Karakteristik Sampel Penelitian Karakteristik Orang Tua

39

B. Karakteristik Sampel Penelitian

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 anak balita yang dikelompokkan menjadi 42 anak balita stunting dan 42 anak balita non stunting. Data karakteristik sampel dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 12. Karakteristik Sampel Penelitian Sampel Status Gizi Anak Balita Stunting Non stunting N N Jenis kelamin Laki-laki 26 61.9 26 61.9 Perempuan 16 38.09 16 38.09 Jumlah 42 100 42 100 Umur 24-36 bulan 21 50 16 38.09 37-59 tahun 21 50 26 61.9 Jumlah 42 100 42 100 Sampel dalam penelitian ini adalah anak balita 24-59 bulan yang bertempat tinggal di wilayah Desa Kopen Kecamatan Teras Boyolali. Sampel terdiri dari 61.9 anak balita laki-laki stunting dan non stunting, anak balita perempuan terdiri dari 38.09 anak balita stunting dan non stunting. Umur anak balita 24-36 bulan ada 50 anak balita stunting dan anak balita non stunting lebih rendah yaitu 38.09, sedangkan umur 37-59 tahun ada 50 anak balita stunting dan anak balita non stunting lebih tinggi yaitu 61.9. Umur merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kebutuhan gizi seseorang. Semakin tinggi umur semakin tinggi kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehingga membutuhkan energi yang lebih besar, Hal ini dapat dilihat dari angka kecukupan gizi AKG yang dianjurkan, dimana kebutuhan zat gizi dibedakan dalam tingkatan umur dan jenis kelamin Kartasaputra, 2005. 40

C. Karakteristik Orang Tua

Karakteristik orang tua dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 13 Karakteristik Umur Orang Tua Status Gizi Anak Balita Stunting Non stunting N N Umur Ayah 20 25 59.5 18 42.8 21-49 15 35.7 23 54.7 50 2 4.7 1 2.3 Jumlah 42 100 42 100 Umur Ibu 20 10 23.8 11 26.1 21-49 31 72.8 29 69.04 50 1 2.3 2 4.7 Jumlah 42 100 42 100 Pekerjaan Ayah PNS 7 16.6 9 21.4 Karyawan Swasta 5 11.9 12 28.5 Petani 14 33.3 11 26.1 Buruh 10 23.8 5 11.9 Pedagang 6 14.2 5 11.9 Jumlah 42 100 42 100 Pekerjaan Ibu PNS 4 9.5 8 19.04 Swasta 19 45.2 22 52.3 Ibu rumah tangga 19 45.2 12 28.5 Jumlah 42 100 42 100 Pendidikan Ayah SMP 5 11.9 5 11.9 SMA 28 66.6 22 52.3 Sarjana 9 21.4 15 35.7 Jumlah 42 100 42 100 Pendidikan Ibu SMP 11 26.1 1 2.3 SMA 25 59.5 26 61.9 Sarjana 6 14.2 15 35.7 Jumlah 42 100 42 100 Jumlah anggota keluarga 4 17 40.4 14 33.3 5-6 23 54.7 26 61.9 7 2 4.7 2 4.7 Jumlah 42 100 42 100 Pendapatan UMK 15 35.7 7 16.6 UMK 27 64.2 35 83.3 Jumlah 42 100 42 100 41 Umur ayah paling tinggi pada anak balita stunting adalah kurang dari 20 tahun yaitu 59.5 sedangkan non stunting paling tinggi 21-49 tahun yaitu 54.7.. Umur ibu paling tinggi pada umur 21-49 tahun yaitu 72.8 untuk anak balita stunting dan 69.04 untuk anak balita non stunting. Usia 21-49 tahun merupakan usia dewasa untuk ibu anak balita. Usia orang tua akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita Nursalam, 2001. Pekerjaan ayah paling tinggi pada anak balita stunting adalah petani yaitu 33.3. dan anak balita non stunting adalah Karyawan swasta yaitu 28,5. Pekerjaan ibu paling tinggi pada anak balita stunting adalah swasta dan ibu rumah tangga yaitu 45.2. dan anak balita non stunting adalah swasta yaitu 32.3. Status pekerjaan orang tua sangat menentukan keadaan gizi keluarga terutama anak balita dalam hal kesediaan pangan untuk dikonsumsi balita. Orang tua yang bekerja terutama ibu akan berpengaruh terhadap kesediaan pangan, ibu yang bekerja akan menambah penghasilan keluarga untuk menyediakan makanan dalam bentuk yang bervariasi dan jumlah yang cukup Munadhiroh, 2009. Pendididkan ayah paling tinggi pada anak balita stunting dan non stunting adalah SMA yaitu 66.6 untuk stunting dan 52.3 untuk non stunting. Pendidikan ibu tertinggi pada anak balita stunting adalah SMA yaitu 59.5 dan anak balita non stunting SMA yaitu 61.9. Pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik Suhardjo, 2003. 42 Jumlah anggota keluarga tertinggi pada anak balita stunting dan non stunting adalah 4-5 orang yaitu 54.7 untuk stunting dan 61.9 untuk non stunting. Jumlah keluarga bisa membantu memperbaiki gizi, jika besar keluarga bertambah maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak yang tidak menyadari bahwa anak yang kecil memerlukan makanan relatif lebih banyak dari anak yang lebih besar untuk perbaikan gizi masa pertumbuhan Suhardjho, 2003. Pendapatan paling tinggi adalah lebih dari UMK yaitu 64.2 untuk orang tua anak balita stunting dan 83.3 untuk non stunting. Daya beli keluarga sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan keluarga, rendahnya pendapatan tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang di butuhkan. Anak balita dalam keluarga miskin rentan terhadap gizi kurang karena makanan yang dikonsumsi kurang, akibat dari kurangya penghasilan keluarga Suhardjo, 2003.

D. Status Gizi Anak Balita

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN, VITAMIN A DAN PERILAKU KADARZI PADA ANAK BALITA STUNTING DAN NON STUNTING Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A Dan Perilaku Kadarzi ada Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Desa Kopen Kecam

0 3 17

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A Dan Perilaku Kadarzi ada Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 2 6

TINJAUAN TEORITIS Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A Dan Perilaku Kadarzi ada Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 3 17

METODE PENELITIAN Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A Dan Perilaku Kadarzi ada Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 3 13

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A Dan Perilaku Kadarzi ada Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 5 5

PUBLIKASI KARYA ILMIAH PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN, VITAMIN A DAN Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A Dan Perilaku Kadarzi ada Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Desa Kopen Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 2 16

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO ANTARA ANAK BALITA STUNTING DAN NON Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro Antara Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupa

0 0 17

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro Antara Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 0 6

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro Antara Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 0 5

NASKAH PUBLIKASI Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro Antara Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 0 16