KESIPULAN DAN SARAN 71 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA KESATRIA MEDAN T.A 2012/2013.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 Tabel 3.1 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 38 Tabel 3.2 Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 40 Tabel 3.3 Tingkat Penguasaan Siswa 41 Tabel 4.1 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 44 Tabel 4.2 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 45 Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 45 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan 51 Pembelajaran pada Siklus I Tabel 4.5 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 53 Tabel 4.6 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 54 Tabel 4.7 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 55 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 57 Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan 62 Pembelajaran pada Siklus II Tabel 4.10 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 65 Tabel 4.11 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 65 Tabel 4.12 Rekapitulaasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 66 Tabel 4.13 Peningkatan Aktivitas Siswa 70 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kubus 24 Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus 25 Gambar 2.3 Balok 26 Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok 27 Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 36 Gambar 4.1 Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas pada Siklus I 68 dan Siklus II Gambar 4.2 Deskripsi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa 69 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. RPP I SIKLUS I 75 Lampiran 2. RPP II SIKLUS I 81 Lampiran 3. RPP III SIKLUS II 87 Lampiran 4. RPP IV SIKLUS II 92 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 97 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 99 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 101 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 104 Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Awal 107 Lampiran 10. Tes Awal 108 Lampiran 11. Pedoman Penskoran Tes Awal 109 Lampiran 12. Lembar Validitas Tes Awal 111 Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 112 Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I 113 Lampiran 15. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 115 Lampiran 16. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 118 Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 119 Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 120 Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 121 Lampiran 20. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 123 Lampiran 21. Deskripsi Tingkat Ketuntasan Dan 124 Tingkat Penguasaan Tes Awal Siswa Lampiran 22. Deskripsi Tingkat Ketuntasan Dan 126 Tingkat Penguasaan Tes Hasil Belajar I Siswa Lampiran 23. Deskripsi Tingkat Ketuntasan Dan 128 Tingkat Penguasaan Tes Hasil Belajar II Siswa Lampiran 24. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Pertemuan I 130 Lampiran 25. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Pertemuan II 132 Lampiran 26. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Pertemuan III 134 Lampiran 27. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Pertemuan IV 136 Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa I 138 Lampiran 29. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa II 140 Lampiran 30. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa III 142 Lampiran 31. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa IV 144 Lampiran 32. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 146 Lampiran 32. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 148 Lampiran 34. Pedoman Aktivitas Siswa 150 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu masuk dalam daftar mata pelajaran yang diujikan secara nasional, mulai dari tingkat Sekolah Dasar SD sampai Sekolah Menengah Atas SMA. Kita mengetahui pentingnya peran matematika dalam kehidupan manusia. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang SD sampai ke Perguruan Tinggi. Begitu banyak alasan yang menjadikan matematika sebagai salah satu bidang studi yang harus ada. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cockrof dalam Abdurrahman, 2009:253: “Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 Selalu digunakan dalam segi kehidupan; 2 Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; 3 Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; 4 Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan 6 Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”. Namun kenyataannya matematika sering dianggap sebagai bidang studi yang sulit untuk dimengerti. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan National Center for Education in Statistics, 2003 terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay. http:ugm.ac.idindex.php?page=rilisartikel=4467 Selain data diatas, hal ini diperkuat lagi dengan pernyataan salah seorang guru matematika di SMP Swasta Kesatria Medan bernama Bu Selamat yang mengatakan bahwa: ”Banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika. Mereka menganggap bahwa matematika itu sangat susah. Di dalam kelas itu paling banyak hanya 5 orang yang senang belajar matematika. Bila dilihat hasil belajar siswa masih sangat rendah. Selebihnya harus diadakan remedial untuk menambah nilai siswa yang tidak tuntas tersebut.” Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Swasta Kesatria Medan dengan memberikan tes di kelas IX yang berjumlah 34 siswa, diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Tes yang diberikan berhubungan dengan materi kubus dan balok. Alasan dipilih materi ini karena siswa masih sulit dalam menentukan unsur-unsur kubus dan balok. Dan juga kesulitan mengerjakan soal mengenai penerapan kubus dan balok di kehidupan sehari-hari. Dari lembar jawaban tes tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih belum terlalu paham bagian- bagian dari kubus dan balok. Hasil data menunjukkan dari 34 siswa ada 12 siswa atau 35,29 yang memperoleh nilai di atas ketuntasan belajar minimal dan 22 siswa atau 64,71 yang tidak tuntas. Ini menunjukkan pengetahuan siswa di SMP Swasta Kesatria Medan mengenai kubus dan balok masih rendah. Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar di sekolah, seperti kurangnya minat siswa dalam belajar, khususnya belajar matematika. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam belajar matematika disebabkan guru yang masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi cepat bosan dan malas dalam mengikuti materi pelajaran. Akibatnya penguasaan mereka terhadap materi yang diberikan tidak tuntas. Dengan demikian hasil belajarnya menjadi rendah. Pernyataan ini sejalan dengan Trianto 2011:5 : ”Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabakan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher – centered sehingga siswa menjadi pasif.” Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti mencoba menerapkan suatu model pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto 2011:58 mengemukakan “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think-Pair-Share (TPS) DENGAN KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-A SMP PGRI 01 NGAJUM

0 8 28

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMPN 1 BATU MATERI GERAK PADA TUMBUHAN

0 16 1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBANTUAN ALAT PERAGA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII DI SMP SALAFIYAH PEKALONGAN

0 0 9

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs NEGERI KESESI

0 0 73

65 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VIII Zainudin

0 0 9

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8

PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV SD 1 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8