Obat golongan narkotika biasa digunakan sebagai anestesi dan analgetik dalam bidang kesehatan, misalnya : opium, coca, ganja, morfin,
heroin, dan lain sebagainya. Untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter asli tidak menggunakan kopi resep dan hanya tersedia di Apotek
karena penggunaan obat narkotika diawasi dengan ketat.
c. Cara Penggunaan Obat
Penggunaan obat harus dalam dosis dan jumlah yang tepat disertai informasi yang lengkap dan tidak menyesatkan. Diharapkan pasien menerima
obat yang benar sesuai dengan kebutuhan klinis dengan dosis sesuai kebutuhan Adisasmito, 2012.
Cara dan tujuan penggunaan obat adalah sebagai berikut Anief, 2000:
1 Oral Cara penggunaan obat yang masuk melalui mulut. Cara oral relatif
aman, praktis, ekonomis tetapi timbulnya efek lambat, kemudian tidak cocok untuk pasien yang sering diare, muntah, tidak sadar, rasanya tidak
enak. Penggunaan oral adalah yang paling murah, aman dan
menyenangkan. Tetapi ada beberapa obat yang mengalami perusakan oleh cairan lambung atau usus jadi tidak cocok untuk oral. Pada pasien yang
butuh onset cepat, mengalami koma, dan muntah tidak dapat menggunakan obat dengan oral.
2 Sublingual Penggunaan obat dengan cara dimasukkan dibawah lidah. Cara
sublingual bertujuan agar efek lebih cepat karena dibawah lidah terdapat pembuluh darah pusat sakit. Misalnya pada penyakit jantung dan bila obat
melalui lambung obat akan dirusak. 3 Inhalasi
Cara penggunaannya dengan menyemprotkan ke mulut. Absorpsi akan lebih cepat dan homogen, dapat diberikan langsung pada bronkus,
kadar obat dapat dikontrol. Tetapi cara inhalasi ini kekurangannya memerlukan alat dan metode khusus, toksisitas pada jantung, sukar
mengatur dosis. 4 Rektal
Penggunaan obat dengan cara melalui dubur. Cara rektal bersifat lokal dan digunakan untuk obat yang sistemik. Tidak dapat dilakukan
dengan cara oral karena iritasi lambung dan bisa juga obat bersifat terurai di lambung. Misalnya asetosal, barbiturat, parasetamol.
5 Pervaginal Cara menggunakannya dengan memasukkan obat ke vagina.
Bentuk obat hampir sama seperti obat rektal. Contoh, pada penderita keputihan.
6 Parenteral Penggunaan obat dengan memasukkan ke dalam tubuh selain
saluran cernatidak melalui mulut. Cara parenteral dapat dilakukan pada pasien yang tidak sadar, diare, sering muntah, sulit menelan, mengalami
iritasi lambung dan bisa juga cara parenteral digunakan bila obat dapat rusak di saluran cerna dan hati. Tetapi cara parenteral kurang aman, karena
membutuhkan tenaga medis. Misalnya suntikan atau insulin. 7 Topikal
Cara penggunaan obat yang sifatnya lokal. Cara topikal ini sering digunakan pada pasien luka luar atau iritasi ringan. Misalnya pada obat
tetes mata, salep, obat telinga.
d. Efek Samping Obat