Ju rn
al P
en di
di ka
n Pr
ofe sio
na
l
3 sebagai pelaku distribusi memberikan
harga yang lebih kompetitif, serta patuh terhadap ketentuan muat barang.
14. Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan makalah ini terbatas pada kajian tentang pemeliharaan
aset, berdasar kebijakanperundang- undangan atas pengelolaan aset Negara
yang dikelola Pemerintah. Aset yang dimaksud beruwujud bangunan dalam hal
ini produk Infrastruktur Pekerjaan Umum I-PU, dengan studi kasus pada
infrastruktur jalan.
II. PENGELOLAAN ASET 2.1.
A s e t N e g a r a B e r d a s a r PeraturanPerundangan
Dasar hukum utama dalam pengelolaan aset negara untuk pencapaian tujuan
pembangunan adalah Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 terutama ayat 2 dan 3,
yaitu : ayat 2. Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup oarang banyak dikuasai
oleh negara. ayat 3. Bumi dan air dan kekayaan yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Aset negara adalah bagian dari kekayaan negara yang terdiri dari barang bergerak
dan barang tidak bergerak, yang dimiliki, dikuasai oleh instansi Pemerintah, yang
sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN serta dari perolehan yang sah, tidak termasuk kekayaan negara yang
dipisahkan dikelola BUMN dan kekayaan Pemerintah Daerah.
Secara singkat dapat disebut ”barang milik negarakekayaan negara” sesuai dengan
Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP.225MKV41971 pasal 1, Keputusan
M e n t e r i K e u a n g a n R I N o . 3 5 0 K M K . 0 3 1 9 9 4 d a n N o .
470KMK.011994 serta Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun 2006 Pasal 1,
bahwa yang dimaksud aset negara atau barang milik negara adalah semua barang
milikkekayaan negara yang meliputi barang tidak bergerak tanah dan atau
bangunan dan barang bergerak inventaris :
yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban APBN serta perolehan yang sah;
yang dimilikidikuasai oleh instansi Pemerintah, lembaga Pemerintah non
Departemen, badan-badan yang didirikan Pemerintah;
tidak termasuk kekayaan negara yang dipisahkan dan dikelola BUMN serta
bukan kekayaan Pemerintah Daerah. sumber : Doli D, Siregar 2004,
Manajemen Aset, PT Gramedia Pustaka Utama.
2.2. Aset Negara Dipandang Dari
Konsep Hukum Aset negara adalah segala benda, baik
bergerak maupun tidak bergerak, yang dimilikidikuasai oleh negara.
Pengertian dimilikidikuasai negara disini dapat berupa penguasaan secara langsung
oleh badan-badan hukum negara seperti departemen atau lembaga-lembaga
pemerintah, atau penguasaan secara tidak
Ju rn
al P
en di
di ka
n Pr
ofe sio
na
l
4 Kondisi aset negara tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal dan tidak terpelihara aset fisik dengan baik.
2.3. Aset Dipandang Dari Konsep
Manajemen Dalam konsep manajemen, pengertian aset
adalah sesuatu yang bernilai an asset is an item of value, not only is it something worth
having, it goes beyond pure possession giving a service to mankind.
Dalam pengelolaan aset terdapat proses yang meliputi :
pengadaan; pengoperasian;
pemeliharaan; rehabilitasi, dan
pembuangan aset. K e b e r a d a a n a s e t u n t u k
mendukungmemberikan pelayanan kepada masyarakat.
Siklus aset serta outcome pengelolaan aset digambarkan sebagai berikut
sumber : Trijoko 1 Agustus 2006, Overview
Management Magister Asset, Pusbiktek PU:
Outcome dalam pengelolaan aset digambarkan sebagai berikut :
langsung, yaitu melalui BUMN dan Pemerintah Daerah.
Berkaitan dengan pengertian tersebut, tentunya sangat penting untuk diketahui
potensi dan nilai serta manfaat harta kekayaan negara bagi kepentingan
kemakmuran rakyat. Konsep hukum atas benda yang berwujud dan tidak berwujud
yang mempunyai nilai disebut sebagai properti yaitu segala benda yang dapat
dimiliki, yang bisa juga disebut aset sebagai dasar penilaian properti.
Properti dikelompokkan dalam 4 empat jenis properti, yaitu :
a.Penguasaan dan pemilikan tanah dan bangunan
b.Benda bergerak c.Kegiatan usaha
d.Hak kepemilikan secara finansial.
Ju rn
al P
en di
di ka
n Pr
ofe sio
na
l
5 2.4.
Pemeliharaan Aset S a l a h s a t u i t e m s e b a g a i m a n a
penggambaran diatas adalah pemeliharaan asset asset maintenance. Perencanaan
strategi pemeliharaan diperlukan untuk menjaga agar aset dapat mendukung
kegiatan bisnis atau memberikan pelayanan secara terus-menerus. Pemeliharaan juga
untuk memastikan bahwa aset terjaga sesuai umur dan nilainya.
Dalam Peraturan Pemerintah tentang P e n g e l o l a a n B a r a n g M i l i k
NegaraPemerintah No. 6 tahun 2006, dalam penjelasan pasal 32 disebutkan
bahwa : Pengamanan fisik antara lain ditujukan
untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang
dan hilangnya barang; Pengamanan fisik untuk tanah dan
bangunan antara lain dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda
batas tanah, sedangkan untuk selain tanah dan bangunan antara lain dilakukan
dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan.
PEMBAHASAN 3.1.
Kondisi aset infrastruktur jalan saat ini
Banyak aset-aset negara dalam bidang ke- PU-an. Peninjauan asset negara dalam
penulisan ini mengambil contoh kondisi infrastruktur jalan.
Dalam Undang-Undang No.38 Tahun 2004 tentang Jalan dijelaskan bahwa jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah danatau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Dengan dana pemeliharaan yang terbatas, dilakukan optimasi penanganan jalan
dengan prinsip bahwa tidak ada 1 km jalan yang tidak dipelihara.
Jalan sebagaimana aset yang lain secara karakteristik mempunyai umur layak pakai
tertentu. Untuk menjaga fungsinya diperlukan pemeliharaan. Adapun jenis
pemeliharaannya sangat bervariasi tergantung kondisi medan, tipe jalan,
kapasitas kendaraan yang lewat, dan sebagainya.
Tingkat pelayanan dan kapan pemeliharaan akan dilakukan, digambarkan dalam grafik
sebagai berikut :
Ju rn
al P
en di
di ka
n Pr
ofe sio
na
l
6 Isu-isu spesifik dalam penyelenggaraan
jalan terkait dengan pemeliharaan : Beban prasarana jalan sangat berat
dikarenakan lebih dari 80 angkutan barang menggunakan prasarana jalan.
Meningkatnya kerusakan jalan dan jembatan akibat bencana alam pada akhir
tahun 2005 dan awal 2006. Diperkirakan akan terjadi lagi pada akhir 2006.
Pengendalian muatan lebih masih belum efektif terutama pada jalur ekonomi
utama Jalintim dan Pantura. Biaya pemeliharaan jalan secara hanya
mampu untuk pemeliharaan rutin, seperti patching, penutupan lubang sementara,
tetapi belum pada tahap ”nyaman dan aman” dilewati.
3.2. Analisis Pemeliharaan Aset
Infrastruktur Jalan PU Berdasarkan UU RI No. 38 Tahun 2004
tentang Jalan, pemeliharaan jalan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, dan masyarakat, dengan pemanfataan pelayanan jalan yang handal
dan prima serta berpihak pada kepentingan masyarakat.
Konsep pendekatan penyelenggaraan pemeliharaan jalan :
Menjaga fungsi jalan sebagai asset negara dalam melayani kebutuhan
transportasi dengan memprioritaskan pemeliharaan dari pada pembangunan.
Prinsip pemeliharaan jalan dalam rangka mempertahankan tingkat pelayanan jalan
pada tingkat biaya total operasi kendaraan dan biaya konstruksi yang
ekonomis.
DIAGRAM TINGKAT PELAYANAN VS UMUR JALAN JENIS PENANGANAN
sumber: Dirjen Bina Marga 5 Agustus 2006 , Makalah MKUK, Kebijakan dan Program penyelangaraan Sektor Jalan, Pusbitek PU
kitis
Ju rn
al P
en di
di ka
n Pr
ofe sio
na
l
7 D a r i g a m b a r a n g r a f i k t e r s e b u t
menunjukkan : 1.Fungsi jalan semakin menurun
kinerjafungsionalnya seiring dengan bertambahnya umur jalan.
2.Pemeliharaan rutin diperlukan untuk menjaga fungsi jalan tidak langsung
menurun secara ekstrim fungsionalnya. 3.Diperlukan pemeliharaan berkala untuk
medayagunakan kembali fungsi jalan setelah umur tertentu.
4.Secara fisik daya guna jalan akan mendekati titik terendah sehingga
diperlukan adanya peningkatan. Salah satu hambatan dalam pemeliharaan
j a l a n a d a l a h k e t i d a k t e r s e d i a a n danaanggaran yang mencukupi . Untuk
standard minimal saat ini, paling tidak diperlukan 50 juta rupiah per 1 km jalan per
1 tahun, sedangkan saat ini baru dapat dianggarkan 40-nya 20 juta, sehingga
dapat dimaklumi bahwa kondisi jalan saat ini banyak menuai keluhan dari pengguna
jalan. Kondisi tersebut juga menyrupai dengan kondisi pembiayaan infrastruktur
Indonesia secara makro, yang hanya mencapai 2,33 2002 dari PDB dan
kecenderungan terus menurun, yang idealnya untuk negara berkembang sebesar
5 ~6. Dibandingkan dengan negara tetangga
seperti Malaysia dan Singapura, ketersediaan infrastruktur di Indonesai
masih jauh tertinggal. Sementara mereka berlomba-lomba dalam meningkatkan daya
saingnya melalui upaya pengurangan biaya produksi dan distribusi, perlakukan pajak
secara khusus dan pemberian insentif guna peningkatan efisiensi pengusahaan
penyedia infrastruktur, kondisi di Indonesia cenderung sebaliknya.
Siklus pemeliharaan aset dalam kerangka kebijakan dari input sampai dengan
implementasi digambarkan sebagai berikut :
D a l a m p e n g g a m b a r a n t e r s e b u t , pemeliharaan adalah sebuah proses yang
berkesinambungan, sejak diadakannya aset. Untuk membuat program pemeliharaan
yang handal pada akhirnya dapat diterapkan harus dipersiapkan data-data
maupun kajian input sebagai berikut : Kondisi aset inventarisasi.
Perencanaan pemeliharaan yang diinginkan rencana standard dalam hal :
kualitas, perfoma, ketersediaan. Anggaran yang diperlukan.
P e n g a d a a n u n t u k k e p e r l u a n pemeliharaan.
Ju rn
al P
en di
di ka
n Pr
ofe sio
na
l
8 Hasilnya berupa program kerja
pemeliharaan yang dapat diterapkan applicable yang di dalamnya terdapat
pula kebijakan yang diambil dan karena sebagai suatu siklus maka proses tersebut
akan ditinjau secara menerus untuk p e n i n g k a t a n k i n e r j a c o n t i n u o s
improvement. 3.3.
Teknis pelaksanaan pemeliharaan aset di lapangan
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemeliharaan terhadap aset
pemerintah belum memberikan hasil yang memuaskan. Keluhan masyarakat terhadap
kualitas jalan hampir terjadi di semua wilayah di Indonesia. Salah satu
penyebabnya adalah belum handalnya program pemeliharaan, disamping
keterbatasan anggaran, skala prioritas dan sebagainya.
Secara teknis, kegiatan pemeliharaan di lapangan diuraikan sebagai berikut :
1.Inspeksi aset secara rutin sebelum dilakukannya pemeliharaan dan
bertanggung jawab. 2.Pemeliharaan Rutin, meliputi :
3.Pemeliharaan Berkala lebih tipikal sesuai jenis aset, misalnya :
4.Pencadangan biaya pemeliharaan pasca FHO
5.Peningkatan kualitas SDM yang handal d a l a m m e n g e l o l a m a n a j e m e n
pemeliharaan. Dalam pelaksanaan, inspeksi sering kali
tidak dilakukan dengan tepat dan tidak lengkap, sehingga kesimpulan yang
diambil kurang sempurna, padahal inspeksi adalah sumber data utama sebelum proses
yang lain dilakukan. Untuk melakukan inspeksi yang dapat dipakai sebagai sumber
data diperlukan standard input dan keahlian Inspektor.
Pemeliharaan rutin harian atau mingguan serta pemeliharaan berkala berdasarkan
hasil inspeksi sangat diperlukan. Dapat dibayangkan jika misalnya terjadi
keretakan minor pada konstruksi tidak segera ditangani, dalam waktu singkat akan
menjadi kerusakan besar yang akan semakin menurunkan fungsi, bahkan
menjadikan tidak berfungsi, yang pada akhirnya sebenarnya bukan lagi
pemeliharaan yang dilakukan tetapi pembangunan baru.
Selain teknis fisik diatas, penyusunan rencana anggaran biaya pemeliharaan
pasca konstruksi FHO dan penyediaan SDM yang mampu mengelola manajemen
pemeliharaan sangat diperlukan. Biaya untuk kegiatan manajemen
pemeliharaan secara menyeluruh agar tepat guna mulai dari penyiapan sistem, sourcing
SDM yang handal, sampai dengan realisasi pemeliharaan tentunya tidak akan cukup
dengan perhitungan saat ini yang hanya sebesar Rp.50 juta1 km1 tahun, apalagi
realisasi saat ini Rp.20 juta1 km1 tahun. Perhitungan biaya pemeliharaan sebagai
suatu manajemen pemeliharaan harus sudah dihitung sejak investasi aset dibuat,
sehingga nilai ekonomis pengadaan aset dapat diketahui sejak awal tidak termasuk
kegiatan strategis yang dilakukan Pemerintah untuk kepentingan tertentu,
misalnya untuk menjaga kedaulatan negara, dll.
Dalam kegiatan pemeliharaan terdapat 3 tiga faktor utama yang mempengaruhi
hasil pemeliharaan yaitu :
Ju rn
al P
en di
di ka
n Pr
ofe sio
na
l
9 4.1.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas, dapat
disimpulkan : 1.Kondisi riil saat ini aset negara studi
kasus : infrastruktur jalan belum terpelihara dengan baik.
2.Belum ada peraturan perundangan yang mengatur lebih terinci mengenai
pemeliharaan aset serta pola anggaran yang berbasis pada pemeliharaan aset.
3.Belum adanya pola manajemen pemeliharaan aset yang handal dan dapat
diterapkan di lapangan. 4.Pemeliharaan sangat diperlukan untuk
tetap berfungsinya aset negara. 4.2.
SARAN Untuk mencapai sasaran pemeliharaan aset
yang efektif diperlukan pengembangan dalam aspek Manajemen Pemeliharaan
Aset, aspek Kebijakan PublikPeraturan Perundangan-undangan serta percepatan
program ”Road Fund” yaitu : 1.Aspek Manajemen Pemeliharaan Aset,
meliputi : 1.1.Perencanaan pemeliharaan
1.2.Realisasi pemeliharaan 1 . 3 . M o n i t o r i n g d a n E v a l u a s i
pemeliharaan 1.4.Pengukuran efektifitas pemeliharaan
1.5.Peningkatan kualitas SDM dalam pengembangan berkelanjutan bidang
pemeliharaan continuous improvement
1.6.Pengembangan sistem manajemen pemeliharaan
2.Aspek Kebijakan Publik Peraturan Perundangan :
2.1.Kebijakan anggaran dan manajemen pemeliharaan
2.2.Kebijakan publik terkait SDM dan tertib hukum
Kualitasmutu Quality Perfomadaya guna Performance
Ketersediaan volume atau waktu pemanfaatan availability.
Apabila ketiga faktor tersebut digabung, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Efektifitas = Quality x Perfomance x Availability
sumber : Total Productive Maintenance, PT Wijaya Karya, 2006
Monitoring pengukuran efektifitas pemeliharaan perlu dilakukan untuk
memantau hasil pemeliharaan yang dilakukan dengan cara :
Menentukan posisi awalkondisi awal saat ini
Menetapkan sasaran yang akan datang bertahap meningkat sampai dengan
batas optimal yang ingin dicapai Pengukuran pencapaian Realisasi
terhadap Rencana Untuk menjadikan pemeliharaan efektif,
manajemen pemeliharaan aset seharusnya dibakukan oleh Pengambil Keputusan
sebagi suatu kebijakan yang jelas, berpola, sasaran jelas memenuhi syarat
akuntabilitas dan berpihak pada kepentingan masyarakat stakeholder.
Pengkajian program pemeliharaan masih dalam pembahasan pemerintah dalam
program ”Road Fund”.
IV. PENUTUP