Presentasi Aspek Perpajakan Presentasi Aspek Legalitas Sertifikasi

Laporan Kegiatan Kelompok Kerja Pokja Forum Biro “Aspek Legalitas dan Perpajakan” Page 11 of 18

19:55 Presentasi Aspek Perpajakan

Direktorat Peraturan Perpajakan DPP I dan II, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan R.I Pembicara 3 Ahmad Rohadi Penjelasan: A Pengenaan Pajak Atas Jasa Konstruksi 01 Pajak Penghasilan PPh; berdasarkan PPh pasal 21, Pasal 3 PMK- 2522008, penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah salah satunya arsitek. 02 Arsitek dalam menjalankan usahanya dapat sebagai: 1 Independen, atau 2 Dependen. 03 Independen: Sebagai contoh: Jika mendapatkan pekerjaan untuk skesta bangunan. 1 Pasal yang diikuti adalah PPh Pasal 21 yang sifatnya semi final. 2 Nantinya penghasilan ini akan dilaporkan dalam SPT. 3 Jika mendapatkan pekerjaan meliputi jasa konstruksi yang sifatnya final akan terkena PPh Pasal 4 2. 04 Dependen: Sebagai contoh: Apabila seseorang sebagai karyawan sebuah PTBiroFirmaCVPemegang Saham PT. 1 Jika sebagai Karyawan akan dipotong menggunakan PPh Pasal 21 dari gaji 2 Jika Arsitek, membuat Badan Usaha: a FirmaCV yang mana scope pekerjaannya meliputi: i. Jasa konstruksi, akan terkena PPh Pasal 4 ii. Tidak meliputi jasa konstruksi, akan terkena PPh Pasal 23, yang keuntungannya ketika dibagi tidak kena pajak. b PT, maka dividennya akan dikenakan pajak. 05 Indenden 1 PPh Pasal 21, Tarif Pasal 17 x 50 x Brutto. 2 PPh Pasal 4, Perencana dan Pengawas Konstruksi, presentasi Pajak dilihat berdasarkan kepemilikan sertifikasi berdasarkan LPJK dilaporkan SPT Tahunan. 3 PPh Pasal 4, Pelaksana Konstruksi, dilihat berdasarkan Kepemilikan Sertifikasi berdasarkan LPJK 06 Dependen 1 Sebagai karyawan, akan dikenakan PPh Pasal 21, dikenakan tarif Pasal 17 x PKP. 2 Sebagai Firma atau CV, jika pekerjaannya meliputi: i. Jasa Konstruksi akan dikenakan PPh Pasal 4 ii. Tidak meliputi Jasa Konstruksi akan dikenakan PPh Pasal 23 Laporan Kegiatan Kelompok Kerja Pokja Forum Biro “Aspek Legalitas dan Perpajakan” Page 12 of 18 sebesar 2 x Brutto. 07 Konsekuensi PPh di antaranya 1 PPh Pasal 21 dan 23 tidak bersifat final merupakan Kredit Pajak dan Penghasilan Netto. 2 PPh terutang dan PPh yang harus dibayar dihitung kembali di akhir tahun, dan dilaporkan kembali dalam SPT Tahunan PPh. 3 Pada PPh Pasal 4 2 bersifat final, dan 4 Jumlah peredaran Brutto dan PPh Pasal 4 2 yang sudah dipotongdisetor sendiri dillaporkan dalam SPT Tahunan PPh. B PPN 01 Jasa Arsitek dan Jasa Konstruksi termasuk Jasa Kena Pajak. 02 Seorang Arsitek harus dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak, jika nilai penyerahan minimal atau sudah melebihi Rp. 4,8 M dalam satu tahun. 03 Dengan dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak memiliki kewajiban untuk memungut PPN sebesar 10 PPN untuk kegiatan membangun sendiri. 04 Apabila belum memiliki CV atau Firma, dapat membangun Tempat Usaha Sendiri. Luas minimal 200 m2 harus selesai dalam 2 dua tahun, dikenakan DPP 20 dari biaya yang dikeluarkan. 05 Pajak tidak mementingkan sertifikasi, klasifikasi berdasarkan hanya menentukan tarif pengenaan pajak.

19.24 TANYA-JAWAB