gangguan kepribadian. Orang tuli, buta serta imigran yang tidak menguasai bahasa setempat juga memiliki kecendrungan lebih
besar untuk mengalami gangguan waham. Gangguan waham dan gangguan paranoid lain juga lebih rentan terjadi pada orang tua.
2.3. Perjalanan Penyakit
Menurut para ahli stressor psikososial sering menjadi penyebab munculnya gangguan waham. Sifat stressor dapat
sedemikian rupa sehingga menimbulkan kecurigaan atau perhatian pada pasien tersebut. Contoh stressor adalah pada imigran yang
tidak menguasai bahasa setempat, atau pada pasien dengan konflik social dengan teman maupun keluarga, dan pada pasien yang
terisolasi secara sosial. Awitan biasanya terjadi secara mendadak. Para ahli berpendapat bahwa orang – orang dengan
gangguan waham biasanya memiliki intelegensi di bawah rata – rata dan mungkin kepribadian orang itu adalah ekstrover, dominan dan
hipersensitif. Kecurigaan dan perhatian pasien kemudian akan bertambah dan mejadi lebih rumit.
2.4. Tanda dan Gejala
Pasien biasanya rapi dan berpakaian layak, sehingga tidak terlihat adanya tanda – tanda disintegrasi kepribadian. Pasien juga
8
tampak eksentrik, aneh, curiga atau tidak bersahabat. Selain itu pasien dengan gangguan ini kerap kali bermasalah dengan hukum
dan mempunyai kecendrungan memperjelas hal ini bagi pemeriksa. Hasil pemeriksaan status mental pada pasien gangguan
waham adalah normal, terkecuali ditemukannya system waham yang secara nyata abnormal. Pasien juga kerap kali mempengaruhi klinisi
sebagai sekutu dalam waham nya, namun sebaiknya sebagai klinisi kita tidak berpura – pura menerima waham. Karena hal ini dapat
mengacaukan realitas dan merusak rasa percaya yang ada antara dokter – pasien.
Selain itu pasien dengan gangguan waham tidak akan mengalami halusinasi yang menonjol atau bertahan. Hanya halusinasi
yang sesuai dengan waham yang ia anut. Halusinasi yang paling sering terjadi pada pasien gangguan waham adalah halusinasi
pendengaran.
2.5. Diagnosis dan Kriteria Diagnostik DSM-V RPPDGJ III
a
Waham – waham merupakan satau – satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham – waham tersebut baik
tunggal maupun sebagai suatu system waham harus bersifat khas pribadi personal dan bukan budaya setempat.
b Gejala – gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap “full – blown” F32.- mungkin terjadi secara intermiten,
9
dengan syarat bahwa waham – waham tersebut menetap pada saat – saat tidak terdapat gangguan afektif itu.
c Tidak boleh ada bukti – buti tentang adanya penyakit otak. d Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang – kadang
saja ada dan bersifat sementara. e Tidak ada riwayat gejala – gejala skizofrenia waham
dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek, dsb.
2.6. Diangosa Banding