WILAYAH PEMUNGUTAN DAN CARA PENGHITUNGAN PAJAK MASA PAJAK, SAAT PAJAK TERUTANG DAN TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK

3 Tidak termasuk objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah : a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen danatau fasilitas tempat tinggal lainnya yang tidak menyatu dengan hotel; b. Pelayanan tinggal di Asrama dan Pondok Pesantren; c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan hotel dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran; d. Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipergunakan oleh umum di hotel; e. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum; Pasal 3 1 Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada hotel; 2 Wajib Pajak Hotel adalah pengusaha hotel.

BAB III DASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAK

Pasal 4 Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel. Pasal 5 Besarnya tarif pajak ditetapkan sebesar 10 sepuluh per seratus dari jumlah pembayaran kepada hotel.

BAB IV WILAYAH PEMUNGUTAN DAN CARA PENGHITUNGAN PAJAK

Pasal 6 1 Pajak terutang yang dipungut berada di wilayah daerah; 2 Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

BAB V MASA PAJAK, SAAT PAJAK TERUTANG DAN

SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH Pasal 7 Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 satu tahun takwin. Pasal 8 Pajak terutang dalam masa pajak, terjadi pada saat pembayaran. Pasal 9 1 Setiap Wajib Pajak harus mengisi SPTPD dan ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya; 2 SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib pajak atau kuasanya; 3 SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, harus disampaikan kepada Bupati atau Pejabat lainnya yang dihunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku selambat-lambatnya 15 lima belas hari setelah SPTPD diterima; 4 Bentuk, isi dan tata cara pengisian SPTPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VI TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK

Pasal 10 1 Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1, Bupati menetapkan pajak terutang yaitu dengan menerbitkan SKPD; 2 Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu atau jatuh tempo paling lama 30 tiga puluh hari sejak SKPD diterima dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua per seratus sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD. Pasal 11 1 Wajib Pajak yang membayar sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 1 digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang; 2 Dalam jangka waktu 5 lima tahun sesudah saat terutangnya pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 2, Bupati dapat menerbitkan : a. SKPDKB; b. SKPDKBT; c. SKPDN. 3 SKPDKB diterbitkan apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua per seratus sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak; 4 SKPDKBT diterbitkan apabila ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang, akan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100 seratus per seratus dari jumlah kekurangan pajak; 5 SKPDN diterbitkan apabila jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

BAB VII TATA CARA PEMBAYARAN