PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN KE DALAM DAN

PP NO 28 TH 2004 28 3 Menteri yang bertanggung jawab di bidang perindustrian menetapkan jenis-jenis pangan yang wajib diperkaya danatau difortifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan tata cara pengayaan danatau fortifikasi gizi pangan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 4 Setiap orang yang memproduksi pangan yang harus diperkaya danatau difortifikasi untuk diedarkan wajib memenuhi ketentuan dan tata cara pengayaan danatau fortifikasi gizi sebagaimana dimaksud pada ayat 3. 5 Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran dari Kepala Badan.

BAB IV PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN KE DALAM DAN

DARI WILAYAH INDONESIA Bagian Pertama Pemasukan Pangan ke Dalam Wilayah Indonesia Pasal 36 Setiap pangan yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia untuk diedarkan wajib memenuhi ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang keamanan, mutu dan gizi pangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. PP NO 28 TH 2004 29 Pasal 37 1 Terhadap pangan segar yang akan dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia untuk diedarkan, Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian atau perikanan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-masing dapat menetapkan persyaratan bahwa : a. Pangan telah diuji, diperiksa danatau dinyatakan lulus dari segi keamanan, mutu danatau gizi oleh instansi yang berwenang di negara asal; b. Pangan telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21; c. Pangan dilengkapi dengan dokumen hasil pengujian danatau pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan d. Pangan terlebih dahulu diuji danatau diperiksa di Indonesia dari segi keamanan, mutu danatau gizi sebelum peredarannya. 2 Terhadap pangan olahan yang akan dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia untuk diedarkan, Kepala Badan dapat menetapkan persyaratan bahwa : a. Pangan telah diuji danatau diperiksa serta dinyatakan lulus dari segi keamanan, mutu danatau gizi oleh instansi yang berwenang di negara asal; b. Pangan telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21; c. Pangan dilengkapi dengan dokumen hasil pengujian danatau pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan d. Pangan terlebih dahulu diuji danatau diperiksa di Indonesia dari segi keamanan, mutu danatau gizi sebelum peredarannya. PP NO 28 TH 2004 30 3 Dalam menetapkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, Menteri atau Kepala Badan memperhatikan perjanjian TBTSPS WTO atau perjanjian yang telah diratifikasi Pemerintah. Pasal 38 1 Dalam hal pangan yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia terlebih dahulu harus diuji danatau diperiksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1 huruf c, maka pengeluarannya dari pabean hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pemasukan pangan yang dikeluarkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian atau perikanan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-masing. 2 Dalam hal pangan yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia terlebih dahulu diuji danatau diperiksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 2 huruf c, maka pengeluarannya dari pabean hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pemasukan pangan yang dikeluarkan Kepala Badan. Pasal 39 Setiap orang yang memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia untuk diedarkan bertanggung jawab atas keamanan, mutu dan gizi pangan. PP NO 28 TH 2004 31 Pasal 40 Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasukan pangan ke dalam wilayah Indonesia untuk diedarkan diatur oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian, perikanan, perdagangan atau Kepala Badan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-masing. Bagian Kedua Pengeluaran Pangan dari Wilayah Indonesia Pasal 41 1 Setiap pangan yang dikeluarkan dari wilayah Indonesia wajib memenuhi persyaratan keamanan pangan. 2 Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian, perikanan, atau Kepala Badan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-masing dapat menetapkan persyaratan agar pangan yang dikeluarkan dari wilayah Indonesia untuk diedarkan terlebih dahulu diuji danatau diperiksa dari segi keamanan, mutu, persyaratan label danatau gizi pangan. 3 Setiap orang yang mengeluarkan pangan dari wilayah Indonesia bertanggung jawab atas keamanan, mutu dan gizi pangan. 4 Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian, perikanan, atau Kepala Badan berkoordinasi dengan Kepala badan yang bertanggung jawab di bidang standardisasi nasional untuk mengupayakan saling pengakuan pelaksanaan penilaian kesesuaian dalam memenuhi persyaratan negara tujuan. PP NO 28 TH 2004 32

BAB V PENGAWASAN DAN PEMBINAAN