cipherteks bc berbanding bilangan plainteks, yang secara umum diberikan pada Persamaan 2.4. Semakin besar rasio yang diperoleh
maka semakin tinggi tingkat keacakan yang dihasilkan.
Ac = bp - bcbp 2.4
2.3 Metode Penelitian
Bagian ini membahas tentang langkah-langkah tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan penelitian. Secara
lengkap tahapan penelitian diberikan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Tahapan Penelitian.
Penjelasan lengkap terkait dengan langkah-langkah tahapan
15
yang telah dan akan dilakukan beserta juga dengan hasil output yang sudahakan diperoleh diberikan pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Penjelasan Tahapan Penelitian
Tahapan Aktifitas
Output Tahap 1 Mengidentifikasi dan
merumuskan masalah melalui kajian pustaka yang
bersumber pada buku, jurnal yang relevan.
Menyusun kerangka teori terkait dengan masalah yang
telah dirumuskan. Rumusan permasalahan
yaitu bagaimana merancang algoritma
kriptografi berbasis pada Rubik.
Memperoleh suatu rancangan kerangka teori
yang telah disesuaikan dengan rubik.
Tahap 2 Kajian Pustaka Memperoleh pustaka, baik
dari buku, jurnal maupun narasumber yang
mengetahui tentang kriptografi berbasis rubik
Tahap 3 Observasi Proses Rubik Mengetahui cara kerja
kubus rubik 4×4×4. Tahap 4
Menghasilkan algoritma Menghasilkan kriptografi
Mengetahui kekuatan kriptografi yang telah
dirancang serta menghasilkan sebuah
sistem kriptografi yang telah memenuhi
aturan Stinson. Perancangan Algoritma
Perancangan Kriptografi Pengujian Kriptosistem
Gambar 2.4 Pengujian
Kriptosistem
16
Setiap langkah-langkah atau tahapan secara jelas telah ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tetapi yang menjadi catatan pada
Langkah 4 adalah pengujian sebuah sistem kriptografi berdasarkan aturan Stinson. Rancangan kriptografi berbasis pada rubik memiliki
begitu banyak proses yang perlu dilakukan, dalam hal ini ruang plainteks, ruang kunci, ruang cipherteks dan juga proses enkripsi
maupun dekripsi. Setelah algortima berhasil dirancang, maka selanjutnya perlu dilakukan pengujian 5-tuple untuk memenuhi
sebuah kriptosistem. Pengujian ini ditunjukkan pada Gambar 4. Rancangan kriptografi berbasis kubus rubik secara umum
ditunjukkan pada Gambar 3.5. Pada bagan tersebut dilengkapi dengan Proses A dan Proses B. Pada proses A dilakukan XOR antara blok bit
plainteks dan blok bit kunci. Sedangkan proses B dilakukan transposisi blok bit, setelah diperoleh hasil dari proses rubik. Pada
proses enkripsi memerlukan inputan n-plainteks dan kunci sebanyak 12 karakter apabila kunci kurang dari 12 karakter maka akan
ditambahkan karakter spasi atau 32 dalam ASCII. Sedangkan pada proses dekripsi, dilakukan sebaliknya dengan inputan n-cipherteks
dan juga kunci yang sama pada proses enkripsi.
Tahap 5 Penulisan Laporan Menghasilkan laporan
penelitian dalam bentuk jurnal.
17
Gambar 2.5 Proses Enkripsi dan Dekripsi
2.4 Hasil dan Pembahasan