Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI NGALAU ANTABUANG
INDAH NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG
SUMATERA BARAT

IQBAL AFRIYADI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Potensi Pengembangan Wisata
di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat
adalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor,16 Agustus 2013

Iqbalafriyadi
NRPE34060222

ABSTRAK
IQBAL AFRIYADI. Potensi Pengembangan Wisata dii Ngalau Antabuang Indah
Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Dibimbing oleh NANDI
KOSMARYANDIdan EVA RACHMAWATI.
Gua (Ngalau) merupakan salah satu dari bentukan alam di kawasan karst
yang paling banyak menarik minat pengunjung. Ngalau Antabuang Indah dulunya
pernah dibuka untuk wisata namun pada awal tahun 2000 ditutup oleh masyarakat
dikarenakan oleh adanya perusakan lingkungan gua oleh pengunjung. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengkaji potensi-potensi yang terdapat di Ngalau
Antabuang Indah dan sekitarnya. Potensi yang terdapat di Ngalau Antbuang Indah
berupa bentukan lorong yang bervariasi, ornamen gua, dan fauna gua, sedangkan
potensi yang terdapat di sekitarnya berupa hamparan sawah, hutan alam, sungai
dan tebing-tebing karst. Potensi sosial-budaya yang dapat dijadikan paket wisata

Ngalau Antabuang Indah adalah Randai, Pencak Silat dan Kaji Balenggok.
Pengunjung mengharapkan adanya pengelolaan yang baik. Kegiatan wisata yang
dapat dilakukan di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya bersifat wisata massal
dan minat khusus.
Kata kunci: gua, ngalau antabuang indah, potensi wisata

ABSTRACT
IQBAL AFRIYADI.Tourism Development Potention in Antabuang Indah Cave
Sisawah Sijunjung Regency West Sumatera. Supervised by NANDI
KOSMARYANDI and EVA RACHMAWATI.
Cave (Ngalau) is one of the natural formations in the karst region that was
mostlyattract visitor. Antabuang Indah Cave was once opened then wereclosed in
early year 2000 due to destruction of cave environment by visitor. The purpose of
this study were to assess the potential of Antabuang Indah cave and its
surrounding areas. The potential in Antbuang Indah cave were variety of
formations of aisle, cave ornament, and the cave fauna. While the potential of
surrounding area include rice fields, forests, rivers and karst cliffs. Social cultural
potential that can be toursm package in Ngalau Antabuang Indah was Randai,
Pencak Silat and Kaji Balenggok. Visitors expected good management. Activities
that can be done in Antabuang Indah cave and its surrounding area was mass

tourism and special interest tourism activities.

Keywords: antabuang indah cave, cave, tourism development

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI NGALAU ANTABUANG
INDAH NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG
SUMATERA BARAT

IQBAL AFRIYADI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

Judul Skripsi: Potensi Pengembangan Wi sata di Ngalau Antabuang Indah Nagari
Sisawah Kabupaten Sijunjung
: Iqbal Afriyadi
Nama
NIM
: E3400222

Disetujui oleh

Oィケセ@
セv|zM

Dr. II". Nandi Kosmaryandi, MS c.F
Pcmbimbing I

Tanggal Lulu s:

:.0 5 SEP 2013




Eva Rachmawati,S.Hut, M. Si
Pembimbing II

Judul Skripsi :Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari
Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat
Nama
: Iqbal Afriyadi
NIM
: E3400222

Disetujui oleh

Dr.Ir. Nandi Kosmaryandi, MSc.F
Pembimbing I

Eva Rachmawati,S.Hut, M.Si
Pembimbing II


Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April hingga Mei 2011 ini
ialah potensi pengembangan wisata, dengan judul Pengembangan Wisata di
Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir.Nandi Kosmaryandi,
M.Sc.F dan Ibu Eva Rachmawati, S.Hut M.Si selaku pembimbing. Di samping
itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Mahasiswa Pencinta Alam dan
Lingkungan Hidup Universitas Negeri Padang yang telah membantu dalam
pengambilan data. Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya juga di ucapkan
kepada seluruh masyarakat Jorong Baru Nagari Sisawah yang telah banyak

membantu penulis selama pengambilan data.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 28 Agustus 2013

Iqbal Afriyadi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

METODE

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2


Alat dan Bahan

2

Prosedur Pengambilan Data

2

Pengolahan dan Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

5


Potensi Fisik dan Biologi di Ngalau Antabuang Indah

5

Potensi Fisik, Biologi dan Sosial Budaya
di Sekitar Ngalau Antabuang Indah

12

Karakteristik dan Preferensi Pengunjung

16

Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah

18

SIMPULAN DAN SARAN

22


Simpulan

22

Saran

22

DAFTAR PUSTAKA

23

RIWAYAT HIDUP

24

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Tabel 1 Jenis Data dan Metode yang digunakan
Tabel 2 Inventarisasi Fauna Gua
Tabel 3 Inventarisasi Fauna di sekitar Gua
Tabel 6 Inventarisasi Tumbuhan di sekitar Gua
Tabel 5 Karakteristik Pengunjung

3
11
14
15
17

DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 1 Denah lokasi penelitian di Nagari Sisawah
2 Gambar 2 (a). Mulut gua (b) Lorong sempit di zona gelap (merangkak),
(c) Lorong sempit di zona gelap abadi (merunduk), (d) Chamber di
zona gelap abadi
3 Gambar 3 Peta Ngalau Antabuang Indah
4 Gambar 4 Stalagmit di zona gelap
5 Gambar 5 Stalagtit di zona gelap
6 Gambar 6 Pilar di zona peralihan
7 Gambar 7 (a) Gourdam di zona gelap, (b) Gourdam di zona peralihan
8 Gambar 8 (a) Flowstone di zona peralihan, (b) Flowstone di zona gelap
9 Gambar 9 (a) Laba-laba gua, (b) Jangkrik gua, (c) Kelelawar
10 Gambar 10 Kondisi suhu di Ngalau Antabuang Indah
11 Gambar 11 Bukit-bukit karst dan hutan
12 Gambar 12 Sawah

2

6
7
8
8
9
9
10
10
12
12
13

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kawasan karst merupakan bentang alam yang terjadi akibat
pelarutan batuan gamping (karstisifikasi) yang memiliki nilai
keanekaragaman hayati (biodiversity) dan keanekaragaman bumi
(geodiversity) yang unik dan langka (Samodra 2001). Gua adalah ruang
bawah tanah yang dapat dimasuki manusia (Samodra, 2001). Gua menurut
Ko (1997) bisa diibaratkan sebagai buku yang merekam kejadian geologi,
biologi, ekologi dan arkeologi masa lalu, sehingga setiap langkah di dalam
gua tidak berbeda dengan membolak-balik halamannya,yang mencatat
sejarah pembentukan dan perkembangannya, yang ditulis dalam bahasa dan
ungkapan yang menarik. Dari sekian banyak fenomena yang terdapat di
kawasan karst gua merupakan fenomena yang paling diminati oleh banyak
pengunjung. Gua memberikan pengalaman tersendiri kepada pengunjung,
hal ini dikarenakan gua menyajikan tantangan pada saat memasuki,
menelusuri dan mengeksplorasinya (Samodra, 2001).
Ngalau Antabuang Indah adalah salah satu gua yang terdapat di
Nagari Sisawah. Sebenarnya gua ini sempat dibuka untuk kegiatan wisata,
namun pada awal tahun 2000 ditutup oleh masyarakat lokal dikarenakan
adanya perusakan yang dilakukan oleh pengunjung. Perusakan yang terjadi
di Ngalau Antabuang Indah antara lain mematahkan ornamen-ornamen gua,
vandalisme dan membuang sampah di dalam gua. Hal ini mengakibatkan
kurangnya minat pengunjung untuk datang ke sini. Selain kerusakan, hal
lain yang mengakibatkan kurangnya minat pengunjung datang ke Ngalau
Antabuang Indah tidak adanya pengelolaan yang baik.Ngalau Antabuang
Indah memiliki daya tarik berupa ornamen-ornamen gua, fauna gua, dan
bentukan lorong yang menantang. Untuk meningkatkan kembali minat
pengunjung dibutuhkan sebuah upaya pengelolaan yang lebih baik. Untuk
itu dilakukan kajian potensi-potensi wisata di Ngalau Antabuang Indah dan
sekitarnya. Sehingga dengan mengetahui potensi yang terdapat di Ngalau
Antabuang Indah dan sekitarnya perencanaan pengembangan wisata dapat
dilakukan dengan baik dan tepat
Tujuan
1. Melakukan kajian potensi yang meliputi aspek fisik, biologi di Goa
Antabuang Indah, Sijunjung.
2. Melakukan kajian potensi wisata yang meliputi aspek fisik, biologi,
sosial budaya di sekitar Ngalau Antabuang Indah
3. Mengidentifikasi karakteristik dan preferensi pengunjung di Ngalau
Antabuang Indah
Manfaat
Data dan informasi dari penelitian ini diharpakan dapat membantu
pemerintah dan pihak terkait dalam upaya perencanaan pengembangan

2
wisata pada Ngalau Antabuang Indah, sehingga dapat memberikan
pelayanan terbaik kepada pengunjung.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Goa Antabuang Indah di Nagari Sisawah
Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat (gambar 1).
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan mulai dari bulan April2011
sampai bulan Mei 2011.

Gambar1 Denah lokasi penelitian di Kanagarian Sisawah
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu kompas,
clinometer , pita ukur, tally sheet, papan jalan, kertas kalkir, kalkulator,
thermometerdry wet (kondisi iklim mikro), pinset, kantong spesimen,
kamera, sarung tangan, tali raffia, fieldguide (kelelawar, reptile dan amfibi),
tally sheet.panduan wawancara dan alat tulis.
Prosedur Pengambilan Data
Jenis data yang diperoleh dikelompokan kedalam beberapa kelompok
potensi di Ngalau Antabuang Indah (fisik dan biologi), potensi di sekitar
Ngalau Antabung Indah (fisik,biologi, sosial dan budaya) dan pengunjung
(tabel 1).

3

No. Potensi
1
Potensi
Fisik
(di dalam
gua)

Tabel 1 Jenis data dan metode yang digunakan
Parameter
Variabel
Sumber
Pemetaan goa Panjang, lebar,
Lapangan
tinggi, bentukan
lorong, , dll.
Ornamen goa

2

3

Potensi
biologi (di
dalam gua)
Potensi
fisik (di
luar gua)

Jenis, deskripsi,
kondisi, letak dan
posisi
Kondisi iklim Suhu, kelembapan
mikro goa
udara,
Inventarisasi
Jenis, jumlah,
flora dan
perjumpaan, cirifauna goa
ciri, dll
Potensi wisata Jenis potensi,
kondisi potensi

Lapangan

Lapangan

Pengukuran
langsung dan
wawancara

Inventarisai
flora dan
fauna
kawasan karst
(eksokarst)
Masyarakat

Jenis, jumlah, ciriciri, penyebaran
dan lainnya

Lapangan

Pengukuran
Langsung

Sosial - budaya
masyarakat
Umur, jenis
kelamin, pekerjaan,
tujuan berkunjung ,
pola kunjungan,
aktifitas yang
dilakukan di lokasi,
sarana dan
prasarana yang di
inginkan
pengunjung,
harapan
pengunjung
terhadap Ngalau
Antabuang Indah
dan lainnya

Masyarakat

Wawancara

Pengunjung

Wawancara

4

Potensi
biologi (di
luar gua

5

Sosial, dan
Budaya
Pengunjung Karakteristik
dan preferensi
pengunjung

6

Metode
Pengukuran
langsung
(metode
forward)
Pengukuran
langsung

Lapangan
Lapangan

Pengukuran
Langsung
Pengukuran
langsung

4
Pengolahan dan Analisis Data
Adapun pengolahan dan analisis data dilakukan dengan :
A. Potensi Fisik, Potensi Biologi di Budaya Ngalau Antabuang Indah
sebagai berikut :
1. Pemetaan gua
Pengolahan data dalam pemetaan gua, bentuk peta dihasilkan dalam
bentuk plan section (tampak atas). Selain itu pembuatan peta juga
dilakukan dengan bantuan software WCOMP32 (cave-x) dengan
memasukan data panjang, lebar, sudut azimuth dan tinggi goa.
2. Inventarisasi ornamen gua
Inventarisasi ornamen gua dilakukan dengan metode jelajah yaitu
dengan mencatat semua ornamen yang ditemukan di setiap stasiun
pengamatan di dalam gua. Data yang dikumpulkan berupa jenis
ornamen, kondisi ornamen, posisi ditemukan dan pada zona mana
ornamen tersebut di temukan.
3. Kondisi iklim mikro gua
Pengambilan data suhu dilakukan dengan menggunakan termometer
basah dan kering. Pengukuran dilakukan selama 30 menit dan dicatat
tiap 10 menit. Data yang didapatkan merupakan rata-rata pencatatan.
Kelembaban didapat dengan menggunakan tabel RH yang telah
tersedia pada termometer.
4. Inventarisasi fauna gua
Pengolahan data untuk invetarisasi fauna goa dilakukan
menggunakan fieldguide serangga, amphibi, kelelawar dan mamalia.
Semua data di analisis secara deskriptif
B. Potensi Fisik, Potensi Biologi dan Potensi Sosial-Budaya di sekitar
Ngalau Antabuang Indah.
1. Potensi Fisik di sekitar Ngalau Antabuang Indah
Data yang diambil adalah jenis-jenis potensi yang terdapat di sekitar
Ngalau Antabuang Indah yang dapat mendukung kegiatan wisata di
Ngalau Antabuang Indah.
2. Potensi Biologidi sekitar Ngalau Antabuang Indah
Pengambilan data flora di sekitar kawasan Ngalau Antabuang Indah
dilakukan dengan metode mencatat semua jenis tumbuhan dan satwa
selama pengamatan berlangsung juga wawancara kepada masyarakat.
Data flora dan fauna yang dicatat antara lain adalah nama lokal, ciricirinya dan penyebarannya, kemudian semua data tersebut diolah
dengan metode deskriptif.
3. Potensi Sosio-Budaya di sekitar Ngalau Antabuang Indah.
Data yang diambil adalah kegiatan masyarakat yang berada di
sekitar Ngalau Antabuang Indah yang dapat mendukung dalam
kegiatan wisata di Ngalau Antabuang Indah seperti keseniankesenian yang terdapat di sekitar Ngalau Antabuang Indah.
C. Karakteristik dan Preferensi Pengunjung Ngalau Antabuang Indah :
Pengolahan data untuk karakteristik pengunjung dianalisis secara
deskriptif. Data karakteristik pengunjung yang telah dikumpulkan
kemudian dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, tingkat umur,

5
pendidikan, pengetahuan tentang goa, tujuan pengunjung, pola
kunjungan, kegiatan yang dilakukan di Ngalau Antabuang Indah,
harapan pengunjung terhadap Ngalau Antabuang Indah, sarana dan
prasarana yang dibutuhkan pengunjung dan perlindungan pengunjung.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Kanagarian Sisawah adalah salah satu nagari dari kecamatan sumpur
kudus kabupaten sijunjung. Secara adsminitrasi Kanagarian Sisawah
memiliki batas- batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara
: Kanagarian Mangganti
Sebelah selatan
: Kanagarian Tanjung Bonai Aur
Sebelah timur
: Kecamatan Sijunjung
Sebelah barat
: Kecamatan Koto VII
Secara Geografis Kanagarian Sisawah berada pada ketinggian 281
sampai 283 mdpl dengan bentang alam yang berbukit-bukit karst yang
menjulang tinggi. Kanagarian Sisawah memiliki luas wilayah 11579 Km2
dengan suhu udara berkisar 300C sampai 360C.
Potensi Fisik dan Biologi di Ngalau Antabuang Indah
a. Peta dan ornamen yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah
Ngalau Antabuang Indah merupakan tipe goa aktif karena di dalam
goa masih terdapat aliran sungai yang masih mengalir. Secara keseluruhan
Ngalau Antabuang Indah memiliki panjang goa ± 1 km berdasarkan hasil
pemetaan dari Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup mapala
dari Universitas Negeri Padang pada tahun 2010. Hasil pengamatan dan
pemetaan yang dilakukan didapatkan bahwa panjang Ngalau Antabauang
Indah hanya 723,11 m hal ini diakibatkan oleh kondisi lorong yang akan
dipetakan tidak mungkin untuk dilalui. Lorong tersebut sangat sempit dan
terdapat aliran sungainya.
Ngalau Antabuang Indah memiliki 4 zonasi (Hazelton dan Glenie,
1962) yaitu :
1. Zona terang
Zona ini merupakan zona yang terdapat di mulut goa dimana
cahaya matahari masih bisa masuk dan berperan aktif. Zona ini berada
hingga ke stasiun 4 yang jaraknya sekitar 71,13 m dengan kondisi lorong
yang landai dan tidak begitu licin.
2. Zona peralihan
Zona ini berada antara zona terang dan zona gelap, namun kondisi
goa masih dapat pengaruh dari luar. Cahaya mtahari masih bisa masuk
meskipun hanya sedikit. Zona ini berada pada stasiun 4 hingga stasiun
ke 6 dengan panjang 37,57 m. Kondisi lorong landai dan terdapat aliran
sungai.

6
3. Zona gelap
Di zona gelap cahaya matahari sudah tidak dapat masuk lagi,
namun kondisi luar goa masih memberikan dampak sehingga suhu di
dalam zona ini masih bisa berfluktuasi. Zona ini berada pada stasiun 6
hingga stasiun 20 dengan jarak 151,37 m. Kondisi lorong pada zona ini
sudah mulai bervariasi. Pada zona ini terdapat lorong dimana
pengunjung harus merangkak untuk melewatinya. Pada zona ini
beberapa lorong memliki aliran sungai bawah tanah.
4. Zona gelap abadi
Zona gelap abadi adalah zona yang sama sekali tidak ada atau
tidak dapat pengaruh dari kondisi di luar goa. Zona ini memiliki suhu
dan kelembapan yang konstan serta kualitas dan kuantitas oksigen yang
rendah. Zona ini berada pada stasiun 20 keatas dengan jarak 466,92 m.
Kondisi pada lorong ini tidak jauh berbeda dengan pada zona gelap,
pada zona ini juga terdapat lorong dimana harus merayap untuk
melewatinya.

(a)

(c)

(b)
(d)
Gambar 2 (a) Mulut Goa, (b) lorong sempit di zona gelap (merangkak),
(c) lorong sempit di zona gelap abadi (merunduk),
(d) chamber di zona gelap abadi

7

Gambar 3 Peta Ngalau Antabuang Indah
Lorong-lorong yang terdapat pada Ngalau Antabuang Indah
bervariasi yaitu lorong yang sempit dan lebar, dan lorong yang harus
dilewati dengan merunduk, merangkak bahkan merayap. Pada zona terang
dan zona peralihan lorong yang ada masih tergolong aman untuk dilalui,
lorong yang ada masih lebar dan kondisi lantai gua yang tidak terlalu licin.
Lorong sempit dan kondisi lantai gua yang mulai licin dapat kita jumpai
mulai dari zona gelap hingga zona gelap abadi. Bahkan pada zona gelap
abadi dijumpai lorong yang harus dilalui dengan cara merayap dengan
kondisi lorong hampir setengahnya tertutup dengan air. Tidak semua lorong
dalam zona gelap dan gelap abadi sempit dan pendek, dalam zona tersebut
juga terdapat beberapa bentukan lorong yang sangat lebar
(chamber) .Kondisi gua yang memiliki sungai bawah tanah menjadi daya
tarik tersendiri yang dimiliki Ngalau Anatabuang Indah.
Ornamen gua pada Ngalau Antabuang Indah tersebar di sepanjang
lorong meskipun tidak terlalu merata. Pada zona terang dan peralihan dapat
dijumpai beberapa ornamen gua yang sangat indah namun sudah sedikit
mengalami kerusakan, sedangkan pada zona gelap hingga gelap abadi
kondisi ornamen gua kebanyakan masih terjaga dengan baik. Ornamen goa
yang terdapat pada Ngalau Anatabuang Indah antara lain stalgamit, stalgatit,
gourdam, pilar, dan flowstone.
Jenis-jenis ornamen gua yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah :
1. Stalagmit
Stalagmit merupakan ornament yang terdapat pada lantai gua,
yang merupakan tetesan air dari atap gua yang terjadi akibat
pengahabluran ulang larutan CaCO3 jenuh (Samodra, 2001).
Stalgamit hampir terdapat di seluruh zona pada Ngalau Antabuang
Indah. Kondisi stalgamit pada zona terang hingga peralihan kurang
baik, sedangkan pada zona gelap hingga zona gelap abadi kondisinya
masih terawat dengan baik

8

dfdfdf

Gambar 4 Stalagmit di zona gelap
2. Stalagtit
Stalagtit merupakan tetesan air vadosa yang menempel pada
atap gua. Sama seperti stalagmit, stalagtit juga terjadi akibat
penghabluran ulang larutan CaCO3 jenuh (Samodra, 2001). Stalagtit
juga hampir terdapat pada semua zona di Ngalau Antabuang Indah.
Kondisi stalatit masih terjaga dengan baik, hal ini dikarenakan
letaknya yang sangat tinggi dan jauh dari jangkauan pengunjung. Di
Ngalau Antabuang Indah kita dapat menjumpai staglatit yang
berwarna putih.

Gambar 5 Stalagtit di zona gelap
3. Pilar / Tiang
Pilar atau tiang merupakan gabungan dari stalagmit dan
stalagtit yang tumbuh secara bersamaan. Di Ngalau Antabuang
Indah terdapat beberapa pilar-pilar kecil, namun juga terdapat satu
pilar yang berukuran besar. Pilar ini terdapat pada zona peralihan.
Kondisi pilar ini juga masih terjaga dengan baik.

9

Gambar 6 Pilar di zona peralihan
4. Gourdam
Gourdam merupakan salah satu ornamen gua yang terdapat
pada lantai gua dengan bentuk seperti undakan pematang sawah
yang bertingkat-tingkat. Sebagian besar gourdam di Ngalau
Antabuang Indah berwarna kecoklatan, meskipun terdapat beberapa
yang berwarna putih. Kondisi gourdam disini sudah banyak yang
rusak, hal ini dikarenakan oleh terinjak-injak oleh pengunjung.

(a)
(b)
Gambar 7 (a) Gourdam di zona gelap, (b)Gourdamzona peralihan
5. Flowstone
Flowstone berbeda dengan stalagmit maupun stalagtit, proses
terjadinya lebih banyak dipengaruhi oleh aliran air. Flowstone akan
banyak dijumpai di dinding-dinding gua. Di Ngalau Antabuang
Indah terdapat kumpulan flowstone yang bergabung dengan gourdam,
ornament ini dapat di jumpai pada zona gelap.

10

(a)
(b)
Gambar 8 (a) Flowstone di zona peralihan, (b) Flowstone di zona gelap
b. Potensi biologi di Ngalau Antabuang Indah
Kegiatan inventarisasi fauna goa di Ngalau Antabuang Indah diduga
belum pernah dilakukan sebelumnya karena data mengenai fauna goa belum
ada secara lengkap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ko (2000), kegiatan
inventarisasi fauna gua masih belum banyak dilakukan. Selama ini
penelitian tentang Ngalau Antabuang Indah hanya terfokus pada keindahan
goa dan sistem pergoaan saja. Sehingga sulit untuk membandingkan fauna
goa dulu dan sekarang. Kondisi lorong goa yang sangat panjang dan
memiliki bentukan yang ekstrem menyebabkan fauna goa hanya bisa
ditemukan hingga zona gelap, sedangkan padazona gelap abadi hanya
ditemukan sedikit fauna saja.
Berdasarkan Poulson dan White (1969), fauna gua dapat di bagi
menjadi 3 jenis yaitu trogloksen, troglofil, troglobit. Trogloksen adalah
hewan yang hanya memanfaatkan gua sebagai tempat berlindung. Hewan
jenis ini yang ditemukan di Ngalau Antabuang Indah adalah kodok buduk,
kelelawar dan ular manau. Troglofil adalah hewan yang tinggal mencari
makan dan tinggal di dalam gua, meskipun hewan ini masih bisa hidup di
luar gua. Hewan jenis ini yang ditemukan di Ngalau Antabuang Indah
adalah laba-laba dan jangkrik. Troglobit adalah hewan yang sudah
sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan gua, hewan jenis ini biasa di
sebut dengan binatang sejati gua. Hewan jenis ini yang ditemukan di Ngalau
Antabuang Indah adalah ambliphigi. Jenis fauna gua di sajikan pada table 3.

(a)

(b)

(c)

Gambar 9 (a) Laba-laba gua, (b) Jangkrik gua, (c) Kelelawar

11
Tabel 2 Fauna Gua di Ngalau Antabuang Indah
No
1

Jenis Fauna
Laba-laba gua

Ciri-ciri
Memiliki warna
coklat dengan garisgaris hitam mulai dari
bagian badan hingga
bagian kaki.

Keterangan
Ditemukan pada zona
peralihan

2

Jangkrik gua

Ditemukan pada semua
zonasi gua

3

Ambliphigi

4

5

Kodok buduk
(Bufo
melanostictus)
Kelelawar

6

Ular Manau

Memiliki antena yang
lebih panjang
dibandingkan dengan
jangrik di luar gua,
ukuran badan besar
dibandingkan
jangkrik di luar gua
Hampir seperti labalaba, namun memiliki
sepasang capit pada
bagian depan,
memiliki badang
yang datar.
Berbintil-bintil di
bagian punggung,
berwarna kecoklatan.
Memiliki badan
berwarna kecoklatan.
Memiliki tubuh
berwana hijau dengan
garis berwarna putih
memanjang mulai
dari kepala hingga
ekor.

Ditemukan pada zona gelap

Ditemukan pada zona
terang (mulut gua)
Ditemukan pada zona
gelap(terbang)
Ditemukan pada zona
gelap(di sela-sela antara
flowstone

c. Kondisi Iklim Mikro Ngalau Antabuang Indah
Hasil pengukuran menunjukan kondisi iklim Ngalau Antabuang Indah
memiliki perbedaan antara di luar dan di dalam goa. Kondisi iklim di dalam
goa memiliki perbedaan tiap zonanya. Perbedaan disebabkan oleh adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga setiap zona memiliki suhu
yang berbeda antara lain bentukan lorong goa, aliran sungai, kotoran
kelelawar (guano), cahaya matahari, aliran udara dan intensitas kegiatan
(fauna goa dan pengunjung ).

12
100
90
89

80
70

82

84

80

80

28

27

25

24

di luar goa

zona terang

zona
peralihan

zona gelap

60
50
40
30
20

24

10
0

suhu udara (°C)

zona gelap
abadi
kelembapan udara (%)

Gambar 10 Kondisi suhu diNgalau Antabuang Indah
Hasil pengukuran
menunjukan bahwa suhu minimum dan
kelembapan maksimum terdapat pada gelap abadi. Hal ini disebabkan oleh
tidak adanya pengaruh dari luar.
Potensi Fisik, Biologi, Sosio-Budaya di sekitar Ngalau Antabuang Indah
a. Potensi Fisik
Potensi lanskap yang terdapat di Kanagarian Sisawah :
1. Bukit-Bukit Karst dan Hutan Alam
Kanagarian Sisawah di kelilingi oleh bukit-bukit karst yang
menjulang tinggi dan hutan yang masih alami. Pemandangan seperti
ini akan sering kita jumpai sepanjang perjalanan menuju Nagari
Sisawah.

13

Gambar 11 Bukit-Bukit Karst dan Hutan
2. Sungai (Batang Air) Pilubang
Sungai Pilubang ini terdapat di tengah-tengah Nagari Sisawah.Sungai ini
membelah Nagari Sisawah menjadi dua bagian. Aliran Sungai ini sangat
tenang dan selalu berair sepanjang tahun.
3. Hamparan Sawah
Seperti namanya Nagari Sisawah memiliki hamparan petak-petak sawah
yang luas. Bertani padi adalah mata pencaharian mayoritas warga di
Kanagarian Sisawah selain menyadap getah karet.

Gambar 12 Sawah

14
4. Ladang / Kebun Karet
Mata pencaharian lainmasyarakat di Kanagarian Sisawah adalah
penyadap getah karet. Lokasi ladang (kebun) karet masyarakat berada di
zona antara pemukiman masyarakat dan hutan.
b. Potensi Biologi
Kegiatan inventarisasi selain pada sistem pergoaan (endokarst), juga
dilakukan pada luar goa (eksokarst). Fauna yang ditemukan pada luar goa
(eksokarst) antara lain kodok sawah, tupai, monyet ekor panjang, simpai,
siamang(tabel 4). Untuk jenis siamang tidak dijumpai secara langsung tapi
hanya melalui suara khas yang dikeluarkan oleh siamang yang hampir setiap
pagi terdengar.Selain fauna, pada eksokarst juga dilakukan kegiatan
inventarisasi flora. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan
wawancara pada masyarakat tumbuhan yang tumbuh pada sekitar kawasan
karst antara lain karet, kayu manis, bidaro (lengkeng), langsat, dan duku
(tabel 5).

No.
1

2

Tabel 3 Fauna yang ditemukan di luar gua
Jenis Satwa
Ciri-ciri
Keterangan
Siamang(Symphalangus Memiliki badan
Ditemukan
syndactylus)
yang di dominasi berkelompok
di
berwarna hitam
puncak pohon pada
dengan rambut di bukit-bukit
karst.
sekujur tubuh
Setiap pagi mereka
akan mengeluarkan
suara khas mereka
secara
bersahutsahutan.
Simpai
Memiliki warna Habitat
aslinya
(Presbytis melalophos) tubuh dengan
adalah di hutan alam,
dominan putih
hidup
secara
keabu-abuan.
berkelompok.

3

Monyet ekor panjang
(Macaca fascicularis)

4

Kodok sawah
(Fejervarya
cancrivora)

5

Tupai x

Memiliki warna
abu-abu,
memiliki ekor
panjang
Memiliki corak
berwarna coklat
kehitaman pada
bagian tubuh,
memiliki warna
hijau lumut pada
bagian perut.
Memiliki warna
dominan coklat
kemerahmerahan.

Ditemukan
berkelompok
pohon duku.

secara
diatas

Ditemukan pada area
persawahan

Ditemukan
sedang
mengambil buah duku
yang
terjatuh
di
bawah pohon duku.

15
Tabel 4 Jenis tumbuhan yang ditemukan di sekitar Ngalau Antabuang Indah
No. Jenis tumbuhan
Nama ilmiah
Keterangan
1
Karet
Hevea
Merupakan tumbuhan
dominan yang ditemukan.
braziliensis
Mata pencaharian utama
masyrakat adalah menyadap
getah karet.
2
Bidaro
Dimocarpus sp
Sejenis buah lengkeng,
namun memilki lapisan
daging yang lebih tipis
daripada lengekng pada
umumnya (buah mata kucing)
3
Rambutan
Nephelium
Tanaman yang ditanam oleh
lappaceum
masyarakat (perkebunan)
4
Ambacang/Bacang Mangifera
Tanaman yang ditanam oleh
foetida
masyarakat (perkebunan)
5
Nangka
Artocarpus
Tanaman yang ditanam oleh
heterophyllus
masyarakat (perkebunan)
6
Duku / Langsat
Lansium
Tanaman yang ditanam oleh
domesticum
masyarakat (perkebunan)
7
Kayu Manis
Cinnamomum
Tanaman yang ditanam oleh
burmanii
masyarakat (perkebunan)
8
Kelapa
Cocos nucifera
Tanaman yang ditanam oleh
masyarakat (perkebunan)
9
Pinang
Areca catechu
Tanaman yang ditanam oleh
masyarakat (perkebunan)
c. Sosial-Budaya
1. Randai
Randai adalah
salah
satu
permainan
tradisional
di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan
membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan,
sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantigantian.
Randai
menggabungkan
seni lagu ,musik, tari, drama dan silat menjadi satu. Cerita randai
biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah
masyarakat. Fungsi randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan
hiburan yang didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat.Semua
gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya,
yang disebut dengan janang. Cerita yang biasa dibawakan dalam
pementasan randai antara lain Cindua Mato, Sabai Nan Aluih,
Anggun Nan Tongga dan cerita lainnya. Randai umumnya diadakan
pada hari besar agama Islam (Idul Fitri), pesta rakyat dan ada tamu
istimewa yang datang.

16
2. Pencak Silat
Pencak silat adalah seni bela diri tradisonal yang berkembang di
Indonesia.Kata pencak merupakan k ata yang sering digunakan
dalam rumpun masyarakat di Pulau Jawa dan silat (silek) kata yang
sering digunakan oleh masyarakat di pulau Sumatera. Aliran pencak
silat yang berkembang di Minangkabau (Sumatera Barat) adalah
aliran Silek Harimau (Silek Tuo). Fungsi dari pencak silat ini sendiri
adalah sebagai bekal pertahanan diri dari ancaman dan serangan
musuh. Padepokan pencak silat di Nagari Sisawah terdapat di Jorong
Koto Baru dengan jadwal latihan setiap sabtu malam tiap minggunya.
3. Kaji Balenggok
Kegiatan ini merupakan kegiatan membaca Al-Qur’an yang
dipimpin oleh seorang pemuka agama. Kegiatan ini hampir sama
dengan pengajian-pengajian lainnya, tapi yang membuat acara ini
memiliki nilai lebih adalah masyarakat membaca ayat-ayat AlQur’an secara bersama-sama dengan irama yang mengalun-alun
(balenggok). Setelah membaca Al-Quran, acara dilanjutkan dengan
makan berasama-sama semua hidangan yang dibawa oleh
masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam jumat tiap
minggunya.
Karakteristik dan Preferensi Pengunjung
a. Karakteristik Pengunjung
Pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah adalah
kelompok pelajar dan mahasiswa. Pengunjung yang datang ke
Ngalau Antabuang Indah umumnya berasal dari luar Kabupaten
Sijunjung yaitu 14 orang (71%). Pengunjung datang juga di
dominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan persentase 62% (13
orang). Tingkat pendidikan dan kelas umur memiliki nilai yang sama
yaitu 29% (6 orang) untuk kelompok pelajar dan 71% (15 orang)
untuk kelompok mahasiswa. Hampir semua pengunjung yang datang
ke Ngalau Antabuang Indah mendapatkan informasi mengenai gua
ini dari teman. Karakterisitik pengunjung Ngalau Antabuang Indah
disajikan pada tabel 5.
b. Tujuan Kunjungan
Tujuan kunjungan pengunjung datang ke Ngalau Antabuang
Indah yaitu untuk berwisata dan melakukan pelatihan mengenai gua.
Pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah untuk
berwisata berjumlah 6 orang (29%) dan untuk melakukan pelatihan
mengenai gua berjumlah 15 orang (71%).
c. Pola Kunjungan
Pola kunjungan terbagi dua pola yaitu liburan dan periodik
(berkala). Pengunjung yang datang karena sedang berlibur berjumlah
6 orang (29%) dan yang datang secara periodik 14 orang (71%).
d. Aktifitas yang dilakukan
Terdapat dua macam aktifitas pengunjung yaitu sekedar masuk
kedalam gua saja (menelusur) dan pendidikan dan pelatihan

17
(pemetaan gua dan inventarisasi fauna gua). Pengunjung yang hanya
melakukan kegiatan penelusuran gua berjumlah 6 orang (29%) dan
yang melakukan pemetaan serta inventarisasi fauna gua berjumlah
15 orang (71%).
e. Sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh pengunjung
Sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh pengunjung
Ngalau Antabuang Indah adalah interpreter, papan interpretasi dan
pusat informasi.Interpreter berfungsi sebagai pemandu yang
memberikan informasi mengenai kondisi Ngalau Antabuang Indah
dan sekitarnya. Papan interpretasi yang dapat dibuat berupa papan
penunjuk arah, papan peta Kanagarian Sisawah, papan peta Ngalau
Anatabuang Indah, papan informasi ornamen dan fauna gua. Pusat
informasi selain menyediakan informasi awal mengenanai Ngalau
Antabuang Indah juga berfungsi sebagai titik awal berkumpulnya
pengunjung, sehingga pengunjung juga dapat bertukar informasi
sesama pengunjung. Selain itu pusat informasi juga bisa dijadikan
sebagai shelter bagi pengunjung yang akan bermalam di lokasi
tersebut.
f. Harapan pengunjung
Pengunjung mengharapakan adanya pengelolan yang terorganisir
dengan baik sehingga pengunjung merasa mudah untuk mengurus
perijinan untuk melakukan penelusuran.Hal ini karena kebanyakan
dari mereka merasa sulit untuk mengurus perijinan karena perijinan
hanya dapat dilakukan di kantorWali Nagari. Mayoritas pengunjung
datang pada hari libur (sabtu-minggu), sedangkan pada hari tersebut
kantor Wali Nagari tutup, sehingga kebanyakan dari pengunjung
hanya meminta ijin masuk gua dari warga yang berada di sekitar
Ngalau Antabuang Indah.

No
1

2

3

4

5

Tabel 5 Karakteristik pengunjung
Karakteristik pengunjung
Jumlah (%)
Jenis kelamin
- laki-laki
13 orang (62%)
- perempuan
8 orang (38%)
Tingkat Pendidikan
- pelajar
6 orang (29%)
- mahasiswa
15 orang (71%)
Asal
- Kabupaten Sijunjung
7 orang (29%)
- Luar Kabupaten Sijunjung
14 orang (71%)
Kelompok umur
- KU I (pelajar)
6 orang (29%)
- KU I (mahasiswa)
15 orang (71%)
Sumber informasi
- teman
21 orang (100%)

18

Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah
Gua berdasarkan Handbook on Cave Classification for
Philipinesdapat di kategorikan dalam 3 kelompok yaitu :
a. Kelompok 1 yaitu gua dengan tingkat kerapuhan tinggi, memiliki
satwa yang terancam punah, memiliki nilai arkeologi dan
palenteologi serta memiliki kondisi lorong yang berbahaya. Gua
ini hanya boleh digunakan atau dimasuki hanya untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
b. Kelompok 2 yaitu gua dimana memiliki ciri-ciri hampir sama
dengan gua kelompok satu, namun masih memiliki bentukan
lorong yang masih bisa digunakan untuk kegiatan wisata. Gua ini
bisa digunakan untuk kegiatan wisata, tetapi hanya diperuntukan
bagi pengunjung yang telah memiliki pengalaman dalam
penelusuran gua serta harus didampingi oleh guide.
c. Kelompok 3 yaitu gua yang seluruh bagiannya bisa digunakan
untuk kegiatan wisata yang bersifat umum.
Ngalau Antabuang Indah berdasarkan pengelompokan di atas bisa
dikelompokan dalam kelompok 2.
Program wisata yang dapat ditawarkan berdasarkan potensi-potensi
yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya antara lain :
1. Wisata minat khusus
a. Penelusuran Gua
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan penelusuran gua ini
adalah menikmati keindahan ornamen-ornamen gua yang terdapat
pada Ngalau Antabuang Indah. Selain itu pengunjung juga diberikan
penjelasan mengenai ornament gua meliputi proses pembentukannya,
fungsi dari ornament tersebut serta penjelasan mengenai fauna gua
serta fungsinya terhadap gua itu sendiri. Kegiatan ini memiliki durasi
waktu sekitar 120 menit, dengan setiap kelompok memiliki anggota
4-5 orang. Kegiatan penelusuran tidak dapat dilakukan pada musim
penghujan, hal ini untuk menghindari dari bahaya banjir dikarenakan
masih terdapat aliran sungai di Ngalau Antabuang Indah.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan ini berupa
papan interpretasi berisi peta Ngalau Antabuang Indah, pakaian
lengkap penelusuran gua (coverall, sepatu boot, helm, senter, baterai
cadangan) dan seorang pemandu yang bertugas sebagai memberikan
penjelasan mengenai Ngalau Antabuang Indah.
b. Panjat Tebing
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah pemanjatan tebing-tebing
karst yang terdapat di sekitar Ngalau Antabuang Indah. Kawasan di
sekitar Ngalau Antabuang Indah memiliki beberapa titik pemanjatan
dengan masing-masing titik memiliki derajat kesulitan dan
ketinggian yang berbeda-beda. Kegiatan ini lebih disarankan untuk
pengunjung yang telah memiliki pengalaman dalam panjat tebing.
Kegiatan ini tidak memiliki durasi waktu dan jumlah pengunjung

19
yang ditentukan, hanya saja kegiatan ini tidak boleh dilakukan pada
musim hujan untuk menghindari bahaya dan longsor dari lereng
yang berada diatasnya.
Sarana dan prasarana yang diperlukan pada kegiatan ini adalah
adanya papan interpretasi yang berisi informasi mengenai ketinggian
tebing dan derajat kemiringan yang dimiliki oleh tebing tersebut
serta harus didamping oleh seorang pemandu yang menjelaskan
mengenai kondisi tebing tersebut.
2. Wisata umum
a. Penelusuran Gua
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penelusuran gua sambil
menikmati keindahan ornament gua. Lorong yang dapat digunakan
dalam kegiatan bersifat wisata umum pada Ngalau Antabuang Indah
hanya memiliki panjang 118,11 m atau hanya hingga zona peralihan.
Hal ini dikarenakan kondisi lorong masih lebar dan tidak licin.
Pengunjung diberikan penjelasan mengenai proses terbentuk dan
fungsi dari ornament-ornament gua, sehingga pengunjung mengerti
dan tidak melakukan perusakan. Kegiatan ini memiliki durasi ± 30
menit dengan setiap kelompoknya berjumlah 10-15 orang. Kegiatan
penelusuran dapat dilakukan setiap saat meskipun dalam musim
hujan, hal ini dikarenakan sepanjang lorong penelusuran tidak
terdapat aliran sungai sehingga jarang terjadinya banjir.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini papan
interpretasi yang berisi informasi mengenai Ngalau Antabuang Indah
serta ornament yang terdapat di dalamanya dan seorang pemandu
yang berfungsi untuk menjelaskan tentang Ngalau Antabuang Indah
b. Pementasan seni dan budaya
Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana pengunjung dapat
menikmati pementasan seni dan budaya yang terdapat di Nagari
Sisawah. Kegiatan pementasan seni dan budaya di Nagari Sisawah
adalah pementasan randai dan pencak silat. Randai dipertunjukan
setiap ada acara besar di Nagari Sisawah seperti hari besar agama
Islam (Hari Raya Idul Fitri, Maulid Nabi, 1 Muharam), pesta rakyat
dan kunjungan tamu penting. Sedangkan untuk pencak silat dapat
dilihat setiap sabtu malam.
Sarana dan prasarana yang diperlukan adalah adanya pemandu yang
menjelaskan mengenai kegiatan pementasan seni dan budaya
tersebut.
c. Hiking, susur sungai dan menikmati keindahan alam Nagari Sisawah
Kondisi disekitar Ngalau Antabuang Indah yang masih di tutupi oleh
hutan alam dan bukit-bukit karst dapat menjadi daya tarik wisata.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah hiking atau berjalan
menelusuri hutan alam yang dikelilingi oleh bukit-bukit karst dengan
durasi dalam kegiatan ini ± 120 menit. Selain itu disekitar Ngalau
Antabuang Indah terdapat sungai yang selalu berair sepanjang tahun.
Kegiatan yang dapat dilakukan di sungai ini adalah susur sungai
ataupun memancing. Kegiatan susur sungai adalah kegiatan

20
menelusuri sungai dengan menggunakan rakit bambu sambil
menikamati keindahan yang terdapat sepanjang aliran sungai dengan
durasi ± 30 menit.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan hiking adalah
sepatu boot bagi pengunjung yang membutuhkannya dan seorang
pemandu yang akan mendampingi sepanjang perjalanan dan papan
interpretasi yang berisi informasi mengenai luas hutan dan jenis
tumbuhan yang terdapat didalamnya. Dalam kegiatan susur sungai
sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah rakit dan seorang
pamandu yang bertugas memberikan penjelasan mengenai sungai
Pilubang dan mengemudikan rakit.
Sarana dan Prasarana yang dapat dikembangkan untuk menunjang
kegiatan wisata di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya antara lain :
1. Kantor pengelola dan pusat informasi.
Kantor pengelola dan pusat informasi terletak di sebelah kantor Wali
Nagari Sisawah. Kantor pengelola merupakan pusat pengelola dalam
mengelola kawasan wisata Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya.
Pusat informasi berfungsi sebagai pusat dan sumber informasi mengenai
Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya. Pusat informasi dilengkapi
dengan sumber informasi dan foto-foto objek wisata dan potensi wisata
yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya.
2. Papan informasi.
Papan informasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu papan interpretasi
dan papan penunjuk jalan. Papan interpretasi berisi penjelasan secara
lengkap mengenai objek-objek wisata di Ngalau Antabuang Indah secara
lengkap.Jenis papan interpretasi yaitu peta denah Kawasan Nagari
Sisawah yang berisi lokasi-lokasi wisata di Nagari Sisawah. Papan ini
diletakan di kantor pengelola dan pusat informasi. Selain itu juga
terdapat peta Ngalau Antabuang Indah yang berisi bentukan lorong,
ornament-ornament gua yang dapat ditemukan dan lokasi fauna gua.
Papan ini diletakkan di depan Ngalau Antabuang Indah. Papan
interpretasi lainnya berisikan informasi mengenai potensi-potensi wisata
yang terdapat di sekitar Ngalau Antabuang Indah. Papan informasi ini
diletakan di sekitar potensi wisata tersebut. Papan penunjuk jalan
berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi pengunjung, papan ini diletakkan
di setiap persimpangan menuju lokasi wisata.
3. Pemandu
Pemandu berfungsi untuk memandu dan menyampaikan interpretasi
kepada pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah dan
sekitarnya.Interpreter dapat dibagi menjadi dua jenis interpreter yaitu
pemandu wisata umum dan pemandu wisata minat khusus. Pemandu
untuk kegiatan wisata umum berasal dari masyarakat sekitar, hal ini
dikarenakan masyarakat sekitar lebih mengetahui kawasan. Sedangkan
pemandu untuk kegiatan wisata minat khusus interpreter yang harus
digunakan harus pemandu yang sudah memiliki pengalaman dan
pengetahuan dalam penelusuran gua.

21
4. Shelter dan camping ground
Shelter berfungsi sebagai tempat peristirahatan sementara untuk para
pengunjung.Shelter lebih diutamakan untuk pengunjung dalam kegiatan
wisata umum.Shelter ditempatkan di setiap tempat objek wisata, untuk
kegiatan yang bersifat sosial budaya rumah warga sekitar dapat
dijadikan sebagai shelter. Camping ground terletak tidak jauh dari
Ngalau Antabuang Indah. Camping ground diperuntukan bagi
pengunjung yang ingin bermalam.

22

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Potensi fisik yang dapat dijadikan sumberdaya tarik wisata di Ngalau
Antabuang Indah berupa ornamen gua (stalagmit, stalagtit, tiang,
gourdam,flowstone) dan bentukan lorong gua.
2. Potensi fisik dan biologi kawasan sekitar Ngalau Antabuang Indah yang
dapat mendukung pengembangan wisata di gua tersebut adalah bukitbukit karst, tebing-tebing karst, hutan alam, hamparan sawah dan sungai.
Potensi sosial budaya yang juga dapat mendukung kegiatan wisata adalah
pertunjukan randai dan pencak silat.
3. Pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah di dominasi oleh
laki-laki dan dari kelompok mahasiswa dengan tujuan untuk eksplorasi
gua dan pelatihan pemetaan gua. Harapan dari pengunjung adanya
pengelolaan yang baik di Ngalau Antabuang Indah. Ngalau Antabuang
Indah termasuk dalam kelompok 2 dengan kegiatan wisata yang bisa
dilakukan bersifat wisata umum dan wisata minat khusus.
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah adanya penelitian yang lebih
mendalam mengenai Ngalau Antabuang Indah ini, sehingga dapat membuat
perencanaan pengeloaan pengembangan wisata di Ngalau Antubang Indah
dengan lebih baik.

23

DAFTAR PUSTAKA
[Dirjen

PHKA] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam. 2001. Pedoman Pengembangan Pariwisata Alam di Taman
Nasional. Bogor: Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Departemen Kehutanan.
Hazelton M, Glenie EA. 1962. Cave Fauna and Flora. British
Caving.Routledge and Kegan Paul. London.
Kasri N, Hendrawati T, Indrianingsih W, Amnan M, Samsudi S, Purba A,
Fatimah I, Setiawan A. 1999. Kawasan Kars di Indonesia : Potensi
dan Pengelolaan Lingkungannya. Kantor Menteri Lingkungan Hidup,
Jakarta.
Ko RKT. 1997. Introduksi Karstopeologi. Himpunan Kegiatan Speleologi
Indonesia (HIKESPI), tidak diterbitkan.
Ko RKT. 2000. Keanekaragaman hayati kawasan karst. Perhimpunan
Ekologi Kars Indonesia (PEKINDO), tidak diterbitkan
Samodra H. 2001. Nilai Strategis Kawasan Kars di Indonesia: Pengelolaan
dan
Perlindungannya. Bandung: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.

24

RIWAYAT HIDUP
Iqbal Afriyadi dilahirkan di Padang tanggal 10 April 1988.Penulis
merupakan putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suhardi dan
Ibu Ainil Fatmai.Penulis menempuh pendidikan formal di SDN 01
Tanmalaka Padang (1994-2000), SLTPN 1 Padang (2000-2003), SMUN 3
Padang (2003-2006).Pada tahun 2006 penulis mengikuti Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB) dan berhasil lulus di Institut Pertanian
Bogor.Seteleh menyelesaikan Tingkat Persiapan Bersama (TPB-IPB), pada
tahun 2007 penulis diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
dan Ekowisata Fakultas Kehutana Institut Pertanian Bogor.
Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) dan
tergabung dalam Kelompok Pemerhati Gua (KPG). Selama tergabung dalam
Kelompok Pemerhati Gua, penulis menjabat sebagai ketua Pendidikan dan
Pelatihan Dasar (DIKLATSAR) Kelompok Pemerhati Gua (2008) dan
Ketua Divisi Pemetaan Gua (2008-2009).
Selama di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, penulis mengikuti kegiatan lapang dan praktik; Raflessia di CA
Gunung Simpang, Jawa Barat (2008) dan di CA Rawa Danau, Banten
(2009); kegiatan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di TN Manupeu
Tana-Daru, Nusa Tenggara Timur (2009); Praktik Pengenalan Ekosistem
Hutan (PPEH) di Baturraden dan Cilacap (2008); Praktik Pengelolaan Hutan
(PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi, Jawa Barat
(2009); Praktik Kerja Lapang Profesi di TN Gunung Merbabu, Jawa Tengah
(2010).
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjan Kehutanan,
penulis mengadakan penelitian dengan judul “Potensi Pengembangan
Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung
Sumatera Barat” di bawah bimbingan Dr. Ir. Nandi Kosmaryandi, M.Sc.F
dan Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si.