commit to user
A. Pendahuluan
Kota sebagai wajah peradaban dunia dan arena lokomotif modernisasi terus mengalami perubahan dan terkonstruksi berbagai konsepsi baru. Kota
Surakarta sebagai salah satu potret kota tua di Indonesia turut mengalami perubahan baik fisik, sosial, ekonomi maupun kultural, perubahan-perubahan
tersebut tampak pada program pembangunan pemerintah Kota Surakarta dengan mendayagunakan potensi daerah melalui kebijakan otonomi daerah
atau desentralisasi seperti dengan pengelolaan kampung-kampung kotanya. Terjaganya beragam aktivitas kemasyarakatan dalam identitas kampung
tentunya tergantung atas kemampuan publik sendiri dalam menjaganya, identitas hanya dapat diberi makna bersama publiknya sehingga tak ada
identitas tanpa publik Dewanto, 1996: 90. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjaganya eksistensi aktivitas kemasyarakatan dalam identitas kampung
tergantung pada pemaknaan dari publik masyarakat itu sendiri. Identitas menjadi hal penting sebagai fungsi komunikasi serta menegaskan suatu ciri
khas tertentu agar dapat mengungkap keberadaan seseorangkelompok orang di tengah masyarakat. Carey menyatakan bahwa komunikasi menjadi pola dasar
untuk menarik orang lain agar turut serta dalam kebersamaan Liliweri, 2002: 4. Komunikasi pada akhirnya diartikan sebagai suatu proses, suatu aktivitas
simbolis, dan pertukaran makna antarmanusia. Salah satu wilayah di Surakarta yang masih menjaga kearifan lokal
dalam identitas kampungnya adalah Kampung Ngemplak Sutan di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Kampung Ngemplak Sutan
merupakan salah satu kampung baru yang ada di Kota Surakarta. Kampung ini tercatat dalam wilayah Kelurahan Mojosongo dengan tiga RT RT 01, RT 02,
dan RT 03 yang membentuk satu RW yaitu RW 37. Kampung Ngemplak Sutan menjadi salah satu wilayah baru sebagai pemukiman bagi warga
Surakarta akibat adanya relokasi pemukiman masyarakat di sekitar bantaran sungai. Relokasi tersebut sebagai upaya dari Pemerintah Kota Surakarta dalam
mengantisipasi bencana banjir yang dapat merugikan masyarakat di sekitar bantaran sungai.
commit to user Seiring berjalannya waktu, Kampung Ngemplak Sutan mulai bergerak
dan berkembang secara dinamis. Sebagai lingkungan pemukiman baru yang ada di Surakarta serta terbatasnya lahan yang dapat diberdayakan, kampung ini
mulai menata diri dan melengkapi berbagai fasilitas publik di dalamnya untuk dapat dimanfaatkan demi kepentingan warga. Para warga yang bermukim di
kampung ini teridentifikasi sebagai masyarakat kota karena kesehariannya bersinggungan dengan berbagai aktivitas sosial yang ada di Surakarta. Dengan
kata lain, pola pikir warga di Kampung Ngemplak Sutan mulai perlahan terkonsepsi
berbagai pemikiran
masyarakat kota
dengan berusaha
mengembangkan kampungnya seiring pergerakan masyarakat Kota Surakarta. Terdapat satu hal yang menarik untuk dicermati bahwa Kampung Ngemplak
Sutan mulai membangun identitas kampungnya sebagai salah satu ciri dari masyarakat kota. Identitas ini berfungsi sebagai media komunikasi serta ruang
yang dapat mengarahkan pergerakan kampung menuju ke arah yang lebih maju.
Identitas yang dideklarasikan oleh Kampung Ngemplak Sutan adalah sebagai Kampung Sayuran Sehat, di sisi lain identitas ini memang menjadi
satu-satunya identitas baru bagi suatu kampung kota yang ada di Surakarta. Identitas yang dibangun ini didasarkan pada sejarah kampung yang lekat
dengan ancaman banjir di Surakarta, sehingga mereka kemudian direlokasi dan berkumpul sebagai satu kesatuan masyarakat yang bermukim di Kampung
Ngemplak Sutan. Dengan alasan perhatian pada bidang kesehatan dan kegemaran warga bercocok tanam, menjadikan para warga mulai mendukung
gagasan dari Yayasan Rumah Zakat Surakarta yang menawarkan diri untuk bersama membangun identitas kampung sebagai Kampung Sayuran Sehat.
Kampung Sayuran Sehat yang ada di Kampung Ngemplak Sutan dijalankan dengan media polybag untuk sarana bercocok tanam yang dirasa lebih efisien
karena keterbatasan lahan dan sumber daya air di sekitar pemukiman warga. Dengan adanya identitas sebagai Kampung Sayuran Sehat di Kampung
Ngemplak Sutan, warga kemudian mulai dapat menjaga lingkungan pemukimannya dalam hal kebersihan, lebih lanjut para warga juga mulai dapat
commit to user mendayagunakan identitas ini untuk berbagai tujuan demi kesejahteraan
Kampung Ngemplak Sutan sendiri. Dari uraian di atas, dapat dicermati bahwa masyarakat kota pada
umumnya bergerak dan bertindak seiring kebergerakan kota dengan tanda rasionalitas modern yang berujung pada sikap konsumtif, namun hal ini tidak
terjadi pada Kampung Ngemplak Sutan. Berangkat sebagai Kampung Sayuran Sehat, Kampung Ngemplak Sutan berusaha menjaga kearifan lokal mereka
sendiri dalam hal bercocok tanam dan menjaga solidaritas warganya dalam mengelola kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Identitas tersebut juga
mampu didayagunakan sebagai tujuan hidup bersama yang mengarah pada pengembangan kampung untuk dapat meningkatkan tarah pemenuhan hidup
yang lebih baik. Dengan adanya identitas tersebut, warga mulai mampu menanam sayuran untuk dikonsumsi sendiri dan diperjual-belikan dengan cara
Sayuran Sehat, yakni memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi dan kambing dari para warga yang memilikinya.
Maka, menjadi menarik adanya kajian terkait pemanfaatan identitas kampung yang ada di Kampung Ngemplak Sutan sebagai gambaran dari
kondisi warga yang bermukim di wilayah perkotaan namun tetap berupaya menjaga kearifan lokal dalam hal bercocok tanam sayuran yang dikelola
secara Sayuran Sehat disertai semangat Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada lingkungan bermukim demi kemajuan dan kenyamanan di Kampung
Ngemplak Sutan. Untuk itu, penelitian ini berusaha menggambarkan Pemanfaatan Identitas Kampung Sayuran Sehat pada Pemukiman Warga di
Kampung Ngemplak Sutan, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta melalui kacamata Sosiologi dengan pendekatan fungsionalisme
struktural, penelitian ini berfokus pada bagaimanakah Pembangunan Identitas Kampung Sayuran Sehat di Ngemplak Sutan Kota Surakarta?
B. Metode Penelitian