1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Jaringan saraf tiruan JSTsebagai salah satu sistem pengolah informasi yang memiliki karakteristik  kinerja  menyerupai  jaringan  saraf  biologis  berkembang  sangat  pesat.
Perkembangan  ini  seiring  dengan  munculnya  berbagai  masalah  yang  tidak  dapat diselesaikan  secara  efisien  oleh  proses  komputasi  konvensional,  karena  algoritma
yang  ada  tidak  dapat  diformulasikan  secara  eksplisit  dan  membutuhkan  informasi dalam jumlah yang besar. Kristanto, 2004
Ada  beberapa  metode  dalam  jaringan  saraf  tiruan,  salah  satunya  adalah  metode backpropagation.  Backpropagation merupakan  algoritma  terbaik  di  antara  algoritma
lainnya,  seperti  perceptron dan  delta  rule Mutasem,  2009.  Backpropagation juga merupakan  metode  yang  sangat  baik  dalam  proses  klasifikasi  mengingat
kemampuannya dalam mengadaptasikan kondisi jaringan dengan data yang diberikan dengan  proses  pembelajaran  Kristanto,  2004.  Ciri  dari  metode  ini  adalah
meminimalkan  error pada  output yang  dihasilkan  oleh  jaringan.  Dengan  kata  lain, backpropagation menggunakan  error  output untuk  mengubah  nilai  bobot-bobotnya
dalam  dua  arah  yaitu  arah  mundur  backward  dan  perambatan  maju  forward propagation,  ini  memungkinkan  pembentukan  jaringan  yang lebih  baik  dari  metode
yang  lain.  Namun  dibalik  kelebihannya  tersebut,  backpropagation memiliki kelemahan yang sangat menonjol, yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
proses pembelajaran Haykin, 2008. Untuk  itu  diperlukan  pengembangan  pada  metode backpropagation,  yakni  untuk
mempercepat proses pembelajaran mencapai error terkecil. Salah satu pengembangan yang  dapat  dilakukan  adalah  penggunaan  teknik  adaptive  learning  rate,  dimana
parameter  learning  rate atau  tingkat  pembelajaran  akan  selalu  berubah-ubah  sesuai dengan rumus tertentu. Moreira  Fiesler, 1995.
Universitas Sumatera Utara
2
Adaptive  learning  rate memiliki  pengaruh  yang cukup  baik,  dimana  nilai  error akan lebih  cepat  menuju  global  optima  Moreira    Fiesler,  1995.  Namun  peningkatan
kecepatan  yang  diberikan  tidaklah  signifikan  sehingga  diperlukan  penambahan pengembangan lainnya yang juga terfokus pada mempercepat  proses iterasi jaringan.
Metode  lain  yang  dapat  digunakan  adalah  metode  pembobotan  dengan  inisialisasi Nguyen-Widrow.  Waktu  pembelajaran  propagasi  balik  yang  bobot  dan  biasnya
diinisialisasi  dengan  teknik  Nguyen-Widrow  lebih  cepat  dibandingkan  bila diinisialisasikan secara acak. Puspitaningrum, 2006
Jaringan  saraf  tiruan,  selama  ini  banyak  diterapkan  dalam  menyelesaikan permasalahan-permasalahan  tentang  pengenalan  pola  pattern  recognition,  signal
processing dan  peramalan  Purnomo,  2001.  Salah  satu  contoh  aplikasi  pengenalan pola  yang cukup  kompleks  adalah  pengenalan  karakter alfanumerik  [‘A’….’Z’] dan
[‘0’…’9’]. Puspitaningrum, 2006 Untuk itu  penulis  mencoba  melakukan penelitian  menggunakan kombinasi  algoritma
Nguyen  Widrow  dan  adaptive  learning  rate yang  meneliti  tentang  sejauh  mana pengaruh kedua algoitma tersebut pada jaringan syaraf tiruan backpropagation dapat
mempercepat pengenalan pola karakter alfanumerik.  Karenanya judul penelitian tesis yang  diusulkan  adalah  “Pengaruh  Kombinasi  Algoritma  Nguyen  Widrow  Dan
Adaptive  Learning  Rate  Pada  Jaringan  Syaraf  Tiruan  Backpropagation  Untuk Pengenalan Karakter Alfanumerik”.
1.2. Perumusan Masalah