3. Indikator formulasi kebijakan upah menurut pemerintah daerah
a. Mengidentifikasi tuntutan buruh dan pengusaha
b. Mekanisme proses formulasi upah minimum
c. Regulasiaturan yang mengatur tentang upah minimum
d. Nilai KHL yang menjadi dasar perumusan UMK
- Itemkomponen kebutuhan dasar yang di survei
- Harga barang yang ditetapkan dalam itemkomponen yang akan disurvei
- Mekanisme proses survei
- Tim survei
e. Interaksi antar aktor dalam formulasi upah minimum kota.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Universitas Sumatera Utara
Bab ini memuat latar belakng masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, defenisi konsep, defenisi
operasional dan sisitematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat gambaran umum tentang gambaran atau karakteristiklokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, kedudukan, tugas dan fungsi.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh selama penelitian dilapangan atau berupa dokumen-dokumen yang akan diteliti.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan korelasi hubungan antar variabel.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
METODE PENELITIAN
A. BENTUK PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Hadari Nawawi
Universitas Sumatera Utara
1987:64 metode deskriptif adalah metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah- masalah atau fenomena yang bersifat actual pada saat penelitian dilakukan, kemudian
menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dengan interpretasi rasional dan akurat.
Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisa
kebenaran berdasarkan data yang diperoleh dilapangan.
B. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan pada kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan Jl. K.Wahid Hasyim No. 14 Medan
C. INFORMAN PENELITIAN
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari penelitiannya. Oleh karana itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek
penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama
proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu 1 informan kunci key informan, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang
diperlukan dalam penelitian, 2 informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, 3 informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan
informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. Hendarso dalam Suyanto, 2005: 171-172.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu: penentuan informan tidak didasarkan atas strata, kedudukan,
pedoman atau wilayah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian, maka peneliti dalam hal ini menggunakan semua anggota dewan
pengupahan sebagai informan penelitian yang berjumlah 28 orang terdiri atas : 1.
12 orang perwakilan pemerintah yang diwakili oleh pegawai Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Medan.
2. 3 orang perwakilan APINDO Kota Medan
3. 7 orang perwakilan serikat buruhserikat pekerja
a. 3 orang perwakilan SPSI Kota Medan
b. 1 orang perwakilan SBSI Kota Medan
c. 1 orang perwakilan SBSI 1992 Kota Medan
d. 1 orang perwakilan SBMI Kota Medan
e. 1 orang perwakilan PPMI Kota Medan
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: A.
Data Primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian dengan cara:
1. Wawancara, mengadakan Tanya jawab kepada responden yang dianggap mengetahui
permasalahan penelitian secara mendalam. 2.
Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan kepada pihak – pihak terkait.
Universitas Sumatera Utara
B. Data Sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang
terdiri dari: 1.
Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber yang relevan dengan objek
penelitian. 2.
Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literature seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan penelitian, serta yang lainnya.
E. TEKNIK ANALISA DATA
Teknik Analisa Data yang dipergunakan adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusunnya dalam satu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta
menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Moleong, 2006:247
Data-data yang diperoleh selama masa penelitian di lapangan akan ditranformasikan dalam bentuk tabulasi tunggal tabulasi frekuensi. Tabel tunggal ini pada hakikatnya hanya
dimaksudkan untuk mengelompokkan data yang ada untuk dianalisa guna memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
1. Unsur serikat pekerjaserikat buruh a. Sejarah perkembangan Serikat PekerjaSerikat Buruh
Di Indonesia perkembangan serikat pekerjaserikat buruh SPSB telah dimulai sejak zaman pemerintahan hindia belanda. Saat itu telah ada SB yang didirikan dan dibentuk untuk
para buruh oleh Belanda. Berdirinya Boedi Uetomo pada tahun 1908 merupakan awal perjuangan SB pribumi dan kemudian berdiri serikat buruh kereta api SBKA. Selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
gerakan serikat buruh terus berkembang hingga masa kemerdekaan Indonesia. Perkembangan serikat buruhserikat pekerja di Indonesia setelah masa kemerdekaan hingga saat ini yaitu:
Masa pasca kemerdekaan 1945-1948 Tahun 1945 tanggal 15 september lahir sebuah organisasi buruh yang bernama
Barisan Buruh Indonesia BBI. BBI mengutamakan barisan buruh untuk memudahkan mobilisasi oleh serikat pekerjaserikat buruh. Fokus perjuangan BBI saat itu adalah untuk
menuntaskan revolusi nasional, demi mempertahankan tanah air dari serangan musuh, sehingga BBI membentuk laskar buruh bersenjata di pabrik-pabrik.
Tahun 1946 BBI dilebur menjadi GASBI Gabungan Serikat Buruh Indonesia. Serikat buruh yang tidak sepakat dengan struktur GASBI keluar dan membentuk GASBV
Gabungan Serikat Buruh Vertical. Tetapi pada bulan November tahun yang sama, GASBI dan GASBV berhasil dilebur menjadi saatu menjadi SOBSI Serikat Organisasi Buruh Seluruh
Indonesia. Tahun 1948 SOBSI sempat mengalami perpecahan akibat perbedaan sikap dalam
menghadapi perjanjian Renville, tetapi tidak lama kemudian SOBSI berhasil mengkonsolidasikan pecahan-pecahannya. Bahkan dalam pernyataan politiknya tahun 1948,
SOBSI kemudian menegaskan menolak perjanjian Renville. SOBSI kemudian menyatakan keluar dari HISSBI Himpunan Serikat-Serikat Buruh Indonesia karena perbedaan garis politik.
Masa orde lama 1949-1957 Tahun 1957 Soekarno mengeluarkan dua konsepsi mengenai Kabinet Karya dan
Dewan Nasional. Kabinet karya ini adalah kabinet eksekutif yang menampung orang-orang di parlemen dan partai politik. Buruh sebagai golongan fungsional mendapatkan tempat dalam
dewan perancang nasional. Anggota dewan ini 77 orang dan dari 77 itu ada lima wakil angkatan
Universitas Sumatera Utara
buruhpegawai, yaitu dari SOBSI, SOBRI, RKS, dan dua orang KBKI. Sementara di dewan pertimbangan agung, duduk dua orang wakil dari buruh yaitu dari SOBSI dan KBKI.
Masa orde baru 1958-1998 Tahun 1973 serikat pekerja seluruh Indonesia SPSI didirikan sebagai satu-satunya
serikat buruh yang diakui pemerintah. Tahun 1990 pada bulan November serikat buruh independen pertama dibentuk dengan nama Serikat Buruh Mereka Setia Kawan SBM-SK.
Karen adanya konflik internal dan tekanan pemerintah, serikat ini berhenti beraktivitas. Tahun 1992 Serikat Buruh Sejahtera Indonesia SBSI didirikan pada 25 April oleh
sekelompok aktivis prodemokrasi yang mengadakan pertemuan buruh nasional di Jawa Barat. Tahun 1994 konfederasi serikat pekerja bebas internasional mengajukan pengaduan resmi
terhadap Indonesia ke organisasi buruh internasional ILO. Mereka menuduh pemerintah menolak hak pekerja untuk membentuk serikat pekerja atas pilihan mereka sendiri, menggangu
organisasi pekerja independent, dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar ILO mengenai kebebasan berserikat dan hak untuk tawar-menawar kolektif. Serikat buruh
independent ketiga, Pusat Perjuangan Buruh Indonesia PPBI lahir pada bulan Oktober. Permohonan SBSI untuk didaftar sebagai serikat pekerja kembali ditolak, Departemen Tenaga
Kerja juga menghalangi niat SBSI untuk mendaftar pada Depertemen Dalam Negeri sebagai organisasi sosial dibawah Undang-Undang. Sehingga Pemerintah menganggap SBSI tidak sah.
Tahun 1995 struktur Serikat Pekerja Seluruh Indonesia SPSI, dengan federasi serikat pekerja sektoralnya berubah dari kesatuan menjadi federasi dengan nama Federasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia FSPSI. Ke-13 sektor industrinya didaftarr sebagai serikat pekerja nasional yang terpisah. SPSI merupakan satu-satunya federasi serikat pekerja yang diakui oleh
Departemen Tenaga Kerja. Mennaker menyatakan bahwa serikat pekerja yang dibentuk harus
Universitas Sumatera Utara
berafiliasi dengan SPSI, dan bahwa pemerintah tidak akan mengakui setiap serikat pekerja di luar federasi.
Akhirnya, Pada tahun 1998 serikat buruh sejahtera Indonesia SBSI diakui oleh pemerintah.
Masa reformasi - sekarang Tahun 2000 Undang-Undang No 21 Tahun 2000 tentang serikat pekerjaserikat buruh
disahkan pada tanggal 4 Agustus oleh Presiden Abdurahman Wahid. Sebelum adanya Undang- Unang No 21 Tahun 200 kedudukan serikat pekerjaserikat buruh secara umum hanyalah
dianggap sebagai kepanjangan tangan atau boneka pengusaha, yang kurang meneruskan aspirasi anggotanya. Hal ini karena pada masa Orde Baru serikat pekerjaserikat buruh hanya
diperbolehkan satu, yaitu Serikat Pekerja Seluruh Indonesia SPSI. Pada masa Orde Baru itu muncul suatu serikat buruh tandingan SPSI, yaitu Serikat Buruh Sejahtera Indonesia di bawah
pimpinan Mochtar Pakpahan. Pada masa Reformasi setelah adanya Undang-Undang No 21 Tahun 2000 tentang
serikat pekerjaserikat buruh dimungkinkan dibentuknya serikat pekerjaserikat buruh lebih dari satu dalam satu perusahaan. Hal ini menyebabkan serikat pekerjaserikat buruh banyak didirikan
di satu perusahaan.
b. Pengertian serikat pekerjaserikat buruh
Serikat pekerjaserikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerjaburuh, baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka,
madiri, dan bertanggung jawab guna melindungi serta membela hak dan kepentingan pekerjaburuh serta meningkatkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
Sifat dari serikat pekerjaburuh adalah sebagai berikut: 1.
Bebas, yaitu bahwa sebagai organisasi yang melaksanakan hak dan kewajibanya, serikat pekerjaserikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerjaserikat buruh tidak di
bawah pengaruh atau tekanan dari pihak lain. 2.
Terbuka, yaitu bahwa serikat pekerjaserikat buruh, federasikonfederasi serikat pekerjaserikat buruh dalam menerima anggota dan atau memperjuangkan kepentingan
pekerjaburuh tidak membedakan aliran politik, agama, suku bunga, dan jenis kelamin. 3.
Mandiri, yaitu bahwa dalam mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan organisasi ditentukan kekuatan sendiri tidak dikendalikan oleh pihak lain di luar perusahaan.
4. Demokratis, yaitu bahwa dalam pembentukan organisasi, pemilihan
pengurus,memperjuangkan, dan melaksanakan hak dan kewajiban organisasi dilakukan sesuai dengan prinsip demokrasi.
5. Bertanggung jawab, yaitu bahwa dalam mencapai tujuan dan melaksanakan hak dan
kewajibannya, serikat pekerjaserikat buruh bertanggung jawab kepada anggota, masyarakat, dan negara.
c. Keanggotaan Serikat Pekerja
Serikat pekerjaserikat buruh yang ada di perusahaan adalah serikat pekerjaserikat buruh yang didirikan oleh para pekerjaburuh di suatu perusahaan atau di beberapa perusahaan.
Sedangkan serikat pekerjaserikat buruh di luar perusahaan adalah serikat pekerjaserikat buruh yang didirikan oleh para pekerjaburuh yang tidak bekerja di perusahaan.
Tabel minimal keanggotaan dari serikat pekerjaserikat buruh, atau federasi dan konfederasi serikat pekerjaserikat buruh adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Keanggotaan serikat pekerjaserikat buruh, federasi, dan konfederasi.
Serikat pekerja Federasi
Konfederasi 10 sepuluh orang
5 lima serikat pekerja 3 tiga federasi
d. Asas, Tujuan, Dan Fungsi Serikat PekerjaSerikat Buruh
Serikat pekerjaserikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja mempunyai asas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan serikat
pekerjaserikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerjaserikat buruh adalah memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak
bagi pekerjaburuh dan keluarganya, hal ini berdasarkan pasal 4 Undang-Undang No 21 Tahun 2000 Tentang serikat pekerjaburuh.
Fungsi dari serikat pekerjaserikat buruh adalah: 1.
Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyeelesaian perselisihan industrial.
2. Sebagai wakil pekerjaburuh dalam lembaga kerjasama di bidang ketenagakerjaan sesuai
tingkatannya 3.
Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan sesuai dengan peeraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan
anggotanya
Universitas Sumatera Utara
5. Sebagai perencana, pelaksana, da penanggung jawab pemogokan pekerjaburuh dalam
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang beerlaku 6.
Sebagai wakil pekerjaburuh dalam memperjuangkan kepentingannsaham di perusahaan.
e. Hak dan kewajiban serikat pekerjaserikat buruh
Serikat pekerjaserikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan mempunyai nomor bukti pencatatan mempunyai hak sebagai berikut:
1. Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha
2. Mewakili pengusaha dalam menyelesaikan perselisihan industrial
3. Mewakili pekerja dalam lembaga ketenagakerjaan
4. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang beerkaitan dengan usaha
peningkatankesejahteraan pekrja 5.
Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan kewajiban serikat pekerja yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan adalah:
1. Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkan
kepentingannya 2.
Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota an keluarganya 3.
Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepadaanggotanya sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya.
Universitas Sumatera Utara
f. Serikat PekerjaSerikat Buruh Yang Masuk Dalam Dewan Pengupahan Kota Medan
a. SPSI Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kota Medan terdiri dari 3 orang perwakilan
yaitu Ismayadi, S.H. Alimuddin Siregar, Johatman Sitanggang. DPD KSPSI Sumatera Utara, dipimpin Ketuanya Sugianto Situmeang, SH didampingi H.
Syam Siregar Sekretaris dan Dicky Rosman Nasution, SE Wakil Sekretaris Email: konfederasi.spsisumutgmail.com
b. SBSI Serikat Buruh Seluruh Indonesia Kota Medan terdiri dari 1 orang perwakilan
yaitu Usaha Tarigan. c.
SBSI Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 Kota Medan terdiri dari 1 orang perwakilan yaitu Yosafati Waruwu.
d. PPMI Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia Kota Medan terdiri dari 1 orang
perwakilan yaitu Indra Syafei, S.E. e.
SBMI Serikat Buruh Muslim Indonesia Kota Medan terdiri dari 1 orang perwakilan yaitu Sahala Bancin.
Dari jumlah keterwakilan masing-masing anggota serikat pekerjaserikat buruh diatas kita dapat melihat bahwasanya perwakilan SPSI paling banyak, hal ini karena ketentuan dalam hal
keterwakilan serikat pekerjaserikat buruh sebagai anggota dewan pengupahan adalah ditentukan dengan bahwa:
a. serikat pekerjaserikat buruh tersebut mempunyai 1.500 anggotaburuh yang
tergabung di dalamnya, b.
dan mempunyai lebih dari 10 unit kerja di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Unsur pengusaha APINDO a. Sejarah terbentuknya APINDO
Pada tahun 1952, sejalan dengan perkembangan dunia usaha, maka berkembang pula masalah-masalah hubungan industrial. Tuntutan pekerja dan serikat pekerjaserikat buruh untuk
memperoleh tuntutan perlindungan kerja yang lebih baik semakin banyak, sehingga menimbulkan masalah hubungan industrial antara pengusaha dan pengusaha. Dengan latat
belakang tersebut pengusaha merasa perlu membentuk suatu wadah untuk sebagai tempat berkomunikasi, untuk memecahkan masalah bersama serta mengambil tindakan unruk
menangani masalah-masalah hubungan industrial tersebut, baik untuk kepentingan pengusaha sendiri, pekerja, maupun pemerintah. Selain itu wadah tersebut juga digunakan untuk
meyuarakan aspirasi para pengusaha baik kepada pemerintah ataupun organisasi lain yang mempunyai kaitan dengan masalah tersebut.
Organisasi yang baru dibentuk para pengusaha lebih banyak diprakarsai oleh perusahaan Belanda sehingga diberi nama “central stichting sosial economicsche zaken van
wekgeversoverleg’CSWO”. Kemudian dalam anggaran dasar dibuat Akta Notaris raden meester soewandi nomor 62 tahun 1952. Dalam bahasa Indonesia, menjadi badan permuswaratan
urusan sosial pengusaha seluruh Indonesia YBPUSPI. Pada tahun 1982 YBPUSPI diubah menjadi permusyawaratan urusan sosial ekonomi
pengusaha Indonesia PUSPI. Nama PUSPI kemudian diubah menjadi Asosiasi Pengusaha Indonesia APINDO pada Munas di Surabaya tanggal 29-31 januari 1985.
Universitas Sumatera Utara
APINDO merupakan wakil pengusaha dalam lembaga kerja sama tripartite, sebuah wadah kerja sama antara pemerintah, serikat pekerjaserikat buruh dan pengusaha yang bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah sosial ekonomi terutama di bidang ketenagakerjaan. Wadah bagi pengusaha untuk menjamin usahannya disebut dengan APINDO Asosiasi
Pengusaha Indonesia yang keberadaanya mulai dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupatenkota di seluruh Indonesia. APINDO merupakan wakil pengusaha dalam lembaga kerja sama tripartite,
sebuah wadah kerja sama antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerjaserikat buruh yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah sosial ekonomi terutama di bidang
ketenagakerjaan.
b. Pengertian Pengusaha adalah:
1. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan
miliki sendiri 2.
Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya
3. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud diatas yang berkedudukan di Indonesia. Maksud dari defenisi tersebut adalah:
1. Orang perseorangan adalah orang pribadi yang menajlankan atau mengawasi operasional
perusahaan 2.
Persekutuan adalah suatu bentuk usaha yang tidak berbadan hukum.
Universitas Sumatera Utara
3. Badan hukum adalah suatu badan yang oleh hukum dianggap sebagai orang, dapat
mempunyai harta kekayaan yang terpisah, mempunyai hak dan kewajubanhukum da berhubungan hukum dengan pihak lain.
Organisasi pengusaha
Organisasi pengusaha adalah organisasi dari para pengusaha yang fungsinya memberikan kepedulian terhadap hubungan industrial.
c. Tujuan, Peran, dan Fungsi APINDO
APINDO memiliki peran dan fungsi strategis untuk memberikan perlindungan kepada para anggota-anggotanya demi perkembangan dan peningkatan usaha secara maksimal. Beberapa
peran dan fungsi APINDO antara lain adalah: membantu dalam hal pembuatan kesepakatan kerja bersama yang dilakukan oleh anggotanya, membantu menyelesaikan perselisihan hubungan
industrial, ikut mengusulkan penetapan upah minimum baik regional maupun sektoral, dan ikut aktif dalam dewan penelitian pengupahan daerah atau pusat.
Tujuan APINDO adalah: 1.
Mempersatukan dan membina pengusaha serta memberikan layanan kepentingannya di bidang hubungan industrial
2. Menciptakan dan memelihara keseimbangan, ketenangan dan kegairahan kerja dalam
lapangan hubungan industrial dan ketenagakerjaan 3.
Mengusahakan peningkatan produktivitas kerja sebagain sarana untuk mewujudkan pembangunan nasional, menuju kesejahteraan sosial spiritual dan materiil
Universitas Sumatera Utara
4. Menciptakan adanya kesatuan pendapat dalam melaksanakan kebijaksanaan hubungan
industrial, khusunya di bidang ketenagakerjaan dari para pengusaha, yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, APINDO melakukan usaha-usaha sebagai berikut: 1.
Menggalang kerjasama dan hubungan baik dengan instansibadanlembaga pemerintah dan swasta, baik di dalam mupun luar negeri
2. Memantapkan langkah operasional hubungan industrial pancasila dan kerjasama tripartite
antara pemerintah 3.
Membina peranan manusia sebagai peserta produksi sebagaimana digariskan dalam hubungan industrial pancasila
4. Menjadikan APINDO sebagai wadah untuk bertukar pikiran dan informasi, serta
pengolahan masalah hubungan industrial dan ketenagakerjaan dalamarti yang seluas- luasnya.
5. Mewakili pengusaha mengenai masalah hubungan industrialketenagakerjaan
dalamlembaga resmi maupun tidak resmi, baik di dalam maupun di luar negeri. 6.
Dan lain-lain
d. Perwakilan APINDO yang masuk dalam dewan pengupahan Kota Medan
Perwakilan APINDO Kota Medan yang menjadi anggota dewan pengupahan Kota Medan terdiri dari:
1. Drs. Junjungan Panjaitan Ketua APINDO Kota Medan
2. Gimin Tanno Wakil Ketua APINDO Kota Medan
3. Drs. Syamsul Bahari Batubara Wakil Ketua APINDO Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
4. Iradat Sihura, S.H. Sekretaris APINDO Kota Medan
5. Samuael Sirait, B.Sc Wakil Sekretaris APINDO Kota Medan
6. B. Tambunan Wakil Sekretaris APINDO Kota Medan
7. Bahari, S.E Ketua Sektor Industri APINDO Kota Medan
4. Unsur Pemerintah
Pemerintah selaku penguasa negara berkepentingan agar roda perekonomian nasional dan pendistribusian penghasilan dapat berjalan dengan tertib dan lancar sehingga tidak
membahayakan keamanan negara. Oleh karena itu pemerintah berkewajiban agar peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dapat berjalan dengan adil bagi semua pihak
sebagaimana mestinya. Untuk menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dengan adil diperlukan campur tangan pemerintah sebagai instansi yang khusus
menangani masalah ketenagakerjaan yang sekarang bernama Departemen Tenaga Kerja di tingkat pusat dan Dinas Tenaga Kerja Di Tingkat Daerah.
Pemerintah menurut UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan mempunyai tugas: 1.
Perencanaan tenaga kerja 2.
Perluasan kesempatan kerja 3.
Pembinaan 4.
Pengawasan Tugas pemerintah ini kiranya sesuai dengan fungsinya seperti yang tercantum dalam
pasal 102 ayat 1 UU No. 13 tahun 2003, yaitu: 1.
Menetapkan kebijakan 2.
Memberikan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
3. Melaksanakan pengawasan
4. Melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan pelaksanan
ketenagakerjaan. Sebagaimana komposisi dalam dewan pengupahan yang terdiri dari Unsur pemerintah,
serikat pekerjaserikat buruh, dan pengusaha APINDO dengan perbandingan 2:1:1. Unsur pemerintah disini diwakili oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Medan, Setdakot, Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, Bappeda, Badan Pusat Statistic Kota Medan. Perwakilan dari unsur pemerintah lebih banyak dari Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja, karena
memang ini menjadi bidang tugas dinas tersebut. Sebagai salah satu unsur dalam dewan pengupahan unsur pemerintah tetap bertindak
sebagai mediator dalam hal pengupahan. Peran pemerintah dalam hal perumusan upah minimum Kota Medan sangatlah penting, karena dengan campur tangan pemerintah maka diharapkan
posisi tawar buruh yang lemah jika berhadapan dengan pengusaha mendapat perlindungan sebagaimana mestinya. Dan dengan adanya unsur pemerintah dalam sturktur dewan pengupahan
diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan tingkat upah minimum yang adil bagi buruh dan pastinya tidak memberatkan pengusaha.
a. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Medan
Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Medan adalah unsur pemerintah Kota Medan dalam bidang sosial dan ketenagakerjaan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Pasal 3 Keputusan Walikota No 3 Tahun 2009 disebutkan tugas Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja adalah melaksanakan sebagian unsur rumah tangga daerah dalam bidang sosial
dan ketenagakerjaan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
mempunyai fungsi: a.
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang sosial dan ketenagakerjaan b.
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang sosial c.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan di bidang sosial d.
Merumuskan dan melaksanakan pelatihan dan peningkatan produktivitas tenaga kerja e.
Melaksanakan pembinaan dan penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri f.
Mengawasi kegiatan di bidang hubungan industial, perlindungan pekerja dan jaminan sosial pekerja
g. Memberikan izin perpanjangan tenaga kerja asing dan pemberian perizinan di bidang
ketenagakerjaan h.
Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya i.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah
b. Susunan Organisasi Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja
Struktur organisasi dari suatu instansi atau kantor adalah merupakan suatu landasan beroperasinya suatu instansi tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun
struktur organisasi Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja adalah: a.
Kepala dinas
Universitas Sumatera Utara
b. Sekretariat terdiri dari:
1. Sub bagian umum
2. Sub bagian keuangan
3. Sub bagian penyusunan program
c. Bidang bina sosial terdiri dari:
1. Seksi bantuan sosial
2. Seksi bimbingan sosial
3. Seksi kepahlawanan, keprintisan dan kesetiakawanan sosial
d. Bidang pelayanan sosial terdiri dari:
1. Seksi undian dan pengumpulan uang
2. Seksi rehabilitasi
3. Seksi pembinaan daerah kumuh dan penanggulangan bencana
e. Bidang pelatihan dan produktivitas tenaga kerja
1. Seksi instruktur dan lembaga
2. Seksi program dan sertifikasi
3. Seksi bimbingan produktivitas tenaga kerja dan pemagangan
f. Bidang pembinaan dan penempatan tenaga kerja terdiri dari:
1. Seksi penempatan tenaga kerja dalam negeri
2. Seksi penempatan luar negeri
3. Seksi informasi pasar kerja
g. Bidang hubungan industrial, syarat-syarat kerja dan purna kerja terdiri dari:
1. Seksi organisasi pekerja, pengusaha, pendidikan dan purna kerja
2. Seksi persyaratan kerja dan pengupahan
Universitas Sumatera Utara
3. Seksi perselisihan hubungan industrialPHK
h. Bidang pengawasan ketenagakerjaan terdiri dari:
1. Seksi pengawasan norma kerja
2. Seksi pengawasan keselamatan dan norma kerja
3. Seksi pengawasan jamsostek
i. Unit pelaksana teknis daerah
j. Kelompok jabatan fungsional
Bidang Hubungan Industrial, Syarat-Syarat Kerja Dan Purna Kerja Sesuai dengan pasal 36, bidang hubungan industrial, syarat-syarat kerja dan purna kerja
dipimpin oleh seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Tugas bidang ini adalah melaksanakan sebagian tugas
dinas di bidang hubungan industrial, syarat-syarat kerja dan purna kerja, hal ini sebagaimana tercantum dalam pasal 37. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 37,
bidang hubungan industrial, syarat-syarat kerja dan purna kerja mempunyai fungsi: a.
Mempersiapkan data dan menyusun rencana kegiatan sub bidang b.
Melaksanakan pembinaan hubungan industrial dan persyaratan kerja terhadap pengusaha dan pekerja
c. Melaksanakan kegiatan pemerataan dalam hal penyelesaian perselisihan hubungan
industrial dan pemutussan hubungan kerja PHK d.
Meneliti, mensahkan dan mendaftarkan kesepakatn kerja waktu tertentu PKWT, perjanjian kerja PK, peraturan peerusahaan PP, perjanjian keerja bersama PKB,
Universitas Sumatera Utara
perusahaan penyedia jasa pekerja PPJP, pengerahan peelaksana pekerja keepada perusahaan lain
e. Menyelenggarakan pembinaan organisasi ddan peengusaha OPP
f. Melaksanakan latihan hubungan industrial
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang
tugasnya h.
Melaksanakan proses peenetapan upah minimum kota UMK dan upah minimum sektor kota UMSK
Bidang hubungan industrial, syarat-syarat kerja dan purna kerja terdiri dari 3 seksi yaitu: a.
Seksi organisasi pekerja, pengusaha, pendidikan dan purna kerja b.
Seksi persyaratan keerja dan pengupahan c.
Seksi perselisihan hubungan industrialPHK Sesuai dengan pasal 41 ketiga seksi dalam hubungan industrial, syarat-syarat kerja dan
purna kerja mempunyai tugas: 1.
Seksi organisasi pekerja, pengusaha, pendidikan dan purna kerja mempunyai tugas: a. menginventarisir organisasi pekerja dan pengusaha
b. melaksanakan pembinaan organisasi pekerja dan pengusaha, c. melaksanakan pembinaan dalam pembentukan lembaga kerjasama bipartit di
perusahaan, d. melaksanakan pembinaan pembentukan lembaga kerjasama tripartit, melaksanakan
sidang-sidang lembaga kerjasama tripartit, e. melaksanakan pembinaan terhadap purna kerja.
Universitas Sumatera Utara
2. Seksi persyaratan dan pengupahan mempunyai tugas:
a. melaksanakan pembinaan persyaratan kerja ataupun perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama pada perusahaan swasta, BUMD dan BUMN,
b. meneliti, mensahkan dan mendaftarkan kesepakatan kerja waktu tertentu PKWT,
perjanjian kerja PK, peraturan peerusahaan PP, perjanjian kerja bersama PKB, perusahaan penyedia jasa pekerja PPJP,
c. pengerahan pelaksana pekerja kepada perusahaan lain,
d. meneliti kebutuhan hidup minimumKHL, indeks harga konsumen, melaksanakan
sidang komisi penelitian pengupahan. 3.
Seksi perselisihan hubungan industrial PHK mempunyai tugas: a.
melaksanakan pembinaan di perusahaan untuk mencegah terjadinya perselisihan hubungan industrial,
b. melaksanakan penyelesaian unjuk rasa pemogokan oleh pekerja ataupun serikat
pekerjaserikat buruh, c.
menyelesaikan kasus perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja PHK,
d. membantu menyelesaikan masalah penutupan perusahaan yang dilakukan oleh
pengusaha.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA