Karakterisasi Morfologi Bunga, Buah dan Kualitas Buah Tiga Genotipe Pepaya Hibrida

KARAKTERISASI MORFOLOGI BUNGA, BUAH DAN
KUALITAS BUAH TIGA GENOTIPE PEPAYA HIBRIDA

SHALATI FEBJISLAMI
A24080035

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

KARAKTERISASI MORFOLOGI BUNGA, BUAH DAN KUALITAS
BUAH TIGA GENOTIPE PEPAYA HIBRIDA
Morphological Characterization of flowers, fruit and fruit quality three genotypes
of hybrid papaya
Shalati Febjislami1, Ketty Suketi2, Rahmi Yunianti2
Mahasiswa, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2
Staf Pengajar, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
1


Abstract
This research was conducted from January-June 2012 at Teaching Farm
Tajur and Postharvest Laboratory Baranang Siang, PKHT-IPB-Bogor. The
objective of this research was to study the morphological characters of flowers,
fruit, and fruit quality of three genotypes of hybrid papaya IPB H91, IPB H93,
and IPB H39. The parameters were the qualitative and quantitative character of
flowers and fruit, physical and chemical quality of fruit and organoleptic test. The
result of the research showed that three genotypes of hybrid papaya had different
superior characters. IPB H91 had long flower stalks, a high flower number per
stem and fruits, high fruit flesh weight, edible portion, and flesh thickness, hard
flesh firmness, and low total titrated acid. IPB H93 had many high flower number,
low seed number per fruits and high total soluble solid. IPB H39 had short
distance between the segment, hard fruit peel firmness and high vitamin C
content. Organoleptic test showed that IPB H39 had shape and taste more
preferred by panelist. IPB H91 can be alternative to get hybrid papaya because
had more superior characters at generative phase than other genotype.
Keywords: Characterization, fruit quality, morphology of flower and fruit, hybrid
papaya.

RINGKASAN

SHALATI FEBJISLAMI. Karakterisasi Morfologi Bunga, Buah dan
Kualitas Buah Tiga Genotipe Pepaya Hibrida. (Dibimbing oleh KETTY
SUKETI dan RAHMI YUNIANTI).
Percobaan dilakukan untuk mengetahui karakter morfologi bunga, buah
dan kualitas buah tiga genotipe pepaya hibrida yaitu IPB H91, IPB H93 dan IPB
H39. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2012 di Teaching Farm
Kebun Buah Tajur dan Laboratorium Pasca Panen Pusat Kajian Hortikultura
Tropika-IPB (PKHT-IPB), Bogor.
Pengamatan dilakukan pada populasi tanaman yang terdapat di lapangan
saat tanaman telah berumur delapan bulan setelah tanam (BST), sampai panen
buah menurut stadia kematangan buah masing-masing genotipe. Parameter yang
diamati yaitu: karakter kualitatif dan kuantitatif bunga serta buah, kualitas fisik
dan kimia buah, serta uji organoleptik.
Hasil

percobaan

menunjukkan

ketiga


genotipe

hibrida

memiliki

keunggulan karakter yang berbeda-beda. Genotipe IPB H91 memiliki keunggulan
tangkai bunga yang panjang serta jumlah bunga per buku dan buah yang banyak,
bobot daging buah, persentase bagian yang dapat dimakan (BDD) dan tebal buah
yang besar, daging buah yang keras dan asam tertitrasi total (ATT) yang rendah.
Genotipe IPB H93 memiliki keunggulan jumlah bunga yang banyak, jumlah biji
per buah yang sedikit dan nilai padatan terlarut total (PTT) yang tinggi. Genotipe
IPB H39 memiliki keunggulan jarak antar ruas bunga yang pendek, kulit buah
yang keras dan kandungan vitamin C yang tinggi. Hasil uji organoleptik juga
menunjukkan genotipe IPB H39 memiliki bentuk dan rasa yang lebih disukai oleh
panelis. Genotipe IPB H91 dapat dijadikan alternatif untuk memperoleh tanaman
pepaya hibrida karena memiliki banyak karakter unggul pada fase generatifnya
daripada kedua genotipe lainnya.


KARAKTERISASI MORFOLOGI BUNGA, BUAH DAN
KUALITAS BUAH TIGA GENOTIPE PEPAYA HIBRIDA

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

SHALATI FEBJISLAMI
A24080035

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Judul : KARAKTERISASI MORFOLOGI BUNGA, BUAH
DAN KUALITAS BUAH TIGA GENOTIPE PEPAYA
HIBRIDA.
Nama : SHALATI FEBJISLAMI
NIM


: A24080035

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Ir. Ketty Suketi, MSi.
NIP. 19610913 198601 2 001

Pembimbing II

Dr. Rahmi Yunianti, SP. MSi. (Almh)
NIP. 19720617 199702 2 002

Mengetahui.
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor


Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 2 Februari 1990 sebagai
anak kedua dari pasangan Bapak Arizal dan Ibu Elismar. Penulis memasuki
pendidikan formal pertama pada tahun 1996 di SD Negeri 35 Tigo Alua,
Canduang dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2005 penulis menyelesaikan studi di
SLTP Negeri 1 Kamang Magek. Penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 1
Tilatang Kamang pada tahun 2008.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) Tahun 2008. Penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor dengan Mayor Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Penulis
mengambil Minor Arsitektur Lanskap pada tahun 2009. Selama menjadi
mahasiswa penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya Cyber
Astra Astri Organizer (Cybertron) periode 2008-2009 sebagai anggota, Ikatan
Keluarga Muslim TPB (IKMT) periode 2008-2009 sebagai anggota, Forum
Komunikasi Rohis Departemen (FKRD) Fakultas Pertanian periode 2009-2010

sebagai anggota, dan organisasi mahasiswa daerah Perhimpunan Alumni SMA
Tilatang dan Kamang (PRIMASISTA) sebagai anggota.
Penulis juga aktif mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan diantaranya
panitia Masa Perkenalan Mahasiswa Baru 46 “MPKMB 46” tahun 2009, panita
Festival Tanaman (FESTA) ke-32 tahun 2011, panitia Seminar dan Simposium
Bersama 2012 serta panitia Seminar Bioteknologi 2012. Penulis juga
mendapatkan hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam bidang
kewirausahaan periode 2011-2012. Penulis juga berkesempatan menjadi asisten
praktikum Mata Kuliah Pembiakan Tanaman, Dasar-dasar Hortikultura, Teknik
Budidaya Tanaman dan Tanaman Buah pada tahun 2012. Penulis menerima
beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) sejak tahun 2008 hingga 2012.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian karakterisasi morfologi bunga, buah dan kualitas buah tiga genotipe
pepaya hibrida ini dilaksanakan terdorong oleh keinginan untuk mengetahui
karakter dan keunggulan dari pepaya hibrida yang sedang dikembangkan.
Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperolah gelar


Sarjana Pertanian pada

Departemen

Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkenan memberikan bantuan dan saran dalam kegiatan penelitian ini:
1. Dr. Ir. Ketty Suketi, MSi. dan Dr. Rahmi Yunianti, SP. MSi. (Almh) yang
telah bersedia untuk menjadi dosen pembimbing penulis.
2. Dr. Ir. Winarso D. Widodo MS. dan Dr. Desta Wirnas, SP. MSi. sebagai
dosen penguji atas masukan dan sarannya untuk perbaikan skripsi.
3. Prof. Dr. Ir. Sudarsono, MSc. sebagai pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama masa studi.
4. Sulassih, SP. MSi. dan Mbak Pipit sebagai staf laboratorium dan Mas
Awang dan Pak Ade sebagai staf lapang Pusat Kajian Hortikultura Tropika
yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
5. Kepada kedua orang tua yang telah tulus memberikan dorongan baik moril

maupun materiil, penulis ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.
6. Rista, Izza, Cucun, Mia, Bunga, Susi, Wulandari, Wulan, Eta, Bayu, Kak
Arif, teman-teman OMDA PRIMASISTA dan seluruh rekan-rekan
INDIGENOUS 45 yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan, do’a
dan semangatnya.
Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi yang memerlukan.

Bogor, Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

ix


DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

x

PENDAHULUAN ...................................................................................

1

Latar Belakang .............................................................................
Tujuan ..........................................................................................

1
3

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................

4

Daerah Asal dan Penyebaran Pepaya ............................................

Taksonomi dan Botani Pepaya ......................................................
Syarat Tumbuh Tanaman Pepaya ..................................................
Pemuliaan Tanaman Pepaya .........................................................
Varietas Hibrida Pepaya ...............................................................
Kualitas Buah Pepaya ...................................................................

4
4
6
8
9
11

BAHAN DAN METODE ........................................................................

12

Tempat dan Waktu .......................................................................
Bahan dan Alat .............................................................................
Metode .........................................................................................

12
12
12

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................

18

Kondisi Umum .............................................................................
Karakter Kualitatif Bunga .............................................................
Karakter Kuantitatif Bunga ...........................................................
Karakter Kualitatif Buah...............................................................
Karakter Kuantitatif Buah .............................................................
Uji Kualitas Fisik Buah ................................................................
Uji Kualitas Kimia Buah...............................................................
Uji Organoleptik ...........................................................................

18
19
20
23
24
25
27
28

KESIMPULAN .......................................................................................

30

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

31

LAMPIRAN ............................................................................................

34

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Deskripsi karakter kualitatif bunga ..................................................

19

2. Karakter kuantitatif bunga...............................................................

21

3. Jumlah bunga, buah dan persentase bunga menjadi buah selama 1013 BST ...........................................................................................

22

4. Deskripsi karakter kualitatif buah....................................................

23

5. Panjang buah (P), diameter buah (D) dan nisbah P/D buah..............

24

6. Bobot biji per buah, bobot 100 biji dan jumlah biji perbuah ............

25

7. Bobot buah utuh, bobot daging buah dan persentase bagian yang
dapat dimakan ...............................................................................

26

8. Tebal daging buah, lebar rongga tengah dan kekerasan kulit dan
daging buah ....................................................................................

27

9. Padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), kadar
keasaman sari buah (pH) dan Vitamin C .........................................

28

10. Hasil uji kruskal wallis pada uji organoleptik ..................................

29

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1. Serangan lalat buah (a), penyakit busuk akar dan pangkal batang
(b) dan penyakit antraknosa (c) .......................................................

Halaman
18

2. Keragaan karakter kualitatif bunga pada ketiga genotipe pepaya
hibrida ............................................................................................

20

3. Bunga hermaprodit ketiga genotipe pepaya hibrida .........................

21

4. Keragaan buah ketiga genotipe pepaya hibrida saat 13 BST ............

22

5. Bentuk dan rongga tengah buah serta warna kulit dan daging buah .

24

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Deskripsi pepaya varietas IPB 1 (Arum Bogor) ...............................

35

2. Deskripsi pepaya varietas IPB 3 (Carisya).......................................

35

3. Deskripsi pepaya varietas IPB 9 (Callina) .......................................

36

4. Bentuk buah hermaprodit ................................................................

38

5. Bentuk pangkal buah ......................................................................

39

6. Bentuk dominan rongga tengah .......................................................

39

7. Data iklim stasiun klimatologi Darmaga .........................................

39

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman buah berupa herba dari
family Caricaceae. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tropika yang berasal
dari persilangan alami Carica peltata Hook. & Arn. dan sekarang tersebar luas di
seluruh daerah tropika dan subtropika di seluruh dunia (Villegas, 1991). Indonesia
yang merupakan salah satu daerah tropika, hampir di seluruh daerahnya terdapat
tanaman pepaya. Buah pepaya banyak disukai oleh masyarakat karena memiliki
rasa yang manis dan mengandung banyak nutrisi dan vitamin. Menurut Samson
(1980) buah pepaya mengandung 10% gula, vitamin A dan vitamin C. Menurut
Villegas (1991) kandungan gula utamanya adalah sukrosa 48.3%, glukosa 29.8%
dan fruktosa 21.9%. Perkiraan kandungan vitamin A 450 mg dan vitamin C 74 mg
dari 100 g bagian yang dapat dimakan.
Pepaya tergolong tanaman tidak bermusim sehingga buahnya tersedia
setiap saat, harganya juga relatif murah dan terjangkau. Berdasarkan data BPS
(2012) produksi buah pepaya pada tahun 2010 adalah sebesar 675,801 ton dan
pada tahun 2011 sebesar 958,251 ton sehingga angka produksi pada tahun 2011
lebih tinggi dari tahun 2010. Total produksi pepaya pada tahun 2011 menempati
urutan ke-6 dalam produksi buah-buahan di Indonesia setelah pisang, mangga,
jeruk, nanas dan salak dengan sentra produksi di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Lampung dan Nusa Tenggara Timur.
Peningkatan produksi pepaya tentunya berkaitan dengan tingginya
permintaan dari konsumen. Tingginya permintaan konsumen terhadap pepaya
dipengaruhi oleh kesadaran untuk mengkonsumsi buah-buahan sebagai sumber
zat gizi berupa vitamin dan mineral sebagai dampak dari tingkat pemahaman dan
kemampuan daya beli masyarakat yang juga meningkat. Seiring dengan
meningkatnya tingkat pemahaman masyarakat juga terjadi pergeseran tren
konsumsi buah khususnya pepaya di masyarakat. Pergeseran tren konsumsi
pepaya di masyarakat menyebabkan pepaya yang akan dikonsumsi dituntut
memiliki kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen.

2
Awalnya dulu orang menyukai pepaya yang berukuran besar karena bisa
dimakan bersama-sama dengan keluarga. Seiring dengan perubahan jumlah
keluarga inti yang semakin sedikit, menyebabkan pepaya berukuran besar mulai
kurang disukai karena kalau tidak habis sekali makan, harus disimpan dalam
lemari pendingin yang nantinya menyebabkan kesegarannya berkurang. Sekarang
orang cenderung menyukai pepaya berukuran kecil-sedang karena lebih praktis
mengkonsumsinya yaitu hanya menggunakan sendok dan kontak dengan tangan
hanya sedikit. Buah pepaya tersebut juga lebih sesuai dengan kapasitas konsumsi
buah seseorang. Buah pepaya berukuran kecil-sedang dapat habis sekali makan
dan pas untuk konsumsi satu orang karena menurut Sobir (2009) kemampuan
rata-rata manusia untuk mengkonsumsi buah, yaitu 200-300 g bahan segar untuk
sekali makan.
Langkah yang dapat ditempuh untuk mendapatkan tanaman pepaya yang
sesuai dengan keinginan konsumen tersebut adalah melalui kegiatan pemuliaan
tanaman. Melalui kegiatan pemuliaan tanaman bisa dirakit tanaman yang nantinya
akan menjadi varietas unggul. Menurut Sujiprihati dan Suketi (2006) melalui
pemuliaan, diharapkan akan diperoleh kultivar pepaya unggul baru dengan sifatsifat yang diinginkan seperti produktivitas tinggi, berumur genjah (cepat berbuah),
ukuran buah sesuai dengan selera konsumen, rasa manis, serta tahan terhadap
serangan hama dan penyakit.
Salah satu varietas unggul yang dapat dihasilkan adalah berupa tanaman
hibrida. Tanaman hibrida didapatkan dari serangkaian kegiatan pemuliaan.
Menurut Carsono (2008) proses kegiatan pemuliaan diawali dengan (i) usaha
koleksi plasma nutfah sebagai sumber keragaman, (ii) identifikasi dan
karakterisasi, (iii) induksi keragaman, misalnya melalui persilangan ataupun
dengan transfer gen, yang diikuti dengan (iv) proses seleksi, (v) pengujian dan
evaluasi, (vi) pelepasan, distribusi dan komersialisasi varietas. Teknik persilangan
yang diikuti dengan proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dipakai
dalam inovasi perakitan kultivar unggul baru, selanjutnya, diikuti oleh kultivar
introduksi, teknik induksi mutasi dan mutasi spontan yang juga menghasilkan
beberapa kultivar baru.

3
Tanaman hibrida yang diperoleh dari hasil pemuliaan tidak bisa langsung
dilepas begitu saja, tetapi perlu diseleksi terlebih dahulu. Sebelum diseleksi
tanaman hibrida tersebut perlu dikarakterisasi lagi. Tujuannya untuk mempelajari
keragaan morfologinya baik pada fase vegetatif maupun generatif serta
kualitasnya. Tanaman pepaya hibrida yang digunakan pada penelitian ini
merupakan tanaman dari penelitian Chairunnisa (2012) yang melakukan
pengujian pertumbuhan tiga genotipe pepaya hibrida pada fase vegetatif. Tanaman
pepaya yang diuji merupakan hasil dari pemuliaan Pusat Kajian Hortikultura
Tropika (PKHT). Tanaman pepaya tersebut yaitu genotipe IPB H91, IPB H93 dan
IPB H39. Hasilnya menunjukkan genotipe IPB H91 dapat dijadikan alternatif
dalam memperoleh hibrida karena memiliki lebih banyak karakter unggul pada
fase vegetatif. Penelitian selanjutnya dilakukan untuk melakukan karakterisasi
morfologi tanaman pepaya hibrida tersebut pada fase generatif.
Hasil karakterisasi pada tanaman hibrida ini nantinya diharapkan dapat
mempermudah penyeleksian tanaman yang memiliki sifat sesuai dengan ideotipe
yang diinginkan konsumen. Menurut PKBT (2002) kriteria (ideotipe) buah pepaya
yang diinginkan konsumen untuk konsumsi buah segar antara lain memiliki rasa
manis, bentuk buah oval atau lonjong, kulit buah halus, bobot buah berkisar 0.51.0 kg (kecil-medium), daging buah renyah dengan warna jingga dan rongga buah
kecil.
Tujuan
Tujuan penelitian adalah melaksanakan karakterisasi terhadap morfologi
tiga genotipe pepaya hibrida pada fase generatif. Pelaksanaan karakterisasi
dikhususkan untuk mengetahui keragaan morfologi bunga, buah dan kualitas buah
tiga genotipe pepaya hibrida.

TINJAUAN PUSTAKA
Daerah Asal dan Penyebaran Pepaya
Genus Carica merupakan tanaman asli Amerika tropika yang berasal dari
persilangan alami Carica peltata Hook. & Arn. dari Amerika tropika dibawa ke
Karibia dan Asia Tenggara selama eksplorasi Spanyol di abad ke-16. Penyebaran
pepaya berlangsung dengan cepat ke India, Oceania, Afrika dan sekarang tersebar
luas di seluruh area tropis dan subtropis di dunia (Villegas, 1991). Genus Carica
merupakan salah satu dari empat genus yang ada dalam family Caricaceae. Family
Caricaceae merupakan tanaman dikotil yang terdiri dari empat genus: tiga asli dari
Amerika tropika (Carica, Jarilla, Jacaratica) dan satu, Cylicomorpha, dari Afrika
tengah (Nakasone dan Paull, 1998).
Genus Carica memiliki 21 spesies, namun hanya tiga spesies yang
memiliki nilai penting secara hortikultura, yaitu Carica papaya L. (Nakasone dan
Paull, 1998), C. candamarcensis Hook dan C. monoica (Morton, 1987). Spesies
yang diketahui telah dibudidayakan di Indonesia diantara ketiga spesies tersebut
hanya dua spesies, yaitu C. papaya L. dan C. candamarcensis Hook (yang disebut
juga pepaya gunung (mountain papaya)) (Syukur et al., 2012).
Taksonomi dan Botani Pepaya
Pepaya merupakan tanaman berbentuk pohon, memiliki tinggi 2-10 m dan
biasanya tidak bercabang. Jika terjadi pelukaan terkadang dapat memiliki cabang.
Seluruh bagian tubuh mengandung getah putih. Batangnya berbentuk tabung,
dengan diameter 10-30 cm, berongga, dengan parutan daun yang menonjol ke
dalam batang dan jaringannya kenyal berserat. Daun tersusun melingkar,
terkumpul di dekat pucuk. Panjang petiol mencapai 1 m, berongga, berwarna
kehijauan atau hijau keunguan (Villegas, 1991).
Bunga pepaya muncul pada bagian pangkal daun dan tipe pembungaan
tergantung pada jenis kelamin pohon (Nakasone dan Paull, 1998). Pepaya
memiliki tiga tipe bunga, yaitu bunga jantan (staminate), bunga betina (pistillate),
bunga lengkap atau hermaprodit (bisexual) (Rukmana, 1994). Bunga jantan hanya
mempunyai benang sari. Bunga-bunga jantan membentuk rangkaian berupa malai

5
dengan panjang 25-100 cm, tergantung dan tidak bertangkai. Kelopaknya seperti
cawan, berukuran kecil dan bergerigi lima. Mahkota berbentuk seperti terompet,
panjangnya 2.5 cm dengan lima cuping yang melebar dan berwarna kuning muda.
Bunga memiliki 10 benang sari yang terdapat pada dua seri atau lingkaran yang
terhubung dengan cuping mahkota (Villegas, 1991). Bunga jantan biasanya tidak
menghasilkan buah, kalaupun ada kecil menggantung, sehingga sering disebut
buah gandul atau pepaya gantung (Kalie, 2008).
Bunga betina hanya diproduksi oleh pohon betina, pada tangkai bunga
pendek sepanjang 4-6 cm (Nakasone dan Paull, 1998). Bunga betina hanya
mempunyai putik. Ketika kuncup memiliki ciri khas berupa bentuk yang
menggelembung di pangkalnya. Bunga betina umumnya muncul sendiri (soliter)
atau beberapa kuntum (majemuk) berada pada satu payung menggarpu. Panjang
bunga betina sekitar 3.5-5 cm. Kelopaknya berbentuk seperti cawan, berwarna
hijau muda dengan panjang 3-4 mm dan memiliki lima gigi yang sempit.
Bunganya tersusun dari lima daun mahkota yang hampir lepas. Daun mahkota
berbentuk lanset, melilit, berdaging dan berwarna kuning. Bakal buah berbentuk
lonjong (oblong), panjangnya 2-3 cm memiliki rongga pusat dan bakal biji yang
banyak. Kepala putik berjumlah lima buah dan berbentuk kipas. Buah yang
terbentuk dari bunga betina biasanya membulat dan daging buahnya tipis sehingga
kurang bernilai ekonomi (Samson, 1980; Villegas, 1991).
Bunga hermaprodit memiliki putik dan benang sari. Bunga hermaprodit
memiliki dua tipe yaitu tipe elongata dan tipe pentandria. Tipe elongata, memiliki
bunga-bunga yang berkelompok, bertangkai pendek dan sebagian daun mahkota
yang menyatu. Bunga memiliki 10 benang sari dalam dua seri dan bakal buah
(ovarium) yang memanjang. Buah yang terbentuk biasanya memiliki bentuk
memanjang sesuai ciri varietas, besar dan daging buahnya tebal. Tipe pentandria,
bunganya mirip seperti bunga betina tetapi mempunyai lima benang sari. Mahkota
bunga berjumlah lima helai, terlepas satu sama lain, sedangkan di bagian
bawahnya bersatu dan melekat pada bakal buah. Bakal buah berbentuk bulat
dengan tepi beralur lima. Benang sari bertangkai pendek, terletak di antara
mahkota bunga dan bakal buah, melekat pada bakal buah atau pada tempat
mahkota bunga menjadi satu. Bunga ini diduga muncul pada musim kemarau atau

6
bila ada waktu kering lebih dari 10 hari di musim penghujan. Buah yang
dihasilkan berbentuk bulat atau bulat telur dengan tepi beralur (Kalie, 2008;
Sujiprihati dan Suketi, 2009).
Bunga antara (intermediet) dan bunga rudimenter juga terbentuk. Bunga
antara memiliki lima daun mahkota, ada yang terlepas sampai dasar dan ada pula
yang melekat

3

4

dari bakal buah. Memiliki 2-10 benang sari yang tata letaknya

bermacam-macam. Bunga jenis ini menghasilkan buah dengan bentuk yang tidak
beraturan. Bunga rudimenter memiliki bentuk menyerupai bunga elongata, tetapi
tidak memiliki bakal buah sehingga tidak menghasilkan buah. Bunga ini muncul
di musim kemarau atau saat tanaman mengalami kekeringan (Storey, 1969).
Proporsi dan jenis bunga yang dihasilkan dapat bervariasi pada pohon
yang sama, tergantung pada usia dan kondisi lingkungan (Villegas, 1991). Stamen
karpeloid terekspresi di bawah suhu yang dingin, dengan peningkatan yang parah
pada temperatur rendah saat 40 hari sebelum antesis. Suhu di bawah 170C dapat
menyebabkan bunga karpeloid muncul hingga 100% pada tipe pepaya kecil
(Nakasone dan Paull, 1998).
Buah pepaya berdaging, berbentuk bulat telur (oblong) hingga bulat atau
piriform. Buahnya memiliki panjang 7-30 cm dengan berat bisa mencapai 10 kg.
Kulitnya tipis, halus, berwarna kekuningan atau kuning pada saat matang.
Ketebalan daging buah berkisar 1.5-4 cm, berwarna putih ketika masih muda,
berwarna kekuningan atau jingga saat matang, dengan rasa manis dan rongga
tengah memiliki lima siku. Biji berbentuk bulat, berdiameter 5 mm, hitam atau
kelabu, banyak dan melekat dalam lima baris pada dinding dalam ovarium serta
dilapisi sarkotesta bergelatin (Villegas, 1991; Nakasone dan Paull, 1998).
Syarat Tumbuh Tanaman Pepaya
Tanaman pepaya secara umum dapat tumbuh optimal di ketinggian 200500 m dpl. Pada ketinggian di atas 500 m dpl, pertumbuhan pepaya menjadi
lambat dan rasa buahnya menjadi kurang manis. Selain mempengaruhi rasa,
pepaya yang ditanam di dataran tinggi juga mudah terserang penyakit karena
kondisi kelembapan udara yang relatif tinggi (Sujiprihati dan Suketi, 2009).
Ketinggian tempat mempengaruhi kecepatan berbunga, ukuran dan kualitas buah

7
yang dihasilkan. Semakin rendah ketinggian lokasi lahan, semakin cepat tanaman
pepaya

berbunga.

Sebaliknya

semakin

tinggi ketinggian

lokasi

lahan,

mengakibatkan peningkatan bobot buah pada pepaya tipe kecil. Selain itu juga
menyebabkan warna daging buah menjadi lebih terang (pudar) dan tingkat
kemanisan buah berkurang (Sobir, 2009).
Tanaman pepaya dapat berproduksi secara optimal pada suhu 25-300C
(Sujiprihati dan Suketi, 2009). Tanaman pepaya tergolong sensitif terhadap
perubahan suhu. Temperatur lingkungan dibawah 120C selama beberapa jam pada
malam hari berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Jika suhu lingkungan di atas 350C terdapat kecenderungan perubahan ekspresi
seks dari bunga hermaprodit menjadi bunga jantan atau betina. Selain itu juga bisa
menurunkan hasil fotosintesis sehingga ukuran buah yang dihasilkan akan lebih
kecil dari ukuran buah normal sesuai dengan potensi varietasnya (Sobir, 2009).
Tanaman pepaya cocok ditanam pada daerah dengan curah hujan
1.000-2.000 mm/tahun dengan bulan kering (CH