Analisis Sosial Ekonomi Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) di PT. Arfak Indra Papua Barat

ANALISIS SOSIAL EKONOMI KEGIATAN PEMBINAAN
MASYARAKAT DESA HUTAN (PMDH) DI PT. ARFAK
INDRA PAPUA BARAT

DENNIS RENDY TOGI MANURUNG

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Sosial
Ekonomi Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) di PT. Arfak
Indra Papua Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September2013

Dennis Rendy Togi Manurung
NIM E14090066

ABSTRAK
DENNIS RENDY TOGI MANURUNG. E14090066. Analisis Sosial Ekonomi
Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) di PT. Arfak Indra, Papua
Barat. Dibawah bimbingan DODIK RIDHO NURROCHMAT

Perusahaan sebagai salah satu pelaku dalam pembangunan ekonomi, sudah
selayaknya tidak hanya bertujuan memperoleh keuntungan finansial, namun juga
perlu berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Melalui
Keputusan Mentri No. 523/Kpts-II/1997 mewajibkan kepada pemegang IUPHHK
untuk lebih peduli terhadap upaya-upaya pembinaan masyarakat tradisional yang
berada di dalam dan di sekitar areal kerja IUPHHK dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan, yang dikenal dengan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)
PT. Arfak Indra merupakan salah satu perusahaan IUPHHK-HA yang telah

melaksanakan PMDH. Keberhasilan suatu program (PMDH) tidak hanya dinilai
dari target hasil yang dicapai, tetapi lebih penting adalah dampak sosial
ekonominya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis sosial ekonomi kegiatan
PMDH masyarakat sekitar PT. Arfak Indra.Tujuan dari penelitian ini adalah
mengkaji kondisi sosial ekonomi masyarakat, menganalisis persepsi masyarakat,
menganalisis dampak kegiatan PMDH. Tahapan penelitian ini terdiri dari
pengumpulan data, pemilihan responden, pengolahan dan analisis data.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan PMDH berpengaruh positif
dan bermanfaat bagi masyarakat dalam hal meningkatkan sarana dan prasarana,
menjaga kelestarian hutan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,
menambah keterampilan dan ilmu pengetahuan dan bantuan sosial lainnya seperti
bahan bakar, pendanaan untuk membangun tempat ibadah serta membuka
lapangan kerja.
Kata kunci : Masyarakat, Persepsi, PMDH
ABSTRACT
DENNIS RENDY TOGI MANURUNG. E14090066. Socio-Economic Analysis
of Forest Village Community Development (PMDH) Activities at PT. Arfak Indra
West Papua. Guided by DODIK RIDHO NURROCHMAT
Company, as one of the actors in economic development, should not only to
obtain financial gain, but also need to contribute to society and the surrounding

environment, especially with regard to socio-economic conditions and local
culture, such as life-pattern and livelihood. Thorugh the Decision of Forestry
Minister No. 523/Kpts-II/1997, the government requires the holder of IUPHHK to
be more concerned with traditional community development efforts those are in
and around tHE work area IUPHHK in order to improve their welfare, and this
program is known as the Forest Village Community Development (PMDH). PT.
Arfak Indra is one of the IUPHHK-HA company- wihch has estblished PMDH
program. The success of the program (PMDH) is not only judged by the results of
achieved targets, but the more important thing is the socio-economic impact.

Therefore it is necessary to do socio-economic anlysis of PMDH activities at
surrounding communities of PT. Arfak Indra. The purpose of this study to assess
the socio-economic condition of the people, analyze people’s preceptions, and
analyze the impact of PMDH. Stage of this study consisted of data collection,
respondent selection, data processing and data analysis. Based on the survey
results revealed that the PMDH activities positively influence and benefit the
community in terms of improving infrastructure, keeping forest preservation,
generating society income and welfare, adding konwledge and skills, giving other
social assistance such as fuel and fund of building worship place and opening
employment.

Keywords : Community, Perception, PMDH

ANALISIS SOSIAL EKONOMI KEGIATAN PEMBINAAN
MASYARAKAT DESA HUTAN (PMDH)
DI PT. ARFAK INDRA, PAPUA BARAT

DENNIS RENDY TOGI MANURUNG

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


Judul Skripsi: Analisis Sosial Ekonomi Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa
Hutan (PMDH) di PT. Arfak Indra Papua Barat
: Dennis Rendy Togi Manurung
Nama
: E14090066
NIM

Oisetujui oleh

Dr lr Oodik Ridho Nurrochmat, MSc F.Trop
Pe mbimbing

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

2 4 SEP 2\l1f

Judul Skripsi : Analisis Sosial Ekonomi Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa
Hutan (PMDH) di PT. Arfak Indra Papua Barat

Nama
: Dennis Rendy Togi Manurung
NIM
: E14090066

Disetujui oleh

Dr Ir Dodik Ridho Nurrochmat, MSc F.Trop
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Didik Suharjito, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih

dalam penelitian ini ialah Analisis Sosial Ekonomi Kegiatan Pembinaan
Masyarakat Desa Hutan (PMDH) di PT. Arfak Indra, Papua Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Dodik Ridho Nurrochmat,
MSc.F.Trop selaku dosen pembimbing. Di samping itu, pengahargaan penulis
sampaikan kepada keluarga besar IUPHHK-HA PT. Arfak Indra atas dukungan
serta bimbingannya selama pelaksanaan penelitian. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada orang tua, keluarga, rekan-rekan Manajemen Hutan angkatan
46 serta pihak yang membantu dalam kegiatan penulisan skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013
Dennis Rendy Togi Manurung

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerangka Pemikiran

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis Data
Metode Pengumpulan Data
Metode Pemilihan Responden
Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Kesejahteraan Masyarakat
Potensi Desa
Persepsi Masyarakat terhadap PMDH Perusahaan
Analisis Masalah Konflik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


iii
iii
iii
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
4
7
7
10
11
12
17

19
19
19
20
21

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Skor pertanyaan pada persepsi kegiatan PMDH

Skor pertanyaan pada persepsi manfaat kegiatan PMDH
Skor pertanyaan pada persepsi konflik
Skor pertanyaan pada persepsi tentang keberadaan perusahaan
Kategori tingkat persepsi
Responden menurut kelompok umur
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Mata pencaharian responden
Sebaran tingkat pendapatan responden
Persepsi masyarakat desa kegiatan PMDH menurut obyek
Tingkat persepsi masyarakat desa terhadap kegiatan PMDH

4
5
5
5
6
7
8
8
9
13
14

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kerangka pemikiran
Grafik Perbandingan antara rataan pendapatan rumah tangga dengan
UMR
Grafik tingkat pendidikan
Trend pengaruh umur responden Desa Goras terhadap persepsi
PMDH
Trend pengaruh umur responden Desa Waremo terhadap persepsi
PMDH
Trend pengaruh pendidikan responden Desa Goras terhadap persepsi
PMDH
Trend pengaruh pendidikan responden Desa Goras terhadap persepsi
PMDH
Trend pengaruh mata pencaharian responden Desa Goras terhadap
persepsi PMDH
Trend pengaruh mata pencaharian responden Desa Waremo terhadap
persepsi PMDH
Trend pengaruh pendapatan responden Desa Goras terhadap persepsi
PMDH
Trend pengaruh pendapatan responden Desa Waremo terhadap
persepsi PMDH
Tanda bukti kompensasi hak ulayat
Palang berupa kayu melintang
Palang berupa janur

2
10
11
14
14
15
15
15
15
16
16
18
18
18

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Karekteristik responden di Desa Goras dan Desa Waremo

21

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (Pasal
1, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan). Menurut Suharjito
(1998) diacu dalam Budiarti (2011), kepemilikan sumberdaya alam hutan
memiliki status public property. Sesuai dengan UUD 1945 bahwa bumi, air dan
kekayaan yang terkandung di dalamnya adalah rahmat Tuhan dan dikuasai oleh
negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Perusahaan sebagai salah satu aktor pembangunan ekonomi nasional, sudah
selayaknya tidak hanya bertujuan memperoleh keuntungan finansial, namun juga
perlu berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta lingkungan
di sekitarnya. Perencanaan pembangunan masyarakat sekitar hutan seringkali
dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan kompleks. Masyarakat di dalam
dan sekitar hutan pada umumnya masih merupakan masyarakat tradisional
sehingga dalam merencanakan program pembangunan untuk masyarakat
diperlukan pemahaman secara seksama dan mendalam mengenai kondisi
masyarakat tersebut. Hal itu terutama menyangkut kondisi sosial ekonomi dan
budaya setempat, termasuk pola kehidupan dan mata pencahariannya.
Bentuk keterbatasan sosial yang pada umumnya sering melekat pada
masyarakat di dalam dan sekitar hutan seperti tingkat pendidikan mereka yang
masih tergolong rendah, tingkat kesehatan yang belum memadai, serta minimnya
sarana dan prasarana, sering menjadi penyebab utama sulit terjadinya peningkatan
taraf kesejahteraan masyarakat desa yang berada di dalam atau sekitar hutan.
Memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di dalam
dan sekitar areal kerja IUPHHK, dan kemampuan yang dimiliki pemegang
IUPHHK, pemerintah melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 523/KptsII/1997 telah mewajibkan kepada pemegang IUPHHK untuk lebih peduli terhadap
upaya-upaya pembinaan masyarakat tradisional yang berada di dalam dan di
sekitar areal kerja IUPHHK dalam rangka meningkatkan kesejahteraan,
kebijaksanaan ini dikenal dengan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH).
Sampai saat ini, para pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan KayuHutan Alam (IUPHHK-HA) atau yang sering disebut HPH telah melakukan upaya
pembinaan masyarakat di dalam dan sekitar areal kerjanya seperti bentuk-bentuk
penyediaan sarana prasarana umum, perlindungan dan rehabilitasi hutan, sosial
budaya, pengembangan ekonomi dan pertanian menetap, serta sumber daya hutan
dan lingkungan. Namun demikian kegiatan pembinaan masyarakat tersebut masih
belum terprogram, terarah serta terlaksana secara memadai sehingga perlu
dilakukan evaluasi dan upaya-upaya pengembangan kegiatan PMDH.
PT. Arfak Indra merupakan salah satu perusahaan IUPHHK-HA yang telah
melaksanakan PMDH. Keberhasilan suatu program (PMDH) tidak hanya dinilai
dari target hasil yang dicapai, tetapi lebih penting adalah dampak sosial
ekonominya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis sosial ekonomi kegiatan
PMDH masyarakat sekitar PT. Arfak Indra.

2
Kerangka Pemikiran
Kehidupan masyarakat di sekitar hutan sangat tergantung dengan potensi
sumberdaya alam dan lingkungan biofisik baik di dalam maupun di luar kawasan.
Untuk menyikapi hal tersebut pemerintah mewajibkan setiap pemegang IUPHHKHA untuk melaksanakan kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)
yang bertujuan untuk membantu mewujudkan terciptanya masyarakat desa hutan
yang mandiri, sejahtera, dan sadar lingkungan, terutama masyarakat yang berada
di dalam hutan dan sekitarnya. Kegiatan PMDH yang dilakukan oleh suatu
perusahaan akan berdampak pada perusahaan itu sendiri dan pada masyarakat
yang tinggal di sekitar perusahaan. Dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat
diantaranya adalah persepsi tentang keberadaan perusahaan serta kegiatan PMDH
dan peningkatan kesejahteraan.

IUPHHK-HA PT. Arfak Indra

PMDH

Desa Goras

Desa Waremo

Dampak Kegiatan PMDH

Sosial Ekonomi

Persepsi

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Tujuan Penelitian

1.
2.
3.

Tujuan penelitian ini adalah :
Mengkaji kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar PT. Arfak Indra.
Menganalisis persepsi masyarakat terhadap kegiatan PMDH PT. Arfak Indra.
Menganalisis dampak sosial ekonomi kegiatan PMDH PT. Arfak Indra.

3
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang pelaksanaan kegiatan PMDH di PT. Arfak
Indra.
2. Memberikan masukan terhadap perusahaan PT. Arfak Indra yang berguna
untuk memperbaiki pelaksanaan kegiatan PMDH di PT. Arfak Indra di masa
yang akan datang.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK-HA PT. Arfak Indra di Kabupaten
Fakfak, pada bulan April - Mei 2013. Desa yang menjadi obyek penelitian ini
adalah Desa Goras dan Desa Waremo, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak. Kedua
desa tersebut dipilih karena merupakan desa binaan PT. Arfak Indra.
Jenis Data

1.

2.

Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari :
Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam kepada
pihak perusahaan dan masyarakat sekitar yang berada di wilayah kerja
IUPHHK-HA PT. Arfak Indra. Kuesioner berisikan sejumlah pertanyaan
yang berkaitan dengan kegiatan PMDH perusahaan.
Data sekunder diperoleh dengan pengumpulan melalui studi pustaka dari
berbagai literatur, dokumen-dokumen perusahaan serta data dari instansiinstansi yang terkait dengan penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam
kepada pihak perusahaan dan masyarakat sekitar yang berada dalam wilayah kerja
IUPHHK-HA PT. Arfak Indra. Kuesioner berisikan sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan kegiatan PMDH.
Metode Pemilihan Responden
Responden terdiri dari masyarakat yang ikut dalam kegiatan PMDH yang
diadakan oleh PT. Arfak Indra dan key person. Key person adalah pihak PT. Arfak
Indra sebagai perusahaan yang menjalankan PMDH dan juga pihak-pihak lain
yang terkait seperti tokoh masyarakat, aparat desa dll. Jumlah masyarakat yang
diambil sebagai responden sebanyak 40 orang, 20 responden berasal dari Desa
Goras dan 20 responden berasal dari Desa Waremo. Key person yang
diwawancarai merupakan Kepala Kelola Sosial PT. Arfak Indra.

4
Pemilihan responden dilakukan dengan metode purposive sampling, yakni
dengan memilih masyarakat yang berada disekitar wilayah kerja PT. Arfak Indra
yang merasakan kegiatan PMDH perusahaan sebagai sample. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan agar responden dapat merepresentasikan keadaan
masyarakat yang merasakan kegiatan PMDH perusahaan secara keseluruhan.
Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif dan deskriptif
kualitatif. Data primer dan data sekunder diolah menggunakan tiga tahapan
analisis, yaitu: reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Sitorus 1998).
Berdasarkan pendeskripsian dan hubungan antar variabel yang ada dilapangan,
dilakukan analisis terhadap 1) Kondisi sosial ekonomi masyarakat secara umum di
dalam dan sekitar kawasan perusahaan, 2) Persepsi masyarakat desa terhadap
perusahaan, 3) Dampak keberadaan perusahaan terhadap lingkungan, dan sosial
ekonomi masyarakat.
Karakteristik responden
Karakteristik responden mendeskripsikan ciri-ciri dan kondisi sosial
ekonomi responden pada daerah contoh yang kemudian dibagi menjadi umur,
tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan pendapatan. Pengolahan data dilakukan
dengan statistika dasar yang kemudian dideskripsikan.
Tingkat persepsi masyarakat
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert
merupakan skala yang banyak digunakan untuk pengukuran sikap maupun
persepsi. Persepsi masyarakat diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan
dalam kuesioner dengan menggunakan skala likert. Skor pertanyaan pada persepsi
kegiatan PMDH disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Skor pertanyaan pada persepsi kegiatan PMDH
No
Kategori
Skor
1
Mengetahui 1-2 jenis kegiatan
1
2
Mengetahui 3-5 jenis kegiatan
2
3
Mengetahui 6-9 jenis kegiatan
3
Keterangan jenis kegiatan:
1. Bantuan Dana
2. Bantuan Transportasi
3. Pengurus Marga
4. Bantuan pembuatan tempat ibadah
5. Olahraga dan kesenian
6. Kelembagaan/ Adat
7. Beasiswa
8. Kompensasi Hak Ulayat
9. Pemanfaatan tenaga kerja

5
Persepsi masyarakat terhadap manfaat kegiatan PMDH diukur berdasarkan
jumlah skor dari pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan skala
likert.Skor pertanyaan pada persepsi manfaat kegiatan PMDH disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Skor pertanyaan pada persepsi manfaat
kegiatan PMDH
No
Kategori
Skor
1
Tidak bermanfaat
1
2
Ragu-ragu
2
3
Bermanfaat
3
Persepsi masyarakat terhadap konflik yang terjadi dengan perusahaan diukur
berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan
skala likert. Skor pertanyaan pada persepsi konflik disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Skor pertanyaan pada persepsi konflik
No
Kategori
Skor
1
Sering
1
2
Pernah
2
3
Tidak Pernah
3
Persepsi masyarakat terhadap keberadaan perusahaan diukur berdasarkan
jumlah skor dari pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan skala likert.
Skorpertanyaan pada persepsi tentang keberadaan perusahaan disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4 Skor pertanyaan pada persepsi tentang
keberadaan perusahaan
No
Kategori
Skor
1
Tidak Tahu
1
2
Cukup Tahu
2
3
Tahu
3
Data yang didapatkan dilakukan editing, untuk mengecek kelengkapan
pengisian kuesioner, setelah itu dilakukan coding di buku kode untuk
mempermudah pengolahan data, sistem scoring dibuat konsisten yaitu semakin
tinggi skor semakin tinggi kategorinya. Setelah dijumlahkan dan selanjutnya akan
dikategorikan dengan menggunakan teknik scoring secara normatif yang
dikategorikan berdasarkan interval kelas (Slamet 1993) sebagai berikut:
n=



Keterangan :
n
= batas selang
Max = nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor
Min = nilai minimum yang diperoleh dari jumlah skor
∑k
= Jumlah kategori

6
Berdasarkan hasil perhitungan nilai selang interval menggunakan teknik
scoring secara normatif untuk mengukur tingkat persepsi masyarakat terhadap
kegiatan PMDH menjadi 5 kelas, diketahui nilai selang (n) sebesar 0.4 sehingga
dapat diketahui batas interval nilai tanggapan masyarakat terhadap kegiatan
PMDH seperti tertera pada Tabel 5.
Data untuk mengetahui informasi persepsi terdiri dari:
 Persepsi responden terhadap kegiatan PMDH (Tabel 1)
 Persepsi responden terhadap manfaat kegaitan PMDH (Tabel 2)
 Persepsi responden terhadap konflik (Tabel 3)
 Persepsi responden terhadap keberadaan perusahaan (Tabel 4)
Untuk mengetahui tingkat persepsi responden terhadap kegiatan PMDH,
manfaat kegiatan PMDH, konflik, dan keberadaan perusahaan dilakukan
perhitungan sebagai berikut:

X=







Tabel 5 Kategori tingkat persepsi
Kelas
1
2
3
4
5

Interval nilai tanggapan
X= 2.6 - 3.0
X= 2.2 - 2.6
X= 1.8 - 2.2
X= 1.4 - 1.8
X= 1.0 - 1.4

Tingkat persepsi
Sangat Baik
Baik
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

Selain itu dilakukan analisis pengaruh karakteristik responden terhadap
persepsi responden. Analisis hubungan karakteristik terhadap persepsi digunakan
untuk mengetahui trend pengaruh karakteristik responden terhadap persepsi pada
perusahaan. Analisis hubungan ini dilakukan dengan menggunakan Ms.Excel.
Dampak kegiatan PMDH perusahaan
Keberhasilan sebuah program akan terlihat jika dinilai dari dua pihak, yakni
dari pihak penyelenggara program dan dari pihak yang menerima program.
Dampak bagi masyarakat adalah efek yang terjadi pada masyarakat dalam hal
sosial ekonomi setelah dilaksanakan PMDH oleh perusahaan. Sedangkan dampak
pada perusahaan adalah efek balik yang diberikan masyarakat setelah
dilaksanakannya program dari perusahaan.
Variabel dampak yang ingin diketahui diantaranya adalah :
1.
Penambahan sarana prasarana umum di lingkungan masyarakat
2.
Peningkatan ekonomi masyarakat
3.
Citra positif masyarakat terhadap perusahaan

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat
pendidikan, mata pencaharian, dan pendapatan. Jumlah responden yang terpilih
sebanyak 20 responden Desa Goras dan 20 responden Desa Waremo, sehingga
jumlah keseluruhan responden sebanyak 40 responden.
Umur Responden
Umur merupakan salah satu karakteristik individu yang mempengaruhi
fungsi biologis, psikologis dan sosiologis. Umur dari masyarakat sekitar PT.
Arfak Indra yang menjadi responden dibagi ke dalam lima kelas umur dengan
selang delapan tahun. Responden menurut kelompok umur disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Responden menurut kelompok umur
Kelompok umur
(tahun)

Desa Goras
n
4
9
4
1
2
20

%
20.00
45.00
20.00
5.00
10.00
100.00

Desa Waremo
n
9
8
2
0
1
20

%
45.00
40.00
10.00
0.00
5.00
100.00

Total responden
N
13
17
6
1
3
40

%
32.50
42.50
15.00
2.50
7.50
100.00

22-30
31-39
40-48
49-57
58-64
Total
Keterangan :
n = jumlah responden
N = total responden
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat (42.50%) berada
pada selang umur 31-39 tahun. Umur responden mempengaruhi kemampuannya
dalam melakukan aktivitas, curahan tenaga, serta kematangan dalam bertindak.
Menurut BPS (2013) usia produktif adalah usia yang berada di atas 15 tahun dan
kurang dari 64 tahun dan mampu bekerja serta menghasilkan sesuatu. Responden
dalam penelitian ini sebagian besar termasuk dalam kategori usia produktif.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap persepsi responden. Distribusi responden berdasarkan
tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 7.

8
Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan

Desa Goras
n
%
0
0.00
12
60.00
4
20.00
3
15.00
1
5.00
20
100.00

Desa Waremo
n
%
0
0.00
7
35.00
4
20.00
7
35.00
2
10.00
20
100.00

Total responden
N
%
0
0.00
19
47.50
8
20.00
10
25.00
3
7.50
40
100.00

Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Diploma
Total
Keterangan:
n = jumlah responden
N = total responden
Tabel 7 menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pendidikan yang
beragam. Seluruh responden pernah mendapat pendidikan di bangku sekolah
formal minimal di bangku Sekolah Dasar. Mayoritas responden menyelesaikan
pendidikannya sampai jenjang Sekolah Dasar (47.50%). Sementara lulusan
perguruan tinggi berjumlah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan responden dalam penelitian ini rendah.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, rendahnya tingkat pendidikan
responden disebabkan oleh sarana pendidikan yang kurang memadai. Hal ini
terlihat dari minimnya sarana pendidikan, lokasi desa yang menyebar dengan
konsentrasi penduduk yang kecil, jumlah sekolah yang terbatas, jumlah guru
yang terbatas, ketidakmampuan ekonomi orang tua untuk menyekolahkan anak ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, aksesbilitas ke sekolah yang sulit karena
sebagian besar sekolah lanjutan berada di kota kecamatan. Di Desa Goras dan
Waremo masing-masing memiliki satu SD, sedang SMP dan SMA berada di
Kabupaten Fakfak. Disamping keterbatasan sarana pendidikan tersebut, akses
yang jauh ke sekolah juga menjadi penghambat bagi masyarakat untuk bersekolah.
Mata Pencaharian
Mata pencaharian responden dapat dikategorikan menjadi 5 kelompok yaitu
pegawai, nelayan, petani, wiraswasta, dan tidak bekerja. Mata pencaharian
responden disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Mata pencaharian responden
Mata pencaharian
Pegawai
Nelayan
Petani
Wiraswasta
Tidak bekerja
Total
Keterangan:
n = jumlah responden
N = total responden

n
10
8
2
0
0
20

Desa Goras
%
50.00
40.00
10.00
0.00
0.00
100.00

Desa Waremo
n
%
2
10.00
0
0.00
17
85.00
1
5.00
0
0.00
20
100.00

Total responden
N
%
12
30.00
8
20.00
19
47.50
1
2.50
0
0.00
40
100.00

9
Tabel 8 menunjukkan bahwa sumber pendapatan responden pada
umumnya berasal dari petani (47.50%) dan pegawai (30.00%). Responden di Desa
Goras, pada umumnya bermata pencaharian sebagai pegawai dan nelayan, karena
letak geografis Desa Goras yang dekat dengan laut sehingga banyak masyarakat
bermata pencaharian sebagai nelayan. Hasil tangkapan masyarakat yang bermata
pencaharian sebagai nelayan dari laut dapat berupa udang, kepiting dan ikan-ikan
laut yang biasanya dikonsumsi sendiri ataupun dijual untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Responden dari Desa Goras yang memiliki pendapatan utama
dari pegawai dan nelayan masing-masing sebesar 50.00% dan 40.00%.
Masyarakat yang menjadi responden pada penelitian ini pada umumnya bermata
pencaharian sebagai nelayan maupun pegawai. Sedangkan responden di Desa
Waremo, pada umumnya masyarakat bermata pencaharian sebagai petani
(85.00%). Hal ini disebabkan letak geografis Desa Waremo yang berada di daerah
pegunungan. Hasil panen masyarakat Desa Waremo yang bermata pencaharian
sebagai petani berupa keladi, sayur-sayuran, pala yang biasanya dikonsumsi
sendiri ataupun dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pendapatan Responden
Tingkat pendapatan responden diperhitungkan berdasarkan sumber
pendapatan yang berasal dari mata pencaharian pegawai, nelayan, petani,
wiraswasta, dan tidak bekerja. Sebaran tingkat pendapatan masyarakat disajikan
pada Tabel 9.
Tabel 9 Sebaran tingkat pendapatan responden
Desa Goras
Desa Waremo
Total responden
Kondisi pendapatan
(Rp/Bulan)
n
% n
%
N
%
2.390.481-2.875.600
1
5.00 3
15.00
4
10.00
1.905.361-2.390.480
2
10.00 0
0.00
2
5.00
1.420.241-1.905.360
2
10.00 1
5.00
3
7.50
935.121-1.420.240
3
15.00 5
25.00
8
20.00
450.000 - 935.120
12
60.00 11
55.00 23
57.50
Total
20
100.00 20
100.00 40
100.00
Keterangan:
n = jumlah responden
N = total responden
Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Goras dan
Waremo berpenghasilan pada selang Rp 450.000- Rp 935.120 per bulan dengan
persentase masing-masing pendapatan sebesar 60.00% dan 55.00%. Berdasarkan
informasi hasil penelitian, pendapatan masyarakat dari Desa Goras sangat
dipengaruhi oleh hasil tangkapan ikan yang dijual ke pasar ataupun pihak
perusahaan sedangkan di Desa Waremo pendapatan responden sangat dipengaruhi
oleh hasil pertanian karena responden dominan bermata pencaharian sebagai
petani.

10
Kesejahteraan Masyarakat
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.69/Kpts-II/1995, salah
satu tujuan dari kegiatan PMDH adalah untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Menurut Bruton (1992) diacu dalam Hefrina (2009), kesejahteraan
antara lain ditentukan oleh tingkat pendapatan dan pendidikan.
Tingkat Pendapatan Masyarakat
Pendapatan responden merupakan penerimaan atau pemasukan berupa uang
yang diterima karena telah melakukan kegiatan (bekerja) dalam kurun waktu
tertentu. Pendapatan pun berasal dari berbagai kegiatan berdasarkan lahan yang
digunakan yang salah satunya pendapatan dari usahatani dan non usahatani.
Sumber pendapatan responden masih tergantung kepada alam. Pola
kehidupannya masih sangat mengandalkan sumber-sumber alam dan mata
pencahariannya sangat terbatas pada kemungkinan-kemungkinan yang disediakan
oleh alam. Di Desa Goras, sebagian besar responden bekerja sebagai penangkap
ikan atau nelayan yang bergantung kepada alam. Demikian pula dengan
responden di Desa Waremo yang sangat tergantung kepada alam untuk hasil
taninya.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesejahteraan responden, besar
pendapatan yang diterima dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR).
Tingkat pendapatan rata-rata masyarakat desa Goras dan desa Waremo berturutturut sebesar Rp 1.106.280 dan Rp 1.067.560 perbulan. Menurut SK Gubernur
Papua Barat, besarnya Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Fakfak
adalah sebesar Rp 1.450.000 perbulan. Perbandingan antara nilai rataan
pendapatan rumah tangga perbulan dengan UMR disajikan pada Gambar 2.

Pendapatan (Rp /bulan)

1,600,000
1,400,000
1,200,000
1,000,000

Desa Goras

800,000

Desa Waremo

600,000
UMR Kabupaten Fakfak

400,000
200,000
0

Responden

Gambar 2 Perbandingan antara rataan pendapatan
rumah tangga dengan UMR Kabupaten Fakfak
Gambar 2 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga dari
keseluruhan responden berada di bawah Upah Minumum Regional (UMR),
artinya bahwa pendapatan masyarakat desa binaan PMDH PT. Arfak Indra masih
rendah. Rata-rata responden Desa Goras memiliki pendapatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pendapatan Desa Waremo karena Desa Goras memiliki

11
akses terhadap perusahaan jauh lebih dekat, sehingga hasil tangkapan ikan dapat
dijual kepada karyawan perusahaan.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kesejahteraan
masyarakat. Pendidikan merupakan alat untuk dapat meningkatkan produktivitas
yang pada gilirannya akan memperkecil angka kemiskinan ekonomi. Dengan
pendidikan yang cukup maka masyarakat akan mengetahui, melayani,
memikirkan, mengakses unsur makanan dan gizinya, mengenali air dan
sanitasinya, mengenali kesehatannya, tempat tinggalnya, yang kemudian secara
otomatis akan meningkatkan produktivitasnya, dan meningkatkan umur harapan
hidupnya. Keadaan masyarakat demikian akan meningkat integrasinya kepada
kegiatan pembangunan secara sektoral dan meningkatkan kesejahteraannya
(Suparman 1992 diacu dalam Sitanggang 2009). Apabila pendidikan cukup yang
ditopang oleh tingkat kesehatan yang baik, maka kesiapan untuk menjadi manusia
yang tangguh dan mandiri serta kreatif akan dicapai guna menyongsong dan
berpartisipasi dalam pembangunan, sehingga akan tercapai pula peningkatan
pendapatan atau kesejahteraan. Tingkat pendidikan responden disajikan pada
Gambar 3.

Gambar 3 Tingkat pendidikan responden
Gambar 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden pada
umumnya (47.50%) hanya tamat SD, artinya pendidikan masyarakat di desa
sampel masih termasuk rendah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat juga
disebabkan oleh sarana pendidikan yang kurang memadai di kedua desa.
Kesejahteraan masyarakat desa binaan PT. Arfak Indra bila dilihat dari tolak ukur
tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan dapat dikatakan masih rendah.
Potensi Desa
Secara tradisional, hutan berperan sangat penting dalam kehidupan
masyarakat lokal. Hal ini disebabkan hampir seluruh kehidupan masyarakat

12
sangat tergantung pada hutan. Menurut Rahardjo (1999) pola kebudayaan
tradisional merupakan produk dari besarnya pengaruh alam terhadap masyarakat
yang hidupnya tergantung kepada alam. Peningkatan perekonomian masyarakat
adalah persoalan yang perlu diperhatikan di Desa Goras dan Waremo.Banyak
potensi di desa ini yang memiliki nilai ekonomis yang belum tergarap ataupun
terkelola dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan analisis mendalam terkait potensi
lain yang bisa dikembangkan, misalnya kulit masohi, tanaman pala, ikan dan
kerajinan dari rotan.
Sebagian masyarakat Desa Goras perekonomiannya bergantung pada hasil
laut seperti udang, kepiting dan ikan-ikan laut. Hasil laut biasanya untuk
dikonsumsi maupun dijual masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu
kerajinan tangan dari rotan memang belum banyak, namun dapat berpotensi
apabila dikembangkan dengan program yang lebih tepat dan berguna untuk
masyarakat.
Masyarakat setiap tahunnya menanam berbagai sayuran dengan pola ladang
berpindah. Sampai saat ini hasil pertanian yang ada hanya cukup digunakan untuk
kehidupan sehari-hari. Tidak semua lahan yang mereka miliki digunakan untuk
budidaya sayuran, tetapi dimanfaatkan pula untuk budidaya tanaman pala. Hasil
dari tanaman pala dapat membantu mencukupi kebutuhan petani. Harga pala
dipasaran Rp 90.000 - Rp 100.000 per kg dan kulit masohi dengan harga pasaran
Rp 30.000 - Rp 40.000 per kg. Produksi dan pengelolaan pala masih tradisional,
belum berkelanjutan. Petani bergantung pada alam bahkan sebagian jarang
memelihara pohon palanya, seperti membersihkan lahan dan mengasapi pohon
supaya tidak diserang hama.
Persepsi Masyarakat terhadap PMDH Perusahaan
Menurut Rakhmat (2005) persepsi adalah pengalaman tentang obyek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi
inderawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga atensi, ekspektuasi, motivasi
dan memori.Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi berasal
dari lingkungan yang kemudian diterima oleh panca indera manusia kemudian
diproses dalam pikiran yang dipengaruhi oleh sensasi, atensi, ekspektuasi,
motivasi dan memori sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dari informasi
yang diperoleh tersebut. Persepsi masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah persepsi beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat
lainnya dalam wilayah yang sama. Untuk mengukur tingkat persepsi masyarakat
terhadap PMDH perusahaan diukur berdasarkan skala likert 3 dari skor total
terhadap 4 pertanyaan valid penduga persepsi.
PT. Arfak Indra memiliki areal kerja pada kawasan hutan yang cukup luas
yakni 177.900 Ha. Oleh sebab itu desa-desa yang masuk ke dalam areal kerjanya
pun menjadi cukup banyak, hal ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan
dana dan upaya agar seluruh desa di dalam dan sekitar areal kerja perusahaan
dapat memperoleh bantuan dari perusahaan.
Dari hasil observasi langsung di lapangan, beberapa kegiatan PMDH
perusahaan yang telah berjalan sudah diketahui masyarakat seperti bantuan fisik.
Namun, untuk bantuan yang bersifat jasa biasanya hanya pihak-pihak tertentu saja

13
yang mengetahui bantuan tersebut. Persepsi masyarakat Desa Goras terhadap
kegiatan PMDH perusahaan rata-rata baik sebesar 70.00%. Perusahaan dianggap
telah memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat Desa Goras dalam hal
meningkatkan sarana dan prasarana, pendapatan masyarakat. Namun secara tidak
langsung dengan terbukanya akses jalan menuju pusat ekonomi yang lebih baik,
keberadaan perusahaan dapat memberikan pengaruh dalam mengurangi biaya
transportasi dan efisiensi waktu perjalanan bagi masyarakat. Persepsi masyarakat
Desa Waremo terhadap kegiatan PMDH perusahaan rata-rata baik sebsar 80.00%.
Perusahaan dianggap telah memberikan pengaruh positif bagi masyarakat Desa
Waremo dalam hal meningkatkan sarana dan prasarana seperti bantuan fisik
tempat ibadah dan bantuan pemasangan aliran listrik. Di sisi lain, dalam hal petani
ladang berpindah, perusahaan belum memberi pelatihan tentang pertanian
menetap. Masyarakat di Desa Waremo masih banyak menggunakan sistem petani
ladang berpindah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Berdasarkan skor setiap pertanyaan untuk persepsi didapatkan hasil tingkat
persepsi masyarakat terhadap kegiatan PMDH perusahaan menurut obyek seperti
tertera pada Tabel 10.
Tabel 10 Persepsi masyarakat desa terhadap kegiatan PMDH menurut obyek
Desa Goras
Desa Waremo
No Obyek
Tingkat
Tingkat
Skor
persepsi
Skor
Persepsi
1 Kegiatan PMDH
1.65 Rendah
1.65 Rendah
2 Manfaat PMDH
2.90 Sangat Baik
2.70 Sangat Baik
3 Konflik
3.00 Sangat Baik
3.00 Sangat Baik
4 Keberadaan Perusahaan 2.35 Baik
2.35 Baik
Tabel 10 menunjukkan persepsi masyarakat Desa Goras dan Waremo
menurut kegiatan PMDH, manfaat PMDH, konflik dan keberadaan perusahaan.
Persepsi masyarakat Desa Goras dan Waremo terhadap kegiatan PMDH rendah
dengan skor sebesar 1.65, hal ini menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat
kedua desa akan kegiatan PMDH rendah. Persepsi masyarakat Desa Goras dan
Waremo terhadap manfaat PMDH sangat baik dengan skor masing-masing
sebesar 2.90 dan 2.70, hal ini menyatakan bahwa kegiatan PMDH perusahaan
memberikan manfaat yang sangat baik kepada masyarakat desa tersebut. Persepsi
masyarakat Desa Goras dan Waremo terhadap konflik yang terjadi sangat baik
dengan skor sebesar 3.00, hal ini menyatakan bahwa tidak pernah terjadi konflik
antara perusahaan dengan masyarakat. Persepsi masyarakat Desa Goras dan
Waremo terhadap keberadaan perusahaan baik dengan skor sebesar 2.35, hal ini
menyatakan bahwa keberadaan perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap
masyarakat.
Berdasarkan hasil penjumlahan skor pertanyaan untuk persepsi didapatkan
hasil tingkat persepsi masyarakat sekitar terhadap PMDH seperti tertera pada
Tabel 11.

14

Tabel 11 Tingkat persepsi masyarakat desa terhadap kegiatan PMDH
Persepsi

Desa Goras

Skor
n
5
14
1
0
0
20

%
25.00
70.00
0.00
0.00
0.00
100.00

Desa Waremo
n
%
3
15.00
16
80.00
0
0.00
1
5.00
0
0.00
20
100.00

Total
responden
N %
8 20.00
30 75.00
1
2.50
1
2.50
0
0.00
40 100.00

Sangat Baik
2.6 - 3.0
Baik
2.2 - 2.6
Sedang
1.8 - 2.2
Rendah
1.4 - 1.8
Sangat Rendah
1.0 - 1.4
Total
Keterangan:
n = jumlah responden
N = total responden
Tabel 11 menunjukkan nilai persepsi masyarakat yang menyatakan baik
terhadap keberadaan kegiatan PMDH di Desa Goras maupun Desa Waremo
sebesar 75.00%. Hal ini diduga karena kegiatan PMDH perusahaan dan
keberadaan perusahaan memberikan pengaruh positif bagi masyarakat. Beberapa
kegiatan PMDH seperti pembangunan tempat ibadah, tempat olahraga, beasiswa
dan pemanfaatan tenaga kerja telah terlaksana.
Responden menyatakan kegiatan PMDH baik bagi mereka, karena:
1. Adanya pembangunan sarana dan prasarana, seperti pembangunan tempat
ibadah, rumah dan perbaikan jalan.
2. Adanya penyerapan tenaga kerja lokal sehingga masyarakat lokal bekerja
sebagai karyawan ataupun pekerja harian
3. Bantuan sosial seperti bantuan dana keagamaan, bantuan dana hari raya.
4. Perusahaan memberikan bibit pala untuk ditanam masyarakat.
Perbandingan persepsi di Desa Goras dan Desa Waremo memiliki persepsi
yang sama yaitu pada kategori baik mengenai keberadaan perusahaan, manfaat
kegiatan PMDH, dan pengaruh atau dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
PMDH.
Karakteristik Responden dan Pengaruhnya terhadap Persepsi
Menurut Ramdhani (2011) kebutuhan individu merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. Berkaitan
dengan penelitian ini maka faktor personal atau faktor internal yang berhubungan
dengan persepsi masyarakat terhadap PMDH perusahaan yaitu umur, pendidikan,
mata pencaharian dan pendapatan.
Menurut Yuwono (2006) bahwa umur merupakan karakteristik individu
yang menggambarkan pengalaman dalam diri individu tersebut. Pada umumnya
semakin tua seorang petani semakin sulit menerima suatu perubahan atau dengan
kata lain sudah puas dengan kondisi yang dicapai. Berdasarkan analisis trend
diketahui pengaruh karakteristik umur dalam membentuk persepsi masyarakat
terhadap persepsi responden pada program PMDH perusahaan. Trend pengaruh
umur responden Desa Goras dan Desa Waremo disajikan pada Gambar 4 dan
Gambar 5.

15

Gambar 4 Trend pengaruh umur
responden Desa Goras
terhadap persepsi PMDH

Gambar 5 Trend pengaruh umur
responden Desa Waremo
terhadap persepsi PMDH

Berdasarkan informasi yang ada pada Tabel 6, Gambar 4 dan Gambar 5
memperlihatkan trend pengaruh umur responden Desa Goras dan Desa Waremo
terhadap persepsi responden pada program PMDH perusahaan. Gambar 4 dan 5
memperlihatkan trend positif lemah, yakni semakin tua umur responden
cenderung memiliki persepsi yang lebih baik terhadap kegiatan PMDH
perusahaan.
Pendidikan sebagai suatu proses yang berpengaruh pada pembentukan sikap
(termasuk persepsi), karena pendidikan meletakkan dasar pengetahuan dan konsep
moral dalam diri individu masyarakat. Pendidikan baik formal maupun nonformal
adalah sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Pada
umumnya warga yang berpendidikan lebih baik akan lebih mudah dan lebih
mampu berkomunikasi dengan baik (Azhari 1988). Berdasarkan analisis trend
diketahui pengaruh pendidikan dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap
persepsi responden pada program PMDH perusahaan.Trend pengaruh pendidikan
responden Desa Goras dan Desa Waremo disajikan pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Gambar 6 Trend pengaruh pendidikan
responden Desa Goras
terhadap persepsi PMDH

Gambar 7 Trend pengaruh pendidikan
responden Desa Waremo
terhadap persepsi PMDH

Berdasarkan informasi yang ada pada Tabel 7, Gambar 6 dan Gambar 7
memperlihatkan trend pengaruh pendidikan responden terhadap persepsi
responden pada program PMDH perusahaan. Gambar 6 dan Gambar 7
memperlihatkan trend positif lemah, yakni semakin tinggi pendidikan responden
cenderung memiliki persepsi yang baik terhadap program PMDH perusahaan.
Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf
hidup yang layak dimana antar daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda

16
sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya.
Berdasarkan analisis trend diketahui pengaruh mata pencaharian dalam
membentuk persepsi masyarakat terhadap persepsi responden pada program
PMDH perusahaan. Trend pengaruh mata pencaharian responden Desa Goras dan
Desa Waremo disajikan pada Gambar 8 dan Gambar 9.

Gambar 8 Trend pengaruh mata
pencaharian responden Desa
Goras terhadap persepsi
PMDH

Gambar 9 Trend pengaruh mata
pencaharian responden Desa
Waremo terhadap persepsi
PMDH

Berdasarkan informasi yang ada pada Tabel 8, Gambar 8 memperlihatkan
pengaruh mata pencaharian responden terhadap persepsi responden PMDH
perusahaan. Gambar 8 memperlihatkan trend positif lemah, yakni responden yang
memiliki mata pencaharian tambahan dari luar usaha tani memiliki persepsi yang
baik terhadap kegiatan PMDH. Masyarakat yang memiliki tambahan pendapatan
di luar usaha tani cenderung memiliki pengalaman lebih beragam dibandingkan
masyarakat yang hanya memiliki pendapatan dari usaha tani. Masyarakat yang
memiliki pendapatan tambahan dari luar usaha tani lebih banyak melakukan
interaksi dengan orang lain di luar kampungnya, sehingga memiliki pemikiran
yang lebih terbuka.
Gambar 9 memperlihatkan pengaruh mata pencaharian responden terhadap
persepsi responden PMDH perusahaan. Gambar 8 memperlihatkan trend positif
kuat, yakni responden yang memiliki mata pencaharian tambahan dari luar usaha
tani memiliki persepsi yang baik terhadap kegiatan PMDH. Hubungan antara
pekerjaan dengan persepsi Desa Waremo cukup kuat sebesar 53.70%.
Pendapatan (gaji atau upah) adalah balas jasa terhadap kesedian menjadi
tenaga kerja. Besar gaji atau upah seseorang secara teortis tergantung dari
produktivitasnya. Upah adalah imbalan jasa yang diterima seseorang di dalam
hubungan kerja yang berupa uang atau barang, melalui perjanjian kerja, imbalan
jasa diperuntukkan memenuhi bagi dirinya dan keluarganya (Ravianto 1985)
diacu dalam Restyani 2012). Berdasarkan analisis trend diketahui pengaruh
pendapatan dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap persepsi responden
pada program PMDH perusahaan.Trend pengaruh pendapatan responden Desa
Goras dan Desa Waremo disajikan pada Gambar 10 dan Gambar 11.

17

Gambar 10 Trend pengaruh pendapatan
responden Desa Goras
terhadap persepsi PMDH

Gambar 11 Trend pengaruh pendapatan
responden Desa Waremo
erhadap persepsi PMDH

Berdasarkan informasi yang ada pada Tabel 9, Gambar 10 dan Gambar 11
memperlihatkan pengaruh luas lahan responden terhadap persepsi responden pada
program perusahaan. Gambar 10 dan 11 memperlihatkan trend positfi lemah,
yakni semakin tinggi jumlah pendapatan responden cenderung memiliki persepsi
yang baik terhadap kegiatan PMDH.
Analisis Masalah dan Konflik
Pada sebagian masyarakat adat di Papua, pola pengusahaan lahan awalnya
dilakukan berdasarkan siapa yang pertama kali membuka dan mengerjakan areal
hutan yang belum dikuasai orang lain. Pada sebagian yang lain, awalnya
penguasaan wilayah oleh satu marga didasarkan pada lokasi yang dijelajahi
pertama kali pada saat berburu binatang di areal hutan yang belum dikuasai marga
lain. Begitu areal belum bertuan tersebut dikerjakan oleh suatu kelompok marga,
maka secara ulayat lahan tersebut adalah milik marga yang bersangkutan (hak
ulayat) dan penguasaan ini dapat diwariskan kepada keturunannya, terutama
keturunan laki-laki (hak waris). Hak ulayat maupun hak waris pada dasarnya tidak
dapat diperjualbelikan, hanya boleh dipinjampakaikan antara sesama warga yang
masih dalam satu rumpun adat (suku). Berdasarkan sistem penguasaan lahan
seperti ini, secara informal masyarakat Papua mengakui bahwa seluruh kawasan
hutan yang ada di daerah tersebut merupakan hak ulayat kelompok-kelompok
masyarakat hukum adat (marga) tertentu, dimana ketentuan-ketentuan
penggunaannya di antara anggota marga diatur oleh norma hukum adat yang
berlaku di masing-masing marga (Sian 2005).
Kegiatan-kegiatan PMDH yang sudah berjalan walaupun dirasakan
bermanfaat oleh masyarakat tetapi belum optimal, sehingga perlu evaluasi agar
kegiatan dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Permasalahan utama
pelaksanaan PMDH di PT. Arfak Indra adalah banyaknya desa binaan yang
berada di dalam dan sekitar areal kerja PT. Arfak Indra dan keterbatasan tenaga
kerja dalam pelaksanaan PMDH. Keterbatasan tenaga pelaksana PMDH ini juga
berpengaruh pada pendekatan dengan masyarakat desa binaan. Pendekatanpendekatan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap desa binaan masih kurang.
Masalah pelaksanaan teknis kegiatan perusahaan banyak dikeluhkan oleh
masyarakat misalnya, upah yang terlambat dan kurangnya pembayaran
kompensasi hak ulayat. Masyarakat masih menganggap perusahaan sebagai
ladang bantuan yang bisa diminta kapan saja dan harus memberikan segala

18
sesuatu keinginan masyarakat. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah masalah
tata batas yang tidak jelas antara dua belah pihak yaitu pihak masyarakat yang
mempunyai hak ulayat dengan pihak perusahaan. Konflik - konflik ini ada
beberapa yang diselesaikan secara kekeluargaan dengan cara membayar denda
atas pelanggaran adat yang dilakukan perusahaan dan melakukan penataan areal
ulang. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat belum dapat sepenuhnya
menerima perubahan dan inovasi dari luar secara positif dan cepat. Dilihat dari
kultur pengelolaan usaha, masyarakat setempat dalam beraktifitas masih
mengikuti adat atau tradisi nenek moyang secara turun temurun dan masih sulit
menertima perubahan-perubahan dari luar. Pola usaha tani yang diterapkan oleh
masyarakat tersebut pada umumnya bersifak ekstensif dan tanpa perlakuanperlakuan intensif. Desa-desa binaan PT. Arfak Indra pada umumnya mempunyai
aksesbilitas yang cukup baik.
Berdasarkan keputusan Gubernur Provinsi Papua No. 184 Tahun 2004
tentang standar pemberian kompensasi bagi masyarakat adat atas kayu yang
dipungut pada areal Hak Ulayat di Provinsi Papua, maka setiap pemegang
IUPHHK dikenai biayai kompensasi atas kayu bulat yang diproduksi. Pemberian
biaya kompensasi dimaksudkan untuk tetap menjaga hak-hak masyarakat terhadap
kawasan hutan (hak adat atau ulayat), sehingga dapat meniadakan konflik-konflik
kepentingan pemanfaatan lahan atau kawasan hutan antara unit manajemen
IUPHHK PT. Afrak Indra dengan masyarakat setempat. Biaya yang harus
dibayarkan adalah: jenis kayu merbau: Rp 50.000/m3 dan jenis kayu non merbau
Rp 10.000/m3. Gambar 12 adalah tanda bukti kompensasi hak ulayat yang
diberikan perusahaan kepada masyarakat atas kayu bulat yang diproduksi.

Gambar 12 Tanda bukti kompensasi hak ulayat
Pada kawasan pengusahaan hutan IUPHHK-HA PT. Arfak Indra masih
terdapat beberapa kebiasaan masyarakat, salah satuny adalah budaya “sasi atau
palang”. Pemalangan ini dapat terjadi apabila terjadi salah komunikasi dalam
kegiatan perusahaan seperti pemanfaatan lahan atau pembayaran kompensasi
terlambat terhadap pemilik hak ulayat dengan masyarakat setempat.

19

Gambar 13 Palang berupa kayu
melintang

Gambar 14 Palang berupa janur

Masyarakat akan memalang areal yang menurut mereka adalah haknya
walaupun itu untuk kepentingan pemerintahan bahkan pendidikan demi
mendapatkan ganti rugi. Sistem penguasaan lahan yang terjadi pada masyarakat
mengakui bahwa seluruh kawasan hutan yang ada di daerah tersebut merupakan
hak ulayat kelompok-kelompok masyarakat hukum adat (marga) tertentu,
dimana ketentuan-ketentuan penggunaannya di antara anggota marga diatur oleh
norma hukum adat yang berlaku di masing-masing marga. Hal ini
mengakibatkan banyaknya investor pergi dan masyarakat asli sulit untuk bisa
maju. Kegiatan PMDH merupakan pola kemitraan untuk mendorong
pengembangan keterampilan masyarakat lokal melalui partisipasi aktif dalam
pengelolaan hutan dan memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh
manfaat dari hutan tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Kegiatan PMDH perusahaan memberikan kontribusi terhadap pendapatan
pada masyarakat Desa Goras dan Desa Waremo. Masyarakat sekitar PT. Arfak
Indra tergolong ke dalam masyarakat kurang sejahtera. Tingkat pendidikan
masyarakat pada umumnya hanya sampai tingkat SD, dengan mata pencaharian
utama pada desa Goras adalah nelayan dan Desa Waremo adalah petani ladang
berpindah. Persepsi masyarakat sekitar PT. Arfak Indra terhadap PMDH
perusahaan adalah baik. Perusahaan banyak memberikan bantuan program
perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana, peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat. Masih terdapat beberapa kasus perselisihan antara
perusahaan dan masyarakat terkait lahan.

20
Saran
1.

2.

3.

Perlu dilakukan pembinaan terhadap masyarakat tentang bagaimana
mengelola dan mengolah hasil hutan non kayu yang bisa diambil dari hutan
agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Program PMDH perusahaan sebaiknya lebih banyak memberikan program
yang berorientasi pada pengembangan masyarakat. Program pengembangan
masyarakat sebaiknya mengacu pada potensi dan peluang yang ada di
lingkungan masyarakat.
Perusahaan sebaiknya segera memperbaiki kinerja teknis di lapangan dan
segera untuk memenuhi kewajiban dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Azhari A. 1988. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Petani Padi. Bogor
(ID). AMDC-Deptan
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Karakteristik Penduduk 2013. [diunduh 2013
Agust 31]. Tersedia pada: http://www.datastatistik-indonesia.com.
Bruton HJ. 1992. The Political Economy of Property: Equity and Growth. New
York (US): Oxford University Press Inc.
PT. Arfak Indra. 2008. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada
Hutan Alam (IUPHHK-HA). Jakarta (ID): PT. Arfak Indra.
Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta (ID):
Gadjah Mada University Press.