e. koordinasi dan kelembagaan pengelolaan; dan
f. penegakan hukum.
4 Bentuk dan tata cara pembiayaan pengelolaan DAS
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hingga ayat 3, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur.
BAB XII SENGKETA
Pasal 39 Setiap orang atau masyarakat berhak mengajukan gugatan
secara perwakilan ke pengadilan danatau melaporkan kepada aparat penegak hukum terhadap kerusakan ekosistem DAS yang
merugikan kehidupan masyarakat. Pasal 40
1 Penyelesaian sengketa pengelolaan DAS dapat ditempuh
melalui musyawarah untuk mufakat. 2
Dalam hal penyelesaian sengketa secara mufakat tidak dapat ditempuh sebagaimana dimaksud pada ayat 1, maka
penyelesaian sengketa pengelolaan DAS dapat ditempuh melalui pengadilan.
3 Penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan sebagaimana
dimasud pada ayat 2 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIII LARANGAN
Pasal 41 1
Dalam pengelolaan DAS, setiap orang dilarang untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang: a.
rencana tata ruang wilayah Provinsi; b.
konservasi tanah dan air; c.
lingkungan hidup; d.
kehutanan; e.
pemanfaatan kawasan lindung;
f. pengelolaan dan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil; g.
pengelolaan sumberdaya air; dan h.
pengelolaan sumberdaya mineral dan batu bara. 2
Pemanfaatan sumberdaya alam DAS yang dilarang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi:
a. memanfaatkan areal sekitar sumber mata air;
b. penebangan pohon pada kawasan lindung;
c. daerah rawan bencana;
d. sempadan sungai;
e. kawasan karst;
f. kawasan cagar budaya; dan
g. perusakan danatau pelanggaran nilai-nilai budaya dan
kearifan lokal terkait pengelolaan DAS.
BAB XIV KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 42
1 Selain Penyidik Umum, penyidikan atas pelanggaran
Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS di lingkungan Pemerintah Daerah yang
diangkat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
2 Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut: a.
menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat
kejadian dan melakukan pemeriksaan; c.
menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
d. melakukan penyitaan benda danatau bahan bukti lain;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi; g.
mendatangkan saksi ahli dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan karena tidak
terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan
tindak pidana
dan selanjutnya
memberitahukan hal tersebut kepada penyidik, penuntut umum, tersangka atau keluarganya; dan
i. melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB XV KETENTUAN PIDANA