12
perlu kontrol dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jika belajar dari pengalaman sebelumnya ketika diberlakukan otonomi daerah banyak menimbulkan
problematika yaitu penyanggunaan kewenangan dan anggaran. Semoga kondisi ini tidak terjadi dalam perjalanan otonomi desa kedepannya karena tidak hanya berbicara
tentang output kebijakan, program dan kinerja dari otonomi desa tetapi harus berbicara tentang dampak outcomes yaitu memberdayakan dan menyejahterakan
masyarakat desa. Pembangunan berbasis potensi desa merupakan tanggung jawab pemerintahan
desa nantinya dan tentunya perlu dukungan pemerintah pusat serta pemerintah daerah. Potensi desa yang relevan dalam mendukung menciptakan kemandirian dan
rencana strategis nasional adalah sektor pertanian. Sektor pertanian seperti yang telah dibahas sebelumnya menjadi satu saju sektor unggulan dalam menciptakan
kemandirian pangan atau lebih dikenal dengan istilah swasembada pangan. Sektor pertanian harusnya menjadi roda penggerak utama pembangunan di Indonesia.
Eksploitasi sumber daya alam lebih diperhatikan pemerintah dengan nilai investasi yang tinggi tetapi yang diperoleh bangsa ini tidak seberapa dibandingkan dengan
hasil yang dibawa oleh para investor. Pertanian yang merupakan sektor padat karya yang mampu banyak menyerap tenaga kerja harus dioptimalkan bukannya lahan-
lahan pertanian dialih fungsi atau dijual ke swasta. Maka berikut ini merupakan tantangan yang dihadapi terkait pembngunan sektor pertanian berbasis pedesaan
berdasarkan data yang adalah sebagai berikut:
1. Kemiskinan yang menjerat petani
Nasib para petani saat ini terjerat dalam kemiskinan, dengan kebijakan pro pasar neoliberalisme dan pro kepada perusahaan transnasional. Secara umum kemiskinan
dapat dibagi menjadi dua berdasar wilayah yaitu kemiskinan perkotaan dan kemiskinan pedesaan. Penduduk miskin perdesaan lebih besar dari perkotaan, hal
tersebut berdasarkan data dari tabel dibawah ini:
Tabel II
13
Jumlah penduduk miskin di kota dan desa Tahun
Jumlah penduduk miskin juta orang
Kota Desa
Kota+desa 2010
11,1 19,93
31,02 2011 maret
11,05 18,97
30,02 2012 maret
10,65 18,49
29,13 2013 maret
10,33 17,74
28,07
Sumber: BPS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa desa masih banyak terdapat penduduk miskin walaupun dari tahun ke tahun cenderung menurun. Kondisi ini pasti
dipengaruhi banyak faktor dan kondisi di masing-masing daerah tetapi hal ini menjadi masalah nasional. Maka diharapkan melalui otonomi desa mampu menjawab
tantangan dan tuntutan tersebut. Jumlah pekerja disektor pertanian lebih banyak dibandingkan sektor lainnya. Karena sektor pertanian adalah sektor padat karya yang
mampu menyerap banyak tenaga kerja, hal tersbeut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel III Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2008 –2010
dalam ribuan Lapangan kerja
utama 2008
2009 2010
Februari Agustus
Februari Agustus
Februari
Pertanian 42.689,64
41.331,71 43.029,49
41.661,84 42.825,81
Industri
12.440,14 12.549,38
12.615,44 12.839,80
13.052,52
Konstruksi
4.733,68 5.438,97
4.610,70 5.486,82
4.844,69
Perdagangan 20.684,04
21.221,74 21.836,77
21.947,82 22.212,89
Angkutan, pergudangan
dan komunikasi 6.013,95
6.179,50 5.947,67
6.117,99 5.817,68
14
Keuangan 1.440,04
1.459,99 1.484,60
1.486,60 1.639,75
Jasa kemasyarakatan
12.778,15 13.099,82
13.611,84 14.001,52
15.615,11
Lainnya 1.270,22
1.271,65 1.348,94
1.378,29 1.397,13
Total 102.049,86 102.552,75 104.485,44 104.870,66 107.405,57
Sumber:
Data strategis BPS.
Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa sektor pertanian menyerap banyak tenaga kerja yaitu hampir setengah dari total pekerja di Indonesia. Tetapi di segi
kesejahteraan yang menjadi permasalahan, karena jika tidak diatasi pertanian mulai ditinggalkan berdampak naiknya tingkat pengangguran. Selain mayoritas yang
bekerja di sektor pertanian adalah buruh tani karena semakin berkurangnya luas kepemilikan lahan pertanian.
2. Impor pangan