LANGKAH KEEMPAT LANGKAH POKOK

xxxix a. Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX yang diperoleh di SMPMTs. b. Prestasi UN yang diperoleh di SMPMTs c. Prestasi non akademik yang diperoleh dari SDMI sd SMPMTs. d. Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat pendaftaran pendataan. e. Data diteksi potensi peserta didik menggunakan tes peminatan yang dilaksanakan di SMPMTs atau di SMASMK. f. Rekomendasi Guru BKKonselor SMPMTs. Proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik yang difasilitasi oleh Guru BK atau Konselor tersebut yang meliputi pilihan dan penetapan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan pendalaman mata pelajaran benar-benar sesuai dengan potensi diri peserta didik, sehingga terjadi “ the right man on the right place ”. Hasil proses pemilihanpenatapan peminatan tersebut, akan menunjang kelancaran dan keberhasilan dalam belajar, dan pengembangan karir lebih lanjut. Di samping itu juga akan menunjang perkembangan peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sehingga dapat mencapai perkembangan yang optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi dan daya saing tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapi.

D. LANGKAH KEEMPAT

: Penyesuaian Langkah ketiga di atas yang berlangsung secara intensif di SLTP diharapkan dapat menghasilkan pilihan yang tepat bagi xl peserta didik dan orang lain yang berkepentingan terutama orang tua, atau pilihan yang tepat bagi peserta didik tetapi tidak disetujui oleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi maka perlu dilakukan peninjauan kembali atau langkah penyesuaian melalui layanan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan baik terhadap peserta didik danataupun orang tuanya. Arah penyesuaian yang dimaksud pada garis besarnya adalah sebagai berikut : 1. Apabila pilihan tepat tetapi pada satuan pendidikan yang sedang atau akan diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka peserta didik yang bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di satuan pendidikan lain. 2. Apabila pilihan tepat , tetapi orang tua tidak menyetujuinya, maka perlu dilakukan konseling perorangan dengan peserta didik yang bersangkutan dan juga dengan orang tuanya untuk mensinkronisasikan keinginan anak dan orang tuanya itu. 3. Apabila pilihan tepat dan fasilitas pada satuan pendidikan tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan terhadap peserta didik dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari bantuan atau beapeserta didik. 4. Apabila pilihan tidak tepat , maka peserta didik yang bersangkutan perlu mengganti pilihan lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan pihak-pihak yang berkepntingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling perorangan dan layanan lain serta kegiatan pendukung yang relevan bagi peserta didik yang bersangkutan. 5. Apabila pilihan semula dianggap tepat dan mendapatkan tempat untuk mewujudkannya di sekolahmadrasah, tetapi kemudian pilihan itu berubah ke pilihan lain, maka perlu dilakukan konseling perorangan untuk menentukan pilihan yang lebih xli dimungkinkan keberhasilannya dengan berbagai risiko yang perlu dihadapi. Demikian, langkah keempat yaitu upaya penyesuian dilaksanakan seoptimal mungkin demi kesuksesan pilihan atau penempatan peminatan peserta didik. Langkah keempat ini dilakukan baik ketika peserta didik masih berada di SLTP, menjelang masuk ke SLTA, maupun ketika mereka sudah berada di SLTA.

E. LANGKAH KELIMA