Latar Belakang Pendirian Kapasitas Rancangan

PT SMR mulai start memproduksi dari tahun 1994 dengan kapasitas 20.000 ton tahun. Pabrik tersebut dapat pasokan bahan baku dari PT Pupuk Sriwijaya Palembang. 2. PT. DSM Kaltim Melamin PT. DSM Kaltim Melamin mulai start memproduksi dari tahun 1996, sebagai hasil bekerja sama dengan Pupuk Kalimantan Timur Tbk dan DSM Holland. Kapasitas design pabrik ini 40.000 ton tahun dan sudah naik jadi 50.000 ton tahun. Sedang butuhnya melamin yang belum bisa terpenuhi oleh produksi dalam negeri, masih impor dari negara lain. Di bawah ini data-data produksi dan impor melamin Indonesia sejak tahun 1997 hingga tahun 2007. Tabel 1. Perkembangan Impor Melamin Indonesia 2008-2013 Badan Pusat Statistik, 2013 Tahun Impor ton 2008 582,694 2009 776,702 2010 1055,739 2011 1011,757 2012 1665,736 2013 1862,081 3. Tinjauan Pustaka Melamin banyak dijumpai pada aplikasi industri untuk proses produksi resin melamin formaldehid. Pada sekitar tahun 1960, melamin diproduksi dari dicyanamid Ullman, 2003. Proses ini berlangsung didalam autoclave pada tekanan 10 MPa dan suhu 400 o C dengan adanya gas amoniak. Pada awal 1940, Mackay menemukan bahwa melamin juga bisa disintesa dari urea pada suhu 400 o C dengan atau tanpa katalis. Sejak saat itu melamin mulai diproduksi dari bahan baku urea Ullman, 2003. Melamin pertama kali dipelajari oleh Leibig pada tahun 1834 Ullman, 2003. Pada saat itu Leibig mendapatkan melamin dari proses peleburan antara potasium thiosianat dengan amonium klorida. Kemudian pada tahun 1885 A.W Von Hoffman mempublikasikan struktur molekul melamin, sebagai berikut : H 2 N C N NH 2 C N C N NH 2

B. DESKRIPSI PROSES

Proses pembuatan melamin memakai metode BASF dari urea ada 3 langkah, yakni: 1. Langkah persiapan bahan baku 2. Langkah reaksi 3. Langkah separasi produk 1. Langkah persiapan bahan baku Bahan urea berbentuk prill mempunyai impuritas 99,3 berat diumpankan ke M-01 dengan suhu 135ºC tekanan 1,7 atm, pada keadaan ini urea meleleh. Dari M-01 lelehan urea kemudian dipompa ke T-01 lalu dialirkan menuju 2 tempat, yakni Sc-01 R-01. Pada Sc-01 lelehan urea dipakai untuk menyerap off gas untuk mengambil sisa melamin yang terbawa di off gas . Dari Sc-01 lelehan urea dikembalikan ke T-01 bercampur bersama lelehan urea dari M-01 serta digunakan sebagai umpan di reaktor. 2. Langkah reaksi Sesudah T-01 lelehan urea dipompa dan dibawa ke R-01 melewati beberapa nozzle di reaktor jadi lelehan urea akan menguap dengan spontan terdispersi ke partikel- partikel Al 2 O 3 yang terfluidaisasi akibat aliran dari fluidizing gas. Fluidizing gas berbentuk campuran gas amoniak CO 2 didapat dari off gas di Sc-01, lalu fluidizing gas dibawa ke Cr-01 dan F-01. Gas yang dibawa ke Cr-01 dipakai untuk pendingin. Selain itu gas mengalir ke F- 01 dipanaskan hingga suhu 430ºC tetapi lebih dahulu ditingkatkannya tekanan hingga 3,8 atm, setelahnya dipakai untuk fluidizing gas di reaktor. Reaktor beroperasi di suhu 410ºC tekanan 3 atmosfer. Akibat reaksi di reaktor bersifat endotermis, jadi untuk menahan suhu operasi di 410ºC reaktor diwajibkan dipanaskan. Kebutuhan panas disokong dari steam yang mengalirkannya melewati koil di reaktor. Pada reaktor terbentuk uraian urea jadi melamin, amoniak CO 2 . Hasil reaksi dari reaktor di suhu 410ºC dan tekanan 1,8 atmosfer berwujud campuran gas melamin, amoniak, CO 2 , biuret , melem, serta urea tak bereaksi. 3. Langkah separasi produk Campuran hasil berasal dari reaktor didinginkan di HE-01 hingga suhu 300ºC, tekanan 1,8 atmosfer lalu menuju ke Fl-01 supaya melamin serta melem terpisah. Campuran melamin menuju Cr-01, setelahnya cairan dikontakkan off gas dari Sc-01 yang mempunyai suhu 140ºC serta tekanan 1,25 atmosfer dipakai untuk pendingin, jadi melamin akan berbentuk kristal. Melamin berbentuk kristal sebesar 99, impuritas 99,9. Kristal melamin dibawa dari Cr-01 di suhu 220ºC dan tekanan 1 atmosfer. Lalu dibawa memakai pneumatic conveyor ke Cy-02. Di Cy- 02 ada proses pisahnya padatan dengan off gas yang mana semua kristal terpisah jadi produk. Melamin berbentuk kristal yang masih memiliki suhu 220ºC tersebut didinginkan hingga suhu 30ºC, lalu sesudahnya melakukan pengemasan, sehingga masuk gudang dan siap dijual. Gas keluar Cy-02 sebagai off gas setengahnya dimasukin ke percabangan purging. Di percabangan aliran gas dibagi jadi dua. Satu menuju Sc-01 untuk nanti dipakai sebagai fluidizing gas pendingin. Sedang sisanya ada di purging. Di Sc-01 terjadi proses terpisahnya urea serta melamin yang terikut di off gas . Lalu off gas disentuhkan bersama lelehan urea yang mempunyai suhu 249,043ºC jadi suhunya off