INTELLECTUAL CAPITAL DAN PERTUMBUHAN LABA SEKTOR PERBANKAN DI INDONESIA
Arifin Akhmad, Rika Ramadiyansari: Analisis Perbandingan…
INTELLECTUAL CAPITAL DAN PERTUMBUHAN LABA SEKTOR PERBANKAN DI INDONESIA
Isfenti Sadalia*, Nisrul Irawati**
*Dosen Fakultas Ekonomi USU, isfentisadalia@gmail.com **Dosen Fakultas Ekonomi USU, nisrulirawati@yahoomail.com
Abstract: This research to determine the influence of intellectual capital and growth Bank in Indonesian. The independent variable in this research is the intellectual capital as measured by vaca, vahu, stva and the dependent variable is Growth. The obtained of data from 46 Bank, are 4 Goverment Bank, 18 Regional Development Bank, 14 Joint Bank and 10 Foreign bank, and publisher a complete the financial of reports for 5-year periods, it starting from 2008 until 2012. This research uses The Pulic Model (Value Added Intellectual Capital CoefficientVAICTM) as the efficiency measure of intellectual capital component. The method used is descriptive analysis and simple regression analysis with dummy variable and use SPSS for windows to process. The result show that vaca, vahu and stva to growth is significance difference between goverment bank, regional bank, joint bank and foreign bank.
Abstrak: Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh modal intelektual dan pertumbuhan Bank di Indonesia. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modal intelektual yang diukur dengan vaca, VAHU, STVA dan variabel dependen adalah Pertumbuhan. Yang diperoleh dari data 46 Bank, adalah 4 Pemerintah Bank, 18 Bank Pembangunan Daerah, 14 Joint Bank dan 10 Bank Asing, dan penerbit lengkap keuangan laporan untuk periode 5 tahun, itu mulai tahun 2008 sampai 2012. Penelitian ini menggunakan The Pulic Model (Value Added Intellectual Capital Koefisien-VAIC) sebagai ukuran efisiensi komponen modal intelektual. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana dengan variabel dummy dan menggunakan SPSS for windows untuk memproses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vaca, VAHU dan STVA pertumbuhan adalah signifikansi perbedaan antara Bank pemerintah, bank daerah, bank bersama dan bank asing.
Keywords: intellectual capital, Growth, banking
PENDAHULUAN
Modal intelektual dan teknik
mengukur intellectual capital (IC) masih
terus berkembang. Sulitnya mengukur
intellectual capital sehingga Pulic (1998)
menelti ukuran untuk menilai efisiensi dari
nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient – VAIC™). Komponen utama dari VAIC™ yang merupakan sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA–value added capital employed), human capital (VAHU– value added human capital), dan structural capital (STVA–structural capital value added). VACA merupakan indikator atau
nilai tambah yang diciptakan oleh satu unit
dari physical capital. VAHU
mengindikasikan seberapa besar value added yang diciptakan oleh setiap rupiah pengeluaran untuk pegawai (human capital) meliputi keahlian, pengetahuan, motivasi, kompetensi dalam perusahaan, integrasi yang dimiliki karyawan.
Chen et al. (2005) juga menyatakan bahwa IC dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Mereka menganalisis pengaruh modal intelektual dengan indikator value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added (STVA) terhadap value creation di sektor perbankan di Indonesia. Pemilihan sektor perbankan sebagai sampel karena sektor perbankan merupakan sektor yang
13
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014
vital yang memiliki peranan signifikan dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
Komponen utama dari VAICTM yang dikembangkan Pulic tersebut dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA–Value Added Capital Employed), human capital (VAHU–Value Added Human Capital) dan structural capital (STVA–Structural Capital Value Added).
1. Value Added Capital Employed (VACA) VACA adalah indikator atau nilai
tambah yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Dalam proses penciptaan nilai, intelektual potensial yang direpresentasikan dalam biaya karyawan tidak dihitung sebagai biaya (Tan et al., 2007:79).
2. Value Added Human Capital (VAHU) Human capital mempresentasikan
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia dan menganggap manusia atau karyawan sebagai aset strategic perusahaan karena pengetahuan yang mereka milki. VAHU dihitung dengan membagi value added yan diciptakan perusahaan dengan total salaries dan wages. Perhitungan ini mengasumsikan bahwa human capital (HC) sebagai suatu investasi daripada sebagai expenses dan akan diakui sebagai aset pada neraca.VAHU juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan nilai tambah untuk setiap rupiah yang dikeluarkan pada HC (Kuryanto dan Syafruddin, 2008:11).
3. Structural Capital Value Added (STVA) Salah satu bagian dari structural
capital (SC) adalah membangun sistem seperti database yang memungkinkan orang-orang dihubungkan dan belajar satu sama lain, sehingga menumbuhkan sinergi karena adanya kemudahan berbagi pengetahuan dan bekerja sama antar individu dalam organisasi. Dalam model yang dikembangkan Pulic ini, STVA dihitung dengan membagi structural capital (SC) dengan value added (VA). Dalam model Pulic, SC diperoleh dari VA dikurangi dengan HC (Tan et al., 2007:80).
4. Value creation Untuk menilai value creation atau
kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Adapun analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan penilaian kinerja keuangan yaitu rasio return on asset, asset turnover, growth ratio, rasio bopo dengan keterangan berikut ini:
Return on Assets (ROA)
Return on asset merupakan ukuran
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan (Brigham
dan Houston, 2001:90). Semakin besar
rasio ini menunjukkan tingginya
kemampuan manajemen bank dalam hal
mengelola aktiva untuk meningkatkan
pendapatan dan atau menekan biaya
Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
merupakan rasio yang digunakan untuk
menggambarkan tingkat kondisi efisiensi
bank tersebut (efisiensi biaya) termasuk
juga kemampuan dalam pengelolaannya.
Rasio biaya operasional ini
membandingkan antara biaya operasional
dengan
pendapatan
operasional.
(Dendawijaya, 2003:119).
Rasio Perputaran Aktiva (Asset Turn Over)
Rasio perputaran aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dalam jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Rasio Pertumbuhan (Growth) Growth adalah ukuran yang paling
tradisional yang menunjukkan pertumbuhan organisasi (Maditinos et al. 2011). Rasio ini mengukur perubahan pendapatan perusahaan, yaitu seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya. Peningkatan pendapatan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengelola intellectual capital-nya dengan baik.
14
Isfenti Sadalia, Nisrul Irawati: Intellectual Capital dan Pertumbuhan…
METODE Jenis penelitian yang digunakan
peneliti adalah penelitian kausal dan komparatif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan intellectual capital dan Value Creation pada sektor perbankan di Indonesia.Penelitian dilakukan di Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, juga melalui media internet dengan situs www.bi.go.id dan www.bei.co.id. Periode penelitian adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 1. Jumlah Sampel Berdasarkan
Kriteria Penarikan Sampel
No Karakteristik Perusahaan Jumlah
Bank
1 Bank Pembangunan 18
Daerah
2 Bank Umum Pemerintah 4
3 Bank Campuran
14
4 Bank Asing
10
Total
46
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi dummy dengan model sebagai berikut : Y = a + b1VACA + b2VAHU +
b3STAVA + D + e Yt+1 = a + b1VACA + b2VAHU +
b3STAVA + D + e
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji hipotesis 1 untuk masing-masing sektor bank, yaitu seberapa besar pengaruh intellectual capital yang terdiri dari variabel VACA,VAHU dan STVA terhadap value creation yaitu ROA, BOPO,ATO dan GR berdasarkan struktur kepemilikan Bank dengan sektor bank lain di Indonesia.
Bank Pemerintah
Tabel 1. Model Summary
Dependent Variable
R
R2
ROA
0.709 0.503
BOPO
0.724 0.524
ATO
0.579 0.336
GR 0.590 0.348
Std. Error
1.58782 28.195386 7.2538085 2.03779
Tabel 2. Koefisien dan signifikansi
Model I Model II Model III Model IV
Model (ROA) (BOPO)
(ATO)
(GR)
B Sig. B
Sig. B Sig. B Sig
Consta
nt -0.6320.53982.710 0.000 13.298 0.003 1.872 0.127
VACA -0.3890.33216.716 0.020 0.579 0.746 -0.7860.123
VAHU -0.1180.000-1.095 0.006 -0.272 0.008 -0.0990.002
STVA 2.539 0.183-51.126 0.096 -3.369 0.665 -0.3900.859 DUM MY 0.506 0.565-50.361 0.002 -10.49 0.11 2.203 0.54
Pada Tabel menunjukkan nilai R2 yang tertinggi adalah pada variabel dependen BOPO yaitu 0,524. Hasil penelitian ini menunjukkan ternyata dari ketiga indikator intellectual capital hanya variabel VAHU yang memiliki kontribusi yang signifikan dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi. Dilihat dari kepemilikan sahamnya, pada Bank Pemerintah hanya human capital yang menjadi tujuan utama bank ini dalam meningkatkan laba perusahaan karena dana yang dikeluarkan dalam intellectual capital masih sangat dipertimbangkan. Namun hal ini tidak membedakan antara sektor bank pemerintah dengan bank lainnya.
Bank Regional
Tabel 3. Model Summary
Dependent Variable R
R2
Std. Error
ROA
0.849 0.72 1.19115
BOPO
0.749 0.562 27.047983
ATO
0.728 0.531 6.097665
GR 0.941 0.886 0.85186
Tabel 4. Koefisien dan signifikansi
Model I Model (ROA)
Model II (BOPO)
Model III Model IV
(ATO)
(GR)
B Sig. B Sig. B Sig. B Sig
Constan t -3.561 0.000 49.226 0.011 2.920 0.485 -2.211 0.000
VACA -0.012 0.969 25.768 0.000 2.987 0.055 0.026 0.903
VAHU -0.094 0.000 -0.325 0.387 -0.071 0.404 -0.027 0.036
STVA 4.871 0.001 -48.832 0.097 -0.744 0.909 1.271 0.170 DUMM Y 2.495 0.000 37.752 0.000 11.325 0.000 4.438 0.000
Pada Tabel menunjukkan nilai R2
yang tertinggi adalah pada Growth yaitu
0.886 artinya
bahwa kemampuan
VAHU,VACA, STVA dapat menjelaskan
15
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014
variasi dari GROWTH yaitu 88.6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini signifikansi menunjukkan ternyata dari ketiga indikator intellectual capital hanya variabel VAHU dan STVA terhadap ROA, VACA terhadap BOPO, VAHU terhadap GR yang memiliki kontribusi dari setiap rupiah yang diinvestasikan terhadap value added organisasi. Namun hal ini terlihat yaitu variabel independen terhadap dependen membedakan antara sektor bank regional dengan bank lainnya.
Bank Campuran
Tabel 5. Model Summary
Dependent Variable
R
R2
ROA
0.938 0.881
BOPO
0.831 0.691
ATO
0.656 0.431
GR 0.685 0.469
Std. Error
0.77785 22.715066 6.7157517 1.83876
Tabel 6. Koefisen Model dan Signifikansi
Model I Model II Model III Model IV
Mod (ROA)
(BOPO)
(ATO)
(GR)
el
B
Si g.
B
Si g.
B
Sig .
B
Si g
Cons 0.8 0.0 113. 0.0 19. 0.0 3.3 0.0
tant 79 97 337 00 031 00 67 05
--
VAC 0.6 0.0 14.3 0.0 0.2 0.8 0.9 0.0
A 64 01 99 13 32 89 16 49
--
VAH 0.0 0.4 0.69 0.0 0.0 0.5 0.0 0.7
U
11 62
7 73 66 60 11 37
- --
STV 0.5 0.5 103. 0.0 13. 0.0 2.8 0.1
A 77 32 64 00 56 65 81 52
DU - - - -
MM 4.4 0.0 61.8 0.0 11. 0.0 2.9 0.0
Y
93 00 45 00
4 00 99 01
Pada Tabel menunjukkan nilai R2 tertingi adalah untuk ROA adalah 0,881 artinya bahwa kemampuan VAHU,VACA, STVA dapat menjelaskan variasi dari ROA yaitu 88,1% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini secara signifikansi menunjukkan ternyata dari ketiga indikator intellectual capital hanya variabel VACA terhadap ROA, BOPO dan GROWTH, yang memiliki kontribusi dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi. Dilihat dari kepemilikan sahamnya, pada Bank Campuran hanya human capital yang menjadi tujuan utama bank ini dalam meningkatkan laba perusahaan karena dana yang dikeluarkan dalam intellectual capital masih sangat dipertimbangkan. Selain itu, intellectual capital yang telah dikeluarkan oleh perusahaan secara langsung mempengaruhi upaya perusahaan mendapatkan kinerja yang lebih baik. Namun hal ini membedakan antara sektor bank campuran dengan bank lainnya.
Bank Asing
Tabel 7. Model Summary
Dependent Variable
R R2
ROA
0.710 0.504
BOPO
0.717 0.514
ATO
0.473 0.224
GR 0.616 0.397
Std. Error
1.58487 28.470845 7.8411407 1.98794
Tabel 8. Koefisen Model dan Signifikansi
Model
Constant VACA VAHU STVA DUMMY
Model I (ROA) B Sig.
-0.883 0.408 -0.280 0.532 -0.125 0.000 3.204 0.103 -0.499 0.493
Model II (BOPO) B Sig.
100.267 0.000 7.681 0.340 -0.552 0.152
-100.637 0.002 40.062 0.003
Model III (ATO)
B Sig. 14.502 0.004
0.88 0.690 -0.198 0.065 -8.682 0.315 1.286 0.717
Model IV (GR) B Sig 1.261 0.303 0.046 0.935
-0.096 0.002 0.248 0.910 -2.218 0.018
16
Isfenti Sadalia, Nisrul Irawati: Intellectual Capital dan Pertumbuhan…
Pada Tabel menunjukkan nilai R2 tertinggi adalah untuk variabel dependen BOPO adalah 0,514 artinya bahwa kemampuan VACA,VAHU,STVA dapat menjelaskan variasi dari BOPO yaitu 51,4% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil signifikansi penelitian menunjukkan ternyata dari ketiga indikator intellectual capital hanya variabel VAHU terhadap ROA, STVA terhadap BOPO, VAHU terhadap GROWTH yang memiliki kontribusi dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi. Dilihat dari kepemilikan sahamnya, intellectual capital Bank Asing yang telah dikeluarkan oleh perusahaan belum secara langsung mempengaruhi upaya perusahaan mendapatkan kinerja yang lebih baik. Namun hal ini tidak tampak membedakan VACA, VAHU, STVA antara sektor bank Asing dengan bank lainnya.
KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan
variabel VAHU,VACA dan STVA berpengaruh terhadap terhadap ROA, ATO, BOPO dan GR pada setiap sektor bank di Indonesia. Pengaruh intellectual capital tersebut terhadap ROA,ATO,BOPO dan GR berbeda untuk masing-masing struktur kepemilikan bank di Indonesia baik pada Bank Pemerintah,Bank Regional, Bank Asing maupun Bank Campuran.
SARAN 1. Bagi perusahaan perbankan sebaiknya
lebih fokus untuk meningkatkan nilai intelektual capital dengan lebih meningkatkan pada biaya tenaga kerja khususnya untuk dana pelatihan karyawan sehingga biaya operasional bisa lebih efektif dan tentu akan meningkatkan laba perusahaan dan juga pertumbuhan laba (GR) dan tentu saja hal itu akan meningkatkan Asets Turn Over juga sehingga perputaran aset yang tidak berwujud yaitu Intellectual Capital semakin baik. 2. Bagi penelitian selanjutnya, dapat melakukan penelitian Intellectual Capital dengan mengkombinasikan data primer dan data sekunder untuk menunjukkan perkembangan dan
pertumbuhan intellectual capital pada industri tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Amilia, Luciana Spica, Nanang Shonhadji,
Angraeni. 2008. Pengujian Model
Prediksi Kinerja Keuangan Pada
Bank Pembangunan Daerah
Periode 1995-2005. BULETIN
EKONOMI Vol.6 N0.2.
Astuti, Partiwi Dwi dan Arifin Sabeni.
2005. Hubungan Intellectual
Capital dan Business Performance.
Jurnal MAKSI. Vol 5, 34-58.
Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. 2005.
An empirical investigation of the
relationship between intellectual
capital and firm market value and
financial performance. Journal of
Intellectual Capital. Vol. 6 NO. 2
pp. 159-176
Firer, S dan S.M Williams. 2003.
Intellectual Capital and Traditional
Measures of Corporate
Performance.
Journal
of
Intellectual Capital. Vol 4, No. 3,
348-360.
Kuryanto, Benny dan Muchamad
Syafruddin. 2008. Pengaruh Modal
Intelektual Terhadap Kinerja
Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi 11 (SNA 11).
Universitas Tanjung Pura
Pontianak.
Purnomosidhi, Bambang. 2006. Praktik
Pengungkapan Modal Intelektual
pada Perusahaan Publik di BEJ.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Vol 9, No. 1,1-20.
Sawarjuwono, T dan A.P. Kadir. 2003.
Intellectual Capital: Perlakuan,
Pengukuran dan Pelaporan. Jurnal
Akuntansi & Keuangan. Vol. 5, No.
1, Mei 2003: 35 – 57.
Sudiyatno, Bambang dan Suroso, Jati.
2010. Analisis Pengaruh Dana
Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan
LDR Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Sektor Perbankan yang Go
Public Di Bursa Efek Indonesia
(Periode 2005-2008). Dinamika
Keuangan dan Perbankan Vol. 2,
No.2: 125-137.
Suhardjanto, Djoko dan Wardhani, Mari.
2010. Pratik Intellectual Capital
17
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014
Disclosure Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.. JAAI Vol 14 No. 1: 7 1 – 85 Solikhah, Badingatus, Abdul Rohman, dan Wahyu Meiranto. 2010. Implikasi Intellctual Capital terhadap Financial Performance, Growth and Market Value; studi empiris dengan pendekatan simplistic. Simposium Nasional Akuntansi 13 (SNA 13). Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali, dan Anis Chariri. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS). Simposium Nasional Akuntansi 11 (SNA 11). Universitas Tanjung Pura Pontianak.
Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Graha Ilmu, Yogyakarta
18
INTELLECTUAL CAPITAL DAN PERTUMBUHAN LABA SEKTOR PERBANKAN DI INDONESIA
Isfenti Sadalia*, Nisrul Irawati**
*Dosen Fakultas Ekonomi USU, isfentisadalia@gmail.com **Dosen Fakultas Ekonomi USU, nisrulirawati@yahoomail.com
Abstract: This research to determine the influence of intellectual capital and growth Bank in Indonesian. The independent variable in this research is the intellectual capital as measured by vaca, vahu, stva and the dependent variable is Growth. The obtained of data from 46 Bank, are 4 Goverment Bank, 18 Regional Development Bank, 14 Joint Bank and 10 Foreign bank, and publisher a complete the financial of reports for 5-year periods, it starting from 2008 until 2012. This research uses The Pulic Model (Value Added Intellectual Capital CoefficientVAICTM) as the efficiency measure of intellectual capital component. The method used is descriptive analysis and simple regression analysis with dummy variable and use SPSS for windows to process. The result show that vaca, vahu and stva to growth is significance difference between goverment bank, regional bank, joint bank and foreign bank.
Abstrak: Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh modal intelektual dan pertumbuhan Bank di Indonesia. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modal intelektual yang diukur dengan vaca, VAHU, STVA dan variabel dependen adalah Pertumbuhan. Yang diperoleh dari data 46 Bank, adalah 4 Pemerintah Bank, 18 Bank Pembangunan Daerah, 14 Joint Bank dan 10 Bank Asing, dan penerbit lengkap keuangan laporan untuk periode 5 tahun, itu mulai tahun 2008 sampai 2012. Penelitian ini menggunakan The Pulic Model (Value Added Intellectual Capital Koefisien-VAIC) sebagai ukuran efisiensi komponen modal intelektual. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana dengan variabel dummy dan menggunakan SPSS for windows untuk memproses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vaca, VAHU dan STVA pertumbuhan adalah signifikansi perbedaan antara Bank pemerintah, bank daerah, bank bersama dan bank asing.
Keywords: intellectual capital, Growth, banking
PENDAHULUAN
Modal intelektual dan teknik
mengukur intellectual capital (IC) masih
terus berkembang. Sulitnya mengukur
intellectual capital sehingga Pulic (1998)
menelti ukuran untuk menilai efisiensi dari
nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient – VAIC™). Komponen utama dari VAIC™ yang merupakan sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA–value added capital employed), human capital (VAHU– value added human capital), dan structural capital (STVA–structural capital value added). VACA merupakan indikator atau
nilai tambah yang diciptakan oleh satu unit
dari physical capital. VAHU
mengindikasikan seberapa besar value added yang diciptakan oleh setiap rupiah pengeluaran untuk pegawai (human capital) meliputi keahlian, pengetahuan, motivasi, kompetensi dalam perusahaan, integrasi yang dimiliki karyawan.
Chen et al. (2005) juga menyatakan bahwa IC dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Mereka menganalisis pengaruh modal intelektual dengan indikator value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added (STVA) terhadap value creation di sektor perbankan di Indonesia. Pemilihan sektor perbankan sebagai sampel karena sektor perbankan merupakan sektor yang
13
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014
vital yang memiliki peranan signifikan dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
Komponen utama dari VAICTM yang dikembangkan Pulic tersebut dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA–Value Added Capital Employed), human capital (VAHU–Value Added Human Capital) dan structural capital (STVA–Structural Capital Value Added).
1. Value Added Capital Employed (VACA) VACA adalah indikator atau nilai
tambah yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Dalam proses penciptaan nilai, intelektual potensial yang direpresentasikan dalam biaya karyawan tidak dihitung sebagai biaya (Tan et al., 2007:79).
2. Value Added Human Capital (VAHU) Human capital mempresentasikan
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia dan menganggap manusia atau karyawan sebagai aset strategic perusahaan karena pengetahuan yang mereka milki. VAHU dihitung dengan membagi value added yan diciptakan perusahaan dengan total salaries dan wages. Perhitungan ini mengasumsikan bahwa human capital (HC) sebagai suatu investasi daripada sebagai expenses dan akan diakui sebagai aset pada neraca.VAHU juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan nilai tambah untuk setiap rupiah yang dikeluarkan pada HC (Kuryanto dan Syafruddin, 2008:11).
3. Structural Capital Value Added (STVA) Salah satu bagian dari structural
capital (SC) adalah membangun sistem seperti database yang memungkinkan orang-orang dihubungkan dan belajar satu sama lain, sehingga menumbuhkan sinergi karena adanya kemudahan berbagi pengetahuan dan bekerja sama antar individu dalam organisasi. Dalam model yang dikembangkan Pulic ini, STVA dihitung dengan membagi structural capital (SC) dengan value added (VA). Dalam model Pulic, SC diperoleh dari VA dikurangi dengan HC (Tan et al., 2007:80).
4. Value creation Untuk menilai value creation atau
kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Adapun analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan penilaian kinerja keuangan yaitu rasio return on asset, asset turnover, growth ratio, rasio bopo dengan keterangan berikut ini:
Return on Assets (ROA)
Return on asset merupakan ukuran
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan (Brigham
dan Houston, 2001:90). Semakin besar
rasio ini menunjukkan tingginya
kemampuan manajemen bank dalam hal
mengelola aktiva untuk meningkatkan
pendapatan dan atau menekan biaya
Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
merupakan rasio yang digunakan untuk
menggambarkan tingkat kondisi efisiensi
bank tersebut (efisiensi biaya) termasuk
juga kemampuan dalam pengelolaannya.
Rasio biaya operasional ini
membandingkan antara biaya operasional
dengan
pendapatan
operasional.
(Dendawijaya, 2003:119).
Rasio Perputaran Aktiva (Asset Turn Over)
Rasio perputaran aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dalam jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Rasio Pertumbuhan (Growth) Growth adalah ukuran yang paling
tradisional yang menunjukkan pertumbuhan organisasi (Maditinos et al. 2011). Rasio ini mengukur perubahan pendapatan perusahaan, yaitu seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya. Peningkatan pendapatan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengelola intellectual capital-nya dengan baik.
14
Isfenti Sadalia, Nisrul Irawati: Intellectual Capital dan Pertumbuhan…
METODE Jenis penelitian yang digunakan
peneliti adalah penelitian kausal dan komparatif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan intellectual capital dan Value Creation pada sektor perbankan di Indonesia.Penelitian dilakukan di Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, juga melalui media internet dengan situs www.bi.go.id dan www.bei.co.id. Periode penelitian adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Tabel 1. Jumlah Sampel Berdasarkan
Kriteria Penarikan Sampel
No Karakteristik Perusahaan Jumlah
Bank
1 Bank Pembangunan 18
Daerah
2 Bank Umum Pemerintah 4
3 Bank Campuran
14
4 Bank Asing
10
Total
46
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi dummy dengan model sebagai berikut : Y = a + b1VACA + b2VAHU +
b3STAVA + D + e Yt+1 = a + b1VACA + b2VAHU +
b3STAVA + D + e
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji hipotesis 1 untuk masing-masing sektor bank, yaitu seberapa besar pengaruh intellectual capital yang terdiri dari variabel VACA,VAHU dan STVA terhadap value creation yaitu ROA, BOPO,ATO dan GR berdasarkan struktur kepemilikan Bank dengan sektor bank lain di Indonesia.
Bank Pemerintah
Tabel 1. Model Summary
Dependent Variable
R
R2
ROA
0.709 0.503
BOPO
0.724 0.524
ATO
0.579 0.336
GR 0.590 0.348
Std. Error
1.58782 28.195386 7.2538085 2.03779
Tabel 2. Koefisien dan signifikansi
Model I Model II Model III Model IV
Model (ROA) (BOPO)
(ATO)
(GR)
B Sig. B
Sig. B Sig. B Sig
Consta
nt -0.6320.53982.710 0.000 13.298 0.003 1.872 0.127
VACA -0.3890.33216.716 0.020 0.579 0.746 -0.7860.123
VAHU -0.1180.000-1.095 0.006 -0.272 0.008 -0.0990.002
STVA 2.539 0.183-51.126 0.096 -3.369 0.665 -0.3900.859 DUM MY 0.506 0.565-50.361 0.002 -10.49 0.11 2.203 0.54
Pada Tabel menunjukkan nilai R2 yang tertinggi adalah pada variabel dependen BOPO yaitu 0,524. Hasil penelitian ini menunjukkan ternyata dari ketiga indikator intellectual capital hanya variabel VAHU yang memiliki kontribusi yang signifikan dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi. Dilihat dari kepemilikan sahamnya, pada Bank Pemerintah hanya human capital yang menjadi tujuan utama bank ini dalam meningkatkan laba perusahaan karena dana yang dikeluarkan dalam intellectual capital masih sangat dipertimbangkan. Namun hal ini tidak membedakan antara sektor bank pemerintah dengan bank lainnya.
Bank Regional
Tabel 3. Model Summary
Dependent Variable R
R2
Std. Error
ROA
0.849 0.72 1.19115
BOPO
0.749 0.562 27.047983
ATO
0.728 0.531 6.097665
GR 0.941 0.886 0.85186
Tabel 4. Koefisien dan signifikansi
Model I Model (ROA)
Model II (BOPO)
Model III Model IV
(ATO)
(GR)
B Sig. B Sig. B Sig. B Sig
Constan t -3.561 0.000 49.226 0.011 2.920 0.485 -2.211 0.000
VACA -0.012 0.969 25.768 0.000 2.987 0.055 0.026 0.903
VAHU -0.094 0.000 -0.325 0.387 -0.071 0.404 -0.027 0.036
STVA 4.871 0.001 -48.832 0.097 -0.744 0.909 1.271 0.170 DUMM Y 2.495 0.000 37.752 0.000 11.325 0.000 4.438 0.000
Pada Tabel menunjukkan nilai R2
yang tertinggi adalah pada Growth yaitu
0.886 artinya
bahwa kemampuan
VAHU,VACA, STVA dapat menjelaskan
15
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014
variasi dari GROWTH yaitu 88.6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini signifikansi menunjukkan ternyata dari ketiga indikator intellectual capital hanya variabel VAHU dan STVA terhadap ROA, VACA terhadap BOPO, VAHU terhadap GR yang memiliki kontribusi dari setiap rupiah yang diinvestasikan terhadap value added organisasi. Namun hal ini terlihat yaitu variabel independen terhadap dependen membedakan antara sektor bank regional dengan bank lainnya.
Bank Campuran
Tabel 5. Model Summary
Dependent Variable
R
R2
ROA
0.938 0.881
BOPO
0.831 0.691
ATO
0.656 0.431
GR 0.685 0.469
Std. Error
0.77785 22.715066 6.7157517 1.83876
Tabel 6. Koefisen Model dan Signifikansi
Model I Model II Model III Model IV
Mod (ROA)
(BOPO)
(ATO)
(GR)
el
B
Si g.
B
Si g.
B
Sig .
B
Si g
Cons 0.8 0.0 113. 0.0 19. 0.0 3.3 0.0
tant 79 97 337 00 031 00 67 05
--
VAC 0.6 0.0 14.3 0.0 0.2 0.8 0.9 0.0
A 64 01 99 13 32 89 16 49
--
VAH 0.0 0.4 0.69 0.0 0.0 0.5 0.0 0.7
U
11 62
7 73 66 60 11 37
- --
STV 0.5 0.5 103. 0.0 13. 0.0 2.8 0.1
A 77 32 64 00 56 65 81 52
DU - - - -
MM 4.4 0.0 61.8 0.0 11. 0.0 2.9 0.0
Y
93 00 45 00
4 00 99 01
Pada Tabel menunjukkan nilai R2 tertingi adalah untuk ROA adalah 0,881 artinya bahwa kemampuan VAHU,VACA, STVA dapat menjelaskan variasi dari ROA yaitu 88,1% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini secara signifikansi menunjukkan ternyata dari ketiga indikator intellectual capital hanya variabel VACA terhadap ROA, BOPO dan GROWTH, yang memiliki kontribusi dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi. Dilihat dari kepemilikan sahamnya, pada Bank Campuran hanya human capital yang menjadi tujuan utama bank ini dalam meningkatkan laba perusahaan karena dana yang dikeluarkan dalam intellectual capital masih sangat dipertimbangkan. Selain itu, intellectual capital yang telah dikeluarkan oleh perusahaan secara langsung mempengaruhi upaya perusahaan mendapatkan kinerja yang lebih baik. Namun hal ini membedakan antara sektor bank campuran dengan bank lainnya.
Bank Asing
Tabel 7. Model Summary
Dependent Variable
R R2
ROA
0.710 0.504
BOPO
0.717 0.514
ATO
0.473 0.224
GR 0.616 0.397
Std. Error
1.58487 28.470845 7.8411407 1.98794
Tabel 8. Koefisen Model dan Signifikansi
Model
Constant VACA VAHU STVA DUMMY
Model I (ROA) B Sig.
-0.883 0.408 -0.280 0.532 -0.125 0.000 3.204 0.103 -0.499 0.493
Model II (BOPO) B Sig.
100.267 0.000 7.681 0.340 -0.552 0.152
-100.637 0.002 40.062 0.003
Model III (ATO)
B Sig. 14.502 0.004
0.88 0.690 -0.198 0.065 -8.682 0.315 1.286 0.717
Model IV (GR) B Sig 1.261 0.303 0.046 0.935
-0.096 0.002 0.248 0.910 -2.218 0.018
16
Isfenti Sadalia, Nisrul Irawati: Intellectual Capital dan Pertumbuhan…
Pada Tabel menunjukkan nilai R2 tertinggi adalah untuk variabel dependen BOPO adalah 0,514 artinya bahwa kemampuan VACA,VAHU,STVA dapat menjelaskan variasi dari BOPO yaitu 51,4% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil signifikansi penelitian menunjukkan ternyata dari ketiga indikator intellectual capital hanya variabel VAHU terhadap ROA, STVA terhadap BOPO, VAHU terhadap GROWTH yang memiliki kontribusi dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi. Dilihat dari kepemilikan sahamnya, intellectual capital Bank Asing yang telah dikeluarkan oleh perusahaan belum secara langsung mempengaruhi upaya perusahaan mendapatkan kinerja yang lebih baik. Namun hal ini tidak tampak membedakan VACA, VAHU, STVA antara sektor bank Asing dengan bank lainnya.
KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan
variabel VAHU,VACA dan STVA berpengaruh terhadap terhadap ROA, ATO, BOPO dan GR pada setiap sektor bank di Indonesia. Pengaruh intellectual capital tersebut terhadap ROA,ATO,BOPO dan GR berbeda untuk masing-masing struktur kepemilikan bank di Indonesia baik pada Bank Pemerintah,Bank Regional, Bank Asing maupun Bank Campuran.
SARAN 1. Bagi perusahaan perbankan sebaiknya
lebih fokus untuk meningkatkan nilai intelektual capital dengan lebih meningkatkan pada biaya tenaga kerja khususnya untuk dana pelatihan karyawan sehingga biaya operasional bisa lebih efektif dan tentu akan meningkatkan laba perusahaan dan juga pertumbuhan laba (GR) dan tentu saja hal itu akan meningkatkan Asets Turn Over juga sehingga perputaran aset yang tidak berwujud yaitu Intellectual Capital semakin baik. 2. Bagi penelitian selanjutnya, dapat melakukan penelitian Intellectual Capital dengan mengkombinasikan data primer dan data sekunder untuk menunjukkan perkembangan dan
pertumbuhan intellectual capital pada industri tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Amilia, Luciana Spica, Nanang Shonhadji,
Angraeni. 2008. Pengujian Model
Prediksi Kinerja Keuangan Pada
Bank Pembangunan Daerah
Periode 1995-2005. BULETIN
EKONOMI Vol.6 N0.2.
Astuti, Partiwi Dwi dan Arifin Sabeni.
2005. Hubungan Intellectual
Capital dan Business Performance.
Jurnal MAKSI. Vol 5, 34-58.
Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. 2005.
An empirical investigation of the
relationship between intellectual
capital and firm market value and
financial performance. Journal of
Intellectual Capital. Vol. 6 NO. 2
pp. 159-176
Firer, S dan S.M Williams. 2003.
Intellectual Capital and Traditional
Measures of Corporate
Performance.
Journal
of
Intellectual Capital. Vol 4, No. 3,
348-360.
Kuryanto, Benny dan Muchamad
Syafruddin. 2008. Pengaruh Modal
Intelektual Terhadap Kinerja
Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi 11 (SNA 11).
Universitas Tanjung Pura
Pontianak.
Purnomosidhi, Bambang. 2006. Praktik
Pengungkapan Modal Intelektual
pada Perusahaan Publik di BEJ.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Vol 9, No. 1,1-20.
Sawarjuwono, T dan A.P. Kadir. 2003.
Intellectual Capital: Perlakuan,
Pengukuran dan Pelaporan. Jurnal
Akuntansi & Keuangan. Vol. 5, No.
1, Mei 2003: 35 – 57.
Sudiyatno, Bambang dan Suroso, Jati.
2010. Analisis Pengaruh Dana
Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan
LDR Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Sektor Perbankan yang Go
Public Di Bursa Efek Indonesia
(Periode 2005-2008). Dinamika
Keuangan dan Perbankan Vol. 2,
No.2: 125-137.
Suhardjanto, Djoko dan Wardhani, Mari.
2010. Pratik Intellectual Capital
17
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 1, Januari 2014
Disclosure Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.. JAAI Vol 14 No. 1: 7 1 – 85 Solikhah, Badingatus, Abdul Rohman, dan Wahyu Meiranto. 2010. Implikasi Intellctual Capital terhadap Financial Performance, Growth and Market Value; studi empiris dengan pendekatan simplistic. Simposium Nasional Akuntansi 13 (SNA 13). Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali, dan Anis Chariri. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS). Simposium Nasional Akuntansi 11 (SNA 11). Universitas Tanjung Pura Pontianak.
Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Graha Ilmu, Yogyakarta
18