Pembebanan Struktur Perencanaan Struktur Atap Rangka Baja 1. Perencanaan gording

B. Perencanaan Struktur Plat Lantai dan Tangga 1. Perencanaan plat

Plat merupakan struktur bidang datar tidak melengkung yang jika ditinjau secara 3 dimensi mempunyai tebal yang jauh lebih kecil dari pada ukuran bidang plat. Untuk merencanakan plat beton bertulang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan, tapi juga ukuran dan syarat-syarat tumpuan pada tepi yang menentukan jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan.

2. Perencanaan tangga beton bertulang

Tangga adalah bagian dari bangunan gedung yang berfungsi sebagai alat penghubung dari tingkatan-tingkatan lantai bangunan gedung tersebut. Tangga berfungsi sebagai penghubung lantai tingkat yang satu dengan lantai tingkat yang lain. Semakin datar suatu tangga akan semakin mudah untuk digunakan. Penentuan sudut kemiringan suatu tangga tergantung dari fungsikeperluan tangga yang akan dibangun. Sebagai pedoman dapat diambil ketentuan sebagai berikut Asroni, 2007: 1. Tangga mobil masuk garasi   max = 12,5  atau 1: 8 2. Tangga di luar bangunan   max = 20  atau 1: 5 3. Tangga gedung bangunan umum   max = 30  - 35 4. Tangga curam  41º, untuk basement   max = 45  untuk menara tandon air   max = 75  - 90

B. Perencanaan Balok Dengan Sistem Daktail Parsial 1. Perhitungan penulangan memanjang balok.

Hitungan tulangan memanjang balok dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut : 1a. Menghitung momen perlu M U balok dengan memilih nilai yang paling besar dari nilai M U. 1b. Menghitung jumlah tulangan.

2. Perhitungan momen rencana M

r balok 1. Menghitung luas tulangan tarik dan tekan A s dan A s ’ 2. Menghitung nilai a 3. Dihitung tegangan tulangan tekan f s ’

3. Perhitungan tulangan geserbegel balok

Pemasangan begel balok di daerah sendi plastis sepanjang 2.h dari muka kolom dibuat lebih rapat daripada di bagian tengah bentang di luar 2.h.

D. Perencanaan Kolom Dengan Sistem Daktail Parsial 1. Perhitungan tulangan memanjang kolom

Hitungan tulangan memanjang kolom pada struktur dengan daktilitas parsial, dilaksanakan sebagai berikut : 1. Dihitung momen perlu M u,k dan gaya normal aksial perlu N u,k 2. Dihitung luas tulangan memanjang kolom A s,t

2. Perhitungan tulangan geserbegel kolom

Begel pada daerah sendi plastis dipasang lebih rapat dari pada bagian luarnya. Proses hitungan begel kolom dilaksanakan sebagai berikut : 1. Dihitung momen kapasitas kolom dengan membuat diagram interaksi kolom. 2. Dihitung gaya geser perlu kolom V u,k , dipilih yang terkecil. 3. Dihitung gaya geser yang ditahan begel V s,k 4. Dihitung luas begel perlu A v,u untuk setiap 1 meter panjang kolom S = 1000 mm, dipilih yang terbesar diantara A v dan A v,min 5. Dihitung jarak begel s dengan memilih begel n kaki menggunakan diameter tulangan polos dp = y.

E. Perencanaan Pondasi

Hitungan perencanaan pondasi dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut : 1. Perhitungan kekuatan tiang tunggal 2. Perhitungan jumlah tiang dan daya dukung kelompok tiang 3. Kontrol daya dukung maksimum tiang pancang 4. Kontrol tegangan geser dan penulangan poer pondasi 5. Perhitungan tulangan dan kontrol tegangan beton dan baja tiang 6. Perencanan sloof

BAB IV METODE PERENCANAAN

Perencanaan gedung ini dilaksanakan dalam 6 enam tahap seperti terlihat dalam bagan alir pada Gambar IV.1, yaitu sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Hotel 4 Lantai + 1 Basement Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Surakarta.

0 1 26

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAIDAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP Perencanaan Gedung Perhotelan Empat Lantai Dan Satu Basement Di Pacitan Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 1 25

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN EMPAT LANTAI SATU BASEMENT DI SURAKARTA Perencanaan Gedung Perkuliahan Empat Lantai Satu Basement Di Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 0 25

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN EMPAT LANTAI SATU BASEMENT DI SURAKARTA Perencanaan Gedung Perkuliahan Empat Lantai Satu Basement Di Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 1 19

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN EMPAT LANTAI 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA.

0 1 4

PERENCANAAN GEDUNG SWALAYAN EMPAT LANTAI DENGAN BASEMENT DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH.

0 0 3

PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN EMPAT LANTAI DENGAN SATU BASEMENT PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN EMPAT LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI YOGYAKARTA (Menggunakan Prinsip Daktilitas Tingkat 3).

0 0 20

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATASEMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTADENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Atas Empat Lantai Dan Satu Basement Di Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 1 21

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATASEMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA Perencanaan Gedung Sekolah Menengah Atas Empat Lantai Dan Satu Basement Di Surakarta Dengan Prinsip Daktail Parsial.

0 0 14

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Perencanaan Gedung Sekolah 4 Lantai ( 1 Basement ) Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Sukoharjo.

0 0 24