Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi RTD Rosella di UPT Kerjasama F-Technopark Institut Pertanian Bogor

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI RTD
ROSELLA DI UPT KERJASAMA F-TECHNOPARK
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RIFKA NURBAETININGSIH

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Penentuan
Harga Pokok Produksi RTD Rosella di UPT Kerjasama F-Technopark Institut
Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2013

Rifka Nurbaetiningsih
NIM H24090023

ABSTRAK
RIFKA NURBAETININGSIH. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi RTD
Rosella di UPT Kerjasama F-Technopark Institut Pertanian Bogor. Dibimbing
oleh FARIDA RATNA DEWI.
Perhitungan harga pokok produksi memiliki peranan penting sebagai dasar
penetapan harga jual produk sehingga penerimaan yang terjadi minimal berada
pada titik impas. Penentuan harga pokok produksi RTD (Ready to Drink) Rosella
yang dilakukan oleh F-Technopark masih sederhana. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis penentuan harga pokok produksi dengan perhitungan FTechnopark, metode process costing pada pendekatan full costing dan efisiensi
penggunaan mesin serta harga jual dengan perhitungan F-Technopark dan metode
cost-plus pricing dan kemudian membandingkan perbedaannya. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi oleh FTechnopark adalah sebesar Rp2.692,00, metode process costing pada pendekatan

full costing sebesar Rp3.835,00 dan harga pokok produksi pada efisiensi
penggunaan mesin sebesar Rp3.804,00. Harga jual yang ditetapkan F-Technopark
adalah sebesar Rp4.000,00 sementara harga jual dengan metode cost-plus pricing
pada markup 15% adalah Rp4.410,00 dan Rp4.794,00 pada markup 25%.
Berdasarkan hasil perbandingan, perbedaan yang terjadi adalah signifikan.
Kata kunci : full costing, process costing, rosella

ABSTRACT
RIFKA NURBAETININGSIH. Analysis to Determination of Cost of Goods
Manufactured RTD Rosella in F-Technopark Cooperation Unit, Bogor
Agricultural University. Superviced by FARIDA RATNA DEWI.
Calculation of the cost of goods manufactured has an important role as the
basis for setting the selling price of product so minimal acceptance happens to be
at breakeven point. Determining of RTD (Ready to Drink) Rosella cost of goods
manufactured is carried out by F-Technopark is simple. The purpose of this study
was to analyze the determination of the cost of goods manufactured by calculating
of F-Technopark, process costing method on full costing approach and efficient of
machines use and also the selling price calculation of F-Technopark and cost-plus
pricing method and then compare the difference. Results of the study showed that
the calculation of the cost of goods manufactured by F-Technopark is Rp2692.00,

process costing method on full costing approach is Rp3835.00 and the cost of
goods manufactured on the efficient of machines use is Rp3804.00. Selling price
that setting by F-Technopark is Rp4000.00 while the selling price with cost-plus
pricing method on a 15% markup is Rp4410.00 and Rp4794.00 at the 25%
markup. Based on the results of the comparison, the difference happens is
significant.
Keywords: full costing, process costing, rosella

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI RTD
ROSELLA DI UPT KERJASAMA F-TECHNOPARK
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RIFKA NURBAETININGSIH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi RTD Rosella di UPT
Kerjasama F-Technopark Institut Pertanian Bogor
Nama
: Rifka Nurbaetiningsih
NIM
: H24090023

Disetujui oleh

Farida Ratna Dewi, SE, MM.
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala
karena atas segala karunia-Nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 ini ialah
Harga Pokok Produksi, dengan judul Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi
RTD Rosella di UPT Kerjasama F-Technopark Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku
pembimbing, serta Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM yang telah banyak
memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Prof. Dr.
Ir. Slamet Budijanto, M. Agr beserta staf UPT Kerjasama F-Technopark Institut
Pertanian Bogor, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu dan seluruh keluarga atas segala
doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, April 2013

Rifka Nurbaetiningsih

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian

2
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Metode Harga Pokok Proses
3
Metode Penentuan Harga Jual
3
Uji T Sampel Berpasangan (Paired Sample Test)
3
Penelitian Terdahulu
4
METODE PENELITIAN
4
Kerangka Pemikiran
4
Lokasi dan Waktu Penelitian
6
Metode Pengumpulan Data

6
Pengolahan dan Analisis Data
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Gambaran Umum Perusahaan
8
Sejarah Perusahaan
8
Tujuan Pembentukkan Usaha
9
Identifikasi Proses Produksi RTD Rosella
9
Perhitungan Harga Pokok Produksi RTD Rosella UPT Kerjasama FTechnopark IPB
11
Harga Pokok Produksi dengan Perhitungan F-Technopark
11
Harga Pokok Produksi Metode Process Costing Pendekatan Full Costing 12
Harga Pokok Produksi dengan Efisiensi Penggunaan Mesin
17

Perbandingan Harga Pokok Produksi dengan Perhitungan F-Technopark dan
Metode Process Costing pendekatan Full Costing
19
Penentuan Harga Jual RTD Rosella UPT Kerjasama F-Technopark IPB
20
Harga Jual RTD Rosella dengan Perhitungan F-Technopark
20
Harga Jual RTD Rosella dengan Metode Cost-Plus Pricing
20
Perbandingan Harga Jual dengan Perhitungan F-Technopark dan Metode
Cost-Plus Pricing
21
Implikasi Manajerial
21
SIMPULAN DAN SARAN
22
Simpulan
22
Saran
23

DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24
RIWAYAT HIDUP
v

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

13.
14.

Perhitungan harga pokok produksi RTD Rosella dengan perhitungan FTechnopark
Pengeluaran biaya bahan baku RTD Rosella
Pengeluaran biaya tenaga kerja langsung RTD Rosella
Pengeluaran biaya overhead pabrik tetap RTD Rosella
Pengeluaran biaya bahan penolong RTD Rosella
Pengeluaran biaya kemasan RTD Rosella
Pengeluaran biaya kehigienisan RTD Rosella
Pengeluaran biaya overhead pabrik RTD Rosella
Harga pokok produksi RTD Rosella dengan metode process costing
pada pendekatan full costing
Perhitungan harga pokok produksi RTD Rosella pada substitusi
penggunaan mesin dengan kompor
Persentase kenaikan dan penurunan biaya pada substitusi penggunaan
mesin dengan kompor
Perbedaan harga pokok produksi dengan perhitungan F-Technopark dan
metode process costing pendekatan full costing
Perhitungan harga jual RTD Rosella dengan cost-plus pricing
Perbandingan harga jual RTD Rosella dengan perhitungan FTechnopark dan metode cost-plus pricing

11
12
12
13
13
14
15
15
16
17
18
19
20
21

DAFTAR GAMBAR
1.
2.

Kerangka Pemikiran Penelitian
Tahapan proses produksi RTD Rosella F-Technopark IPB

5
9

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Biaya penyusutan mesin RTD Rosella
Biaya penyusutan dengan efisiensi penggunaan mesin
Harga pokok produksi RTD Rosella dengan perhitungan F-Technopark
untuk input uji t pada SPSS
Harga pokok produksi RTD Rosella dengan metode process costing
pendekatan full costing untuk input uji t pada SPSS
Hasil uji t pada harga pokok produksi RTD Rosella dengan perhitungan
F-Technopark dan metode process costing pendekatan full costing
Data harga jual RTD Rosella dengan metode cost-plus pricing selama
12 kali produksi untuk input uji t pada SPSS
Hasil uji t pada harga jual RTD Rosella dengan perhitungan FTechnopark dan metode cost-plus pricing markup 15%
Hasil uji t pada harga jual RTD Rosella dengan perhitungan FTechnopark dan metode cost-plus pricing markup 25%

24
24
24
24
24
24
24
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penentuan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual
merupakan aspek yang perlu diperhatikan oleh suatu unit yang memproduksi
produk. Suatu unit yang memproduksi produk perlu mempertimbangkan
perhitungan harga pokok produksi yang akurat bagi produk yang dihasilkannya
agar penerimaan dari produk tersebut minimal terjadi pada titik impas. FTechnopark IPB merupakan salah satu unit yang turut mengembangkan suatu
produk dimana dalam perhitungan harga pokok produksinya masih dilakukan
secara sederhana, padahal F-Technopark melalui penelitian-penelitiannya telah
mampu menghasilkan produk yang memiliki potensi yang cukup menjanjikan
apabila dikembangkan. Produk yang dihasilkan F-Technopark tidak hanya sebatas
produk yang memiliki nilai jual, namun produk-produk yang dihasilkannya
memiliki manfaat yang baik untuk konsumen. Produk yang dihasilkan oleh FTechnopark dan secara rutin masih dipasarkan adalah Rosella kering, Bekatul,
RTD Rosella dan Beras analog dimana dari keempat produk tersebut RTD Rosella
merupakan produk yang memiliki tingkat permintaan paling tinggi setiap
bulannya.
RTD (Ready to Drink) Rosella merupakan minuman dari ekstrak bunga
Rosella yang tidak hanya menyegarkan, namun juga baik untuk kesehatan. Produk
olahan dari bunga Rosella menjadi suatu peluang yang harus dikembangkan. Hal
ini dikarenakan bunga Rosella memiliki potensi tanam yang relatif lebih mudah.
Budidaya Rosella cukup menguntungkan karena dari segi pemasaran tidak
mengalami banyak kendala. Permintaan terus mengalir, tidak hanya dalam negeri
tetapi juga dari luar negeri. Tanaman ini dapat dipanen tiap 10 hari sekali, dari
200 batang tanaman tersebut, sekali panen menghasilkan 75 kilogram. Produk
RTD Rosella mampu menempati dua segmen pasar yang sangat potensial yaitu
pasar herbal dan sekaligus pasar minuman segar (Rahmawati 2012).
Tingginya potensi
pengembangan produksi RTD Rosella oleh FTechnopark IPB harus didukung pula oleh aspek keuangan agar berbagai
kebutuhan biaya yang diperlukan dalam aktifitas produksi RTD Rosella dapat
dipenuhi. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik perlu dicatat dan dialokasikan secara tepat untuk perhitungan harga pokok
produksi karena harga pokok produksi memiliki peran yang sangat besar bagi
keputusan manajemen dalam penetapan harga jual dan laba yang diharapkan.
Penetapan harga jual yang terlalu rendah, mengakibatkan laba yang diperoleh
bernilai rendah bahkan negatif. Sementara penetapan harga jual yang terlalu tinggi
menyebabkan produk sulit bersaing dengan produk sejenis yang berkualitas sama.
Oleh karena itu, melihat pentingnya perhitungan harga pokok produksi sebagai
dasar penetapan harga jual dan laba yang diharapkan oleh manajmen, maka perlu
adanya perhitungan harga pokok produksi yang ditelusuri dan dihitung secara
akurat bagi RTD Rosella yang diproduksi oleh F-Technopark IPB agar keputusan
penetapan harga jual dan laba yang diharapkan oleh manajmen dapat dilakukan
secara tepat sehingga mampu menghindarkan F-Technopark dari potensi kerugian.

2

Perumusan Masalah
UPT Kerjasama F-Technopark IPB sebagai unit yang memproduksi RTD
Rosella masih melakukan perhitungan harga pokok produksi secara sederhana
dengan metodenya sendiri. Biaya-biaya yang terlibat dalam proses produksi
belum dicatat secara lengkap sehingga biaya-biaya tersebut tidak teralokasi
dengan baik. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik tetap belum
diikutsertakan dalam perhitungan harga pokok produksi sehingga harga pokok
produksi yang dihasilkan memiliki nilai yang belum akurat secara akuntansi,
padahal harga pokok produksi sangat penting untuk diperhitungkan sebagai dasar
penetapan harga jual dan laba yang diharapkan perusahaan. Berdasarkan hal
tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penentuan harga pokok produksi RTD Rosella dengan perhitungan
F-Technopark, metode process costing pada pendekatan full costing dan
efisiensi penggunaan mesin?
2. Bagaimana perbandingan antara perhitungan F-Technopark dengan metode
process costing pada pendekatan full costing terhadap harga pokok produksi
RTD Rosella?
3. Bagaimana penentuan harga jual RTD Rosella dengan perhitungan FTechnopark dan metode cost-plus pricing?
4. Bagaimana perbandingan antara perhitungan F-Technopark dengan metode
cost-plus pricing terhadap harga jual RTD Rosella?

Tujuan Penelitian
1.

2.
3.
4.

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
Menganalisis penentuan harga pokok produksi RTD Rosella dengan
perhitungan F-Technopark, metode process costing pada pendekatan full
costing dan efisiensi penggunaan mesin.
Menganalisis perbandingan perhitungan F-Technopark dengan metode process
costing pendekatan full costing pada harga pokok produksi RTD Rosella.
Menganalisis penentuan harga jual RTD Rosella dengan perhitungan FTechnopark dan metode cost-plus pricing.
Menganalisis perbandingan perhitungan F-Technopark dengan metode costplus pricing pada harga jual RTD Rosella.

Manfaat Penelitian
1. Bagi pelaku usaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penetapan harga jual melalui
perhitungan harga pokok produksi yang akurat.
2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
untuk gejala yang terjadi di lingkungan bisnis sebenarnya dan diharapkan dapat
menjadi sumber referensi yang tepat.

3

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pengalokasian biaya-biaya dari RTD Rosella
yang diproduksi oleh F-Technopark IPB sehingga menghasilkan harga pokok
produksi untuk penetapan harga jual RTD Rosella. Penentuan harga pokok
produksi dilakukan berdasarkan perhitungan yang dilakukan F-Technopark,
metode process costing pada pendekatan full costing dan pada harga pokok
produksi dengan efisiensi penggunaan mesin yang juga dilakukan dengan metode
process costing pada pendekatan full costing. Harga jual ditentukan berdasarkan
perhitungan yang dilakukan oleh F-Technopark dan metode cost-plus pricing.
Hasil perhitungan harga pokok produksi dan harga jual yang ditentukan
berdasarkan perhitungan F-Technopark dan perhitungan secara akuntansi
kemudian dibandingkan dan diuji dengan uji t sehingga dapat dibuktikan
signifikansi perbedaannya.

TINJAUAN PUSTAKA
Metode Harga Pokok Proses
Menurut Supriyono (2007), metode harga pokok proses adalah metode
pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan
waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. Menurut Indrijawati
(2008), harga pokok proses merupakan salah satu metode pengumpulan harga
pokok yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi produk sejenis dan
kontinyu.

Metode Penentuan Harga Jual
Mulyadi (2001) mengungkapkan bahwa dalam keadaan normal, harga jual
harus mampu menutup biaya penuh dan menghasilkan laba yang sepadan dengan
investasi. Biaya merupakan titik tolak untuk perumusan kebijakkan harga jual.
Penentuan harga jual ada tiga macam yaitu: penentuan harga jual normal,
penentuan harga jual dalam cost-type contract, dan penentuan harga jual pesanan
khusus. Namun pada penelitian ini, penentuan harga jual yang dipakai adalah
harga jual normal (cost-plus pricing).

Uji T Sampel Berpasangan (Paired Sample Test)
Sarwono (2010) mengungkapkan bahwa uji t digunakan untuk membuat
inferensi rata-rata dua populasi kecil. Data yang diperlukan dalam uji t adalah data
berskala interval atau ratio dalam SPSS disebut scale. Sampel berpasangan dalam
uji t ialah penggunaan sampel yang sama tetapi pengujian dilakukan terhadap
sampel tersebut dua kali dalam waktu yang berbeda atau dengan menggunakan
interval waktu tertentu. Pengujian pertama dilakukan sebelum ada perlakuan dan
pengujian ke dua dilakukan setelah ada perlakuan.

4

Penelitian Terdahulu
Rachmayanti (2011) meneliti tentang Analisis Perhitungan Harga Pokok
Produksi Sepatu dengan Metode Full Costing (Studi Kasus: UKM Galaksi
Kampung Kabandungan Ciapus, Bogor). Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
dua nilai harga pokok produksi, dengan perhitungan perusahaan harga pokok
produksi yang diperoleh adalah Rp16.029,106 (Model BM01), Rp15.185,936
(Model BM02), dan Rp15.429,106 (Model BM03). Metode harga pokok produksi
dengan full costing adalah Rp18.191,439 (Model BM01), Rp17.233,269 (Model
BM02), dan Rp17.476,439 (Model BM03). Perbedaan nilai yang dihasilkan
disebabkan oleh metode yang digunakan oleh perusahaan tidak membebankan
biaya overhead pabrik secara tepat, sehingga biaya produksi yang dihitung
perusahaan kurang akurat. Perbedaan ini sangat mempengaruhi pihak perusahaan
dalam menentukan harga jual produk, karena harga pokok produk merupakan
unsur utama dalam penentuan harga jual produk.
Tania (2010) meneliti tentang Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi
Roti dengan Metode Process Costing dan Pengaruhnya terhadap Harga Jual (Studi
Kasus UKM Edie’s Bakery, Bogor). Berdasarkan hasil penelitian, Harga pokok
produksi roti berdasarkan metode perusahaan adalah sebesar Rp641,183 untuk
semua jenis topping roti yaitu roti topping coklat, keju, abon, sosis, dan cocktail.
Perhitungan harga pokok produksi dengan metode process costing menghasilkan
harga pokok produksi roti dengan topping coklat adalah sebesar Rp805,316, roti
topping keju sebesar Rp1.151,470, roti topping sosis sebesar Rp534,162, roti
topping abon sebesar Rp555,316, dan roti topping cocktail sebesar Rp583,361.
Harga jual yang ditetapkan berdasarkan metode perusahaan juga sama untuk
semua jenis roti kecil yang diproduksi yaitu sebesar Rp1.200,00. Sedangkan
berdasarkan metode cost plus harga jual roti topping coklat adalah sebesar
Rp1.300,00, roti topping keju sebesar Rp1.800,00, roti topping sosis sebesar
Rp900,00, roti topping abon sebesar Rp900,00 dan roti topping cocktail sebesar
Rp950,00.
Penelitian tentang harga pokok produksi yang berjudul Analisis Penentuan
Harga Pokok Produksi RTD Rosella di UPT Kerjasama F-Technopark Institut
Pertanian Bogor ini memiliki kekhasan dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya. Analisis harga pokok produksi dalam penelitian ini menambahkan
perbandingan harga pokok produksi ketika menggunakan mesin dan harga pokok
produksi ketika produksi dilakukan dengan kompor (efisiensi penggunaan mesin).
Selain itu, penulis juga melakukan uji beda t untuk menguji signifikansi
perbedaan harga pokok produksi dan harga jual yang dihitung oleh F-Technopark
dan secara akuntansi.

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Objek penelitian yang dipilih adalah UPT Kerjasama F-Technopark Institut
Pertanian Bogor yang memiliki empat produk dengan produksi rutin, yaitu
Rosella kering, Bekatul, RTD Rosella dan Beras analog. Produk yang dipilih

5

dalam penelitian ini adalah RTD Rosella dengan pertimbangan bahwa potensi
pasar RTD Rosella dari keempat produk tersebut paling tinggi dengan melihat
permintaan per bulan yang memang paling tinggi pula dari keempat produk
tersebut. Penentuan harga pokok produksi RTD Rosella pada UPT Kerjasama FTechnopark dilakukan dengan menelusuri terlebih dahulu biaya-biaya yang terjadi
dalam memproduksi RTD Rosella dan kemudian biaya-biaya tersebut
diklasifikasikan. Biaya yang terjadi dalam memproduksi RTD Rosella
diklasifikasikan berdasarkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel.
Setelah semua biaya tersebut diketahui dan mampu diklasifikasikan, maka
selanjutnya dilakukan perhitungan harga pokok produksi dengan perhitungan FTechnopark, metode process costing pada pendekatan full costing dan efisiensi
penggunaan mesin yang juga menggunakan metode process costing pada
pendekatan full costing dimana dalam metode tersebut, semua unsur biaya
produksi diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi. Setelah hasil
perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan dengan perhitungan FTechnopark, metode process costing pendekatan full costing dan efisiensi
penggunaan mesin diketahui, maka selanjutnya dilakukan perhitungan harga jual
baik dengan menggunakan perhitungan F-Technopark maupun dengan metode
cost-plus pricing sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu rekomendasi bagi
F-Technopark. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
UPT Kerjasama F-Technopark
IPB

Rosella Kering

Bekatul

RTD Rosella

Beras Analog

Penelusuran Biaya-Biaya

Identifikasi Biaya Produksi : Direct
Material Cost, Direct Labor Cost,
Overhead Cost

Perhitungan Harga Pokok Produksi

Process Costing

Perhitungan
F-Technopark

Full Costing

Efisiensi Penggunaan
Mesin (metode process
costing pendekatan full
costing)

Perhitungan Harga Jual

Cost-Plus Pricing

Perhitungan F-Technopark

Rekomendasi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

6

Lokasi dan Waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah UPT Kerjasama F-Technopark Institut Pertanian
Bogor yang beralamat di Jalan Puspa No. 1 Kampus Institut Pertanian Bogor,
Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa UPT Kerjasama F-Technopark IPB
telah mampu menghasilkan produk yang tidak sekedar memiliki nilai jual yang
cukup tinggi, tetapi juga produk yang dihasilkan memberikan manfaat bagi
konsumen namun dalam perhitungan keuangan khususnya perhitungan harga
pokok produksi masih dilakukan secara sederhana. Penelitian ini dilakukan dari
bulan Desember 2012 sampai dengan Februari 2013.

Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak F-Technopark dan hasil observasi.
Sementara data sekunder diperoleh dari data biaya-biaya yang diolah dan
disajikan oleh pihak F-Technopark dan literatur. Data biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk produksi RTD Rosella kemudian dilakukan penelusuran lagi
terhadap biaya sebenarnya yang terjadi di UPT Kerjasama F-Technopark. Data
yang diperoleh diklasifikasikan dan dihitung berdasarkan metode yang digunakan
dengan bantuan Microsoft Excel 2007.

Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan data yang digunakan ialah teknik pengolahan data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa data biaya produksi RTD Rosella
F-Technopark, data untuk uji t dan data biaya dari hasil penelusuran penulis. Data
kualitatif berupa penafsiran penulis terhadap pemakaian perhitungan yang
digunakan F-Technopark dan yang digunakan penulis. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dengan menggunakan dasar-dasar teoritis dari landasan teori
yang sudah ada. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan perhitungan
F-Technopark dan metode process costing dengan pendekatan full costing untuk
menghitung harga pokok produksi. Sementara untuk penentuan harga jual
digunakan perhitungan F-Technopark dan metode cost-plus pricing. Dalam
membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi maupun harga jual yang
dilakukan F-Technopark dan yang dilakukan secara akuntansi, digunakan uji t
untuk menganalisis signifikansi perbedaan yang terjadi antara perhitungan
tersebut, berikut teknik kuantitatif yang dilakukan untuk mengolah data:
1. Metode Process Costing
Menurut Horngren et all (2006), perhitungan harga pokok produksi
berdasarkan process costing dilakukan dengan memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari: biaya
bahan baku dan biaya konversi (biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik).
Penentuan harga pokok produksi dengan metode process costing pada
pendekatan full costing adalah sebagai berikut:

7

Biaya bahan baku
XXX
Biaya tenaga kerja langsung
XXX
Biaya overhead pabrik variabel
XXX
Biaya overhead pabrik tetap
XXX+
Harga pokok produksi
XXX
2. Penentuan Harga Jual dengan Metode Cost-Plus Pricing
Menurut Mulyadi (2001), cost-plus pricing adalah penentuan harga jual dengan
cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan
datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.
Harga Jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan (markup)
3. Penentuan signifikansi perbedaan dengan uji t
1) Pengujian hipotesis harga pokok produksi
H0 ∶ μ1 - μ2 = 0
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pokok produksi
RTD Rosella dengan perhitungan F-Technopark dan harga pokok produksi
RTD Rosella dengan metode process costing pada pendekatan full costing.
H1 ∶ μ1 - μ2 ≠ 0
Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pokok produksi RTD
Rosella dengan perhitungan F-Technopark dan harga pokok produksi RTD
Rosella dengan metode process costing pada pendekatan full costing.
2) Pengujian hipotesis harga jual markup 15%
H0 ∶ μA - μB = 0
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga jual RTD Rosella
dengan perhitungan F-Technopark dan harga jual RTD Rosella dengan
metode cost-plus pricing pada markup 15%.
H1 ∶ μA - μB ≠ 0
Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga jual RTD Rosella dengan
perhitungan F-Technopark dan harga jual dengan metode cost-plus pricing
pada markup 15%.
3) Pengujian hipotesis harga jual markup 25%
H0 ∶ μC - μD = 0
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga jual RTD Rosella
dengan perhitungan F-Technopark dan harga jual RTD Rosella dengan
metode cost-plus pricing pada markup 25%.
H1 ∶ μC - μD ≠ 0
Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga jual RTD Rosella dengan
perhitungan F-Technopark dan harga jual RTD Rosella dengan metode costplus pricing pada markup 25%.
Analisis data yang digunakan adalah berupa analisis data kuantitatif dan
kualitatif. Analisis data kuantitatif pada produksi RTD Rosella F-Technopark
Institut Pertanian Bogor dilakukan dengan perhitungan harga pokok produksi
berdasarkan metode process costing dengan pendekatan full costing, metode costplus pricing untuk menganalisa harga jual dan uji t untuk menganalisis
signifikansi perbedaan yang terjadi antara perhitungan harga pokok produksi dan
harga jual baik yang dilakukan F-Technopark maupun perhitungan harga pokok
produksi dan harga jual yang dihitung secara akuntansi. Sementara analisis data
kualitatif berupa penafsiran penulis terhadap hasil analisis kuantitatif yang

8

dilakukan. Analisis kualitatif juga dilakukan dalam membandingkan perhitungan
harga pokok produksi yang dilakukan F-Technopark dan metode process costing.
Selain itu dengan membandingkan perhitungan harga jual yang dilakukan FTechnopark dan metode cost-plus pricing dan penafsiran terhadap hasil uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah Perusahaan
F-Technopark adalah UPT Kerjasama yang berhubungan dengan akademik,
ekspektasi, dan kompetensi utama Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut
Pertanian Bogor. Sebelum menjadi UPT Kerjasama yang memiliki fungsi dan
kegiatan yang cukup luas, F-Technopark mengalami beberapa perubahan seiring
dengan pergantian susunan personalianya. Pada awalnya, F-Technopark
merupakan suatu Komisi Penelitian dan Kerjasama yang berada dibawah naungan
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2003, Bangsal
Percontohan Pengolahan Hasil Pertanian (BPPHP) dikembangkan fungsinya oleh
Fakultas Teknologi Pertanian menjadi UPT F-Technopark. Namun selama 4 tahun
berjalan (2003-2007), UPT F-Technopark hanya berfungsi untuk memfasilitasi
kegiatan kemahasiswaan (desk study). Melihat fungsinya yang masih belum
optimal, maka pada tahun 2008, UPT F-Technopark tersebut berubah menjadi
UPT Kerjasama F-Technopark IPB.
Perubahan menjadi UPT Kerjasama tersebut seiring dengan pergantian
beberapa kali susunan personalia. Dari tahun 2008 sampai sekarang (2013), UPT
Kerjasama F-Technopark IPB tersebut dikelola oleh Prof. Dr. Ir Slamet Budijanto,
M.Agr. sebagai direkturnya. Semenjak dimulainya masa jabatan Prof. Dr. Ir
Slamet Budijanto, M.Agr. sebagai direktur hingga sekarang (2013), UPT
Kerjasama F-Technopark IPB dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan
kompetensinya. UPT tersebut aktif beroperasi sebagai unit yang memiliki
kegiatan dalam bentuk asistensi teknologi (melalui pelatihan dan konsultasi),
magang, kajian kebijakan, riset dan pengembangan produk ataupun proses, serta
mengembangkan dan meningkatkan daya saing UKM (Usaha Kecil Menengah)
Agroindustri melalui kerja sama dan pendanaan dari pemerintah pusat ataupun
pemerintah daerah terkait.
Layanan yang diberikan oleh F-Technopark pun cukup luas, mulai dari
konsultasi sederhana hingga paket program pilot plant yang kompleks. Sebagai
bagian dari program kepuasan klien, F-technopark menjaga komunikasi secara
intensif kepada klien untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bangsal pengolahan
yang terdapat dalam kompleks F-Technopark memiliki beberapa lini proses
seperti lini proses produksi teh, tahu, pati, dan lainnya yang dapat digunakan baik
untuk keperluan akademik seperti praktikum maupun tugas akhir mahasiswa, dan
untuk memenuhi kebutuhan klien dari sektor swasta ataupun pemerintah.
Institut Pertanian Bogor pada awalnya memfasilitasi modal sebesar
Rp25.000.000,00 untuk mulai menjalankan kegiatan produksi berbagai lini.
Dengan modal tersebut, F-Technopark telah mampu menghasilkan berbagai jenis

9

produk pangan antara lain mie jagung, tahu sehat, teh Rosella kering, RTD
Rosella, bekatul, hingga beras analog. Namun, produk yang masih rutin
diproduksi dan dipasarkan keluar institusi atau swasta adalah teh Rosela kering,
RTD Rosella, bekatul, dan beras analog. Produk-produk tersebut sebagian besar
dipasarkan di Serambi Botani Bogor.
Tujuan Pembentukkan Usaha
F-technopark dalam kegiatannya memiliki tujuan secara lebih rinci sebagai
berikut:
1. Mengembangkan teknologi yang tepat sasaran untuk penguatan teknologi
UKM Agroindustri untuk mendukung pengembangan Agroindustri pedesaan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaku UKM Agroindustri
dalam rangka meningkatkan daya saing UKM Agroindustri.
3. Meningkatkan technical skill dan entrepreneurial skill mahasiswa, khususnya
di bidang Agroindustri.
Identifikasi Proses Produksi RTD Rosella
Proses produksi merupakan kegiatan dimana adanya perubahan input
menjadi output, untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai tambah.
Perubahan input menjadi output tidak lepas dari peran sumber daya. Sumber daya
yang dimaksud antara lain adalah bahan baku, mesin, dan tentunya sumber daya
manusia yang terampil dan berkualitas. Proses produksi RTD Rosella terdiri dari
beberapa tahapan, dimulai dari persiapan hingga packing sehingga produk yang
dihasilkan dari proses produksi ini dapat lebih bernilai tambah dibanding dengan
produk mentah dan produk setengah jadi. Tahap proses produksi RTD Rosella FTechnopark IPB adalah sebagai berikut:
Tahap Persiapan

Ekstraksi

Pemasakan gula

Mixing

Bottling

Pasteurisasi

Cooling

Labeling

Packing

Gambar 2 Tahapan proses produksi RTD Rosella F-Technopark IPB
Berdasarkan Gambar 2, tahapan proses produksi RTD Rosella dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam proses produksi. Pada tahap ini
hal yang dilakukan adalah menyiapkan seluruh keperluan dalam proses
produksi diantaranya bahan baku, peralatan dan mesin yang akan digunakan.

10

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Setelah semua yang dibutuhkan dalam proses produksi telah lengkap, maka
selanjutnya dilakukan penimbangan bahan baku dan menyalakan boiler.
Ekstraksi
Tahap ekstraksi merupakan tahap pengekstrakkan Rosella merah dan Rosella
ungu di dalam tabung masak. Rosella merah dan Rosella ungu dimasukkan ke
dalam kain saring terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke tabung masak untuk
diekstraksi. Pengekstrakkan Rosella dalam tabung masak dilakukan sampai
warna ekstrak Rosella sesuai dengan standar. Pada tahap ini dilakukan
penyesuaian suhu hingga 90º C.
Pemasakan gula
Tahap pemasakan gula dilakukan ketika tahap ekstraksi juga dilakukan, namun
tahap pemasakan gula ini dilakukan pada tabung masak yang berbeda untuk
mengefisienkan proses produksi.
Mixing
Pada tahap mixing, ekstrak Rosella yang warnanya telah sesuai standar
dicampurkan dengan gula yang telah dimasak tadi. Pada tahap ini juga
dilakukan pencampuran bahan penolong dengan komposisi dan suhu yang
sesuai.
Bottling
Tahap bottling merupakan tahap dimana ekstrak Rosella yang telah dicampur
dengan bahan penolong telah siap untuk dikemas. Ekstrak Rosella yang telah
dihasilkan, dialirkan melalui kran pembotolan dan kemudian ekstrak Rosella
tadi diisikan ke dalam botol kemasan sampai volume yang sesuai. Pembotolan
ini dilakukan dalam suhu 70º C dan botol harus dalam keadaan steril.
Pasteurisasi
Setelah pembotolan selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan tahap
pasteurisasi dimana botol-botol yang telah berisi ekstrak Rosella dimasukkan
ke dalam bak sterilisasi pada suhu 60ºC.
Cooling
Cooling dilakukan ketika botol berisi ekstrak Rosella telah selesai di
pasteurisasi. Pada tahap ini, dilakukan penyiraman air pada botol yang telah di
pasteurisasi. Setelah disiram kemudian botol-botol berisi ekstrak Rosella
disimpan dalam ruangan untuk menunggu hasil penyiraman tadi kering.
Labeling
Setelah botol yang berisi ekstrak Rosella tadi kering, kemudian dilakukan
pelabelan kemasan. Pelabelan dilakukan untuk memberikan identitas produk
sehingga konsumen mengetahui secara lebih rinci tentang produk yang
ditawarkan.
Packing
Setelah tahap labeling selesai, kemudian RTD Rosella dimasukkan dan disusun
ke dalam kardus-kardus. Kardus tersebut ditutup dan diberi lakban sehingga
RTD Rosella siap untuk didistribusikan kepada konsumen. Setiap kardus
mampu menampung sebanyak 24 botol RTD Rosella.

11

Perhitungan Harga Pokok Produksi RTD Rosella UPT Kerjasama FTechnopark IPB
Harga Pokok Produksi dengan Perhitungan F-Technopark
Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan F-Technopark masih
sederhana. Biaya-biaya yang dihitung dalam menentukan harga pokok produksi
yaitu biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik variabel, sementara biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan.
Biaya-biaya yang dihitung tersebut merupakan biaya-biaya hasil pengumpulan
untuk sekali produksi menjadi biaya-biaya untuk setiap bulannya. Produksi yang
dilakukan dalam sebulan adalah sebanyak 12 kali produksi, dan dari setiap
produksi tersebut RTD Rosella yang mampu dihasilkan adalah 290 botol.
Bahan baku untuk pembuatan RTD Rosella yaitu Rosella merah kering,
Rosella ungu kering dan gula yang masing-masing dibutuhkan sebanyak 0,65 kg
untuk Rosella kering dan sebesar 10,3 kg untuk gula. Berdasarkan biaya bahan
baku per produksi, maka kebutuhan bahan baku Rosella merah kering dan Rosella
ungu kering untuk pembuatan RTD Rosella per bulan, masing-masing adalah
sebesar 7,8 kg, sementara untuk gula sebesar 123,6 kg. Bahan penolong dalam
proses produksi RTD Rosella ini terdiri dari vitamin C, K Sorbat, Na Benzoat dan
Na Sitrat. F-Technopark mengumpulkan biaya bahan penolong menjadi satu,
disebabkan jumlah yang dibutuhkan untuk setiap bahannya menjadi privasi FTechnopark. Biaya untuk bahan penolong dalam satu bulan produksi adalah
sebesar Rp82.620,00. Biaya overhead pabrik variabel selain biaya bahan penolong
yaitu biaya kemasan dan biaya kehigienisan produk. Untuk kemasan terdiri dari
beberapa jenis bahan yaitu botol, label botani, lakban, kardus, tinta permanen dan
pad stempel. Sementara untuk kehigienisan produk, bahan yang digunakan adalah
alkohol, masker, glove karet, glove plastik, dan filter. Perhitungan harga pokok
produksi RTD Rosella oleh F-Technopark dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perhitungan harga pokok produksi RTD Rosella dengan perhitungan FTechnopark
Jenis

Jumlah pemakaian bahan
(satuan/bulan)
7,8
7,8
123,6

Rosella merah kering
Rosella ungu kering
Gula
Vitamin C
Na benzoat
K sorbat
Na sitrat
Filter
Botol
Label botani
Lakban
Kardus
Alkohol
Masker
Glove karet
Glove plastik
Tinta permanen
Pad stempel
Total biaya produksi per bulan
Jumlah produksi per bulan
Harga pokok produksi per unit
Sumber : Data diolah, 2013

RTD (Ready to Drink) Rosella
Satuan
Harga (Rp/satuan)
kg
kg
kg

Asumsi Perusahaan

6
3480
3480
2
156
1
24
48
48
1
1

Buah
Botol
Buah
Buah
Buah
Liter
Buah
Buah
Buah
Botol
Buah

80.000
80.000
9.700
300.000
31.000
90.000
50.000
20.000
1.350
475
8.500
1.500
35.000
1.500
550
150
5.700
7.000

Jumlah biaya (Rp/bulan)
624.000
624.000
1.198.920
82.620

120.000
4.698.000
1.653.000
17.000
234.000
35.000
36.000
26.400
7.200
5.700
7.000
9.368.840
3.480
2.692

12

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa harga pokok produksi per unit
RTD Rosella F-Technopark adalah sebesar Rp2.692,00. Harga pokok produksi
tersebut diperoleh dengan membagi total biaya produksi per bulan sebesar
Rp9.368.840,00 dengan total produksi RTD Rosella per bulan sebesar 3.480 botol.
Harga pokok produksi tersebut terlihat kecil karena biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead tetap yang seharusnya ditelusuri, tidak diikutsertakan dalam
perhitungan.
Harga Pokok Produksi Metode Process Costing Pendekatan Full Costing
Harga pokok produksi dihasilkan dari perhitungan total biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi sejumlah produk. Harga pokok produksi dengan
metode process costing pendekatan full costing melibatkan 3 unsur biaya yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik
yang bersifat variabel maupun tetap.
A. Biaya Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan RTD Rosella yaitu
Rosella merah kering, Rosella ungu kering dan gula. Perhitungan biaya bahan
baku dihasilkan dari total biaya hasil pengalian jumlah pemakaian bahan per
bulan dengan harga bahan baku. Jumlah pengeluaran biaya bahan baku RTD
Rosella F-Technopark per bulan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Pengeluaran biaya bahan baku RTD Rosella
Bahan baku
Rosella merah kering
Rosella ungu kering
Gula
Total biaya
Sumber : Data diolah, 2013

Jumlah pemakaian (kg/bulan)
7,8
7,8
123,6

Harga (Rp/kg)
80.000
80.000
9.700

Jumlah biaya (Rp)
624.000
624.000
1.198.920
2.446.920

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa jumlah pemakaian bahan baku untuk
Rosella merah kering dan Rosella ungu kering per bulannya masing-masing
adalah 7,8 kg dengan harganya masing-masing adalah Rp80.000,00 per kg,
sehingga total biaya untuk Rosella merah kering dan Rosella ungu kering
masing-masing adalah Rp624.000,00. Sementara untuk jumlah pemakaian gula
per bulannya adalah sebesar 123,6 kg dan harga per kg nya adalah sebesar
Rp9.700,00, sehingga total biaya untuk gula per bulan adalah Rp1.198.920,00.
Berdasarkan total biaya tiap bahan baku tersebut menghasilkan total
pengeluaran biaya bahan baku RTD Rosella sebesar Rp2.446.920,00.
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung dalam produksi RTD Rosella terdiri dari dua yaitu
karyawan produksi dan karyawan pengemasan. Biaya tenaga kerja diperoleh
berdasarkan total biaya hasil pengalian upah karyawan per bulan dengan
jumlah karyawan. Jumlah pengeluaran biaya tenaga kerja langsung pada
produksi RTD Rosella F-Technopark dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Pengeluaran biaya tenaga kerja langsung RTD Rosella
Jenis tenaga kerja
Produksi
Pengemasan
Total biaya
Sumber : Data diolah, 2013

Upah (Rp/bulan)
1.000.000
1.000.000

Jumlah tenaga kerja (Orang)
1
1

Jumlah biaya (Rp/bulan)
1.000.000
1.000.000
2.000.000

13

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja untuk produksi
dan pengemasan masing-masing adalah sebanyak satu orang dengan upah per
bulan sebesar Rp1.000.000,00 sehingga biaya tenaga kerja langsung untuk
produksi adalah sebesar Rp1.000.000,00 dan biaya tenaga kerja langsung untuk
pengemasan adalah sebesar Rp1.000.000,00. Dari masing-masing jumlah biaya
tenaga kerja langsung RTD Rosella didapat total pengeluaran biaya tenaga
kerja langsung sebesar Rp2.000.000,00.
C. Biaya Overhead Pabrik
1. Biaya overhead pabrik tetap
Biaya overhead pabrik tetap merupakan biaya yang secara rutin
dikeluarkan perusahaan per bulannya untuk menunjang proses produksi.
Biaya overhead pabrik tetap yang terjadi dalam produksi RTD Rosella
yaitu biaya listrik, biaya sewa bangunan, biaya transportasi, biaya
pemeliharaan mesin dan biaya penyusutan mesin. Jumlah pengeluaran
biaya overhead pabrik tetap pada produksi RTD Rosella F-Technopark
IPB dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengeluaran biaya overhead pabrik tetap RTD Rosella
Jenis Biaya
a). Biaya listrik
b).Biaya sewa bangunan
c). Biaya transportasi
d).Biaya pemeliharaan mesin
e). Biaya penyusutan mesin
Total biaya
Sumber : Data diolah, 2013

Jumlah biaya (Rp/bulan)
438.146
640.000
300.000
100.000
498.542
1.976.688

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahawa total pengeluaran untuk biaya
overhead pabrik tetap RTD Rosella per bulan adalah sebesar
Rp1.976.688,00. Total biaya tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan
dan estimasi perusahaan secara langsung.
2. Biaya overhead pabrik variabel
a) Biaya bahan penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang akan diolah menjadi bagian
produk selesai tetapi nilainya relatif kecil sehingga meskipun dapat
diikuti jejak pemakaiannya menjadi tidak praktis atau tidak
bermanfaat. Bahan penolong yang terdapat dalam pembuatan RTD
Rosella yaitu vitamin C, Na Benzoat, K Sorbat, dan Na Sitrat. Jumlah
pengeluaran biaya bahan penolong pada produksi RTD Rosella FTechnopark IPB dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Pengeluaran biaya bahan penolong RTD Rosella
Bahan Penolong

Jumlah pemakaian (kg/bulan)

Vitamin C
Na benzoat
K sorbat
Estimasi perusahaan
Na sitrat
Total biaya
Sumber : Data diolah, 2013

Harga (Rp/kg)

Jumlah biaya (Rp/bulan)

300.000
31.000
90.000
50.000

82.620

82.620

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa pengeluaran biaya bahan
penolong untuk RTD Rosella per bulan adalah sebesar Rp82.620,00.
Total biaya tersebut merupakan penjumlahan dari total biaya vitamin

14

C, Na Benzoat, K Sorbat dan Na Sitrat per bulannya. Harga per
kilogram bahan baku dicantumkan, namun untuk jumlah pemakaian,
F-Technopark mengestimasikan sendiri karena bahan penolong
menjadi privasi F-Technopark.
b) Biaya kemasan
Kemasan untuk RTD Rosella yang dihasilkan oleh F-Technopark
berupa botol dengan identitas produknya dalam label yang tertera.
Bahan untuk kemasan RTD Rosella yaitu botol, label kemasan, lakban,
kardus, tinta dan pad stempel. Jumlah pengeluaran biaya kemasan
RTD Rosella F-Technopark dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Pengeluaran biaya kemasan RTD Rosella
Bahan kemasan
Botol
Label kemasan
Lakban
Kardus
Tinta permanen
Pad stempel
Total biaya
Sumber : Data diolah, 2013

Pemakaian bahan
(satuan per bulan)
3480
3480
2
156
1
1

Satuan
Buah
Buah
Buah
Buah
Botol
Buah

Harga
(Rp/satuan)
1.350
475
8.500
1.500
5.700
7.000

Jumlah biaya
(Rp/bulan)
4.698.000
1.653.000
17.000
234.000
5.700
7.000
6.614.700

Berdasarkan Tabel 6 jumlah pemakaian botol per bulan adalah
sebanyak 3.480 buah dengan harga masing-masing botol adalah
Rp1.350,00 sehingga didapatkan jumlah biaya untuk botol per bulan
adalah sebesar Rp4.698.000,00 setelah dilakukan pengalian. Label
kemasan yang dibutuhkan per bulan sama jumlahnya yaitu sebanyak
3.480 buah, sehingga apabila dikalikan dengan harga per labelnya
Rp475,00 didapatkan jumlah biaya label kemasan sebesar
Rp1.653.000,00. Untuk lakban yang dibutuhkan per bulan adalah
sebanyak 2 buah dengan harga per lakban adalah sebesar Rp8.500,00
sehingga jumlah biaya pengeluaran untuk lakban per bulan adalah
sebanyak Rp17.000,00. Kardus yang dibutuhkan per bulan adalah
sebanyak 156 buah dengan harga Rp1.500,00 sehingga didapatkan
jumlah biaya untuk kardus sebesar Rp234.000,00. Tinta permanen
dalam sebulan dibutuhkan 1 botol dengan harga per botolnya adalah
sebesar Rp5.700,00 sehingga jumlah biaya untuk tinta adalah sebesar
Rp5.700,00 per bulan. Sementara untuk pad stempel per bulan
dibutuhkan 1 buah dengan harga per unitnya sebesar Rp7.000,00
sehingga jumlah biaya untuk pad stempel adalah Rp7.000,00.
Berdasarkan jumlah biaya masing-masing bahan kemasan tersebut
kemudian dilakukan penjumlahan sehingga didapatkan total biaya
untuk kemasan secara keseluruhan sebesar Rp6.614.700,00.
c) Biaya kehigienisan produk
Biaya kehigienisan produk dikeluarkan berdasarkan kebutuhan untuk
melindungi produk dari pencemaran saat diproduksi. Komponen biaya
kehigienisan produk RTD Rosella yaitu alkohol, masker, glove karet,
glove plastik dan filter. Jumlah pengeluaran biaya kehigienisan produk
RTD Rosella F-Technopark IPB dapat dilihat pada Tabel 7.

15

Tabel 7 Pengeluaran biaya kehigienisan RTD Rosella
Jenis
Pemakaian bahan (satan/bulan)
Alkohol
1
Masker
24
Glove karet
48
Glove plastik
48
Filter
6
Total biaya
Sumber : Data diolah, 2013

Satuan
Liter
Buah
Buah
Buah
Buah

Harga (Rp/satuan)
35.000
1.500
550
150
20.000

Jumlah (Rp/bulan)
35.000
36.000
26.400
7.200
120.000
224.600

Berdasarkan Tabel 7, total biaya pengeluaran untuk kehigienisan RTD
Rosella per bulan adalah sebesar Rp224.600,00. Total biaya tersebut
didapatkan dari hasil perkalian jumlah pemakaian bahan per bulan
dengan harga bahan per satuannya dan hasil dari perkalian tersebut di
total secara keseluruhan.
Biaya overhead pabrik tetap dan variabel yang telah dihitung tadi
kemudian dijumlahkan untuk mengetahui total biaya overhead pabrik
yang terjadi pada produksi RTD Rosella F-Technopark IPB. Jumlah
biaya overhead pabrik yang terjadi dalam produksi RTD Rosella FTechnopark Institut Pertanian Bogor dapat dilihat secara rinci
perhitungannya pada Tabel 8.
Tabel 8 Pengeluaran biaya overhead pabrik RTD Rosella
Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik tetap
a). Biaya listrik
b). Biaya sewa bangunan
c). Biaya transportasi
d). Biaya pemeliharaan mesin
e). Biaya penyusutan mesin
Biaya overhead pabrik variabel
a).Biaya bahan penolong
1. Vitamin C
2. Na benzoat
3. K sorbat
4. Na sitrat
b).Biaya kemasan :
1. Botol
2. Label botani
3. Lakban
4. Kardus
5. Tinta permanen
6. Pad stempel
c).Biaya kehigienisan produk
1. Alkohol
2. Masker
3. Glove karet
4. Glove plastik
5. Filter
Total biaya
Sumber : Data diolah, 2013

Jumlah biaya
(Rp/bulan)
438.146
640.000
300.000
100.000
498.542

82.620

4.698.000
1.653.000
17.000
234.000
5.700
7.000
35.000
36.000
26.400
7.200
120.000
8.898.608

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa biaya overhead pabrik
yang terjadi pada produksi RTD Rosella per bulannya adalah sebesar
Rp8.898.608,00. Total biaya tersebut didapatkan dari hasil
penjumlahan total biaya overhead pabrik tetap dengan total biaya
overhead pabrik variabel.
Penelusuran dan klasifikasi biaya-biaya yang terjadi pada produksi RTD
Rosella F-Technopark IPB telah dilakukan dan diketahui hasilnya. Maka dari itu

16

dari biaya-biaya yang telah ditelusuri dan dihitung tadi didapat harga pokok
produksi berdasarkam metode process costing pada pendekatan full costing yang
mengikutsertakan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel.
Rincian perhitungan harga pokok produksi dari RTD Rosella yang diproduksi
oleh UPT Kerjasama F-Technopark Institut Pertanian Bogor pada metode process
costing pendekatan full costing dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Harga pokok produksi RTD Rosella dengan metode process costing
pada pendekatan full costing
Jenis biaya
1.Biaya bahan baku
langsung
a. Rosella merah kering
b. Rosella ungu kering
c. Gula
Jumlah biaya bahan baku langsung
2.Biaya tenaga kerja
langsung
a. Produksi
b. Pengemasan
Jumlah biaya tenaga kerja langsung
3.Biaya overhead pabrik
a. Biaya overhead pabrik tetap
a) Biaya listrik
b) Biaya sewa bangunan
c) Biaya transportasi
d) Biaya pemeliharaan mesin
e) Biaya penyusutan mesin
Jumlah biaya overhead pabrik tetap
b. Biaya overhead pabrik variabel
a).Biaya bahan penolong
1. Vitamin C
2. Na benzoat
3. K sorbat
4. Na sitrat
b).Biaya kemasan :
1. Botol
2. Label botani
3. Lakban
4. Kardus
5. Tinta permanen
6. Pad stempel
c).Biaya kehigienisan
produk
1. Alkohol
2. Masker
3. Glove karet
4. Glove plastik
5. Filter
Jumlah biaya overhead pabrik variabel
Jumlah biaya overhead pabrik
Total biaya produksi per bulan
Jumlah produksi RTD Rosella per bulan
Harga pokok produksi per unit
Sumber : Data diolah, 2013

Harga
(Rp/satuan)

Jumlah unit

Satuan

Jumlah biaya
(Rp/bulan)

80.000
80.000
9.700

7,8
7,8
123,6

kg
kg
kg

624.000
624.000
1.198.920
2.446.920

1
1

Orang
Orang

1.000.000
1.000.000
2.000.000

1.000.000
1.000.000

438.146
640.000
300.000
100.000
498.542
1.976.688

300.000
31.000
90.000
50.000

Asumsi
Perusahaan

kg
kg
kg
kg

82.620

1.350
475
8.500
1.500
5.700
7.000

3480
3480
2
156
1
1

Botol
Buah
Buah
Buah
Botol
Buah

4.698.000
1.653.000
17.000
234.000
5.700
7.000

35.000
1.500
550
150
20.000

1
24
48
48
6

Liter
Buah
Buah
Buah
Buah

35.000
36.000
26.400
7.200
120.000
6.921.920
8.898.608
13.345.528
3.480
3.835

Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa harga pokok produksi RTD Rosella FTechnopark dengan metode process costing pada pendekatan full costing adalah
sebesar Rp3.835,00. Harga pokok produksi tersebut diperoleh dengan membagi
total biaya produksi per bulan sebesar Rp13.345.528,00 dengan total produksi
RTD Rosella per bulan sebesar 3.480 botol.

17

Harga Pokok Produksi dengan Efisiensi Penggunaan Mesin
RTD Rosella yang diproduksi oleh UPT Kerjasama F-Technopark IPB
selama ini menggunakan mesin yang sumber energinya berasal dari boiler. Mesin
tersebut memerlukan listrik agar mampu beroperasi, daya listrik yang dibutuhkan
sangat besar, yaitu sebesar 10.492 watt. Daya listrik yang sangat besar tersebut
dibutuhkan terutama untuk mengoperasikan boiler dan pengaduk. Sebenarnya
tanpa menggunakan boiler pun RTD Rosella bisa diproduksi, namun dengan
proses yang lebih memakan waktu. RTD Rosella apabila diproduksi dengan
menggunakan kompor, maka