commit to user 34
6. Proses produksi
Karena CV Solo Ethnic Furniture adalah perusahaan manufacture, maka kegiatan perusahaan berkaitan dengan suatu proses produksi yang
berupa hasil meubel. Sehingga untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan, maka perusahaan harus fokus dari sejak proses produksi itu
dimulai. Berikut adalah langkah-langkah produksi :
Gambar 3.2 Bagan Proses Produksi
Sumber : CV Solo Ethnic Furniture Pengeringan Kayu
Pemotongan
Pembentukan
Perakitan
Pengamplasan I
Pelamiran
Pengamplasan II
Finishing
commit to user 35
Berikut ini tahap-tahap dari proses produksi CV Solo Ethnic Furniture, yaitu :
a. Pencarian bahan baku Pencarian bahan baku di dasarkan pada jenis kayu, tingkat
kekeringan dan kualitasnya. Bahan baku yang digunakan adalah kayu jati. Untuk pembelian bahan baku perusahaan memperolehnya
dengan cara : 1 Dipasok dari pelanggan.
2 Mencari bahan baku sendiri. b. Proses pengolahan
Setelah proses pencarian bahan baku selesai, proses selanjutnya yaitu pengolahan komoditi furniture. Adapun tahap-
tahap pengolahannya, yaitu : 1 Pemotongan kayu
Setelah diperoleh bahan baku yang bagus, maka dilakukan penggergajian atau pemotongan kayu sesuai dengan ukuran
yang dibutuhkan. Pada proses ini CV Solo Ethnic Furniture menggunakan gergaji mesin sehingga dapat dengan mudah dan
lebih cepat dalam pengerjaannya. 2 Pengeringan kayu
Merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan secara efisien karena merupakan proses dalam menentukan
commit to user 36
kekeringan kayu, jika pengeringan kayu tidak baik dapat merusak setiap kayu. Tujuan dari pengeringan kayu adalah :
a Untuk memperkecil kadar air. b Agar ukuran dan bentuknya tidak dapat berubah.
c Untuk mencegah serangan terhadap kayu oleh jamur dan serangga-serangga perusak kayu.
3 Pembentukan Pembentukan potongan-potongan tepi kayu yang sesuai
dengan pesanan importir. 4 Perakitan
Penyatuan elemen-elemen atau bagian-bagian bentuk yang telah dipres sehingga membentuk kerangka sebuah furniture.
5 Pengamplasan I Pengamplasan dilakukan setelah perakitan selesai kalau
perlu furniture yang sudah dirakit tersebut dicopot kembali sehingga permukaan-permukaan yang belum terjangkau untuk
dihaluskan dapat dijangkau agar lebih mudah pengamplasannya. 6 Pelamiran
Dilakukan setelah pengamplasan I, bertujuan agar pori- pori kayu dapat tertutup. Pada proses ini menggunakan wood
filler.
commit to user 37
7 Pengamplasan II Digunakan untuk menghaluskan kembali wood filler yang
menutupi pori-pori agar furniture terlihat lebih halus lagi. Pengamplasan II dilakukan setelah model atau elemen-elemen
furniture dirakit kembali. 8 Finishing
Untuk melindungi furniture dari cahaya matahari, bahan- bahan kimia dan agar terhidar dari serangan air maka setelah
furniture halus dan rata maka dilakukan proses finishing. Proses finishing
dapat menggunakan
melamin untuk
lebih menampakkan kualitas-kualitasnya dan untuk melindungi
terhadap panas, cahaya matahari dan gangguan lainnya.
7. Pemasaran produk