2
Beliau tinggal bersama istrinya yakni Ibu Ni Ketut Satri. Ke-empat anaknya saat ini tidak lagi tinggal bersama beliau. Anak sulungnya Wayan Sulawidyadana sudah meninggal
dunia di usia muda, anak keduanya Ni Nengah Larmini sudah menikah keluar ke kabupaten Tabanan dan menetap disana. Sedangkan anak ketiga beliau yaitu Komang
Utama tinggal dalam satu pekarangan tetapi sudah memisahkan diri dengan Bapak Leter tinggal bersama istri dan anaknya, dan anak terakhir Bapak Leter yaitu Ni Ketut Armini
menikah keluar ke desa Yeh Kuning dan menetap disana. Ibu Ketut Satri keseharian beliau hanyalah diam dan memasak seadanya untuk memenuhi kebutuhan beliau dan Bapak
Leter. Keluarga ini termasuk dalam golongan keluarga Pra-Sejahtera yang ada di Banjar
Dangin Berawah, ini dapat dilihat dari tingkat penghasilannya dan taraf kehidupannya yang masih kurang. Berikut adalah data lengkap anggota keluarga Bapak Ketut Leter;
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari seseorang. Dalam hal ini pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan bertujuan untuk
mengidentifikasi sumber pendapatan keluarga dampingan untuk memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari-hari. Untuk itu dalam mengukur tingkat
kesejahteraan keluarga dampingan Bapak Ketut Leter diperlukan dua hal, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan. Lebih jelasnya
akan tercantum pada sub-sub berikut:
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sumber Penghasilan
Bapak Ketut Leter termasuk ke dalam salah satu keluarga pra-sejahtera di Banjar Dangin Berawah, Desa Perancak yang mana perekonomiannya masih jauh
dari tingkat sejahtera. Keluarga beliau termasuk keluarga yang mendapatkan bantuan beras miskin dari pemerintah. Pendapatan yang diperoleh beliau setiap
harinya tidak pasti karena keseharian beliau tidak bekerja dan hanya mencari kayu
3
bakar untuk kebutuhan memasak. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari beliau biasanya meminta kepada anak dan sanak saudara beliau.
Anak beliau yang tinggal satu pekarangan hanyalah seorang nelayan dan pengahsilannya tidak menentu setiap harinya. Selain itu anak beliau yang harus
menanggung kehidupan cucu dan istrinya membuat anak beliau sangat jarang dan tidak bisa memenuhi kebutuhan dari Bapak Leter.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Kebutuhan sehari-hari Pengeluaran Bapak Ketut Leter untuk kebutuhan sehari
– hari tidaklah menentu. Setiap harinya diperkirakan keluarga ini menghabiskan
dana sejumlah Rp 5.000,00 untuk biaya makan dan dana tambahan sebesar Rp 15.000,00 tiap bulan untuk keperluan lain sehingga total dalam satu
bulan diperlukan biaya sejumlah Rp 165.000,00 untuk kebutuhan sehari –
hari. Dana tambahan sebesar Rp 15.000,00 diatas dimaksudkan untuk membayar beras miskin yang didapatkan dikantor desa.
Tidak ada alokasi dana khusus untuk membeli kebutuhan MCK maupun kebutuhan kecil lainnya, hanya setiap harinya dialokasikan dana
sebesar Rp 5.000,00 untuk membeli bahan masakan dan sembako lainnya. Biaya sehari
– hari lainnya yakni pengeluaran untuk biaya air dan biaya listrik, biasanya dibayarkan oleh anak beliau yang berada dalam satu
pekarangan, karena beliau hanya meminta satu buah lampu yang dialirkan ke bangunan yang ditempati beliau. Untuk biaya air beliau tidak
mengeluarkan biaya apapun, karena beliau masih memanfaatkan sumber air dari sumur tanah.
Pendidikan Bapak Ketut Leter dan istrinya tidak sedang mengenyam
pendidikan sehingga Bapak Ketut leter tidak mengeluargan biaya dalam bidang pendidikan.
Kesehatan
4
Dalam hal pengeluaran untuk kesehatan, Bapak Ketut Leter telah memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM, dan Kartu
Keluarga Sejahtera, sehingga untuk berobat ke rumah sakit atau puskesmas beliau tidak mengeluarkan biaya dan dapat meringankan bebab
pengeluaran dari Bapak Ketut Leter. Sosial
Untuk pengeluaran di bidang sosial Bapak Ketut Leter tidak lagi mengeluakan biaya atau iuran apapun, karena beliau sudah termasuk
lansia yang tidak berpenghasilan.
5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH