Studi komparasi perestasi belajar antara siswa kelas reguler di sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 2 Ciputat

STUDl KOMP ARASI PRESTASI BELA.JAR ANTARA SISW A
KELAS AKSELERASl DENG AN SISW A KELAS REGULER
DI SEK OLAH MENENGAH PERT AMA NEGERI (SMPN)
2 CIPUTAT

OLEH:

RIF' ATUL ADA WIYAH

NIM.101011020596

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS lLMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (!JIN)
SY ARIF HIDAYATULLAH JAl(ARTA
1426 HJ2005 M

STUD I KOMP ARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA KELAS
AKSELERASI DENGAN SISWA KELAS REGULER DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI (SM:PN)
2 CIPUTAT


SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

RIF' ATUL ADA WIY AH
NIM. 101011020596
Di Bawah Bimbingan:

Drs. H. Akyas Azhari
NIP. 150 023 218

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAJ\1
FAKULTAS ILMUTARBIYAHDAN KEGURUAN
UNIVERSITJ\S ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDA YATULLLAH JAKARTA


1426 H / 2005 M

2. Bapak Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M. A., Ketua Jurnsan Pendidikan Agama
Islam dan Bapak Akhmad Sodiq, M. Ag., Sekretaris Jurnsan Pendidikan Agama
Islam.
3. !bu Dra. Heny Narendrany Hidayati, S. Ag., Dosen Pembimbing Akademik, yang
mengarahkan dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.
4. Bapak Drs. H. Akyas Azhari, Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan petunjuk yang berharga kcpada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Para Dosen, Staf Tata Usaha, Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah memberikan ilmu dan bantuan
serta kemudahan yang berarti kepada penulis selama masa per>::uliahan dan dalam
menyelesaikan skripsi.
6. Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha dan Dewan Guru SMP Negeri 2 Ciputat, yang
telah memberi izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
dalam rangka penulisan skri psi ini.
7. Kedua Orang Tua, Bapak Mushlih dan Ibu Khumaidah, penulis sampaikan
honnat, bakti dan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala kasih sayang
dan do' a mereka yang senantiasa mengiringi penulis selama ini.

8. Kakak dan Adik tercinta, Mas Farih, Mas Sugeng, Mbak Yuni, Mbak Ilul, Mbak
Azky, Adik Arina dan keponakanku Tiya, yang telah memberikan dorongan
moral berupa semangat dan do'a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar.

9. Rahman Suminto, yang dengan setia dan sabar mendampingi serta bersedia
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, mulai dari tahap pengajuan judul,
penelitian, penulisan sampai diterimanya skripsi ini sebagai persyaratan
memperoleh gelar Sarjana (S 1) Pendidikan Agama Islam.
10. Teman-teman PAI Kelas B Angkatan 2001, yang telah memberikan pengalaman
tentang bagaimana memperjuangkan tujuan dan cita-cita serta menanamkan
pentingnya arti persahabatan.
Selanjutnya disadari bahwa sungguh pun upaya untuk menghasilkan skripsi
yang terbaik sudah dilakukan, namun karena keterbatasan kemmnpuan yang dimiliki,
diakui bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.
Akhimya kepada Allah jualah penulis berdo'a mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua dan mendapat ridho dari Allah SWT. Amin Allahuma
Amin.

Jakarta, September 2005

Penulis

BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Setiap anak adalah

unik,

dalam

arti

pola,

saat pertumbuhan

dan

perkembangannya, baik tingkah laku, kepribadian, kemampuan, gaya pembelajaran

maupun latar belakang keluarga. Oleh karena itu, kurikulum dan interaksi antara
orang dewasa dengan anak harus disesuaikan dengan perkembangan masing-masing
anak. Pembelajaran pada anak harus sejalan dengan perkembangannya guna
mengidentifikasi tentang ketepatan tingkah laku, aktifitas dan materi-materi yang
diperlukan suatu kelompok anak, yang sekaligus dapat cligunakan untuk lebih
memahami pola perkembangan anak, minai, bakat, kekuatan dan pengalaman serta
guna merencanakan lingkungan pembelajaran yang sesuai.
Setiap orang tentu menginginkan putra-putrinya berhasil dalam menggapai
cita-citanya termasuk dalam ha! stucli. Oleh karena itu berbagai macam langkah
ditempuh, guna merealisasikan keinginan tersebut. Diantara Gara tersebut misalnya
dengan mencarikan sekolah favorit, menyediakan sarana belajar yang kondusif dan
bila perlu mengundang guru privat.
Untuk mewujudkan anak yang sehat, cerdas dan berprestasi tentu tak semudah
membalikkan telapak tangan. Bebagai faktor dapat mempengaruhi tumbuh kembang
anak, baik faktor genetika, perawatan yang baik pada waktu kehamilan, gizi yang
memadai baik ketika janin berada dalam kandungan maupun pada masa tumbuh

2

kembang anak, perumahan yang layak, pemeliharaan kesehatan, kasih sayang,

lingkungan serta stimulasi yang terarah.
Komponen yang tidak kalah pentingnya dalam menggali potensi anak kearah
pembentukan diri yang optimal adalah pendidikan. Pendidikan disepakati oleh
banyak ahli memiliki peran yang besar dalam menyediakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi. Lamanya mengenyam pendidikan
dinilai memiliki banyak pengaruh terhadap pembentukan claya saing seseorang.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pelmmg seseorang unluk
meningkatkan kualitas daya saing mereka dan semakin rendah tingkat pendidikan
akan semakin sulit menumbuhkan kemampuan daya saing seseorang. Oleh karena itu
tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat
menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri seorang anak.
Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalan1 UU RI No. 20 tahun
:2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah "untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, manrftri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Sehingga diharapkan pendidikan
mampu menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, yakni "mengembangkan
kemampuan dan rnembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa." 1


1

UU SISDIKNAS 2003 {UU R.l. No. 20 tahun 2003), (Jakarta: PT. Sinar Grafika Offset,
2003), cet. ke-1, h. 5-6

4

berimplikasi pada perlakuan pembelajaran yang harus disesuaikan dengan potensi
peserta didik.
Salah satu dasar pertimbangan diselenggarakannya perlakuan khusus bagi
anak yang berkemampuan tinggi adalah adanya pendidikan luar biasa bagi mereka
yang tingkat kecerdasannya jauh di bawah rata-rata. Pada umumnya mereka tidak
dapat menarik manfaat dari pendidikan biasa (reguler) yang ditujukan bagi mayoritas
peserta didik dengan tingkat kecerdasan rata-rata. Demikian pula peserta didik
dengan kemampuan dan potensi jauh di atas rata-rata, rnemerlukan perlakuan
pembelajaran khusus agar dapat mewujudkan sepenuhnya segala bakat dan potensi
yang mereka miliki, sehingga dapat dipacu perkembangan prestasi dan bakatnya.
Alternatif sistem program pendidikan. untuk anak yang berpotensi di atas ratarata cukup banyak dan bervariasi, diantaranya "Akselerasi/percepatan (kemungkinan
menyelesaikan suatu program pendidikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan),
Enrichment/pemberian pengayaan materi, Pemadatan kurikulum regnlcr dan

pengelomvokan menurut kemampuan."' Sehubungan dengan program percepatan,
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional R.I. Nomor : 054/U/1993, pasal 16 ayat 1
menyatakan s== eksplisit bahwa "setiap peserta didik yang memiliki bakat yang
_istimewa dan kcccrdasan iuar biasa dapat menyelcsaikan progrn..-n beiajar icbih a·w:tl
dru-i \Vaktu y·ang ditcntukan. セ@

f'erkt:1nbangan [Nセイゥ「オ、@
Su1niarti Pannonode\l.o, Bunga Rutn/iu.i OMセ[Lゥォッオァ@
Su.1u1Jui U'sia La;ijul, {Jakarta: U.L ?res.s, 200l), ceL ke-l, h. l i.2
3

: f)uri SUJ'i

5

Pelayanan yang demikian ini, tentu menguntungkan bagi siswa yang
berpotensi tinggi, tetapi pengorganisasiannya tentu tidak mudah, demikian pula
kemampuan yang dituntut dari guru. Sekolah Menengah Pertarna Negeri (SMPN) 2
Ciputat adalah salah satu lembaga pendidikan yang telah mendukung program
pendidikan bagi anak didik yang berkemampuan di atas rata-rata, yakni dengan

menyelenggarakan program akselerasi. Meski cukup banyak orang, termasuk para
pakar yang mempertanyakan perlunya ha! itu. Mereka berpendapat bahwa jika anak
betul-betul

mernpunyai

memenuhi kebutuhan

kemampuan

lebih

dari

teman-temannya tentu

pendidikannya sendiri. Ada juga pendapat

dapat


lain yang

menyatakan baiiwa jika seorang guru melakukan tugasnya dengan baik, maka anak
berkemampuan tinggi tidak perlu mendapatkan perlakuan pembelajaran khusus.
Keberatan yang muncul dengan adanya program percepatan ialah bahwa
mungkin siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata secara intelektual lebih
maju dari teman-teman sebayanya, namun secara sosial dan emosional kurang
matang, sehingga ha! tersebut dapat mendatangkan kesulitan baginya di dalam kelas
untuk dapat beradaptasi dengan temannya yang kronologis umurnya lebih tinggi.
Masalah lain yang timbul adalah jika kebutuhan anak dipertimbangakan clan
diprogram sedemikian rupa yakni dengan kelas akselerasi, i.pakah mereka dapat
menunjukkan peningkatan yang nyata dalam prestasi? sehingga dalam waktu yang
relatif lebih singkat, kualitas mereka tidak diragukan lagi dan bahkan secara konsisten
dapat mengimbangi prestasi peserta didik di kelas reguler.

6

Beberapa ha! diataslah yang menjadi dasar pertimbangan penelitian ini.
Bahwa pengembangan dan pemberdayaan peserta didik perlu diselenggarakan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya guna mengantarkan Indonesia ke posisi

terdepan, atau setidaknya sejajar dengan negara-negara maju lain, khususnya dalam
ha! pendidikan. Penemukenalan dan pengembangan bakat-bakat unggul yang dimiliki
pese11a didik perlu dikembangkan dan diberdayakan, khususnya dalam program
pendidikan anak berkemampuan tinggi, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik yang salah satu pelayanannya adalah melalui program akselerasi.
Mengingat perlunya mengetahui sejauh mana tingkat perbedaan prestasi
belajar antara peserta didik yang berada di kelas akselerasi dengan pese11a didik yang
berada di kelas reguler, penulis membahasnya dengan judul : "Studi Komparasi
Prestasi Belajar Antara Siswa Kelas Akse!erasi dengan Siswa Kelas Regnier di
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Ci1mtat."

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
I. Pembatasan Masalah

Banyak masalah yang terkait dengan penelitian ini, oleh karena itu perlu ada
pembatasan masalah agar tidak terjadi perluasan pembahasan yang menjadikan tidak
. terarahnya uraian dalam penelitian ini. Batasan penelitian dan pembahasan hanya
difokuskan pada siswa SMPN 2 Ciputat kelas II tahun ajaran 2004-2005, dengan
pertimbangan bahwa pada kelas tersebut telah ada siswa program akselerasi.
Sedangkan untuk kelas diatasnya yaitu kelas III belum ada siswa program akselerasi.
Hal ini mengingat penyelenggaraan program akselerasi barn be1jalan dua tahun.

7

Prestasi belajar yang dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini adalah
meliputi semua mata pelajaran dilihat dari nilai raport yang kemudian dirata-rata.
Adapun mengenai waktu penelitian masalah di atas, dilakukan pada bulan februari
sampai bulan juni (selama penulis melakukan tugas Program Profesi Keguruan
Terpadu/PPKT di SMPN 2 Ciputat).
2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
I.

Bagaimana prestasi belajar siswa kelas akselerasi?

2.

Bagaimana prestasi belajar siswa kelas reguler?

3.

Apakah ada perbedaan yang signifikan mengenai prestasi belajar a.1tara siswa
kelas akselerasi dengan siswa kelas reguler?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Untuk bisa mendapatkan hasil penelitian yang optimal maka terlebih dahulu
dikemukakan tujuan penelitian yang hendak dicapai, yaitu:
I. Untuk mengetahui perbedaan sistem pembelajaran kelas akselerasi dengan
sistem pembelajaran kelas reguler;
2. Cntuk mengetahui sejauh mana perbedaan prestasi belajar (nilai hasil evaluasi)
siswa yang tergolong dalam kelas akselerasi dengan siswa yang tergolong
dalam kelas reguler;

2. Untuk mengetahui kualifikasi penyaringan anak didik yang layak masuk ke
kelas akselerasi;

8

4. Untuk mengetuk kepedulian dan kesadaran pemerintah dan masyarakat luas
akan pentingnya pelayanan pendidikan bagi anak berkemampuan di atas ratarata.
2. Manfaat Penelitian
Yang perlu ditekankan disini bahwa penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya wawasan masyarakat luas tentang adanya program pendidikan khusus
bagi anak yang berpotensi tinggi. Selain itu dapat pula membantu mengembangkan
profesionalitas pendidik dalam membantu mewujudkan bakat, minat dan kemampuan
anak secara optimal melalui kelas akselerasi.
Mudah-mudahan juga setelah membaca hasil penelitian ini, akan dapat
memperbaiki kesalahan yang terlanjur terjadi atas perlakuan pendidikan bagi anak
yang berpotensi tinggi. Disamping itu, pula dapat meningkatkan sikap rasa ingin tahu
semua pihak tentang program pend;dikan akselerasi bagi anak berpotensi tinggi dan
terakhir semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan
bagi penyelenggaraan program pendidikan akselerasi.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I. Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
BAB 11. Kajian Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis, yang pembahasannya
meliputi Belajar (Pengertian Belajar, Hakikat Prestasi Belajar, Faktor-

9

faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar), dan Akselerasi (Pengertian
Akselerasi, Landasan Hukum dan Sasaran Program, Kualifikasi Peserta
Didik, Penataan dan Modifikasi Kurikulum, Perbedaan Belajar Tradisional
dengan Belajar Akselerasi).
BAB Ill. Metodologi Penelitian, berisi tentang Lokasi Penelitian, Populasi dan
Sampel, Metode Penelitian, Metode Pengambi!an Data, dan Metode
Analisis Data.
BAB IV. Hasil Penelitian, membahas tentang Gambaran Umum SMP Negeri 2
Ciputat, Deskripsi Data, Pengolahan dan Analisis Data serta Interpretasi
Data.
BAB V. Penutup, memuat Kesimpulan dan Saran-saran.

BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori

1. Belajar

Setiap anak sejak awal kehidupannya, senantiasa dihadapkan bahkan dituntut
untuk selalu mampu menyesuaikan diri atau bersosialisasi dengan lingkungannya.
Setiap anak harus diusahakan agar mampu berkembang secara optimal agar mereka
berhasil dengan baik dalam menghadapi setiap tantangan. Erat kaitannya dengan hal
tersebut, maka manusia tidak akan bisa dilepaspisahkan dari pendidikan. Dan
mungkin karena itulah bisa dikatakan bahwa pendidikan merupakan cara utama bagi
manusia untuk menjalani kehidupan. Tanpa pendidikan maka manusia tidak akan
berubah dari waktu ke waktu.
Pendidikan diharapkan menjadi ajang transfonnasi nilai dan pembentukan
kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya bukan hanya sebagai proses
transfer ilmu belaka. Masalah lain yang perlu mendapat perhatian adalah masalah
metode pembelajara.n yang sangat berkaimn dengan kualitas guru. Sebagian besar
guru hanya menjadikan peserta didik sebagai seorang anak yang hanya mau
.mendengar dan menerima seluruh informasi. Dalam keadaa.n demikian, perlu adanya
upaya pembaharuan, pengembangan clan pemberdayaan sistem pendidikan. Sehingga
perlu adanya perumusan kembali paradigma dan visi pendidikan agar hasil yang
diharapkan dari proses belajar lebih berdaya guna dan siap menghadapi kebutuhan
masyarakat.

13

Gredler (Margaret E. Gredler, 1986) menyatakan bahwa belajar adalah "proses
orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. " 5 Sementara itu
Gogne memberikan dua definisinya tentang belajar:
I. "Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam
pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku."
2. "Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari
instruksi. " 6
Sedangkan menurut Ernest R. Hilgard belajar merupakan "proses perbu1tan
yang dilakukan dengan

sengaja,

yang kemudian menimbulkan

adanya

perubahan." 7 Kimble dan Germazy mengartikan sebagai berikut: "Learning is

relatively permanent charge in behavioral tendency is the result of reinforced
practice. "8 Maksudnya

adalah

bahwa

praktik

yang

diperkuat/disengajfl

(reinforced practice) merupakan sebab belajar. Seseonmg dikatakan belajar jika
kemudian dia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya dia tidak dapat
melakukannya.

5

Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Stratec:i Pmbeiajaron Terhadap Hasil Be/ajar, (Jakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan, 200 I), h. 2

67

6

Roestiyah N.K., Masa/ah-masa/ah llmu Keguruan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989), h. 148

7

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1984), h. 252

8

Abd. Rahman Abror, Psikologi Per.did.'kan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), Cet. ke-4, h.

14

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Ernest, Mouly mengemukakan
bahwa "belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang
berkat adanya pengalaman. "

9

Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan halhal penting yang berkaitan dengan belajar sebagai berikut :
1. Tingkah laku
Yang dimaksud tingkah laku di sini bukanJah tingkah laku dalarn arti
popular melainkan tingkah laku dalam arti yang Iuas, meliputi tingkah
laku terbuka, yakni tingkah laku yang dapat diamati dan tingkah laku
tertutup, yakni tingkah laku yang tidak dapat diamati;
2. Perubahan
Belajar menimbu!kan adanya perubahan, yakni perubahan tingkah laku.
Perubahan ini adalah perubahan yang sadar, pe1manen, bukan karena
kematangan/bawaan;
3. Latihan
Perubahan dalarn belajar adalah perubahan karena mengalarni atau
latihan. Dengan mengalarni maka ada interaksi dengan situasi tertentu,
bahkan ada dalam situasi itu sehingga dapatlah perubahan itu dalarn
mengerti, memaharni, dapat melakukan, menjelaskan dan sebagainya.

9

George S. Mouly, Psychology For Ejfectife Teaching, (New York: Holt Rinehart And
Wbston). h. 278

15

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa yang dinamakan dengan belajar
adalah

suatu

proses

perubahan

tingkah

laku

sebagai

akibat

dari

pengalaman/latihan, yang perubahan itu disadari dan relatiftetap.
Perubahan

tingkah

laku

sebagaimana

dipaparkan

di

alas,

dapat

digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Pengetahuan (Knowledge)
Perubahan yang diharapkan adalah dari tidak mengetahui menjadi
mengetahui, dari tidak paham menjadi paham dan lain-lain, yang sifat
perubahannya adalah kognitif;
2. Keterampilan (Ski Il)
Perubahan yang diharapkan adalah dari tidak dapat melakukan, membuat,
membentuk dan sebagainya menjadi dapat melakukan, dapat membuat dan
dapat membentuk, sifat perubahannya adalah psikomotorik;
3. Sikap (Attitude)
Perubahan yang diharapkan adalah dari sikap negatif, menjadi sikap positif,
dari sikap salah menjadi sikap baik/benar. Sifat perubahannya adalah afektif. 10
Oleh karena itu. belajar merupakan proses aktif. Belajar adalah proses
mereaksi terhadap situasi yang ada di sekitar individu, diarahkan pada satu
tujuan.

Hasil

interaksi tersebut adalah perubahan tingkah laku seperti

pengetahuan, sikap, kebiasaan, keterampilan dan lain-lain. Dalam konteks inilah
belajar bisa bermakna sesuai dengan hakikat belajar sebagai suatu proses.
Lebih lanjut Shakuntala Devi menyatakan bahwa belajar merupakan bagian
dari kehidupan. Bahkan setiap langkah dari kehidupim merupakan proses

'° M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rhineka Cipta, I997), Cet. ke-l, h. 50

16

belajar. 11 Dari sini dapat dipahami bahwa kegiatan belajar yang dilakukan
manusia itu berlangsung secara terus-menerus, sepanjang hayat, di dalam sekolah
maupun di luar sekolah, dibimbing atau tidak. Belajar sekaligus merupakan suatu
keharusan bagi setiap manusia untuk melakukam1ya. demi meningkatkan
kualitasnya.

b. Hakikat Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia
pendidika.n. lstilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari
ha.sil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan mel:ihat kemajuan belajar
peserta. didik dalam ha! penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Presta.si belaja.r terdiri dari dua kata,
yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukan ha.sil
yang optimal dari suatu aktivita.s belajar sehingga artinya pun tidak dapat
dipisahkan dari pengertian belajar yang telah diuraikan sebelumnya.
"Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang tel.ah
dilalrnkan dan dikerjakan."

12

Atau dalam definisi yang lebih singl

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kompetensi profesional guru dengan ptrestasi belajar siswa : studi korelasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Legok-Tangerang

0 13 80

PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA PROGRAM KHUSUS DAN REGULER Prestasi Belajar Antara Siswa Program Khusus Dan Reguler (Studi Komparasi Di Mts Negeri 1 Surakarta Tahun 2016).

0 2 19

PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA PROGRAM KHUSUS DAN REGULER Prestasi Belajar Antara Siswa Program Khusus Dan Reguler (Studi Komparasi Di Mts Negeri 1 Surakarta Tahun 2016).

0 5 19

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sambi Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 16

PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA KELAS BOARDING SCHOOL DAN REGULER Prestasi Belajar Antara Siswa Kelas Boarding School Dan Reguler (Studi Komparasi Di Man 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015).

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Purwodadi.

2 4 18

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus pada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jumantono).

0 0 15

PEMAKAIAN DIKSI PADA KARANGAN PIDATO SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIISMP NEGERI 2 SIMO Pemakaian Diksi Pada Karangan Pidato Siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VII SMP Negeri 2 Simo.

0 2 13

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA REGULER DAN AKSELERASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 WONOGIRI.

0 0 1

Perbedaan tingkat stres antara siswa program akselerasi dan siswa program reguler : studi di Sekolah Menengah Pertama 5 Yogyakarta - USD Repository

0 0 120