Mengacu pada perumusan masalah, maka ruang lingkup permasalahan dibatasi pada perancangan kriptografi merupakan
kriptografi simetris artinya kunci untuk enkripsi dan dekripsi sama dengan panjang 12 karakter, input yang digunakan berupa teks
berbasis pada ASCII American Standard Code for Information Interchange, dan rubik yang digunakan adalah kubus rubik 4×4×4.
2.2 Landasan Teori
Bagian ini menjelaskan beberapa landasan teoritis yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian.
2.2.1 Pengertian Kriptografi
Secara etimologi, kriptografi cryptography berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua suku kata, yaitu “cryptos” yang
artinya rahasia secret dan “graphein” artinya tulisan writing. Sehingga kriptografi dapat diartikan sebagai tulisan rahasia secret
writing. Kriptografi kadang diartikan sebagai ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan. Pengertian yang lain, kriptografi
merupakan ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperi kerahasiaan,
integritas data, otentikasi entitas dan otentikasi keaslian data [18]. Kriptografi tidak hanya berarti penyediaan keamanan
informasi, melainkan sebuah himpunan teknik-teknik. Penggunaan kata “seni” di dalam definisi di atas berasal dari fakta sejarah bahwa
pada masa-masa awal sejarah kriptografi, setiap orang mungkin
10
mempunyai cara yang unik untuk merahasiakan pesan. Cara-cara unik tersebut mungkin berbeda-beda pada setiap pelaku kriptografi
sehingga setiap cara menulis pesan rahasia pesan mempunyai nilai estetika tersendiri sehingga kriptografi berkembang menjadi sebuah
seni merahasiakan pesan [12]. Suatu proses penyandian yang melakukan perubahan sebuah
kode pesan dari yang bisa dimengerti atau plainteks menjadi sebuah
kode yang tidak bisa dimengerti atau cipherteks disebut enkripsi.
Sedangkan proses kebalikannya untuk mengubah cipherteks menjadi
plainteks disebut dekripsi. Gambar 2.1, memperlihatkan skema
enkripsi dan dekripsi.
Gambar 2.1 Skema Enkripsi dan Dekripsi [19]
Algoritma kriptografi disebut juga sebagai cipher yaitu aturan untuk enkripsi dan dekripsi, atau fungsi matematika yang digunakan
untuk enkripsi dan dekripsi. Beberapa cipher memerlukan algoritma yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi.
Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi anatra dua buah himpunan yaitu himpunan yang berisi
elemen-elemen plainteks dan himpunan berisi cipherteks. Proses enkripsi dan dekripsi merupakan fungsi yang memetakan elemen-
11
elemen antara kedua himpunan tersebut. Misalkan P menyatakan plainteks dan C menyatakan
cipherteks, maka fungsi enkripsi memetakan P ke C. EP = C
2.1 dan fungsi dekripsi memetakan D ke C,
DC = P 2.2 karena proses enkripsi kemudian dekripsi mengembalikan pesan ke
pesan asal, maka berlaku persamaan DEP = P
2.3
2.2.2 Rubik