktikan dari keberadaan beberapa kesenian itu
sering diikutkan dalam acara keluarga atau acara pemerintahan. Bentuk kesenian
Gayo yang terkenal antara lain tari saman dan seni betutur atau didong. Kesenian
tersebut telah mendapat apresiasi (penilaian) dari dunia intenasional (luar negeri).
Artinya kesenian Gayo bukan saja digemari oleh masyarakat Gayo itu sendiri,
tetapi juga sangat menarik bagi masyarakat lain. Selain untuk hiburan dan
rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini memiliki fungsi ritual, pendidikan,
penerangan, sekaligus sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur
sosial masyarakat.
Seni musik merupakan salah satu media dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Perpaduan dari berbagai jenis alat musik akan
menghasilkan instrumen yang indah untuk dinikamati, berbeda jika jenis alat
musik tersebut dibunyikan dalam bentuk tunggal. Akan tetapi itulah sebagai
kenyataan yang dijumpai di Gayo, mereka hanya menggunakan satu jenis alat
musik dari sekian banyak jumlahnya. Para seniman daerah Gayo tidak mampu
menggunakan not/tangga nada, tetapi mereka hanya mampu menggunakan
perasaan saja.

4

Hal ini dapat di lihat dalam upacara adat pernikahan di Gayo. Misalnya
pada bagian ritual: Jege Uce (berjaga-jaga), pada bagian ini terdapat ritual adat
yaitu Didong (Berbalas Pantun), disini hanya terdapat alunan vokal yang
menggunakan syair pantun dari seorang Ceh yaitu seseorang yang memimpin
jalannya ritual Didong tersebut dan juga diiringi tepukan tangan dari para anggota
didong; Beguru (Pemberian Nasihat), pada bagian ritual ini juga terdapat
Pepongoten, yaitu ratapan yang memiliki nada yang dilantunkan oleh orang yang
melantunkan pepongoten ; Munalo (Menjemput Pengantin Pria) pada bagian
ritual ini alat musik yang digunakan adalah canang. Canang adalah alat musik
yang terbuat dari logam yang menyerupai gong akan tetapi bentuknya lebih kecil,
pada sisi tengahnya terdapat benjolan kecil. Canang akan semakin keras ditabuh
dan terdengar bersahutan ketika pihak Bei (Pengantin Pria) sudah mulai kelihatan
dari kejauhan.
Berdasarkan uraian diatas nampak jelas bahwa musik berperan aktif dalam
upacara adat perkawinan Gayo dan ritual lainnya. Karena hal tersebut adalah hal
yang sangat penting dalam mempertahankan budaya dan adat istiadat suku Gayo.
Sehingga dari penjabaran-penjabaran yang telah disebutkan di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian yang mengambil judul “Bentuk Penyajian
Musik Dalam Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Gayo di desa
Umang Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah”.

5

B. Identifikasi Masalah
Untuk lebih mengarahkan penelitian serta masalah yang dihadapi maka
penelitian menggunakan identifikasi masalah, agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta cakupan tidak terlalu luas. Identifikasi masalah tersebut
sesuai dengan pendapat Husaini (2009:18) mengatakan bahwa “Identifikasi
masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah di mana suatu
objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah”.
Berdasarkan uraian di atas yang terdapat pada latar belakang masalah,
diperoleh identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang suku Gayo?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan suku Gayo sering menggunakan musik
pada setiap mengadakan upacara adat perkawinan?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi alat musik canang sangat dibutuhkan
dalam munalo (menjemput pengantin pria)?
4. Bagaimana bentuk-bentuk musik suku Gayo?
5. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam upacara dat perkawinan Gayo?
6. Instrumen musik apa saja yang digunakan pada upacara adat perkawinan
Gayo di desa Umang kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah?
7. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap musik pada upacara adat
perkawinan Gayo di desa Umang Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah?

6

C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan

dengan segala sesuatu

yang akan diteliti, maka agar penelitian itu lebih terarah pada tujuan yang
diharapkan, dalam hal ini penulis mengadakan pembatasan masalah untuk
mempermudah dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam penelitian
ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiono (2010:207)
yang mengatakan bahwa “Pembatasan masalah fokus dengan yang didasarkan
pada tingkat kepentingan dan fasebilitas masalah yang dipecahkan”.
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam upacara dat perkawinan Gayo?
2. Instrumen musik apa saja yang digunakan pada upacara adat perkawinan
Gayo di desa Umang kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap musik pada upacara adat
perkawinan Gayo di desa Umang Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.
Bungin (2011:77) mengatakan bahwa:

7

“Rumusan masalah tidak berarti sama persis dengan tujuan penelitian,
tetapi keduanya tetap berbeda secara substansial, karena rumusan
masalah dibuat dalam konteks mengungkapkan substansi masalah
dengan tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan
peneliti dalam suatu penelitian”.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana Bentuk
Penyajian Musik Dalam Upacara Adat Perkawinan pada Masyarakat Gayo di desa
Umang, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah?”

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu berorientasi kepada tujuan tertentu. Tanpa adanya
suatu tujuan tertentu yang jelas maka kegiatan tersebut tidak dapat terarah karena
tidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Maka
tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik dalam upacara dat perkawinan
Gayo
2. Untuk mengetahui instrumen musik apa saja yang digunakan pada upacara
adat perkawinan Gayo di desa Umang kecamatan Bebesen Kabupaten
Aceh Tengah.
3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap musik pada upacara
adat perkawinan Gayo di desa Umang Kecamatan Bebesen Kabupaten
Aceh Tengah

8

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan
sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan acuan, referensi atau perbandingan bagi peneliti berikutnya
yang berniat melakukan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian
ini.
2. Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada masyarakat atau
lembaga yang mengemban visi dan misi kebudayaan khususnya bidang
pendidikan seni musik dan pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan menambah wawasan mengenai
bentuk penyajian dan makna musik pada ritual adat perkawinan di desa
Umang, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.
4. Menambah wawasan penulis dalam menuangkan gagasan, ide ke dalam
karya tulis.
5. Menambah sumber kajian bagi perpustakaan Jurusan Sendratasik Program
Studi Pendidikan Musik Universitas Negeri Medan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Desa Umang merupakan salah satu kampung/desa yang masih kental
dengan adat istiadat suku Gayo yang mengarah pada ajaran agama Islam
yaitu upacara adat perkawinan Gayo yang masih menggunakan musik,
khususnya musik tradisional.
2. Musik pada prosesi upacara adat perkawinan Gayo berperan sangat penting
untuk kesempurnaan pada prosesi acara adat perkawinan Gayo itu sendiri.
Musik vokal sangat tampak jelas pada didong dan pepongoten yang
merupakan kesenian adat Gayo yang digunakan pada upacara adat
perkawinan Gayo.
3. Alat musik tradisional seperti canang, memong, gong dan gegedem juga
sangat berperan penting dalam pelaksanaan pengiringan arak-arakkan
dalam penyambutan pengantin pria pada upacara adat perkawinan Gayo
yang ada di desa Umang.
4. Memang merupakan suatu keharusan untuk mempertahankan eksistensi
musik pada upacara adat perkawinan ini. Menurut mereka musik adalah
suatu resam atau kebiasaan yang apabila ditinggalkan atau tidak
dilestarikan akan terasa ada yang kurang dalam tahapan prosesi adat
perkawinan pada masyarakat Gayo. Bentuk pelestarian budaya ini juga

67

68

dapat menunjang perkembangan musik pada masyarakat Gayo menjadi
lebih baik.

B. Saran
1. Kepada seluruh lapisan masyarakat Gayo terutama generasi penerus
jangan pernah melupakan alat-alat musik tradisional. Ketika kita
mempunyai waktu dan kesepatan kita juga harus berusaha mempelajari
cara memainkan alat musik tradisi Gayo tersebut. Khususnya untuk
kaum wanita generasi Gayo supaya tetap menjaga dan mempelajari
berbagai acara adat pada masyarakat Gayo terutama pada prosesi
upacara adat perkawinan masyarakat gayo.
2. Dalam pembahasan ini peneliti sangat sulit untuk mendapatkan buku
tentang masyarakat Gayo sebagai bahan referensi terutama tentang
upacara adat perkawinan masyarakat Gayo, oleh karena itu diharapkan
kepada petuah adat (orang yang mahir dan mengerti tentang adatistiadat etnis Gayo ) untuk menuangkan ilmunya tentang adat-istiadat
etnis Gayo ke dalam tulisan, agar tidak punah begitu saja seiring
dengan berjalannya waktu.

DAFTAR PUSTAKA
Al Sukohardi. 2012. “Teori Musik Umum”. Yogyakarta
Banoe, Pono. 2003. “Kamus Musik”. Yogyakarta : Kanisinus
Bungin, Burhan. 2011. “Penelitian Kualitatif”. Jakarta
Dubagyo. 2001. “Metode Penelitian”. Jakarta: Balai Pustaka
Endarswara, Suwardi. 2006. “Penelitian Kebudayaan”. Yogyakarta : Pustaka Widyatama
Jones, Thaddeus George. 1974. “Music Theory”. USA. Haper k Row Publisher, Inc
Maryeani. 2005. “Metode Penelitian Kebudayaan”. Jakarta : Bumi Pustaka
Miller. 2002. “The Rale Of Music In The Life” : Quantum teaching
Mudilia Nduru. 2005. Skripsi “Peranan Musik Dalam Tari Maena Pada Upacara Adat
Perkawinan Masyarakat Nias di Desa Tundrumbaho Kecamatan Lolomatua”.
Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan
Muhammad Rahmad Pulungan. 2006. Skripsi “Musik Tradisional Mandailing Pada Upacara
Adat Horja Godang di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung”.
Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan
Politoske, Daniel. 1988. Music. Bacelona : prentice-hall
Rapelia Br. Barus. 2014. Skripsi “Bentuk Penyajian Gendang Binge Pada Upacara Gendang
Guro-Guro Aron di Desa Tambunan Kecamatan Salapiah Kabupaten Langkat”.
Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan
Sharon Rose Pasaribu. 2014. Skripsi “Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara
Ritual Parmalim Si Inum Uras Di Kecamatan Pintu Pohan Meranti Kabupaten
Toba Samosir”. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan
Soedargono. 2011. “Dasar Permulaan Teori Musik”. Semarang : Yayasan Kanisius
Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Sonjaya, A. 2008. “Melacak Batu Menguak Mitos”. Yogyakarta : Kanisius
Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
R&D”. Bandung : Alfabeta

Kualitatif dan

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D”. Bandung : Alfabeta
69

70

Wahyuni Suryanita. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Jakarta :
Alfabeta
Yuni Irawati. 2012. Skripsi “Peranan Musik Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat
Gayo Di Desa Hakim Wih Ilang Kabupaten Bener Meriah”. Fakultas Bahasa Dan
Seni. Universitas Negeri Medan
http://surojo.heck.in/pengertian-tangga-nada-pentatonis.xhtml

DAFTAR RIWAYAT PENULIS
Mutiara Ananda lahir di MarihatTempeltanggal 15 Februari 1992.
AlamatrumahHuta V MarihatTempel, Kecamatan GunungMalela,Kabupaten Aceh
Tengah, Provinsi Acehdanmemeluk Agama Islam. Anakkedua dari Bapak Imran
SE denganIbuElfiana S.Pd. Penulisanakkedua dari tigabersaudarayaituIfanely,
AMKeb,

SST

dan

Ruhdiara

Tanoga.Menjadi

Guru

sambilberwirausahamenjadicita-citapenulis.
Padatahun 1998 penulismemulaipendidikan di TK Pertiwidantamattahun
1999.Padatahun 1999 penulismelanjutkanpendidikan di SekolahDasar di SD
Negeri2 Takengon dantamatpadatahun 2005.Kemudianpenulismelanjutkanjenjang
PendidikanSekolahMenengahPertama di SMP Negeri 1 Takengon.Padatahun
2008

penulismelanjutkanpendidikan

Takengondantamatpadatahun

di

SMA

2011.Padatahun

Negeri

1
2011

penulismelanjutkanPendidikannyakembalikejenjangPerguruanTinggimengikutijal
urekstensidanditerimamenjadimahasiswa
StudiPendidikanMusikJurusanSendratasik,
UniversitasNegeri Medan.

Program
FakultasBahasadanSeni,