12 Kepompong
Kepompong berbentuk jala yang rapat berwarna kuning emas. Pupa berwarna coklat gambar 7. Dalam keadaan normal stadia pupa antara 21 - 26 hari,
tetapi apabila keadaan tidak menguntungkan dapat sampai 2 - 3 bulan.
2. Helopeltis spp. Hemiptera: Miridae
Ada 3 species Helopeltis yang diketemukan pada tanaman jambu mete, yaitu: H. schoutedeni Reuter, H. anacardii Miller, dan H. antonii Signoret.
Nympha dan imago mengisap cairan tumbuhan pada daun, pucuk muda, tunas, bunga, bijigelondong, dan buah. Air liurnya sangat beracun dan tempat
yang terkena menjadi melepuh dan berwarna coklat tua. Buah yang terserang berbecak coklathitam. Serangan pada gelondong dapat mengakibatkan gugur.
Daun yang terserang terhambat pertumbuhannya dan menjadi kering. Kadangkala bekas tusukan serangga ditandai oleh keluarnya gum. Serangan
yang parah pada tunas dapat mengakibatkan kematian pucuk. Bunga-bunga yang terserang berubah menjadi hitam dan mati. Populasi hama ini mencapai
puncaknya pada akhir musim hujan.
Nympha dan Imago
Ciri khas serangga ini adalah adanya jarum yang tegak pada bagian toraks punggung. Hantonii berwarna coklat kemerahan dengan kepala hitam, toraks
merah dan perut warna hitam dan putih dengan ukuran sekitar 7 - 10 mm dan antena hampir dua kali lebih panjang gambar 8.
Nympha terdiri lima instar diselesaikan dalam waktu 10 hari. Imago betina dapat hidup selama 7 hari sedangkan yang jantan rata-rata selama 9,5 hari.
Total siklus hidup antara 22 - 35 hari tergantung kondisi daerah setempat.
13 Telur
Telur diletakkan pada pucuk daun dan pada jaringan muda yang masih lunak. Jumlah telur sebanyak 25 butir. Sepasang benang nafas halus yang menonjol
keluar menandakan adanya telur di dalam jaringan tersebut. Telur berwarna putih krem. Stadia telur sekitar 6 - 7 hari.
3. Acrocercops syngramma Meyrick Lepidoptera: Lithocolletidae
Species ini dikenal sebagai ulat pengorok daun yang polifag dan lebih menyukai daun muda. Ulat pengorok daun ini muncul pada fase vegetatif
pertumbuhan tanaman. Akibat serangan akan terjadi liang yang berliku-liku pada daun yang dimakan. Ulat akan membuat lubang keluar pada epidermis
daun, setelah lebih kurang dua minggu ulat memakan jaringan mesofil daun sehingga lapisan epidermis mengelupas gambar 9. Bila hal ini terjadi maka
ulat akan keluar dari rongga daun dan membuat rongga baru. Selanjutnya bagian daun yang dimakan akan kering dan gugur gambar 10.
14
Telur diletakkan oleh induknya satu persatu pada permukaan daun-daun muda, berbentuk bulat telur dan pipih. Ulat
Ulat yang baru menetas berwarna putih, segera mengorok di antara epidermis daun bagian atas dan bawah. Instar muda ulat ini berwarna hijau
kekuningan, sedang instar tuanya berwarna jingga gambar 11 dan akhirnya merah dengan panjang sekitar 6 mm.
Gambar 8. Imago Helopeltis Ganmbar 9. Gejala serangan awal
pengorok daun, Acrocercops syngramma
Gambar 10. Gejala serangan berat pengorok daun, Acrocercops syngramma
Telur
15
Ulat-ulat yang muda berdiam dalam daun-daun muda sehingga daun tampak bengkok-bengkok. Akhirnya ulat menjatuhkan diri ke tanah untuk memasuki
masa pupa.
Pupa
Pupa terjadi di dalam tanah. Stadia pupa sekitar 7 - 9 hari.
Imago
Imago berukuran kecil, warna hiiaukelabu perak gambar 12.
Gambar 12. Imago pengorok daun, Acrocercops syngramma Gambar 11. Ulat pengorok daun, Acrocercops syngramma
16 4.
Nephopteryx sp. Lepidoptera: Pyralidae
Ulat-ulat muda hama ini menyerang sambungan antara buah dan biji gambar 13, menggerogoti epidermis, dan kemudian membuat liang di dalamnya.
Mulut-mulut liang tersebut sangat kecil dan disumbat dengan hasil ekskresi. Semua fase buah sejak awal sampai akhir pembuahan dapat diserang dan
dapat membusukkan biji dan buah gambar 14.
Gambar 14. Buah yang busuk akibat serangan Nephopteryx Gambar 13. Gejala serangan Nephopteryx pada buah
17 5.
Aphis nigricans Van der Goot Homoptera: Aphididae
Salah satu kutu yang sering ditemukan pada tanaman jambu mete, yaitu A. nigricans. Gejala kerusakan akibat serangan kutu ini belum nyata terlihat
gambar 16. Kutu ditemukan menggerombol pada pucuk daun muda gambar 17. Di lapangan ditemukan baik kutu yang bersayap maupun yang tidak
bersayap. Pada umumnya apabila populasi kutu masih rendah dan belum ada kompetisi tempat dan makanan, maka kutu yang ada tidak bersayap.
Namun apabila populasinya sudah tinggi sehingga terjadi persaingan tempat dan makanan maka akan terbentuk kutu bersayap untuk berpindah ke tempat
lain.
Kutu tersebut memiliki warna tubuh coklat tua dengan sepasang mata hitam gambar 18. Tungkai berwarna keputih-putihan dengan warna hitam pada
tarsus dan ujung tibia. Antena lebih pendek dari tubuh dan sedikit ditumbuhi rambut. Pada yang tidak bersayap antenanya tidak memiliki sensoria, sedang
yang bersayap terdapat satu sensoria pada ruas antena yang ke-4. Kauda dan kornikel berwarna hitam. Pada kutu yang tidak bersayap kornikel lebih
panjang dari kaudanya. Pada ruas kedua dari toraks dan ruas ketujuh dari abdomen terdapat bintil kecil. Aphis sp. dapat juga menyerang biji
gambar 19.
Buah muda yang terserang akan jatuh dan kosong, sedangkan buah tua menjadi tidak penuh dan mutunya rendah. Dalam biji, ulat memakan keping
biji gambar 15.
18 Ngengat
Ngengat mempunyai rentang sayap 15 - 20 mm. Sayap depan berwarna hitam kotor, sayap belakang berwarna putih pucat. Imago betina berwarna lebih
pucat daripada yang jantan. Siklus hidup hama ini sekitar 45 - 65 hari.
Ulat
Ulat yang baru menetas berwarna merah muda dengan panjang 2,5 mm. Ulat yang telah tumbuh penuh akan jatuh ke tanah dan menjalani masa pupa.
Pupa
Pupa berada dalam kokon yang terbuat dari masa tanah dipermukaan tanah. Stadia pupa berlangsung sekitar 8 - 10 hari.
Gambar 15 Biji jambu mete yang terserang Nephopteryx
19
Gambar 16. Gejala serangan kutu Aphis sp.
Gambar 17. Serangan kutu Aphis nigricans pada pucuk
Gambar 18. Kutu Aphis nigricans yang tidak bersayap
Gambar 19. Serangan Aphis sp. pada biji
20 6.
Ferrisia virgata Ckll. Homoptera: Coccidae
Hama ini polifagus pada banyaktanaman, seperti singkong, lamtoro, kakao, kopi, jute, kapas, jeruk, tomat, dan alpukat. Kutu ini mengelompok pada
ujung-ujung tunas, daun gambar 20, bunga, serta buah, kemudian mengisap cairan tanaman. Serangan berat kutu ini dapat mengakibatkan gugurnya bagian
tanaman yang diserang, seperti daun, dan mengeringnya bunga. Daun yang terserang dapat terjadi pada daun muda maupun daun tua. Hama ini dirangsang
oleh cuaca kering dan ledakan hama dapat terjadi setelah musim kering panjang.
Pada tanaman yang terserang kutu lilin ini umumnya dijumpai kerumunan semut hitam atau semut rangrang. Hama ini sering berasosiasi dengan
cendawan Capnodium sp. yang menyerang dibagian atas daun.
Nympha dan Imago
Induk betinanya bertelur 300 - 400 butir yang menetas dalam waktu beberapa jam. Nympha muda dapat bergerak dengan cepat. Nympha tumbuh menjadi
dewasa dalam waktu 6 minggu. Betina dewasa bentuknya khas dengan sepasang garis gelap memanjang di tengah, dan ekornya panjang seperti
benang,lilin yang mengkilatserta sekresi bubukan lilin, sehingga tubuhnya diliputi oleh benang-benang putih yang dihasilkannya.
Siklus hidup seluruhnya sekitar 40 hari.
21 7. Hama-hama lainnya
Hama lain yang sering dijumpai pada tanaman jambu mete, seperti: ulat jengkal
Lepidoptera: Geometiidae, ulat api Lepidoptera, ulat penjaring daun
Lepidoptera: Pyralidae, ulat penggulung pucuk Lepi- doptera: Pyrarilade, ulat bulu Lepidoptera: Lymantriidae, kumbang
daun
Coleoptera: Curculionidae, dan tungau daun Arachnida:
Tetranychidae
Gambar 20. Gejala serangan kutu putih, Ferrisia virgata
Gambar 21. Gejala serangan ulat jengkal
22
Gambar 24. Gejala kerusakan oleh ulat api
Gambar 22. Ulat jengkal Gambar 23. Pupa dan imago ulat
jengkal
Gambar 25. Ulat api pada jambu mete
23
Gambar 27. Serangan ulat penjaring daun pada bunga
Gambar 26. Ulat penjaring daun jambu mete
24
Gambar 30. Serangan ulat bulu pada bunga dan buah Gambar 29. Ulat dan pupa penggu
lung pucuk Gambar 28. Gejala serangan ulat
penggulung pucuk
25 PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN
JAMBU METE
Secara umum jenis penyakit yang menyerang tanaman jambu mete adalah: Penyakit pada pembibitan dan pertanaman
Penyakit pada pucuk dan bunga Penyakit pada daun
Penyakit pada buah semu maupun gelondong mete
1. Penyakit Pada Pembibitan dan Pertanaman