Gaya kepemimpinan Kepala Dinas Sosial Kota Bandung (studi tentang pemberdayaan anak jalanan di Kota Bandung)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADINama : M. Agung Nurfadilah Tempat Tanggal Lahir : Subang 14 Juli 1989 Jenis Kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Status : Belum Menikah Nama Ayah : Budiharto Pekerjan : Pegawai Negeri Sipil Nama Ibu : Euis Komariah Pekerjan : Pegawai Negeri Sipil Alamat Orang Tua : Jatibaru No.25 RT 05/06 Kec Ciasem Kabupaten
Subang Motto : Hidup bukan hanya soal kalah dan menang E-Mail
PENDIDIKAN FORMAL
No Tahun Uraian Keterangan
1 2007- Sekarang Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia
- - 2 2004-2007 STM Negeri 12 Bandung Berijazah
3 2001-2004 SMP Negeri 7 Cimahi Berijazah 4 1995-2001 SD Negeri Jatibaru Subang Berijazah Bandung, 3 September 2013
M. Agung Nurfadilah NIM 41707809
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG (Studi Tentang Pemberdayaan Anak Jalanan Di Kota Bandung) SKRIPSI Diajukan untuk Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Oleh, M Agung Nurfadilah NIM. 41707809
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kehidupan dan anugerah yang tak terhingga, atas rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Gaya Kepemimpinan
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung (Studi Tentang Pemberdayaan Anak
Jalanan Di Kota Bandung)”
Maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai suatu syarat kelulusan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, baik kritik maupun saran yang bersifat membangun akan selalu peneliti harapkan sebagai masukan yang berguna bagi kesempurnaan karya selanjutnya.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun berupa materil. Dengan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Komputer Indonesia.
4. Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si, Selaku Dosen wali peneliti pada Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Komputer Indonesia, yang selalu memberikan motivasi kepada peneliti.
5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Komputer Indonesia, yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.
6. Ecih Sukaesih sebagai Kepala Bidang Pembinaan Rawan Sosial di Dinas Sosial Kota Bandung, atas data dan informasi yang diberikan kepada peneliti.
7. Dewi Indra sebagai Kepala Seksi Pembinaan Rawan Sosial Anak dan Remaja di Dinas Sosial Kota Bandung, atas saran dan berbagai informasi yang diberikan kepada peneliti.
8. Kedua orang tua peneliti yang selalu menginspirasi peneliti, terimakasih untuk segalanya. Doa terbaik dari peneliti untuk kalian berdua.
9. Kaka dan adik peneliti, yang selalu memberikan dukungan kepada peneliti.
10. Keluarga Besar Bapak O.Rosid Alm dan Bapak Sumarlan, dimanapun kalian berada, semoga kesehatan dan kebahagian selalu menyertai kalian semua.
11. Teman-teman peneliti di Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia, Dean, Agus, Devi, Erwin, Dading, Eko, Tristan, Abud, Anggi, Baron, Om Ciwok, Suwen, Bokir, Yugo, Jams dan seluruh angkatan 2007-2009 atas semua dukungannya.
12. Raden fatah group corporate, Slamet, Pak Kumis, Om Topan dkk, hatur nuhun salewat tapi mantap. yang selalu memberikan semua bantuan baik secara moril maupun materil, semoga kebaikan selalu menaungi kalian semua.
14. Seluruh pihak yang telah membantu sebelum dan selama peneliti mengerjakan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu,
You ’ll Never Walk Alone.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan Karunia- Nya untuk membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandung, 3 September 2013 Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman COVER ............................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii SURAT PERNYATAAN................................................................................ iii LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian .......................................................8
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tijauan Pustaka............................................................................10
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan ................................................10
2.1.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan .......................................12
2.1.3 Indikator-Indikator Gaya Kepemimpinan .........................19
2.1.4 Pengertian Pemberdayaan..................................................21
2.2 Kerangka Pemikiran ..................................................................23
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ........................................................................35
3.1.4 Struktur Dinas Sosial Kota Bandung ................................37
3.1.6 Tujuan Kerja Dinas Sosial Kota Bandung ........................38
3.1.7 Sasaran Kerja Dinas Sosial Kota Bandung .......................39
3.1.8 Deskripsi Kerja Dinas Sosial Kota Bandung ....................40
3.1.9 Gambaran Umum Anak Jalanan di Kota Bandung ...........42
3.2 Metode Penelitian ......................................................................46
3.2.1 Desain Penelitian ..............................................................46
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................47
3.2.2.1 Studi Pustaka ........................................................47
3.2.2.1 Studi Lapangan ....................................................47
3.2.3 Teknik Penentuan Informan ..............................................48
3.2.4 Teknik Analisa Data .........................................................49
3.2.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ........................................50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tugas Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Kegiatan Pemberdayaan Anak Jalanan Di Kota Bandung ......................................................................52
4.1.1 Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Merumuskan Masalah Menyangkut Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Bagi Para Anak Jalanan Di Kota Bandung .............................................................56
4.1.2 Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Mengumpulkan Informasi Menyangkut Pelaksanakan Kegiatan Pemberdayaan Bagi Para Anak Jalanan Di Kota Bandung .............................................................60
4.1.3 Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Memilih Pemecahan Yang Paling Layak Dalam Menyelesaikan Permasalahan Anak Jalanan di Kota Bandung ...............64
4.1 Hubungan Kerjasama Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Melaksanakan Kegiatan Pemberdayaan Bagi Para Anak Jalanan Di Kota Bandung ................................................73
4.2.1 Koordinasi Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Melaksanakan Kegiatan Pemberdayaan Bagi Para Anak Jalanan di Kota Bandung ...............................................77
4.2.2 Komunikasi Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Melaksanakan Kegiatan Pemberdayaan Bagi Para Anak Jalanan di Kota Bandung ................................................85
4.3 Hasil Yang Dicapai Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Melaksanakan Kegiatan Pemeberdayaan Bagi Para Anak
Jalanan Di Kota Bandung ..........................................................90
4.3.1 Efektifitas Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Melaksanakan Kegiatan Pemberdayaan Bagi Para Anak Jalanan di Kota Bandung .......................93
4.3.2 Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Dalam Memberikan Kepuasan Terkait Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Bagi Para Anak Jalanan di Kota Bandung .......................97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................105
5.2 Saran ......................................................................................106 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 108 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 110 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 124
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................34Tabel 3.1 Perencanaan Jadwal Skripsi ...........................................................51Tabel 4.1 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial............................92DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ...................... 38Gambar 4.1 Strategi Penangan Anak Jalanan Di Kota Bandung .................. 57DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Surat Permohonan Penelitian .................................................. 110 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Dari BKBPPM Kota Bandung ................ 111 Lampiran 3. Surat Balasan Penelitian Dari Sapol PP Kota Bandung .......... 112 Lampiran 4. Surat Balasan Penelitian Dari Dinas Sosial Kota Bandung .... 113 Lampiran 5. Doukumentasi Penelitian ........................................................ 114 Lampiran 6. Biodata Informan .................................................................... 116 Lampiran 7. Contoh Transkip Wawancara ................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur Buku
Abdurahmat. 2008. Efektivitas Organisasi Edisi Pertama. Jakarta: Airlangga Hani, Handoko. T. 2003. Manajemen. Yogykarta: BPFE Hasibuan, Melayu S.P. 2001. Manajemen Sumber daya Manusia, Edisi I
Yogyakarta: BPFE _______. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan VII Jakarta: Haji
Masagung _______. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta: Pustaka
Cidesindo Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu? Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pasolong, Harbani. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Alfabeta. Pranaka dan Prijono, 1996. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi,
Jakarta: CSIS Prawirosentono, Suyudi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Rappaort, J. 1984. Studies in Empowerment: Introduction to the Issue, Prevention In Human Issue USA. Rivai, Veithzal. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. _______. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Suharto, Edi. 1997. Pembangunan Kebijakan dan Pekerjan Sosial: Spektrum
Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Pembangunan-STKS
Suarli, S dan Bahtiar, Yanyan. 2006. Manajemen Keperawatan dengan
_______. 2006. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tjiharjadi, Semuil. 2007. To Be Great A Lader. Yogyakarta: Andi Usman, Sunyoto. 2010. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyrakat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Widjaja. HAW. 1995. Administrasi Kepegawaian Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
B. Dokumen-Dokumen
Undang-Undang Nomor 23 Pasal 9 ayat 1 tahun 2002 tentang perlindungan anak Undang-Undang Nomor 23 Pasal 72 tahun 2002 tentang perlindungan anak Keputusan Presiden Nomor 36 th 1990, tentang perlindungan hak-hak anak.
Keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang unsur minimal dalam kepuasan masyarakat. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan dinas di lingkungan daerah kota Bandung Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 tahun 2001 tentang penanganan dan penyelenggaraan kesejahtraan sosial
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu bangsa pada masa yang akan datang, tentunya ditentukan oleh kualitas anak pada masa sekarang, di tengah-tengah kondisi bangsa Indonesia saat ini, tidak semua anak menikmati kehidupan yang baik, banyak anak berada dalam kondisi yang memprihatikan baik secara fisik, sosial maupun secara psikologis, salah satunya adalah anak jalanan.
Minimnya pemenuhan kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya, menjadi salah satu penyebab hadirnya para anak jalanan di Indonesia, karena secara umum anak jalanan terlahir dari keluarga kurang mampu dengan pendidikan moral yang rendah didalam keluarga, dan dari tingginya kesenjangan sosial yang terjadi didalam lingkungan masyarakat.
Menurut data yang peneliti peroleh dari Dinas Soial Kota Bandung, jumlah anak jalanan pada tahun 2012 mencapai 2162 anak, dan dari jumlah tersebut tidak semua anak jalanan merupakan warga asli Kota Bandung melainkan para pendatang yang berasal dari beberapa daerah disekitar Kota Bandung.
Banyaknya anak jalanan di Kota Bandung, baik itu di jalanan-jalanan kota, tempat-tempat perbelanjaan, stasiun-stasiun kereta api, terminal dan tempat- tempat vital lainnya di Kota Bandung, tentunya kurang mencerminkan visi dan
2 Kebijakan yang diambil oleh Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, tentunya akan menjadi kunci dalam menyelesaikan permasalahan anak jalanan di Kota Bandung, sesuai dengan tugas pokok yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Bandung yang terdapat pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Dinas Daerah Kota Bandung yaitu “Melaksanakan sebagian tugas kewenangan daerah di bidang sosial”, dan fungsi yang meliputi:
1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang sosial.
2. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang sosial
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang sosial yang meliputi; partisipasi sosial dan masyarakat, rehabilitasi sosial,pelayanan sosial dan pembinaan rawan sosial.
4. Pelaksanaan Pelayanan teknis lainnya yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Pemberdayaan bagi para anak jalanan di Kota Bandung tentunya memiliki input pada proses kegiatannya. Input tersebut berupa suatu pengawasan dan pendekatan yang berguna untuk mengetahui dan mengenali berbagai macam karakteristik dari setiap anak jalanan demi memberikan kemudahan bagi Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan diambilnya.
3 yang telah didirikan sebelumnya, karena pendirian posko pematauan tersebut merupakan suatu langkah tepat untuk mengenali berbagai macam aktifitas dari para anak jalanan di Kota Bandung. Posko pemantauan yang telah diirikan tersebut meliputi: 1.
Posko Pasteur yang meliputi: Cipaganti, Cihampelas, Cikapayang, Taman Sari, Gasibu.
2. Posko Dago yang meliputi: Simpang Dago; Sulanjana, Lembong, Aceh.
3. Posko Asia Afrika yang meliputi: Otista, Simpang Lima, Dalem Kaum, Sudirman.
4. Posko Riau yang meliputi: Gatot Subroto, Martanegara, Jalan Jakarta, Antapani, Cicaheum dan Tegal Lega.
5. Posko Pasir Koja yang meliputi: Jamika, Caringin, Cibaduyut, Kopo, Moh Toha, buah Batu, Samsat.
Hasil observasi yang beberapa kali peneliti lakukan, posko pengawasan yang telah dibangun dilima titik di Kota Bandung untuk mengawasi para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti, gelandangan dan pengemis (Gepeng), Wanita Tuna Susila (WTS), Wanita Pria (waria), dan tentunya anak jalanan, disayangkan belum dapat dimaksimalkan, karena posko pengawasan tersebut telah beralih fungsi menjadi tempat berteduh dan tempat beristirahat bagi para pedagang asongan maupun para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
4 permasalahan yang terjadi pada anak jalanan yang ada di Kota Bandung, sebagai bagian dari suatu pengidentifikasian masalah yang dihadapi oleh anak jalanan, yang bermanfaat untuk merumuskan pola pelayanan yang akan diberikan pada pelaksanaan kegiatan pemberdayaan.
Pelaksanaan tugas dari Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam menyelesaikan permasalahan anak jalanan, perlu untuk memperhatikan masalah pisikologis anak yang bertujuan untuk menghindari terjadinya pelanggaran- pelanggaran hak yang dimiliki oleh setiap anak. Hak-hak anak tersebut sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hak-Hak Anak (Convention on The Rights of The
Child) tahun 1989 dan Indonesia sebagai anggota PBB telah meratifikasi pada
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990, yaitu: Hak terhadap kelangsungan hidup, hak terhadap perlindungan, hak untuk tumbuh berkembang, dan hak untuk berpartisipasi.
Dinas Sosial Kota Bandung dalam melakukan penjaringan dan penertiban para Penyandang Masalah Kesejahtraan Sosial (PMKS) di Kota Bandung kecuali anak jalanan, jarang untuk mengikut sertakan lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan untuk melakukan penjaringan terhadap para anak jalanan, maka saat orang tua dari para anak jalanan yang masuk kedalam kategori Penyandang Masalah Kesejahtraan Sosial (PMKS) terjaring oleh Dinas Sosial Kota Bandung, anak jalanan yang sedang bersama orang tuanya sering tidak dapat dipisahkan, hal tersebut mengakibatkan Dinas Sosial Kota Bandung kerap dianggap melakukan
5 Kepala Dinas Sosial Kota Bandung perlu meningkatkan kembali hubungan kerjasama antara Dinas Sosial Kota Bandung dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung dalam pelaksanaan penjaringan anak jalanan di Kota Bandung, karena dari data yang peneliti peroleh penjaringan anak jalanan yang dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung tidak dilakukan secara rutin dan terjadwal, yang berakibat pada minimnya pelaksanaan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan.
Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan bahwa ; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Pemberdayaan bagi para anak jalanan di Kota Bandung perlu dilakukan secara satu paket penuh, tidak cukup bila Kepala Dinas Sosial Kota Bandung hanya melakukan pengawasan, serta menitipkan para anak jalanan yang sebelumnya diserahkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung kepada rumah-rumah perlindungan anak yang menjadi mitra kerjanya.
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung lewat bagian kerjanya perlu untuk ikut ambil bagian dalam setiap proses kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh rumah-rumah pelindungan anak yang menjadi mitra kerjanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas Sosial Kota Bandung, yang bertujuan agar pelaksanaan program pemberdayaan dapat berjalan secara maksimal.
6 dalam kategori Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), masalah tersebut yaitu tidak adanya panti rehabilitasi sosial (Rehabsos) yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Bandung untuk menampung dan memberdayakan para anak jalanan dan para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya di Kota Bandung, disinilah gaya kepemimpinan Kepala Dinas Sosial Kota Bandung diperlukan untuk melakukan lobi-lobi kepada Pemerintah Daerah Kota Bandung menyangkut pembangunan suatu tempat rehabilitasi sosial bagi para anak jalanan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya di Kota Bandung.
Program pemberdayaan bagi para anak jalanan di Kota Bandung saat ini dilakukan dilembaga-lembaga sosial masyarakat yang berupa suatu rumah singgah atau Rumah Perlindungan Anak (RPA) yang bertempat di Kota Bandung maupun diluar Kota Bandung, yang sebelumnya telah memiliki hubungan kerjasama dengan Dinas Sosial Kota Bandung. Hadirnya pihak-pihak swasta tersebut mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Pasal 72 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, yang menjelaskan bahwa: 1.
Masyarakat berhak memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam perlindungan anak.
2. Peran masyarakat sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1, dilakukan oleh perseorangan, lembaga perlindungan anak, sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, keagamaan, badan usaha dan media masa.
7 pendidikan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung, maupun berupa program pelatihan baik itu dibidang elektronik, otomotif, seni musik, kerajinan tangan, menjahit dan memasak, yang disesuaikan dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh para anak jalanan.
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung lewat bagian kerjanya perlu untuk memaksimalkan sosialisasi kepada masyarakat Kota Bandung, mengenai pentingnya untuk tidak memberikan uang secara cuma-cuma kepada para anak jalanan seperti yang telah Dinas Sosial Kota Bandung lakukan sebelumnya dengan memasang papan himbauan di tempat-tempat vital di Kota Bandung, sesuai dengan misi dari Dinas Sosial Kota Bandung untuk mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan partisipasi dan masyarakat, dimana terdapat peran dari masyarakat dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial secara komrehensif.
Mudahnya para anak jalanan untuk mengais uang secara cuma-cuma, dari masyarakat yang menjadi objek utamanya, tentunya akan berakibat pada proses
output pemberdayaan yang telah dilaksanakan, karena secara tidak langsung akan
terbangun pola berpikir dari para anak jalanan di Kota Bandung, untuk lebih memilih jalanan sebagai tempat yang mereka anggap layak untuk mecari nafkah.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan oleh peneliti di atas, maka penelti mengambil judul mengenai
“Gaya Kepemimpinan Kepala Dinas Sosial
Kota Bandung (Studi Kasus Pemberdayaan Anak Jalanan Di Kota
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang telah disajikan dalam latar belakang masalah di atas, maka untuk mempermudah arah dan proses pembahasan, maka peneliti merumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana gaya kepemimpinan Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam kegiatan pemberdayaan bagi para anak jalanan di kota Bandung”.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Suatu kegiatan penelitian yang dilakukan sudah seharusnya memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai. Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam menangani pemberdayaan anak jalanan di Kota Bandung, dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam pelaksanaan tugas program pemberdayaan anak jalanan di kota Bandung.
2. Untuk mengetahui bagaimana Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam melaksanankan hubungan kerjasama terkait program pemberdayaan anak jalanan di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai oleh Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam melaksankaan program pemberdayaan anak jalanan di Kota Bandung.
9
1.4 Kegunaan Penelitian
Sesuatu yang dikerjakan tentunya mempunyai maksud, tujuan dan juga diharapkan dapat membawa manfaat baik khususnya bagi diri peneliti sendiri maupun bagi orang lain, adapun kegunaan penelitian ini antara lain: 1.
Bagi peneliti, skripsi ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti, mengenai gaya kepemimpinan Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan bagi para anak jalanan di Kota Bandung.
2. Secara teoritis, peneliti megharapkan skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan, serta dapat dijadikan bahan acuan bagi teman-teman peneliti di Ilmu Pemerintahan, yang akan melaksanakan Tugas Akhir, mengenai gaya kepemimpinan Kepala Dinas Sosial Kota Bandung dalam kegiatan pemberdayaan bagi para anak jalanan di Kota Bandung.
3. Secara praktis, peneliti mengharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan bagi para anak jalanan di Kota Bandung, dan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan permalasalahan anak jalanan di Kota Bandung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1 .1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi hal yang sangat penting bahkan menentukan dalam pencapaian suatu tujuan kelompok atau organisasi. Kepemimpinan mempunyai fungsi sebagai penggerak, administator dan koordinator dari sumberdaya manusia, sumber daya alam, semua dana, sarana dan prasarana yang dimiliki suatu organisasi. Dalam pemerintahan, sosok memiliki fungsi sebagai: pemandu, penuntun, pembimbing, pemberi motivasi kerja kepada pegawai atau bawahannya, pengemudi organisasinya, penjalin jaringan-jaringan komunikasi, pengawasan yang efisien dan sebagai pembawa para pengikutnya kepada sasaran yang telah ditetapkan.
Menurut Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan
dalam management mengatakan kepemimpinan adalah:
“Kegiatan mempengaruhi orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok, kepemimpinan dapat terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukan kemampuannya untuk mempengaruhi prilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu
”. Thoha (1993:50) Pendapat Miftah Thoha di atas menunjukan bahwa seorang pemimpin perlu memiliki seni mempengaruhi orang lain, yang dapat dilakukan baik itu terhadap bawahan yang ada pada organisasinya maupun terhadap organisasi lain. tersebut tidak memiliki kemampuan untuk dapat mempengaruhi prilaku orang lain kearah tercapainya tujuan yang diinginkan.
Kartini Kartono dalam bukunya yang berjudul Pemimpin dan
Kepemimpinan, mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut:
“Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki keterampilan teknis, khususnya dalam suatu bidang, hingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktifitas, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan
”. Kartono (1998:74) Kelebihan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam suatu bidang tertentu, dapat menjadi suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain, yang akan menghasilkan kesesuaian kerja atau aktifitas dari para bawahannya, demi mencapai tujuan-tujuan yang telah disepakati sebelumnya.
Melayu Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya
Manusia menyatakan kepemimpinan adalah
“Cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi”. Hasibuan (2003:170)
Pendapat Hasibuan di atas menyatakan bahwa seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mempengaruhi para bawahannya, dengan berbagai cara yang dimiliki, agar para bawahannya dapat bekerja secara bersama untuk melakukan dan melaksanankan apa yang pemimpin tersebut kehendaki demi tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Harbani Pasolong dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan
“Perilaku yang diharapkan dari kepemimpinan birokrasi adalah perilaku yang menyesuaikan dengan situasi dilingkungan birokrasi. Jika dilingkungan birokrasi banyak yang tidak jujur , maka pemimpin birokrasi harus memberikan contoh kepada bawahannya dengan berperilaku jujur. Jika para bawahan ditemukan tidak disiplin, maka pemimpin memberikan contoh kepada bawahannya dengan berperilaku disiplin. Jika dalam birokrasi ditemukan banyak yang korup, maka pemimpin birokrasi harus berani memberikan sanksi berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang ada, dan pemimpin birokrasi memberikan contoh bahwa memang dirinya bersih tidak bebas dari perilaku korup”. Pasolong (2013:80) Pemimpin yang baik harus mampu memberikan contoh yang baik untuk menjadi seorang yang dapat diteladani oleh para bawahanya. Pemimpin harus dapat memberikan sangsi terhadap bawahannya yang melangar aturan yang telah ditetapkan, demi merubah kebiasaan, kondisi dan situasi yang terjadi didalam organisasi kearah yang lebih baik dari sebelumnya
2.1.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Tercapainya visi dan misi dari suatu organisasi akan ditentukan oleh gaya kepemimpinan seorang pemimpin didalam organisasi tersebut, karena pemimpin merupakan lokomotiv yang akan diikuti oleh para bawahannya, dan setiap kebijakan yang diambilnya akan berengaruh terhadap terjadinya gerakan dari setiap element yang ada pada bagian kerjanya, menurut Veithzal Rivai dalam bukunya Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Ketiga menyatakan gaya kepemimpinan sebagai berikut:
“Gaya kepemimpinan merupakan dasar mengklasifikasikan tipe kepemimpinan, gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu yang mementingkan palaksanan tugas, yang mementingkan hubungan
Gaya kepemimpinan merupakan gambaran dari tingkah laku keseharian pemimpin dalam menjalankan organisasinya, baik yang terilihat maupun yang tidak terlihat oleh para bawahannya yang mencakup semua kegiatan pengendalian organisasi, baik itu terhadap para bawahannya maupun terhadap instansi atau lembaga lain yang terkait.
Aktivitas dari suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari pengambilan keputusan yang dibuat oleh seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang dimilikinya, Veithzal Rivai dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan
Organisasi Edisi Ketiga menyatakan pengambilan keputusan sebagai berikut:
“Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan penetapan suatu alternatif pemecahan masalah yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada, untuk itu diperlukan teknik pengambilan keputusan dengan membuat langkah-langkah yang logis dan sistematis yang meliputi, merumuskan masalah, mengumulkan informasi, memilih pemecahan yang paling layak dan melaksanakan keputusan”. Rivai (2012:129).
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi penting untuk diperhatikan. Teknik pengambilan keputusan dari seorang pemimpin untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan yaitu dengan cara, merumuskan masalah terlebih dahulu, mengumpulkan informasi, memilih pemecahan yang paling layak dan melaksanakan keputusan.
Gaya kepemimpinan seorang akan memperlihatkan baik atau tidaknya hubungan kerjasama yang dijalin oleh pemimpin tersebut, baik itu berupa koordinasi maupun komunikasi. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi” Hasibuan (2007:85).
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin dapat mempengaruhi koordinasi terhadap para bawahannya. Koordinasi tersebut berupa pengarahan, penyatupaduan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan dari para bawahannya, yang bertujuan agar setiap komponen didalam unit kerja dapat bergerak secara bersamaan, demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Gaya kepemimpinan seseorang akan mempengaruhi seberapa tepat koordinasi terkait hubungan kerjasama yang dilakukan oleh organisasi yang dipimpinnya, yang bertujuan untuk mempermudah kinerja dari setiap anggota didalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen, menyatakan koordinasi organisasi sebagai berikut:
Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan- kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen-departemen atau bidang-bidang fungsional) pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Handoko (2003 : 195).
Koordinasi merupakan suatu proses penyatupaduan tujuan dan kegiatan bidang-bidang fungsional yang ada pada suatu organisasi maupun terhadap organisasi lain, yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang dimilikinya, untuk mempermudah tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Gaya kepemimpinan seseorang dapat pula dilihat dari cara ia melakukan balik. Veithzal Rivai dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan
Organisasi edisi ketiga, membagi komunikasi kedalam tiga bentuk yang meliputi:
1.Sifat Informasi 2. Komunikasi organisasi 3. Komunikasi antar pribadi
Rivai (2012:338) Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang dimilikinya, perlu untuk memperhatikan sifat informasi yang diterima, komunikasi yang berlangsung didalam organisasi dan komunikasi yang dijalin dengan organisasi yang lain, demi menghindari terjadinya kesalahan dari pengmbilan keputusan yang dilakukan.
Gaya kepemimpinan dapat diukur dari sejauh mana hasil yang dicapai oleh seorang pemimpin dalam upayanya untuk mencapai tujuan dari organisasi yang dipimpinnya, hasil yang dicapai tersebut dapat berupa efektifitas, kepuasan kerja, maupun kepuasan masyarakat. Menurut Abdurahmat dalam buku Efektivitas
Organisasi Edisi Pertama menyatakan efektifitas sebagai berikut,
“Efektivitas adalah pemanpaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya
”. Abdurahmat (2008:36). Efektivitas gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat dilihat dari sejauhmana pemimpin tersebut mampu memanfaatkan berbagai macam alat bantu yang telah tersedia, seperti sumberdaya, sarana dan prasarana, agar setiap pekerjaan yang dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan Kepuasan kerja dan kepuasan masyarakat dapat pula menjadi alat ukur untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam menjalankan organisasinya, menurut Melayu Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber
daya Manusia, menyatakan bahwa:
“Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya”. Hasibuan (2001:199) Seorang pemimpin perlu untuk menciptakan dan menjaga keharmonisan dari setiap bawahannya, untuk menghindari terjadinya hambatan dan gangguan yang datang dari dalam tubuh organisasi yang dapat menggangu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, dapat diukur dengan mengunakan prinsip pelayanan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat, yang meliputi: a.
Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
b.
Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
c.
Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya). d.
Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
e.
Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
f.
Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat, g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
h.
Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani. i.
Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati. j.
Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan. k.
Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan. l.
Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. m.
Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan. n.
Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko- resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Kualitas pelayanan yang didesain sedemikian rupa oleh seorang pemimpin dengan mengunakan gaya kepemimpinannya, akan terlihat dari sejauh mana tingkat kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat, sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 di atas.
Menurut Harbani Pasolong dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan
Birokrasi, mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai berikut :
“Kepemimpinan adalah gaya yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi pengikut atau bawahannya dalam melakukan kerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan”. (Pasolong, 2013:5) Pendapat di atas menunjukan bahwa untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya, seorang pemimpin perlu untuk melakukan hubungan kerjasama dengan para bawahannya, dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang dimilikinya.
Selanjutnya menurut Miftah Thoha dalam buku Kepemimpinan dalam
Manajemen, menyatakan gaya kepemimpina sebagai berikut,
”Gaya Pemimpin dapat mempengaruhi prilaku orang lain dengan menggunakan gaya-gaya kepemimpinannya, gaya kepemimpinan tersebut dapat berupa prilaku, sifat yang dimiliki oleh pemimpin tersebut yang ditunjukan kepada orang lain atau bawahannya. Sementara itu Semuil Tjiharjadi dalam buku To Be A Great Leader, menyatakan gaya kepemimpinan sebagai berikut:
“Setiap pemimpin perlu menentukan corak dan gaya kepemimpinan agar tampak seni kepemimpinannya dalam memimpin, corak dan gaya kepemimpinan bisa telihat dari sikap pemimpin, yaitu sebagai pemimpin, guru, pembina, bapak, dan teman seperjuangan
” Tjiharjadi (2007:37) Pendapat di atas menunjukan bahwa, setiap pemimpin perlu untuk menentukan gaya kepemimpinannya sendiri baik sebagai pemimpin, guru, pembina, bapak, dan teman seperjuangan, dengan begitu bawahan akan dapat melihat secara langsung bagaiamana gaya kepemimpinan dari pemimpinnya, baik secara prilaku maupun gagasan-gagasan yang pemimpin tersebut hasilkan, demi tercapainya tujuan organisasi.
2.1.3 Indikator-Indikator Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang, dalam memimpin suatu organisasi apapun itu jenisnya, dapat diukur dengan menggunakan indikator gaya kepemimpinan. Indikator gaya kepemimpinan tersebut, menurut Harbani Pasolong dalam bukunya “Kepemimpinan Birokrasi”, meliputi: 1.
Cara seorang pemimpin untuk mempengaruhi 2. Cara seorang pemimpin untuk mengarahkan 3. Cara seorang pemimpin untuk mendorong 4. Cara seorang pemimpin untuk mengendalikan Bawahannya Pendapat diatas menunjukan bahwa seorang pemimpin, dituntut dapat memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, mendorong dan mengendalikan bawahanya, untuk dapat menjadi suatu kesatuan dalam mencapai tujuan yang diharapkan secara efisien dan efektif. Berbeda dengan Harbani Pasolong, Veithzal Rivai dalam buku Kepemiminan dan Perilaku Organisasi membagi gaya kepemimpinan kedalam beberapa indikator, yang meliputi:
1. Watak 2.
Visi 3. Kemampuan 4. Memberi Motivasi 5. Memberikan Arahan 6. Melakukan Evaluasi
Rivai (2009:105) Seorang pemimpin secara personal perlu memiliki watak, visi dan kemampuan yang baik, tetapi dalam aktivitas suatu organisasi seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk memberikan motivasi, memberikan arahan dan melakukan evaluasi, yang bertujuan untuk mengubah keadaan organisasi ke taraf yang lebih sempurna dari sebelumnya
Menurut Miftah Thoha dalam bunya yang berjudul Kepemimpinan dan
Manajemen, menyatakan gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi dipengaruhi
oleh indikator berikut ini : 1.
Kecerdasan 2. Kedewasaan 3. Keluasan hubungan sosial 4. Motivasi diri 5. Dorongan berprestasi 6. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan
Thoha (2006:33-34)
Keenam indikator yang dipaparkan oleh Miftah Thoha di atas merupakan suatu hal yang perlu untuk dimiliki oleh seorang pemimpin, mengingat seorang pemimpin memiliki pengaruh yang cukup besar pada pelaksanaan kegiatan serta pelaksanaan tugas yang akan dilakukan oleh para bawahannya.
2.1.4 Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan merujuk pada kemampuan seseorang maupun kelompok- kelompok rentan dan lemah, untuk memiliki akses terhadap sumber-sumber kehidupan yang produktif, untuk meningkatkan pendapatan guna memperoleh barang dan jasa yang diperlukan, serta mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang akan mempengaruhi kehidupannya.
Menurut Widjaja dalam bukunya yang berjudul Administrasi
Kepegawaian Suatu Pengantar, menyatakan pemberdayaan sebagai berikut: