TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR
17 Mekanisme
ekstraksi padat-cair adalah zat terlarut yang
akan dilarutkan tersebar merata pada campuran padatan. Zat terlarut yang dipermukaan akan larut ke dalam pelarut lebih
dahulu, akibatnya sisa campuran padatan akan berpori - pori selanjutnya pelarut harus menembus lapisan – lapisan larutan
dipermukaan campuran padatan untuk mencapai zat terlarut yang akan dibawahnya akibatnya kecepatan ekstraksi menurun dengan
tajam karena sulitnya lapisan larutan tesebut ditembus. Efisiensi proses ekstraksi terutama tergantung pada kontak
yang baik antara pelarut solvent dan campuran padatan yang dapat larut solut dalam pelarut.
Proses ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan aliran yang berlawanan arah antara pelarut dan campuran padatan
solit sehingga menaikkan intensitas dan kesempatan kontak antara ke dua fase pelarut dan campuran padatan.
2. Ekstraksi liquid - liquid
Adalah pemisahan zat terlarut solut dari campuran cairan dengan menggunakan pelarut solvent yang hanya dapat
melarutkan konstituen yang dapat larut dalam pelarut sehingga terbentuk dua fase laruran yang tidak saling melarutkan
membentuk campuran heterogen. Konstituen yang akan dipisahkan terdistribusi di campuran
cairan dan di cairan pelarut selagi masih terjadi kontak keduanya. Pemisahan konstituen dalam campuran cairan berdasarkan
perbedaan daya larutnya kelarutannya dalam cairan pelarut, berarti sifat keduanya harus diketahui terlebih dahulu. Proses
ekstraksi liquid – liquid biasanya digunakan untuk memisahkan suatu feed yang tediri dari solute A yang dapat larut dan diluent
B yang tidak dapat larut, dengan melarutkannya ke dalam solvent S atau C. larutan hasil ekstraksi yang banyak mengandung
solvent dan sedikit feed disebut larutan ekstrak. Larutan hasil
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR
18 ekstraksi yang banyak mengandung feed dan sedikit solvent
disebut larutan raffinat. McCabe dkk,1993
II.2. LANDASAN TEORI II.2.1. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRAKSI
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel yang kecil akan memperbesar luas permukaan kontak antara partikel padatan dengan cairan pelarut akibatnya akan
memperbesar rate transfer antara material dan memperkecil jarak difusi. Tetapi partikel yang sangat halus akan membuat tidak efektif bila
sirkulasi proses tidak dijelaskan disamping itu juga akan mempersulit aliran solid residu. Jadi harus ada range tertentu untuk ukuran partikel
agar tiap partikel mempunyai waktu ekstraksi yang sama dan juga tidak menggumpal dan menyulitkan alirandrainage.
2. Pelarut solvent
Pelarut harus dipilih yang cukup baik untuk pemisahan campuran padatan yang hanya dapat melarutkan solute dengan baik dan
viskositasnya rendah agar lebih mudah tersikulasi didalam proses. Umumnya pada awal ekstraksi pada keadaan murni tapi setelah
beberapa lama kosentrasi selalu didalam pelarut akan bertambah besar akibatnya rate ekstraksinya akan menurun, yang pertama oleh karena
gradient kosentrasi berkurang dan yang kedua oleh karena larutan bertambah pekat.
3. Suhu operasi
Umumnya kelarutan suatu solute zat pelarut yang diekstraksi akan bertambah dengan bertambahnya tinggi suhu dan juga menambah
besar difusi jadi secara keseluruhan akan menambah kecepatan ekstraksi namun demikian harus diperhatikan apakah dengan suhu
tinggi tidak merusak material yang diproses. Pelarut Volatile kurang baik pada suhu tinggi karena volume pelarut berkurang selama proses
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR
19 ekstraksi, walaupun dipasang pendingin tegak sebab kelaruan solute
dalam solvent sudah tertentu pada pherry hand book. 4.Pengadukan
Pengadukan yang makin kuat maka difusi akan meningkat dan tahanan perpindahan massa pada permukaan partikel selama proses
leaching berlangsung maka berkurang. Dengan pengadukan perpindahan zat terlarut dari permukaan partikel kedalam pelarut
bertambah cepat. Dengan pengadukan akan mencegah terjadinya pengendapan.McCabe dkk,1993
II.2.2 Sifat – sifat Air
- Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
- Berbentuk liquid.
- Merupakan pelarut yang baik.
- Mempunyai titik didih 100
o
C. -
Mempunyai titik beku 0
o
C. -
Densitas air 62,4 lbm cuft.
- Tekanan uap 100
o
C adalah 760 mmHg.
- Panas laten pembentukan 80 calgram.
- Panas laten kondensasi 540 calgram.
Gessner G.Hawley,1981
II.3. HIPOTESIS
Adanya kandungan Ca, P, dan K pada batang pohon pisang maka batang pohon pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif
pembuatan pupuk cair yang dipengaruhi oleh volume pelarut dan waktu pengadukan.