Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Perancak - Kecamatan Jembrana - Kabupaten Jerancak.

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : PERANCAK KECAMATAN : JEMBRANA KABUPATEN : JEMBRANA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Adapun penulisan laporan ini merupakan syarat guna memenuhi laporan KKN PPM periode X. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan karya ilmiah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Perancak, 26 Agustus 2016


(3)

DAFTAR ISI

Halaman judul ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGANError! Bookmark not defined. 1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... Error! Bookmark not defined. 1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 2

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 2

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH... 4

2.1 Permasalahan Keluarga ... 4

2.2 Masalah Prioritas ... 5

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 6

3.1 Program ... 6

3.2 Jadwal Kegiatan ... 8

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 11

4.1 Pelaksanaan ... 11

4.1.1 Waktu ... 11

4.1.2 Lokasi ... 11

4.1.3 Kegiatan Pelaksanaan ... 11

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga ... 12

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga ... 13

BAB V PENUTUP ... 14

5.1 Simpulan ... 14


(4)

(5)

(6)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1Profil Keluarga Dampingan

No. Nama Status Umur

(Th) Pendidikan Pekerjaan

Status Hubungan Dalam Keluarga

1. Ni Ketut Senti

Cerai

Mati 76

Tidak / Belum Sekolah

- Kepala Keluarga

Ibu Ni Ketut Senti merupakan wanita kelahiran Desa Perancak pada tanggal 29 Desember 1940. Ibu Ni Ketut Senti merupakan istri dari almarhum I Nyoman Mudra yang telah wafat 2 tahun yang lalu. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai 9 anak, yaitu 6 anak perempuan dan 3 anak laki – laki. Saat ini beliau tinggal bersama dengan anak wanita beliau yang tidak menikah yaitu Ni Wayan Meli yang bekerja membuat porosan dan tiga anak laki – laki yang sudah berkeluarga yaitu Nengah Suparka bekerja sebagai kelian adat Banjar Lemodang, Nyoman Parta Yadnya, dan Made Parmita Yasa yang masing – masing berprofesi sebagai buruh bangunan. Beliau tinggal di perbatasan Banjar Lemodang dan Banjar Perancak.

Ibu Ni Ketut Senti tidak bisa bekerja dikarenakan kondisinya yang tidak memungkinkan untuk berjalan. Dua tahun yang lalu Ibu Ketut Senti mengalami kecelakaan karena ditabrak oleh pengendara sepeda motor sehingga tulang tibianya mengalami fraktur. Pengobatan yang dilakukan adalah pengobatan secara medis dan juga dibawa ke tukang pijat. Setelah mengalami pengobatan Ibu Ketut Senti bisa berjalan, namun selang beberapa waktu beliau kembali terjatuh di rumah disebabkan


(7)

karena beliau mengalami osteoporosis karena faktor usia. Sejak saat itu Ibu Ketut Senti masih trauma untuk berjalan. Dari hasil pengukuran tekanan darah didapatkan hasil 110 untuk sistole dan 70 untuk diastole sehingga Ibu Ketut Senti masuk ke kategori tekanan darah rendah sehingga beliau sering mengeluh merasa pusing sehingga menjadi faktor penghambat untuk kembali bisa berjalan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhannya sehari – hari, Ibu Ketut Senti hanya mengandalkan pemberian dari anak – anaknya.

Ibu Ketut Senti tinggal di rumahnya yang sangat sederhana. Rumah yang beliau tempati sekarang merupakan bantuan dari pemerintah Kabupaten Jembrana. Kondisi rumah bisa dikatakan cukup layak yaitu terdiri dari 2 kamar, lantai dari semen, dinding dari batako, dan beratap genteng. Untuk listrik, menggunakan listrik dari rumah anak beliau dengan daya 450 watt dan sumber air berasal dari sumur manual. Untuk kamar mandi kondisi sangat tidak layak karena tidak ada atapnya dan menggunakan kloset jongkok sehingga Ibu Ketut Senti sangat kesulitan untuk melakukan aktivitas buang air besar.

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Ibu Ketut Senti tidak memiliki pekerjaan dikarenakan kondisinya yang sudah tua dan tidak memungkinkan untuk berjalan sehingga beliau hanya mengandalkan ketiga anaknya untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Terkadang beliau hanya membantu anaknya dan memantunya untuk membuat alat dan sarana upakara seperti porosan, canang, dan banten bila kondisi beliau memungkinkan. Pendapatan anak beliau yaitu Nengah Suparka sebesar Rp 600.000, Wayan Meli Rp 30.000, dan kedua anak beliau Nyoman Parta Yadnya, dan Made Parmita Yasa pendapatannya tidak menentu sebagai buruh bangunan.


(8)

Pengeluaran Ibu Ketut Senti hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari seperti makan. Untuk keperluan makan sehari-hari, ibu Ketut Senti memerlukan biaya kurang lebih Rp 10.000 untuk lauk karena Ibu Ketut Senti sudah menerima bantuan RASKIN yang diberikan setiap bulannya dan beliau hanya membayar Rp 25.000 untuk 25 kg beras. Untuk keperluan kesehatan ibu Ketut Senti biasanya menerima uang dari anak – anak beliau, selain itu beliau juga sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat dan JKBM. Dalam sebulan Ibu Ketut Senti mengeluarkan biaya kurang lebih Rp 300.000 yang berasal dari anak – anak beliau.


(9)

(10)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga

2.1.1 Keuangan

Permasalahan keuangan yang dialami oleh Ibu Ketut Senti dikarenakan beliau tidak mampu bekerja karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Untuk memenuhi keperluannya sehari – hari Ibu Ketut Senti hanya mengandalkan uang yang diberikan oleh anak beliau yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan. Tentunya ini akan sulit jika keluarga dari anak beliau juga membutuhkan untuk keperluan hidup mereka seperti keperluan makan, sekolah, kesehatan dan iuran di masyarakat.

2.1.2 Kesehatan

Permasalahan kesehatan yang dialami oleh Ibu Ketut Senti adalah beliau belum mampu berjalan karena trauma yang beliau alami. Selain itu, tekanan darah beliau yang rendah menyebabkan beliau sering merasa pusing dan cepat lelah sehingga sulit untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Untuk dapat beraktivitas beliau memerlukan bantuan dari seseorang. Selain itu menu makanan sehari – hari berupa nasi, sayur, terkadang berisi lauk seperti ikan dan daging sehingga gizi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi.

2.1.3 Sosial Budaya

Masalah sosial nampaknya sangat erat dengan kehidupan bermasyarakat. Terutama sebagai orang Bali yang diwajibkan untuk mengikuti adat istiadat dan terlibat secara intensif dalam berbagai kegiatan religious dan komunal. Untuk kegiatan yang diadakan pada banjar, Ibu Ketut Senti tidak bisa aktif berpartisipasi dan tentunya akan kurang dalam hal bersosialisasi di lingkungan sekitar


(11)

2.2 Masalah Prioritas

Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah prioritas yang dialami oleh Ibu Ketut Senti. Masalah pertama adalah mengenai kesehatan Ibu Ketut Senti yang membuat beliau terbatas dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Ibu Ketut Senti tidak bisa bekerja sehingga hal ini berdampak pada perekonomian beliau. Beliau kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Selain itu, interaksi sosial juga akan berkurang karena beliau tidak bisa aktif untuk bersosialisasi dan mengikuti kegiatan yang diadakan di Desa.


(12)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program

Berdasarkan beberapa masalah di atas, pendamping mengambil semua masalah yang harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat membantu dan meningkatkan tingkat kehidupan keluarga yang di dampingi. Adapun program yang dibuat adalah :

3.1.1 Melatih Kemampuan Berjalan

Ibu Ketut Senti mengalami keterbatasan dalam hal fisik dikarenakan trauma akibat kecelakaan yang beliau alami 2 tahun lalu. Kecelakaan tersebut mengakibatkan fraktur pada tulang tibia beliau sehingga beliau kesulitan untuk berjalan, ditambah dengan usia yang sudah tua sehingga proses pemulihan memerlukan waktu yang lama. Kegiatan ini dimulai dengan pengecekan tekanan darah untuk menentukan dosis latihan yang akan diberikan. Setelah itu adalah memeriksa apakah ada keluhan lain yang menghambat proses pemulihan seperti nyeri ataupun keterbatasan gerak sendi. Untuk latihan pertama dalah berupa gerak pasif dan aktif pada tungkai atas dan bawah serta kaki. Setelah ini Ibu Ketut Senti juga diajarkan untuk kembali mengenal sensasi halus dan kasar pada telapak kaki untuk persiapan kembali berjalan. Setelah itu Ibu Ketut Senti diberikan alat bantu untuk membantu dalam proses belajar berjalan. Dalam program ini pendamping juga ditemani cucu beliau yaitu Wayan Suryanata untuk membantu memberi motivasi dan ikut melatih berjalan.

3.1.2 Membantu Pembuatan dan Pemasaran Porosan

Program ini dilakukan untuk membantu perekonomian Ibu Ketut Senti yang terbatas dalam melakukan kegiatan sehari –hari. Pekerjaan ini bisa dilakukan kapan saja dan dalam posisi duduk. Perlengkapan untuk membuat porosan harus disiapkan terlebih dahulu dengan meminta bantuan kepada anak beliau kemudian Ibu Ketut


(13)

Senti yang sudah terbiasa membuat porosan bisa langsung membuatnya. Untuk satu kresek porosan biasanya dijual seharga Rp 3.500 pada pengepul. Ditargetkan dalam sehari Ibu Ketut Senti bisa mengerjakan 2 kresek porosan untuk dijual. Selain itu pemasaran porosan Ibu Ketut Senti juga dilakukan untuk warga yang menjual sarana upakara seperti canang dan banten yang memerlukan porosan sehingga porosan tidak hanya dijual ke pengepul.

3.1.3 Pemberian Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Sembako

Ibu Ketut Senti dan keluarga sebenarnya memiliki pekarangan yang cukup luas. Posisi rumah yang dekat dengan pantai membuat tanah sekitar pekarangan cukup kering sehingga tidak banyak tanaman yang bisa tumbuh subur. Hanya ada beberapa tanaman seperti kamboja dan beberapa tanaman bunga. Oleh karena itu pendamping berinisiatif untuk memberikan tanaman obat keluarga yaitu kayu putih. Kayu putih memiliki manfaat untuk kesehatan dan mampu tumbuh di dataran rendah serta tahan panas. Kayu putih biasanya dimanfaatkan untuk ramuan yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh saat musim dingin, untuk menghilangkan insomnia, mengobati demam dan flu, serta mengurangi nyeri akibat rematik dan asam urat. 3.1.4 Pemberian Pelajaran Tambahan untuk Anggota Keluarga Yang Sedang Bersekolah

Ibu Ketut Senti memiliki 5 orang cucu yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Untuk meningkatkan minat belajar cucu Ibu Ketut Senti, pendamping memberikan pelajaran tambahan seusai pelajar di sekolah. Pelajar yang diberikan meliputi matematika dan bahasa inggris karena dirasa pelajar itulah yang kurang dipahami. Pelajaran tambahan diberikan 2 kali seminggu dan juga isidental ketika anak – anak ingin membahas pelajarn ataupun PR yang diberikan. Pelajaran diberikan selama 1 jam dan memberikan mereka latihan untuk memantapkan pelajaran yang sudah diberikan.


(14)

3.2 Jadwal Kegiatan

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah seperti berikut :

Tabel 3.2 Agenda Kegiatan Kunjungan Mahasiswa ke KK Dampingan

No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Waktu Durasi 1 Rabu, 27 Juli 2016 Rapat Koordinasi membahas KK

dampingan

21.00 –

22.00 1 jam

2 Sabtu, 30 Juli 2016

Survey ke rumah KK Dampingan sekaligus berkenalan dengan Ibu Ketut Senti

15.00-18.00 3 jam

3 Minggu, 31 Juli 2016

Berkunjung dan berdiskusi tentang kehidupan Ibu Ketut Senti

13.00-16.00 3 jam

4 Selasa, 2 Agustus 2016

Memeriksa tekanan darah Ibu Ketut Senti dan mengecek kondisi kesehatan yang lainnya dan memberikan edukasi

16.00 –

19.00 3 jam

5 Rabu, 3 Agustus 2016

Mengetahui dan mencari tahu informasi lebih detail mengenai keluarga Ibu Ketut Senti

14.00-18.00 4 jam 6

Kamis, 4 Agustus 2016

Memberikan pelajaran tambahan kepada cucu Ibu Ketut Senti yang masih bersekolah

18.00-20.00 2 jam 7

Jumat, 5 Agustus 2016

Membantu mencari bahan – bahan untuk keperluan pembuatan porosan dan memeriksa kaki Ibu Ketut Senti yang nyeri

09.00 –

14.00 5 jam

8 Sabtu, 6 Agustus 2016

Memberikan terapi infrared, massage dan latihan pada kedua tungkai untuk

09.00 –


(15)

persiapan belajar berjalan

9 Minggu, 7 Agustus 2016

Membantu pembuatan porosan dan berbincang – bincang dengan keluarga Ibu Ketut Senti

13.00 –

17.00 4 jam

10 Senin, 8 Agustus 2016

Memberikan latihan pasif dan aktif ROM pada tungkai serta melatih kembali sensasi pada telapak kaki

13.00 –

17.00 4 jam

10 Selasa, 9 Maret 2016

Berkunjung ke kediaman Ibu Ketut Senti untuk bersilaturahmi

mengakrabkan kembali dengan anggota keluarga dan memantau kesehatan Ibu Ketut Senti

15.00 –

19.00 4 jam

12 Jumat, 12 Agustus 2016

Memberikan pelajaran tambahan untuk cucu Ibu Ketut Senti dan membantu membuat porosan

14.00 –

18.00 4 jam

13 Sabtu, 13 Agustus 2016

Menemani Ibu Ketut Senti untuk berlatih berjalan dan berbincang – bincang dengan keluarga

13.00 –

18.00 5 jam

14 Minggu, 14 Agustus 2016

Memberikan tanamam obat keluarga untuk ditanam di pekarangan rumah dan memberikan penjelasan mengenai manfaat tanaman obat keluarga dan melakukan pengumpulan data keluarga kurang mampu di Banjar Lemodang

12.00 –

18.00 6 jam

15 Senin, 15 Agustus 2016

Berbincang – bincang dengan keluarga dan memberikan pelajaran tambahan ke cucu Ibu Ketut Senti

16.00 –


(16)

16 Selasa, 16 Agustus 2016

Membantu Ibu Senti dan keluarga untuk membuat porosan

13.00 –

17.00 4 jam

17 Kamis, 18 Agustus 2016

Membantu Ibu Ketut Senti untuk berlatih berjalan

13.00 –

18.00 5 jam

18 Jumat, 19 Agustus 2016

Berkunjung untuk menginfokan mengenai pelatihan pembuatan abon ikan kepada menantu Ibu Ketut Senti sekaligus membicarakan pemasaran porosan ke warga sekitar

14.00 –

17.00 3 jam

19 Sabtu, 20 Agustus 2016

Membantu Ibu Ketut Senti untuk berlatih berjalan sekaligus berbincang - bincang

13.00 –

18.00 5 jam

20 Senin, 22 Agustus 2016

Memberikan pelajaran tambahan ke cucu Ibu Ketut Senti dan membantu pembuatan porosan

13.00 –

18.00 5 jam

21 Selasa, 23 Agustus 2016

Membantu Ibu Ketut Senti untuk berlatih berjalan

13.00 –

18.00 5 jam

21 Rabu, 24 Agustus 2016

Memberikan pelajaran tambahan ke cucu Ibu Ketut Senti dan membantu Ibu Ketut Senti untuk latihan berjalan

13.00 –

18.00 5 jam

22 Jumat, 26 Agustus 2016

Memeriksa kondisi kesehatan Ibu Ketut Senti dan memeberikan bantuan berupa sembako

13.00 –

18.00 5 jam


(17)

(18)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Melatih Kemampuan Berjalan

Saat kunjungan pertama kali ke rumah Ibu Ketut Senti dan melihat kondisi beliau. Beliau hanya bisa tidur dan duduk tanpa melakukan kegiatan apapun. Kondisi kaki pasca mengalami trauma fraktur cukup memprihatinkan karena tulang tibia tidak menyatu dengan sempurna, hal ini bisa diakibatkan karena penangan yang salah. Berdasarkan cerita yang diutarakan, saat fraktur beliau berobat ke tukang pijat bukan ke rumah sakit untuk menerima penanganan dari tenaga medis yang sudah professional. Oleh karena itu pemulihan yang didapatkan pun tidak optimal. Beliau bisa memfleksikan dan mengekstensikan kaki namun tidak berani untuk berdiri dan berjalan. Oleh karena itu, pendamping memberikan terapi infrared, massage, dan latihan aktif dan pasif ROM. Selain itu untuk melatih sensoris Ibu Ketut Senti dilatih untuk menyentuh permukaan yang halus dan kasar pada bagian telapak kaki. Kendala yang dialami selama melatih kemampuan berjalan adalah adanya rasa trauma pada diri Ibu Ketut Senti untuk kembali berjalan. Beliau takut aka nada fraktur lagi pada kakinya, sehingga untuk melatih berjalan harus ditemani oleh cucu beliau yang bernama Wayan Suryanata agar beliau merasa aman. Sehingga beliau hanya mau melakukan latihan ketika ditemani oleh cucunya saja. Hal ini membuat program latihan yang dilakukan tidak teratur. Selain itu terbatasnya alat bantu untuk berjalan membuat proses pemulihan menjadi lama. Latihan hanya dibantu memegang secara manual. Kemajuan yang bisa dilihat yaitu Ibu Ketut Senti sudah mampu untuk menggerak – gerakan kakinya dan sudah mulai berani untuk berdiri dan berjalan sedikit – sedikit dengan dipapah.


(19)

Program ini dilakukan mulai dari awal untuk mempersisapkan bahan – bahan membuat porosan antara lain, daun mangga, daun sirih yang sudah dikeringkan, daun kelapa yang berwarna hijau dan perlengkapan lainnya. Persiapan ini dibantu oleh anak beliau yang bernama Wayan Weli, karena Ibu Wayan sudah biasa membuat porosan. Saat hari – hari pertama pembuatan, Ibu Ketut Senti terlihat agak kesusahan karena sudah lama beliau tidak membuat porosan. Waktu pembuatan porosan pun terbilang cukup lama. Dari awal target sehari mendapat dua kresek namun kenyataannya sehari hanya mampu dibuat satu kresek mengingat kondisi beliau yang kadang – kadang merasa lelah dan pusing. Porosan dibuat dan dikumpulkan kemudian pemasarannya dibantu oleh anak – anak beliau. Satu kresek dijual dengan harga Rp 3.500. Setidaknya dengan kegiatan ini, Ibu Ketut Senti mampu mengahasilkan uang tanpa harus mengandalkan uang dari anak – anak beliau.

3.1.3 Pemberian Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Sembako

Pemberian tanaman obat keluarga diserahkan kepada anak beliau yaitu Made Parmita Yasa pada pukul 10.00 Wita di rumah Ibu Ketut Senti. Tanaman obat yang diberikan adalah tanaman kayu putih. Tanaman di tanam di pekarangan rumah bagian depan kemudian disiram dengan air. Setelah pemberian tanaman lalu diberikan penjelasan mengenai tanaman kayu putih dan khasiatnya untuk meredakan berbagai penyakit, salah satunya adalah untuk memberikan rasa hangat pada tubuh. Kendala yang dirasakan adalah kurangnya pengetahuan untuk mengolah tanaman obat agar mampu digunakan sebagai salah satu pengobatan herbal

3.1.4 Pemberian Pelajaran Tambahan untuk Anggota Keluarga Yang Sedang Bersekolah

Pelajaran tambahan diberikan 2 kali seminggu dan juga isidental ketika anak – anak ingin membahas pelajaran ataupun PR yang diberikan. Pelajaran diberikan selama 1 jam dan memberikan mereka latihan untuk memantapkan pelajaran yang sudah diberikan. Dengan adanya pelajar tambahan ini, cucu Ibu Ketut Senti merasa


(20)

terbantu untuk memecahkan soal – soal yang diberikan dari sekolah. Namun tidak semua cucu beliau mau untuk mengikuti pelajaran tambahan karena da beberapa yang merasa lebih baik bermain dibandingkan untuk belajar. Selain itu tingkat pengetahuan yang masih rendah sehingga pendamping harus menjelaskan secara mendetail dari awal.


(21)

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

1. KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program KK Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi

2. Keluarga Dampingan tersebut adal Ibu Ketut Senti yang berusia 76 tahun. Masalah yang beliau alami adalah kesehatan dan ekonomi. Beliau tidak memiliki pekerjaan karena tidak mampu berjalan setelah mengalami kecelakaan.

3. Terdapat beberapa kendala seperti susahnya mencocokkan waktu dengan keluarga dampingan dan ada program yang belum selesai dilakukan

5.2 Rekomendasi 1. Bagi Pemerintah

Rekomendasi kepada Pemerintah daerah agar senantiasa memperbaharui data tentang keluarga miskin dan membuat lebih banyak program pemberdayaan masyaraka menengah ke bawah yang bertempat tinggal di daerah pedesaan.

2. Bagi Universitas Udayana

Program pendampingan keluarga ini selayaknya terus dilanjutkan di KKN PPM periode berikutnya hanya saja mekanisme pendampingan keluarga harus diperjelas. Begitupula dengan pemenuhan jam pendampingan keluarga yang sebaiknya dikurangi sehingga tidak berbenturan dengan pelaksanaan program pokok dan program bantu.


(22)

Masyarakat diharapkan lebih peka terhadap lingkungan sekitar terutama untuk membantu keluarga pra-sejahtera menangani masalah mereka dan ikut membantu program pemerintah untuk mengurangi jumlah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat. Bukit Jimbaran.


(24)

Lampiran

Gambar 1. Kunjungan pertama kali ke rumah Ibu Ketut Senti

Gambar 2. Pemeriksaan tekanan darah Ibu Ketut Senti


(25)

Gambar 3. Memberikan pelajaran tambahan kepada cucu Ibu Ketut Senti

Gambar 4. Penyerahan TOGA kepada Ibu Ketut Senti


(1)

terbantu untuk memecahkan soal – soal yang diberikan dari sekolah. Namun tidak semua cucu beliau mau untuk mengikuti pelajaran tambahan karena da beberapa yang merasa lebih baik bermain dibandingkan untuk belajar. Selain itu tingkat pengetahuan yang masih rendah sehingga pendamping harus menjelaskan secara mendetail dari awal.


(2)

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

1. KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program KK Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi

2. Keluarga Dampingan tersebut adal Ibu Ketut Senti yang berusia 76 tahun. Masalah yang beliau alami adalah kesehatan dan ekonomi. Beliau tidak memiliki pekerjaan karena tidak mampu berjalan setelah mengalami kecelakaan.

3. Terdapat beberapa kendala seperti susahnya mencocokkan waktu dengan keluarga dampingan dan ada program yang belum selesai dilakukan

5.2 Rekomendasi 1. Bagi Pemerintah

Rekomendasi kepada Pemerintah daerah agar senantiasa memperbaharui data tentang keluarga miskin dan membuat lebih banyak program pemberdayaan masyaraka menengah ke bawah yang bertempat tinggal di daerah pedesaan.

2. Bagi Universitas Udayana


(3)

Masyarakat diharapkan lebih peka terhadap lingkungan sekitar terutama untuk membantu keluarga pra-sejahtera menangani masalah mereka dan ikut membantu program pemerintah untuk mengurangi jumlah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat. Bukit Jimbaran.


(5)

Lampiran

Gambar 1. Kunjungan pertama kali ke rumah Ibu Ketut Senti

Gambar 2. Pemeriksaan tekanan darah Ibu Ketut Senti


(6)

Gambar 3. Memberikan pelajaran tambahan kepada cucu Ibu Ketut Senti

Gambar 4. Penyerahan TOGA kepada Ibu Ketut Senti